PERANAN WANITA
ROTE--NTT
DALAM
PEREKONOMIAN KELUARGA
Kuat dan Ulet, tetapi Tetap
Feminin
O’ELEDO-pulau Rote, suatu pagi di akhir
Agustus 2003.
Ny Lopo (45) mengayunkan
kakinya cepat-cepat, tanpa kasut, di atas pasir pantai menuju rumahnya, sambil
memikul beban berat berupa dua ikat kayu. Ketika diintip lewat lensa kamera,
bayangan sosoknya dari balik lensa seperti tuas timbangan, yang di kiri dan
kanan sama-sama seimbang memikul beban.Dia sudah sejak subuh mencari kayu
bakar. Tidak sembarang kayu yang diambil, tetapi kayu jenis kesambi yang
ketika menjadi arang, apinya membara cukup lama dan kualitas panas yang
dihasilkan cocok untuk macam-macam kebutuhan, terutama untuk menyuling nira
menjadi arak (sopi) dan memasak nira menjadi gula. Mencari kayu jenis itu
tidak mudah. Meski Ny Lopo sudah lebih dahulu menandai lokasinya, dia lebih sering
kalah cepat karena ternyata kayunya sudah lebih dahulu diambil orang. Dia pun
harus mencari ke tempat lain. Jika sudah mendapatkannya, dia harus
memotong-motongnya untuk kemudian diikat.Setiba di rumah, Ny Lopo menanak nasi
dan memanggang ikan untuk sarapan, lalu mengolah atau memasak nira menjadi air
gula (Rote = tua nasu). Atau juga menyuling nira
menjadi sejenis minuman beralkohol yang disebut arak/sopi.
Sementara itu, suaminya, setiap pagi
dan petang, menyita banyak waktu untuk menyadap nira lontar. Pagi itu tidak hanya Ny Lopo yang tampak
bekerja, tetapi masih ada banyak perempuan dewasa lainnya
"berkeliaran" di luar rumah. Ny Mat Lapa (39) sejak pukul 05.00 sudah
keluar rumah, berjalan dari kampung yang satu ke kampung yang lain untuk
menjajakan ikan hasil tangkapan suaminya. Ny Mat Lapa baru akan pulang ke rumah
menjelang jam 10.00, setelah seluruh ikannya laku. Sekitar pukul 11.00, dia
sudah menyiapkan perlengkapan untuk mengolah nira menjadi gula. Selama sekitar
tiga atau empat jam dia mengawasi tungku api yang telah diberi kuali berisi
nira, menunggu sambil mengaduk-aduknya. Di tempat lain Ny Bollu (54) tampak sedang asyik
menganyam bakal tas yang dibuat dari daun lontar, sambil duduk ditemani
suaminya di atas tikar yang juga dianyam dari daun lontar. Di dalam pondoknya
tergantung beberapa haik berisi nira, satu di antaranya hasil sadapan pagi itu
digantung tepat di depan wajah Ny Bollu.
MASIH banyak perempuan yang aktif
seperti mereka. Misalnya, Imelda Yakoba Manafe, Agustina Ledo Kama, Lince Loden Mola, dan Meri
Nggi. Mereka menggeluti pekerjaan
yang amat beragam, bekerja dari subuh hingga larut malam untuk menghidupi
keluarga dan menopang ekonomi desanya.Selain beragam, pekerjaan mereka pun
tampak jauh lebih berat jika dibandingkan, kaum pria yang kerjanya hanya pada tiga bidang, yakni menyadap nira,
nelayan, dan beternak. Pekerjaan kaum perempuan berat karena sejak bangun pagi
menyiapkan sarapan, lalu keluar rumah mencari kayu bakar atau mengambil air.
Pekerjaan itu masih ditambah lagi dengan memasak nira, mengolahnya menjadi
gula, selain menyiapkan makanan untuk waktu berikutnya. Mereka pun bisa bekerja
sambil menggendong bayi, seperti dilakukan Imelda Y Manafe ketika itu.
Selain pada waktu siang, pada malam
hari mereka juga menganyam dan menenun. O’eledo kini menjadi sentra usaha
anyam-anyaman dan tenunan. Bahan baku anyaman seluruhnya dari lontar, baik
daunnya maupun seratnya. Produk yang dihasilkan beragam, dari bakul, keranjang,
topi, tas, tikar, hingga dompet. Volume penghasilannya berlipat, karena setelah
mendapat aliran listrik mereka bisa menganyam hingga malam.Tidak hanya aktif di
dalam seluruh proses produksi, kaum perempuan O’eledo seperti juga perempuan di
daerah lain di Pulau Rote atau masyarakat berbudaya lontar, juga terlibat
aktif dalam memasarkan produk usaha mereka. Seluruh hasil usahanya, dan juga
hasil usaha keluarga kaum pria, dijual ke pasar oleh kaum perempuan.
Mereka sangat kuat dan tangguh
memikul beban, meski harus berjalan kaki berkilo-kilo-meter jauhnya ke pasar. Sama seperti saat berangkat, ketika kembali dari pasar pun mereka harus
memikul beban hasil belanja. Biasanya, barang-barang
yang diperoleh di pasar berupa kebutuhan primer seperti beras dan minyak tanah. "Pergulatan kami dari waktu ke waktu adalah untuk
pemenuhan kebutuhan primer keluarga. Belakangan ini, setelah masuknya program
penanganan kemiskinan untuk pemberdayaan perempuan kami berorganisasi dalam
pengelola kelompok usaha perempuan desa (PKUPD)," kata Lince, sekretaris
PKUPD.Didalam PKUPD, eksistensi perempuan ini lebih dari sekadar untuk
berkumpul.
Ø Di sini
mereka merencanakan kegiatan,
Ø menjalankan usaha produktif yang sudah direncanakan,
Ø mengevaluasi
kegiatan, dan
Ø mencari peluang usaha yang lebih produktif,
Ø dibandingkan dengan usaha produktif yang sudah ada.
Kuat, ulet, sabar, dan tekun,
barangkali itulah kata-kata yang tepat untuk melukiskan peran kaum perempuan
O’eledo. Mereka tidak saja berperan sebagai ibu rumah tangga yang selalu tampil
tetap feminin, tetapi jangkauan perannya sudah luas. Mereka adalah
perempuan dengan multiperan. (CAL)-Internet).
(Tambahan Penulis:
Sopi ini menurut Dr.Seno
Sastroamidjojo, dalam bukunya “Obat
Asli Indonesia, Dian Rakyat,Jakarta, 2001”, arak/sopi
yang terbuat dari bahan nira lontar
ini adalah juga merupakan obat TBC, oleh karena itu orang Rote sangat jarang terkena penyakit TBC, serta air rebusan mayang lontar dijadikan obat pegal-linu dan
pengobatan sipilis---penulis).
Jenis Pekerjaan Perempuan
Di Rote Lebih Beragam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.