Perang Darat di Afghanistan
AS Gunakan Senjata Penghancur Bunker
Setelah berhasil melemahkan pertahanan
anti-udara Taliban dalam lima hari serangan udara, pesawat-pesawat
tempur AS kini mengincar pusat-pusat komando pasukan Taliban yang
bersembunyi dalam bunker-bunker bawah tanah. Selain itu, AS juga mulai
mengincar sasaran darat, baik yang bergerak maupun yang tidak.
Demikian
disampaikan oleh seorang pejabat AS yang tak bersedia disebutkan
namanya Rabu (10/10), di Washington. Untuk menghancurkan bunker-bunker
itu, Pentagon menggunakan bom-bom 2.250 kilogram yang dikenal sebagai
bom ‘penghancur bunker’.
Penghancuran bunker Taliban dan penghancuran sasaran darat itu merupakan langkah AS untuk melemahkan pertahanan darat Taliban. Lebih lanjut, hal itu merupakan langkah persiapan jika nanti AS mulai melakukan serangan darat ke Afghanistan, untuk menangkap Osama bin Laden dan para anggota kelompok teroris al-Qaeda.
Pentagon sendiri sampai saat ini tidak mengumumkan operasi penghancuran bunker Taliban itu secara resmi. Tetapi, salah satu staf Pentagon yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, target utama serangan penghancuran bunker ini adalah sebuah bunker yang berfungsi sebagai pusat komando Taliban, yang terletak di dekat Kandahar.
Bunker pusat komando Taliban itu akan dihancurkan dengan sebuah bom 2.250 kg, yang dikendalikan laser. Meskipun demikian, sumber itu tidak tahu apakah rencana serangan itu telah dilakukan atau belum, dan jika sudah, bagaimana hasil serangan tersebut.
Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld sebelumnya memang mengisyaratkan, serangan AS berikutnya akan ditujukan pada pusat-pusat komando Taliban.
”Pusat komando dan struktur-struktur pemerintahan Taliban mungkin masih utuh hingga kini,” katanya sebagaimana dikutip oleh CBS News, Selasa (9/10).
Sedangkan untuk menghancurkan sasaran darat, baik yang bergerak maupun tidak, pesawat-pesawat tempur AS akan menggunakan amunisi ganda dan bom anti personil yang jika meledak terbagi menjadi pecahan-pecahan kecil. Senjata itu, antara lain, akan digunakan untuk menembak konvoi pasukan atau kendaraan lapis baja Taliban.
Penghancuran bunker Taliban dan penghancuran sasaran darat itu merupakan langkah AS untuk melemahkan pertahanan darat Taliban. Lebih lanjut, hal itu merupakan langkah persiapan jika nanti AS mulai melakukan serangan darat ke Afghanistan, untuk menangkap Osama bin Laden dan para anggota kelompok teroris al-Qaeda.
Pentagon sendiri sampai saat ini tidak mengumumkan operasi penghancuran bunker Taliban itu secara resmi. Tetapi, salah satu staf Pentagon yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, target utama serangan penghancuran bunker ini adalah sebuah bunker yang berfungsi sebagai pusat komando Taliban, yang terletak di dekat Kandahar.
Bunker pusat komando Taliban itu akan dihancurkan dengan sebuah bom 2.250 kg, yang dikendalikan laser. Meskipun demikian, sumber itu tidak tahu apakah rencana serangan itu telah dilakukan atau belum, dan jika sudah, bagaimana hasil serangan tersebut.
Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld sebelumnya memang mengisyaratkan, serangan AS berikutnya akan ditujukan pada pusat-pusat komando Taliban.
”Pusat komando dan struktur-struktur pemerintahan Taliban mungkin masih utuh hingga kini,” katanya sebagaimana dikutip oleh CBS News, Selasa (9/10).
Sedangkan untuk menghancurkan sasaran darat, baik yang bergerak maupun tidak, pesawat-pesawat tempur AS akan menggunakan amunisi ganda dan bom anti personil yang jika meledak terbagi menjadi pecahan-pecahan kecil. Senjata itu, antara lain, akan digunakan untuk menembak konvoi pasukan atau kendaraan lapis baja Taliban.
Persiapan Serangan Darat
Sementara itu, seorang pejabat Pakistan yang tak bersedia disebutkan
namanya Kamis (11/10) mengatakan, untuk pertama kalinya pesawat dan
pasukan AS mendarat di Pakistan.
Menurutnya, lebih dari 15 pesawat militer AS, termasuk pesawat C-130,
telah lebih dari dua hari lalu berada di pangkalan udara Pakistan yang
terletak di Jacobabad, sekitar 150 mil dari perbatasan
Pakistan-Afghanistan. Pangkalan udara lain yang digunakan sebagai
pangkalan pasukan AS adalah pangkalan udara di Pasni, 300 kilometer
sebelah barat Karachi.
Pemberian izin penggunaan pangkalan udara Pakistan itu terkesan
diam-diam, karena menimbulkan protes keras dari masyarakat Pakis-tan,
yang tidak menginginkan kehadiran pasukan AS di wilayah negaranya. Dalam
pernyataan-pernyataan umum, yang dikemukakan pemerintah Pakistan, izin
penggunaan pangkalan udara itu tidak diakui.
Juru bicara pemerintah Pakistan, Anwar Mehmood, Kamis (11/10)
mengatakan, Pakistan hanya memberikan bantuan intelijen dan logistik
pada Amerika, tetapi tidak memberikan izin penggunaan wilayah Pakistan
untuk pangkalan militer.
Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Syed Mustafa Anwer Husain, yang
ditemui SH Selasa (9/10) juga menegaskan, negaranya tidak akan
mengizinkan penggunaan wilayah sebagai pangkalan pasukan AS.
”Kami (Pakistan) sangat menyesalkan serangan tragis yang terjadi di
Amerika itu, dan mengutuk keras terorisme. Di Pakistan sendiri, sering
terjadi serangan teroris, seperti peledakan bom di jalan, sekolah,
bahkan di masjid. Karena itu, kami juga mendukung upaya pemberantasan
terorisme internasional,” kata Husain.
”Hanya saja, kami tidak mengizinkan pasukan AS berada di wilayah kami,
dan menggunakan Pakistan sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan
militer pada Afghanistan, karena kami berkepentingan menjaga hubungan
baik dengan negara itu. Kami memberikan bantuan dalam bentuk bantuan
informasi intelijen dan logistik,” tambah mantan siswa Seskoad Bandung
tersebut.
Penggunaan pangkalan udara di Pakistan, sebenarnya juga mendatangkan
resiko bagi Amerika. Secara militer, negara itu memang merupakan wilayah
yang paling menguntungkan sebagai pangkalan pasukan. Tetapi, secara
politis, Pakistan merupakan wilayah yang paling merugikan.
Jika berpangkalan di Pakistan, pasukan Amerika akan memasuki wilayah
Afghanistan dari selatan, daerah yang dikuasai Taliban. Selain itu,
mereka menghadapi rakyat Pakistan yang juga pro-Taliban. Syed Mustafa
Anwer Husain, bahkan mengumpamakan tindakan Amerika menempatkan
pasukannya di Pakistan itu seperti ‘menusuk punggung sendiri.
Serangan Darat, Dilematis
Serangan darat, tampaknya memang telah dipersiapkan baik oleh pihak
Amerika maupun Afghanistan. AS mempersiapkan serangan itu dengan jalan
terlebih dulu melemahkan bunker pusat komando pasukan Taliban, dan
pertahanan darat Taliban lainnya.
Bagi AS, serangan itu merupakan pilihan yang dilematis. Serangan darat
itu memang diperlukan untuk menangkap Osama bin Laden dan anggota
kelompok al-Qaeda, tetapi di lain sisi, serangan itu bisa menyulitkan
posisi Amerika.
Jika serangan darat dilaku-kan, pasukan Taliban mungkin akan menggunakan
taktik perang gerilya, yang memang diuntungkan oleh medan alam
Afghanistan. Taktik perang gerilya itu pernah dilakukan Taliban dalam
melawan Rusia pada tahun 1979 – 1989, dan terbukti berhasil dengan
berakhirnya pendudukan Rusia di Afghanistan.
Wilayah negara yang tak memiliki wilayah laut itu, memang hampir
seluruhnya berupa pegunungan yang sangat curam, penuh dengan tebing,
lereng dan jurang. Pasuk-an Taliban memanfaatkan medan alam yang
demikian untuk melakukan taktik ‘hit and run’, serta bersembunyi di
antara gunung-gunung.
Begitu cerdiknya pasukan Taliban memanfaatkan medan alam itu, sehingga
Dubes Pakistan untuk Indonesia, Syed Mustafa Anwer Husain, sambil
tertawa mengatakan, pasukan Taliban tidak butuh peluru jika menghadapi
serangan darat. Mereka cukup hanya dengan menggulingkan batu dari atas
gunung, diarahkan pada pasukan musuh yang berada di bawahnya.
Komentar Anwer Husain itu memang hanya gurauan, tetapi setidaknya
mencerminkan situasi sebenarnya, yaitu bahwa pasukan Taliban sangat
diuntungkan oleh medan alam mereka jika menghadapi serangan darat.
Karena itu, meskipun Ame-rika menunjukkan indikasi ingin melakukan
serangan darat untuk menangkap Osama bin Laden beserta jaringan kelompok
teroris al Qaeda yang dipimpinnya, perang darat mungkin bisa menjadi
pukulan bagi Amerika.
Mungkin itulah yang dimaksudkan oleh Duta Besar Afghanistan untuk
Pakistan, Abdul Salam Zaeef, pada saat ia mengatakan, ”Jika pasukan
Amerika memasuki Afghanistan, maka perang yang sesungguhnya baru akan
dimulai. Sekarang perang itu belum dimulai.”
Optimisme Amerika, sebagai kekuatan besar, dalam menghadapi Afghanistan
bisa berputar 180 derajat jika mereka mengadakan serangan darat, dan
menghadapi taktik gerilya pasukan Taliban yang sangat diuntungkan oleh
kondisi alam Afghanistan. Bukankah kekalahan Rusia telah membuktikan hal
itu?
Sumber : Sinar Harapan
Posted by Infolahta Ditziad
https://zeniad.wordpress.com/2009/02/09/perang-darat-di-afghanistan/
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.