Aliansi Pertahanan AS-Australia (ANZUS) Berusia 61 Tahun
Kedatangan pasukan AS tersebut merupakan bagian kesepakatan antara
Washington dan Canberra untuk mendirikan sebuah pusat latihan permanen
bersama kedua negara. Kedua negara mengumumkan pada bulan November tahun
ini, akan mengirimkan pesawat tempur AS ke Australia untuk melindungi
kepentingan AS di seluruh Asia. PM Australia, Julia Gillard mengatakan
dalam sebuah pernyataan bahwa rotasi enam bulan pertama tidak termasuk
alat berat, kendaraan atau pesawat. PM Gillard menyatakan, “There are no US military bases in Australia, and this will not change,” tegasnya.
Duta Besar AS untuk Australia, Jeffrey Bleich, pada upacara penyambutan
tersebut menyatakan bahwa kawasan Asia-Pasifik adalah wilayah “paling
dinamis di dunia”. Selanjutnya dikatakannya “This is the fastest
growing economic area and also the one that is enduring the greatest
demographic change and we want to make sure that it continues to be a
peaceful, prosperous and stable area,”tegasnya. Cara kita mencapai
kondisi tersebut adalah dengan memastikan bahwa rute perdagangan tetap
terbuka dan bahwa kita siap untuk menghadapi setiap masalah yang
sewaktu-waktu akan muncul.
Menanggapi kekhawatiran yang muncul di China, dengan adanya tuduhan
bahwa penggelaran kekuatan AS di Australia adalah bagian strategi yang
lebih besar untuk mengepung China dibantah oleh Menhan Australia Stephen
Smith. Dia menyatakan bahwa tidak benar hubungan militer yang lebih
erat antara Australia dan Amerika Serikat adalah respon terhadap
pertumbuhan yang pesat dari militer China, yang kini merupakan mitra
dagang paling penting bagi Australia.
Selanjutnya dia menyatakan, “The world needs to essentially come to
grips with the rise of China, the rise of India, the move of strategic
and politicaland economic influence to our part of the world.” Hal serupa juga pernah dinyatakan dinyatakan oleh Presiden Barack Obama pada bulan November tahun lalu yang mengatakan bahwa “The
notion that we fear China is mistaken. The notion that we are looking
to exclude China is mistaken …. we welcome a rising, peaceful China.” Bahwa AS dan Australia tidak takut dengan perkembangan di China.
Bahasa yang disampaikan oleh para pejabat tinggi di Australia adalah
bahasa diplomatis dalam rangka menetralisir kecurigaan para pejabat di
China terhadap upaya pengepungan aliansi Barat terhadap perkembangan di
China. Langkah AS-Australia adalah langkah balance of power yang
merupakan langkah nyata untuk pengamanan kawasan Asia-Pasifik seperti
yang dikatakan Dubes AS, sebagai kawasan paling dinamis dan daerah
dengan perekonomian yang paling berkembang di dunia.
Aliansi militer AS-Australia seperti yang dikatakan Menhan Australia
sudah berusia 61 tahun, dimana pada Tahun 1951 di San Fransisco ditanda
tangani Pakta Pertahanan ANZUS (Australia, New Zealand-US). Pada Tahun
1984, pemerintah New Zealand (Selandia Baru) memberlakukan kebijakan
yang kemudian menjadi undang-undang, yang melarang kapal-kapal bertenaga
nuklir dan pembawa senjata nuklir untuk singgah di pelabuhan Selandia
Baru.
Kebijakan ini memicu perselisihan antara Selandia Baru dengan AS. Pada
tahun 1986, AS menyatakan tidak lagi menjamin keamanan Selandia Baru
berdasarkan Pakta ANZUS. Pakta ANZUS kini hanya dilakukan antara
AS-Australia, yang hingga tahun 2012 ini telah berusia 61 tahun. Oleh
karena itu kedatangan pasukan AS ke Australia dinyatakan oleh Menhan
Stephen Smith sebagai sebuah sejarah penting.
Pada masa lalu, pembentukan aliansi ANZUS yang dibentuk oleh AS lebih
ditujukan untuk menahan gerak maju komunis di Asia. Selain ANZUS, pada
masa lalu di kawasan Asia Tenggara juga dibentuk aliansi SEATO (South
East Asia Treaty Organization) yang diresmikan tanggal 8 September 1954
dengan anggota Australia, Prancis, Inggris, Selandia Baru, Pakistan,
Filipina, Thailand dan Amerika Serikat dengan markas besar di Bangkok.
Pakta ini ternyata gagal mencegah kemenangan komunis di Indo Cina dan
dibubarkan pada tahun 1977.
Aliansi militer lainnya di kawasan Asia Tenggara yang masih aktif adalah
Five Power Defence Arrangements (FPDA) , yang didirikan tahun 1971,
terdiri dari Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru dan Inggris.
FPDA adalah aliansi yang melindungi Malaysia dan Singapura apabila
menghadapi ancaman akan mendapat perlindungan dan pertahanan udara. FPDA
secara rutin melakukan latihan bersama, sejak tahun 1997 latihan semkin
diintensifkan dengan sandi Flying Fish, Starfish dan Mayor Adex yang
melibatkan 35 kapal perang, 140 pesawat and 2 kapal selam. Para Menteri
Pertahanan kelima negara secara rutin mengadakan pertemuan untuk
membahas latihan bersama, stabilitas kawasan, ancaman non-konvensional
dan dampak krisis ekonomi global terhadap keamanan regional.
Itulah gambaran tentang beberapa aliansi militer di kawasan Asia
Pasifik. Pada intinya beberapa negara Barat terus merasa khawatir
terhadap gerak maju faham komunis pada masa lalu. Semua aliansi yang
dibentuk oleh negara-negara Barat (Blok AS) seperti ANZUS, NATO, SEATO
merupakan lawan dari gelombang pengaruh faham komunis di dunia. Setelah
gerak negara-negara komunis tidak menjadi ancaman utama lagi, kini
aliansi AS-Australia diperkuat khusus untuk mengamankan jalur
perekonomian mereka.
Sementara FPDA merupakan aliansi militer negara-negara persemakmuran
Inggris di Asia Tenggara. Pada intinya negara-negara Barat lebih fokus
kemungkinan ancaman dari China dan Korea Utara yang masih menggunakan
faham komunis.
Bagaimana posisi Indonesia? Sebagai negara yang berdaulat, dengan
politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia tidak bergabung
dalam sebuah pakta pertahanan. Akan tetapi Indonesia memang harus mampu
menempatkan diri dan menyesuaikan dengan perkembangan situasi kawasan
yang nampaknya bisa sewaktu-waktu bergolak dan terjadi konflik karena
persoalan ekonomi. Tidak ada pilihan lain, Indonesia harus memperkuat
diri dalam bidang pertahanan, agar duduk sama tegak dan berdiri sama
tinggi dengan beberapa aliansi yang semakin ramai di sekitarnya.
Harga diri bangsa ini terletak bagaimana kita bersama mampu menjaga
kedaulatan negara, dan kedaulatan masa kini dan masa mendatang banyak
tergantung dengan kemajuan teknologi militer. Kalau tidak maka negara
ini akan di “acak-acak” tanpa bisa berbuat apa-apa. Dan mereka akan
mengatakan “Indonesia Cemen.” Itu yang tidak kita kehendaki bersama
pastinya. Jangan lagi kita berfikir sektoral dan sempit, kita harus
lebih cerdas dan cerdik memikirkan kepentingan nasional Indonesia untuk
jangka panjang. Itulah makna Indonesia Merdeka. Prayitno Ramelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.