7 Juni 2013
Skema Pemancar Tabung AM 80 - 100 M
Tulisan
ini saya tulis dalam rangka mengenang masa lalu yang indah sekitar
tahun 80an dalam menggeluti utak atik hobi elektronika. Alat alat yang
pernah saya buat ada berbagai macam muali mainan seperti bell, suara
burung hingga kebutuhan sehari hari seperti tape, amplifier dan
sebagainya. Sayapun pernah mencoba membuat walky talky yang kitnya dapat
dibeli dipasar, khususnya di pasar Cikapundung Bandung. Walky talky
selesai dirakit, tak lama kemudian terdengar dari pesawat yang baru saja
dirakit tersebut, orang orang sedang ngobrol silih berganti.
Ya
ternyata obrolan tersebut berasal dari pesawat Citizen Band (CB) yang
bekerja pada frekuensi 27 MHz sama dengan frekuensi kit walky talky yang
saya rakit.. Sayapun
mencoba memanggil orang orang tersebut.namun tidak ada respon dari
mereka, mungkin frekuensi tidak pas (zero beat) dengan CB atau walky
talkynya yang tidak kuat pancarannya serta antena yang tidak match atau
sesuai ukurannya. Maklum ilmu elektronika tersebut saya pelajari secara
otodidak yang tidak didapat dari bangku resmi, sehingga dalam merakit
hanya meraba raba saja tanpa dibarengi teori yang benar. Dan akhirnya
kit walky talkypun jadi bangkai.
Pada
sekitar tahun 1982an saat saya masih sekolah, biasanya pada malam hari
saat selesai membuka buku buat persiapan sekolah esok hari, sering kali
saya memindahkan saluran radio ke band SW1 untuk mencari lagu lagu dari
para amatir yang sengaja mem’broadcast” memutar lagu lagu, karena pada
waktu itu di band MW jika lewat tengah malam tidak ada lagi stasiun
radio yang siaran.
Di
band inilah saya sering mendengarkan orang terlibat pembicaraan (QSO)
silih berganti. Obrolanpun sering menyangkut masalah tehnik pemancar
yang mereka miliki. Hingga sayapun mempunyai keinginan seperti mereka
bisa mempunyai pemancar radio untuk memutar lagu lagu, selain itu juga
untuk saling mengenal sesama amatir antar daerah lokal bahkan luar kota
jika memungkinkan.
Saat
masih menjadi pelajar sehabis pulang sekolah saya sering mampir main ke
perpustakaan yang berada di jalan Cikapundung Timur persisnya berada di
belakang Gedung Merdeka, untuk mencari buku buku yang berkaitan dengan
hobi elektronika. Kalau tidak salah untuk meminjam buku dari
perpustakaan tersebut gratis. Dari perpustakaan tersebut saya
mendapatkan skema skema mengenai pemancar AM 80 meter band, yang saat
itu banyak terdapat dalam buku terbitan Prakarya Internasional karya J
Canny. ( J Canny adalah kepala sekolah saya di STM Prakarya
Internasional Bandung).
Pada
waktu itu saya pernah mencoba merakit pemancar AM 80m ini menggunakan
transistor 3 tingkat yang rangkaiannya saya ambil dari sebuah buku yang
saya pinjam dari perpustakaan tersebut. Namun karena tidak ada yang
membimbing pada saat perakitannya, maka saya tidak mengetahui bagaimana
signal oscillator keluar dengan benar atau bagaimana cara mendapatkan RF
yang besar, maka gagalah perakitan pemancar (TX) tersebut .
Setelah
tamat sekolah, saya bertemu kawan lama Dadan namanya yang ternyata dia
telah lebih dahulu mempunyai TX yang bekerja pada gelombang 100 M ini.
Lalu dia menawarkan untuk meminjamkan TX tersebut kepada saya. Tanpa
pikir panjang disertai perasaan senang maka saya langsung terima tawaran
tersebut. Akhirnya pemancarpun saya boyong kerumah. Pesawat pemancar
milik dia kalau tidak salah memakai 6V6 dan 6L6 dengan tegangan 300V.
Namun sungguh sangat kecewa karena pesawat tidak dapat digunakan di
rumah saya, sebab rumah saya menggunakan daya listrik hanya 250 Watt
dengan tegangan 110 Volt .Pada waktu itu setiap menjalankan TX, MCB di
rumah selalu turun dan matilah listrik dirumah. Pupuslah sudah harapan
untuk memiliki TX karena situasi dan kondisi yang ada tidak mendukung,
padahal komponen untuk merakit TX sebagian telah saya miliki seperti
tabung 6AQ5 dan 6L6 serta varco logam hasil berburu ke pasar loak
Jatayu. Pasar tersebut sangat terkenal dikalangan para Breaker barudak
cepe baik dari dalam kota Bandung maupun dari luar kota Bandung.
Harapan
merakit pemancar tumbuh kembali saat membaca majalah ELEKTRON yang
sangat dikenal oleh para penghobi elektronika di seluruh tanah air.
Dimana pada majalah tersebut, dalam salah satu halaman terdapat ulasan
cara mendapatkan tegangan 30 Volt dari trafo yang hanya 15 Volt saja
untuk menghidupkan Power Amplifier STK 015. Awalnya saya tidak tertarik
dengan artikel tersebut karena memang tidak dibutuhkan, namun beberapa
minggu kemudian saya teringat kembali akan pesawat yang akan dirakit.
Dari artikel tersebut saya mencoba mengaplikasikannya untuk menaikan
tegangan dari 110 Volt menjadi 220 Volt tanpa menggunakan trafo step up
(pudding).
Setelah saya coba praktekan rangkaian tersebut ternyata
berhasil berhasil berhasil (kaya Dora aja). Dari hasil pelipat tegangan
(doubler) tersebut didapatkan tegangan 300Volt DC, mungkin cukup untuk
mensupply kebutuhan pemancar. Dan yang terpenting adalah listrik cukup
kuat tanpa harus turun MCB untuk mengaktifkan sebuah pemancar.
Setelah diyakini dapat digunakan maka dirakitlah pesawat tersebut
sehabis pulang dari kerjaan sebab saat itu saya telah bekerja. Entah
berapa lama, saya sudah lupa untuk membangun pesawat itu hingga beres.
Perakitan hanya pada pesawat pemancar saja sebab modulator telah saya
miliki saat masih sekolah dengan STK 015.
Dan
tibalah hari minggu yaitu saat untuk menguji cobakan pesawat TX
tersebut. Setelah mencari dan mendapatkan rekan rekan yang berQSO, saya
tune oscillator pada frekuensi yang mereka mereka gunakan hingga zero
beat, lalu saya atur kekuatan pemancar dengan mengatur varco loading
final. Lalu saya ucapkan “Brik…. Brik apakah bisa dimonitor gitu”,
Ucapan tersebut merupakan ucapan sapaan salam dikalangan breaker jika
ingin bergabung pada mereka obrolan mereka. Sesaat setelah itu mereka
membalas “Go Hed Briker” ternyata mereka merespon dan mempersilahkan
masuk pada saya.
Waahhh alangkan senangnya hati ini saat dapat diterima
diantara mereka. Sambil sedikit gemeteran saya membalas ucapan mereka
“Gimana punya saya diterima disana, sementara anda punya saya terima 59
pada indicator mencapai 80, tidak ada brooming dan haming, GANTI”. Lebih
senang lagi saat menerima report dari mereka yang menyatakan dapat
diterima dengan baik serta clear tanpa haming dan brooming.
Banyak
istilah atau kata sandi yang biasa digunakan dalam sebuah obrolan/QSO
dikalangan breaker. Istilah istilah dalam ber QSO/obrolan tersbut
biasanya menggunakan kata, huruf dan angka sandi yang mungkin agak susah
bagi monitor baru atau orang baru bergabung menjadi komunitas mereka.
Bagi saya istilah istilah sandi tersebut sudah tidak menjadi kendala
lagi, sebab jauh sebelum mempunyai pesawat pemancar ini saya sudah
sering mendengarkan / monitor pembicaraan diantara teman teman breaker
baik di 80 M maupun di100M melalui radio AM pada band SW 1.
Tanpa menggunakan trafo.
Berikut adalah skema pemancar tabung
yang pernah saya buat, menggunakan 6AQ5 dan 6L6. Power supply yang saya
gunakan tidak menggunakan trafo step up seperti pada umumnya teman
teman lain melainkan dari aliran listrik PLN langsung masuk ke double
rectifier (penyearah dua kali lipat ). Listrik yang saya gunakan dirumah
sebesar 110V, setelah keluar dari double rectifier tersebut terukur
300VDC lebih, lumayanlah buat ngangkat 6AQ5 serta 6L6 tersebut.
Namun
harus hati hati dalam memasukan colokan ke saluran PLN jangan sampai
terbalik, jika terbalik cacisnya bisa nyetrum. Nah untuk mengatasi
masalah tersebut saya buat casis manggunakan bahan anti konduksi seperti
Triplek, sehingga saya bebas memasukan colokan listrik tanpa takut
tersengat listrik lagi.
Dari pesawat tersebut dengan memakai antene long wire dengan tinggi
tiang bambu 8 M dan diujungnya 2 M ( antene menukik ) jika propagasi
lagi baik pernah menjajal hingga ke Jawa Tengah, Banten dan Lampung.
Untuk memperjelas klik pada gambar.
Pemancar Tabung AM 80 - 100 M |
Rangkaian Double Rectifier dari 110 V ke 300 V |
Rangkaian Penyearah Langsung |
Nah
rekan rekan saya mohon maaf apabila tidak terdapat foto pesawat
pemancarnya karena bangkainyapun telah lenyap entah kemana. Bagi rekan
rekan yang mengetahui rangkaian diatas mohon dikoreksi bila terdapat
kekeliruan terutama pada kaki tabung, sebab sudah terlalu lama sekitar
25 tahun lebih tidak bermain main dengan tabung RF.
Salam 73 88. Cerioooooo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.