alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 11 Januari 2015

SEJARAH GERAKAN KEBANGKITAN BARU (ROHANI) DI TIMOR


Sejarah Gerakan Kebangkitan Baru

(Rohani) Di  TIMOR

PENULIS : DRS.SIM0N ARNOLD JULIAN JACOB

A. Pengantar

Ketika kami (dr.P.Middelkoop)  setelah pembebasan dari penahanan Jepang di Makassar l945, kembali ke Timor dan tiba di SoE, Timor Tengah Selatan, terdapat suasana tegang dalam jemaat berbahasa Melayu di sana. Di pantai selatan, di daerah raja Amanatun, telah terjadi suatu gerakan kebangunan yang bermula di Nunkolo, tempat kediaman raja tersebut.
Gerakan ini telah tersebar luas di daerah sekitar (yaitu dalam dua daerah fettor yang tercakup dalam kerajaan itu).
Di ibu kota So’E, tempat kedudukan Ketua Klasis, suatu kelompok orang Kristen yang tidak berbahasa Timor dengan tajam mencela gerakan tersebut.
Namun Ketua Klassis, dengan disokong oleh beberapa orang lain, menaruh harapan besar akan kemampuan gerakan itu untuk menimbulkan suatu pembaharuan.
Oleh kaerena itu terjadi hal-hal yang merisaukan, seperti misalnya penyobekan buku-buku bacaan alkitab dll, maka pimpinan gereja ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang latar belakang kejadian tersebut. Untuk maksud itu dikirimkan sebuah komisi penyelidik yang terdiri dari dua orang pengantar jemaat Timor, yaitu pendeta T. Benefinit dan penginjil Isu, ditambah saya sendiri (P.Midelkop).

Setelah penyilidikan selama seminggu penuh ternyata bahwa kritik pendeta Benefinit mempunyai corak khas. Adapun pendeta Benefinit menganggap wanita penggerak gerakan tersebut sebagai keturunan keluarga yang mengenal sihir dan kemasukan (menurut peristilahan masa kini boleh dikatakan: suatu keluarga berbakat paranormal). Berdasarkan itu pendeta Benefinit bersikap menolak terhadap kejadian tersebut.
Hal ini tidak perlu mengherankan. Dalam karangan saya (P.Midelkop):’sesuatu tentang Sonba’i diterbitkan naskah tentang tindakan Bi To Noel yang menurut kepercayaan orang yang bersangkutan adalah Bi Neno Sonba’i yang telah kembali dari kerajaan maut. Wanita ini membangkitkan seorang pria bernama Efi Anone dari kampung Hue Knutu dari mati, dan ia meramalkan dan menyiarkan berita tentang pulihnya tahanan firdaus termasuk penghapusan pembayaran pajak.

B. Gerakan  Baru Keagamaan Di Timor
Akhir tahun yang lalu saya (dr.P.Middelkoop) menerima berita dari Timor yang berasal dari berbagai sumber tentang suatu gerakan ‘kebangunan baru’ yang menjelma disana. Sungguh menarik perhatian bahwa justru pada masa ketegangan dan musibah (kelaparan) gerakan-gerakan semacam  itu bermunculan. Sifat gerakan ini berbeda dengan gerakan sebelumnya, terutama ditandai oleh penyembuhan-penyembuhan melalui doa. Menarik perhatian saya bahwa dalam berita-berita itu sedikit saja disebut mengenai pengakuan dosa,  suatu gejala yang menguasai gerakan kebangunan sebelumnya.
Pendeta A.D. Fudikoa, Ketua Klassis di Baun, ibukota Amarasi, a.l. menulis:”Tahun ini (1964) terjadi suatu gerakan penyembuhan melalui doa dalam GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor) dibawah pimpinan Yohanna Ratuwalu, puteri pendeta Ratuwalu dipulau Rote.
Banyak orang sakit, orang buta, orang sakit jiwa dan penderita ayan yang benar-benar percaya kepada Yesus Kristus, disembuhkan.
Di daerah Amarasi di Baun, dari 1500 orang sakit 800 orang disembuhkan, dan di  o’EKabiti 1000 orang diantara 1500 penderita.
Bapak I. Toto, yang dahulu menjadi pembantu bahasa pada lembaga Alkitab Belanda, menulis tentang gerakan ini sebagai berikut:

“Disekitar Kupang  sendiri dalam gereja di o’Eba, Ko’Enino, Airmata, dan o’Epura, banyak terdapat penyembuhan melalui doa. Sepasang orang tua yang tinggal disebuah kampung berjarak 8 km dari O’ePura mempunyai anak usia 10 tahun yang tidak bisa berjalan karena kakinya sejak lahir terbalik kakinya. Orang tua itu menggendong anak tersebut. Tetapi anak itu tidak tertahan lagi.
Sebelum sampai ke o’Eba anak itu meronta-ronta melepaskan diri dan minta turun, ia mulai berjalan dan melonjak kegirangan. Ayahnya menangis, bersimpuh di tengah jalan raya dan bersyukur kepada Yesus Kristus, Tabib surgawi.
Seorang laki-laki bermata juling  dan orang-orang bergondok (yang banyak terdapat di Timor) pun disembuhkan.
Kelompok Ratuwalu pergi dari Kupang ke So’e. Disana sekitar 3000 orang dari daerah Molo, Amanuban dan Amanatun telah berkumpul. Dekat So’e di desa o’EBesak terjadi peristiwa seorang wanita yang sudah 4 (empat) hari meninggal sehingga mayatnya sudah berbau. Setelah diadakan pertemuan doa  dirumah tempat mayat itu berbaring, maka perempuan itu hidup lagi. Di Kefamenanu beratus-ratus orang kafir dan juga orang  Khatolik beserta orang Protestan yang suam agamanya dan sudah terasing dari gerejanya, tertarik oleh kekuatan yang merangsang dari kabar Yesus Kristus yang menyelamatkan”.

C. Keterangan khusus  tentang jemaat
Kapan, Bi Naus, Bosen—Timor
Menyusullah keterangan khusus tentang jemaat-jemaat tersebut diatas, yang di dahului keterangan pengantar singkat. Di Kapan (Timor) kami (dr.P.Middelkoop) bekerja sejak oktober 1922 sampai Pebruari 1942. Terbentuklah suatu jemaat yang subur, berkat klinik yang setiap hari saya buka, didukung oleh doa, yang banyak diberkati. menjelang akhir pendudukan Jepang bagian belakang rumah kami di Kapan terbakar karena keteledoran anak-anak sekolah yang bermain. Oleh karena itu setelah kembali dari penahanan Jepang ke Makassar, kami tidak bisa kembali ke Kapan, walaupun hal ini sangat mengecewakan semua pihak disana.
Tempat kami yang baru ialah So’e. Di Kapan pada masa itu, segera setelah pembebasan, ditempatkan seorang juru tulis baru, yaitu seorang panitera untuk daerah Molo buat peradilan adat. Juru tulis itu seorang juru tulis Tionghoa peranakan yang beragama Katolik di pulau Flores. Ia menerima obat-obatan dari pastor secara berlimpah dan memanfaatkannya dengan bijaksana. Disitu terdapat pula seorang mantri, yang tak berijasah.
Ia ini adalah seorang Timor yang bernama H. Bano’et. Mantri ini berkeluh kesah karena kami tidak bisa menyediakan obat-obatan baginya. Sebelum perang dunia kedua ia pernah menjadi pembantu perawat, dan juga bertugas membagikan obat-obatan secara teratur dalam kampung kusta di Kapan.

Orang Jepang takut sekali akan penyakit ini, mereka mengusir para penderita kusta kembali kekampung asalnya kemudian membakar rumah-rumah itu. Bagi pembantu perawat yang amat besar pengabdiannya itu hal tersebut lebih-lebih lagi menyedihkan, karena berulang–ulang orang Kristen Protestan datang padanya dan terpaksa harus dikecewakan olehnya. Sementara itu mereka bisa tertolong oleh juru tulis yang baru yang bukan saja membagikan obat-obatan, tetapi juga mengajak mereka masuk agama Katolik.
Demikianlah bapak Toto menulis (18-2-1965);

Banyak orang protestan dari Bi Naus dan sekitarnya kembali lagi kepada GMIT karena dimenangkan oleh kekuatan pertemuan-pertemuan doa ini. Kepala kampung Dosen, L.Toto, tertarik oleh kelompok ini, tetapi ia sudah masuk jemaat Pantekosta dan tetap demikian. Ia a.l. memimpin sebuah pertemuan doa dirumah Mia Tola, dikampung Kumlol, dekat Fatumnutu. Wanita itu menderita penyakit kusta yang sudah lanjut. Baginya dipersiapkan permandian dengan obat-obatan asli. Setelah mandi dimulai kebaktian doa, lalu sembuhlah ia.
 Mia O’ematan, yang telah belajar memberi pertolongan persalinan dari bidan-bidan, mengikuti sebuah kursus kilat pada dokter Zending terakhir di SoE, Dr.Stove, seorang Amerika.

Wanita itupun terangsang oleh gerakan tersebut dan secara intensif sekali terlibat dalam segala macam pertolongan pada wanita yang hamil dan akan melahirkan dan di dukung oleh doa saudara-saudara seiman. Ia bukan saja dipanggil kepada wanita-wanita hamil yang tengah dalam persalinan, tetapi juga pada wanita-wanita yang sakit. Pernah ia berkata : “Bab Koko (paman yang budiman), Saya lelah sekali”.Tetapi aku menjawab:”Kerjakanlah apa yang dikehendaki Tuhan!
Mungkin Tuhan hendak dipergunakan sebagai alatNya”. Keterangan singkat tentang kejadian terakhir ini perlu diberikan. Pada umumnya kedudukan Wanita di Timor dalam masyarakat adat ialah sebagai bawahan. Pekerjaannya ialah menanam tanaman pangan, menyiangi rerumputan, mengerjakan masak-memasak, dan memelihara ayam dan babi, tapi suatu kesadaran baru telah timbul pada kaum wanita dengan kedatangan dari Amerika Serikat, Dokter wanita,J.Horchner.
Dokter wanita itu telah bekerja di-SoE dari tahun 1947-1951, dan ia telah menjadi “tokoh” dongeng-dongeng.
Orang tertegun melihat pengabdian dan tenaga kerjanya, dan puncak kekaguman yang timbul antara para pemimpin jemaat dan penduduk diperlambangkan dalam semboyan:
 Ia bekerja lebih dari laki-laki. Contoh yang merangsang ini terus berlanjut; beberapa tahun setelah dokter wanita itu berangkat, oleh pasangan dokter-dokter Middelkoop-Koning telah dibuka sebuah klinik bersalin di SoE. Disana sekarang dua bidan berijasah, putri-putri pengantar jemaat, sibuk benar memberikan bantuan yang diperlukan.merekapun didukung oleh doa. Mereka memilih tugas ini juga berkat pengaruh merangsang dari dokter wanita tersebut tadi.
Kalau disamping itu seorang bidan yang tidak sepenuhnya terdidik seperti Mia Oematan telah berani dengan cara ini mengabdikan diri untuk menolong rakyat, maka menurut pendapat saya hal ini berlatar belakang sebagai berikut: Bibit yang disemai oleh ”dongeng dokter wanita” itu bertumbuh dan menghasilkan buah oleh keharuan yang ditumbuhkan pertemuan-pertemuan doa ini.
Pada permulaan tahun yang lalu timbullah jeritan, mohon pertolongan dari daerah pedalaman Timor, karena dokter Zending terakhir berangkat meninggalkan SoE dan tidak diganti lagi. Ia memang meninggalkan persediaan obat-obatan yang cukup namun penduduk, kehilangan pemimpin yang perlu dalam pekerjaan itu.

Maka teringatlah saya akan masa sebelum perang, ketika para pengantar jemaat mengajukan pertanyaan, bagaimana seharusnya sikap mereka terhadap para dukun Timor.
Kerapkali pengobatan para dukun berdasarkan pengalaman mimpi.
Dalam mimpi itu mereka dapat petunjuk tentang sifat penyakit dan obat nabati yang diperlukan.
Pertanyaan para pemimpin ialah: Bagaimana kami harus berbicara tentang hal itu dengan mereka? Sebagai pedoman secara umum  saya menerangkan bahwa Tuhan tidak memandang lagi zaman kebodohan (kis 17:30), tetapi hal tidak memandang itu di-Timor baru dimulai dengan pekabaran injil.

Dalam zaman kebodohan ini Tuhan telah menggunakan”jalan”para dukun Timor ini demi belas kasihanNya melalui mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan yaitu pengalaman-pengalaman Visioner.
Tetapi dengan datangnya bangsa kulit putih yang membawa hasil-hasil ilmu kedokteran maka Tuhan membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk menyatakan belas kasihan yang sama itu.
Yang penting ialah memahami bahwa ilmu itu dipergunakan dalam rangka rencana keselamatan dari Allah.

Oleh keberangkatan dokter Zending di SoE, yang tidak diganti, maka bukti rahmat Tuhan yang baru dalam keadaan modern di Timor pun lenyap.
 Kini seakan-akan Yesus Kristus adalah Tuhan, kembali membuka kemungkinan suatu pernyataan belas kasihanNya secara langsung dalam “gerakan Roh serta doa” di Timor hanya dalam gerakan yang baru ini terasa pengaruh dari luar.
 Dalam hal ini terdapat perbedaan dengan gerakan dahulu, pada masa pendudukan Jepang, yang tumbuh serta spontan dari dalam.
Pemimpin Jemaat Pantekosta di Kupang, seorang Kristen asal Minahasa, memiliki buku-buku Belanda dan Inggris dan menerima bacaan dari gereja Pantekosta di Amerika. Berita-berita dari Timor rupanya berat sebelah, karena para pemberita terpesona oleh mujizat penyembuhan jasmani.
Maka saya telah menarik perhatian mereka pada kenyataan bahwa Yesus Kristus pada hari Sabat mnyembuhkan manusia seutuhnya (yoh.7:23).
Kaum Farisi pada hari Sabat melaksanakan penyunatan sebagai tindakan tangan manusia pada tubuh (bnd Ef.2:11) sebaliknya Yesus menegaskan bahwa penyembuhan-penyembuhan yang dilakukanNya pada hari Sabat menyembuhkan manusia seutuhnya.
Artinya, persekutuan antara manusia dengan Tuhan dipulihkan, suatu persekutuan yang tidak mungkin ditiadakan, oleh, maupun tidak.
Persoalannya ialah apakah pengalaman baru ini menjadi pintu bagi Yesus Kristus sehingga Ia memperoleh tempat yang tetap dalam hati mereka yang berkenalan denganNya dengan cara itu.
Dengan demikian mereka menjadi manusia yang baru, yang telah dibebaskan dari pertikaian dan perselisihan, kemabukan dan kecongkakan, yang telah ditematkan dalam kegirangn dan kebebasan anak-anak Allah. Penyembuhan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus itu ditujukan pada pembebasan dari kekuasaan penyakit, dosa dan maut, pada penyembuhan manusia seutuhnya. Itulah yang saya jelaskan pada para penderita.

D. Gerakan Kebangunan  Rohani di Timor

Setelah keterangan-keterangan yang diberikan dalam bagian pertama karangan ini mengenai gerakan kebangunan di Timor yang selebihnya juga berlatar belakang suatu bencana kelaparan.
Saya menerima berbagai surat lain yang lebih menyoroti peristiwa yang mencekam sedalam-dalamnya ini. Kedua surat pertama datang dari pendeta J.M.E.Daniel, Ketua Klassis di SoE, yang dalam surat kedua menjelaskan bahwa surat pertama tertanggal 19 oktober dikirim bersamaan dengan surat kedua tertanggal 19 Desember berikut, karena baru ketika itulah ada kesempatan untuk mengirim surat-surat itu.
.Surat tertanggal 19 oktober 1965; Ada satu hal yang mengherankan bagi kami.
Sejak bulan Agustus yang lalu sampai kini berlangsung suatu gerakan kebangunan antara para remaja, yang dipimpin oleh Roh kudus. Pengaruhnya terasa diantara murid-murid SGA dan SMA di SoE dan diantara para remaja yang bekerja sebagai pegawai di kantor-kantor.
Mereka membentuk kelompok-kelompok untuk menyelenggarakan doa bersama dan penelaahan Alkitab, dan mereka membentuk paduan-paduan suara supaya trampil menyanyi bersama dalam pertemuan-pertemuan pekabaran injil.
Mereka membentuk tim-tim yang bersama-sama pergi mengabarkan Injil.
 Lalu mereka masuk kedaerah pedalaman dan mengadakan pertemuan-pertemuan.
Didalamnya mereka memberikan kesaksian-kesaksian tentang kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus dihadapan orang-orang Kristen yang telah meluntur kepercayaannya, dan dihadapan orang-orang kafir.
Kesaksian para remaja itu diberkati Tuhan secara luar biasa. Banyak orang yang menyerahkan le’u (jimat) mereka, juga obat-obat rahasia mereka, buku-buku dengan mantera-mantera, benda-benda untuk keperluan meramal, alat-alat judi dan dadu-dadu.
Mereka sepenuhnya menyerahkan diri kepada Yesus Kristus. Kesaksian ini diperteguh oleh Tuhan dengan tanda mujizat-mjizat yang hanya terjadi berkat doa.
Beribu-ribu orang telah mengalami penyembuhan ini, baik dari penyakit ringan maupun dari yang berat; terjadi juga penyembuhan orang bisu, orang tuli, orang buta, dll.
Sesungguhnyalah penuh keajaiban rahmat Tuhan yang kami alami sekarang. Hidup banyak orang telah diperbaharui dan dilahirkan kembali dalam Tuhan.
Tidak kurang orang kafir telah bersaksi akan mengikuti Yesus Kristus. Gerakan ini mulai pada Nona H.Tunliu. Ia terdorong oleh Roh untuk meletakkan tugasnya/berhenti sebagai kepala sekolah SMA dan SGA, agar dipermahirkan sebagai saksi Yesus Kristus. Semula saya tidak yakin bahwa ini karya Roh Kudus.
Kami sebagai majelis sampai sekarang adalah baik dan diberkati Tuhan.
Menurut keyakinan saya, Tuhan gereja senantiasa dalam doa dan waspada, mengingat kenyataan bahwa iblis bisa sewaktu-waktu bisa menyusup dan menimbulkan kehebohan (bapak mungkin masih ingat kejadian-kejadian di Nunkolo dahulu).Wahyu-wahyu ini berkenan mengerjakan mujisat-mujisat ini disini anti Kristus juga berkeliling dengan segala umpat dan ejekan, sehingga iman banyak orang Kristen pudar dan kehilangan warna. Semoga bapak dan istri sudi berdoa untuk kami, juga dalam kejadian ini.

E.Surat tertanggal 9 Desember 1965
Penduduk Timor Tenggah Selatan berjumlah sekitar 200.000 sampai 225.000 jiwa; sekitar 170.000 dari mereka menderita kalaparan, diantaranya sekitar 100.000 orang Kristen. Sebab keadaan ini ialah kenyataan bahwa hujan sudah mulai turun dalam bulan Agustus yang lalu. Belum ada orang yang mempersiapkan kebun baru, belum ada tanah-tanah yang dibakar dan di bersihkan agar siap untuk penanaman baru.
Karena hujan turun terus-menerus, orang segera menanam pada tanah yang belum disiapkan.tetapi beberapa minggu setelah itu hujanpun berhenti, dan di banyak tempat terjadi kemarau untuk waktu yang lama, karena itu tanaman hancur.
Banyak orang yang menanam dua sampai tiga kali. Mereka yang menanam untuk yang ketiga kalinya tetapi tidak memperoleh panen. Dalam bulan Maret dan April yang lalu sudah terdapat kekurangan pangan.

Harga hasil pertanian tak terjangkau: ubi kayu hampir tak dijual di pasar. Kalaupun ada, harga sebatang ubi kayu sepanjang kira-kira 30 cm ialah Rp.500,- harga kelapa Rp.300,- sebuah; minyak kelapa Rp.1.500,- per botol. Jagung yang jarang dijual – sudah Rp.1.000.- per kilo dan beras 2.000.-
Adapaun gerakan roh masih tetap berlangsung.
Kelompok-kelompok pekabaran injil diseluruh daerah Timor Tenggah Selatan. Tambahan pula ada orang-orang lain yang langsung diutus oleh Tuhan untuk bersaksi di daerah–daerah diluar Timor Tenggah Selatan, yaitu di daerah Kupang, Amarasi, dan Kefamananu.
Ada pula yang juga akan menyeberang ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia untuk memberi kesakasian pekabaran injil disana, bahkan mungkin juga diluar Indonesia. Kami menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.
Saya pun (pdt.Daniel) menerima perintah dari Tuhan untuk memberi kesakasian di daerah kelahiran saya, di Kiser (Maluku Selatan), dimana penduduk mengabdi kepada dua tuan (berhala dan Tuhan).
Kami hanya menantikan saat yang tepat untuk berangkat dan saat itu akan ditentukan oleh Tuhan.
Semua kesaksian diperkokoh oleh Tuhan dengan mujisat penyembuhan, seperti dahulu dimasa para rasul; mereka juga menerima kekuatan untuk bisa mengusir setan-setan.
Ini suatu mujizat yang besar  dan tak dapat ditangkap oleh akal, tapi itulah kenyataan yang kami alami disini sekarang pun partai PKI (Parai Komonis Indonesia) bertobat dan mencari Tuhan.(hal terakhir yang menyinggung keadaan  bahwa di Timor banyak orang yang telah masuk partai komonis kini berpaling dari padanya, dan dalam ketakutanya terbuka untuk pemberitaan Injil).

F. Surat-surat I. Dari Toto & E.Raja Haba Naley
Berikut tiga pucuk surat dari Kupang; dua dari bapak I.Toto, dahulu penerjemah bahasa pada penterjemahan Alkitab kedalam bahasa Timor, dan sepucuk dari nyonya E.Raja Haba-Naley, istri ketua Sinode GMIT.
a.    Surat I.Toto, Kupang 23 Desember 1965
Suatu pernyataan Yesus Kristus yang besar telah terjadi di So’e. Beratus-ratus orang muda, pria dan wanita, di kalangan para guru, para murid sekolah lanjutan dan para pegawai telah memperoleh ilham untuk berpencaran membawa injil.
Sampai saat surat ini ditulis sudah ada 49 tim yang dikaruniai kekuatan mujizat untuk menyembuhkan.
Semua murid SGA, SMA, SMP, bahkan murid sekolah dasar ikut serta dan disentuh oleh Roh untuk mengabarkan injil.
Guru Habil Nenobais akan pergi ke Maluku dan Irian Barat, dan mungkin dari sana juga ke Amerika dan Negeri Belanda.
Menjelang Maret 1966 Ia akan berangkat mengikuti perintah Roh. Menurut kata orang, Roh akan mengangkat 70 kali 7 tim untuk berangkat dari So’E ke seluruh dunia. Perkara ini telah saya selidiki di So’E dan hal itu berdasarkan empat unsur, yaitu:
1.Impian-impian; 2.Penampilan; 3.Suara yang terdengar; 4. Tuhan Yesus tampil dengan jelas dan membawa firmanNya. Siang malam hal itu terjadi”.

G. Surat dari I. Toto, Kupang, 14 Januari 1966.
“Kemarin saya berada dikantor Synode GMIT di Kupang. Disitu saya diberitahukan bahwa telah berangkat sebuah tim kabar injil ke Sulawesi (Makassar); ada pula yang pergi ke Lombok, Bali dan Sumba.
Sungguh ajaib mereka berangkat tanpa membawa uang untuk biaya perjalanan.
Mereka tabah menahan lapar berhari-hari, sampai sepuluh hari lamanya, tanpa gangguan.
Pada tanggal 31 Desember 1965 orang-orang melihat gereja di So’E terbakar. Nyala api meliputi seluruh gedung. Para penduduk So’E mondar-mandir, menggotong ember-ember dan betung-betung bambu yang besar serta kaleng-kaleng berisi air untuk memadamkan api.  Anehnya, tiba-tiba nyala api lenyap dan gedung gereja ternyata tetap utuh seluruhnya.
Hanya dua bentuk berapi tetap tampak pada bumbungan gedung gereja, yaitu ”1966-1968.” Tak lama kemudian ini pun lenyap. Apa artinya? Ini suatu rahasia.
Makin bertambahlah jumlah tim yang memperoleh tugas dari Roh Kudus untuk pergi mengabarkan injil dengan tugas antara lain :
1.    Mengajak orang supaya bertobat, karena Kristus segera akan datang;
2.    Mengingatkan agar bertobat sekarang juga, karena Kristus datang dan      tampil dilangit,   maka pintu pertobatan akan ditutup;
3.    Mereka diberi kekuatan untuk menyembuhkan dan membangkitkan orang mati.

Sudah banyak orang mati yang dihidupkan kembali  dan beribu-ribu orang sembuh dari penyakit akut dan kronis.
Telah terbentuk tim-tim 70 kali. Banyak tanda tampak dilangit.
Sejak 25 Oktober yang lalu sampai 8 November diufuk timur tampak bintang berekor panjang, indah sekali, setiap malam dari 3.30--5.30  pagi-pagi subuh.
Sebuah bintang yang kecil tiba-tiba menjadi sebesar bulan, dikelilingi bintang-bintang kecil yang berbentuk sebuah salib.
Seperempat jam kemudian hilang. Peristiwa ini terjadi di Kupang pada tanggal 31 Desember 1965.
        Bencana kelaparan di Timor gawat sekali. Banyak orang meninggal, terutama anak-anak. Seluruh Timor Tengah Selatan dan Molo kering dan Gersang, dimana pun tidak ada rumput. Beribu-ribu ekor sapi, kuda dan kerbau mati kelaparan”.
       
H. Surat dari Nyonya E.Radja Haba-Nelly
Istri Ketua Synode GMIT, tanggal Kupang, 28 Januari 1966:
Tentang “Perjanjian Baru” dan “Kitab Mazmur” dalam bahasa Timor, semua hampir habis terjual, kalau tidak segera datang persediaan baru, lemari kami disini kosong.
Kami dibanjiri permintaan dari daerah pedalaman. Demikian pula dengan kumpulan Mazmur dengan nyanyian Rohani dalam bahasa Timor. Segera akan saya ceritakan apa sebabnya.
           Biarlah saya kisahkan pada Bapak apa yang sedang terjadi dipulau Timor. Mulainya di Timor Tengah Selatan, dan kini sudah menjalar ke Lelogama, Fatule’u, Baun (Amarasi) dst. Beberapa waktu yang lalu seorang pengantar jemaat memperoleh karunia menjalankan penyembuhan. Kami mempercayakan pendekatan dan pemeliharaannya pada sebuah panitia.
Dalam panitia ini juga duduk beberapa anggota Synone.
           Banyak penyembuhan penderita kusta yang terjadi, banyak orang bisu bisa bercakap, orang tuli mendapat pendengaran kembali, orang buta jadi melihat, dst. Kami sendiri menyaksikannya.
           Berbagai Klassis mengundangnya untuk datang bekerja disana.
Tetapi itu juga ada yang menentang. Setelah beberapa lama bekerja seperti itu, dengan tekanan pada perlunya pertobatan pribadi bila orang menghendaki penyembuhan, akhirnya kami mendapat sebuah tim pekabaran injil dari Batu-Malang Jawa Timur, yang dahulu dipimpin oleh Bapak Eddi.
Gerakan ini menekankan pembersihan diri dan pembuangan semua berhala, mantera dsb, agar orang mengikuti Kristus dan menjadi saksi Yesus Kristus, dan melaksanakan hal itu dengan pergi kemana pun juga.

Mereka berangkat tanpa pundi-pundi (uang) atau bekal, mereka menahan lapar, tidak mempunyai tenaga untuk kerja biasa karena sepenuhnya sibuk dengan hal yang terjadi, yaitu; membentuk tim-tim yang terjadi dari tiga-lima belas orang saksi yang mengatakan bahwa mereka diperintahkan oleh Roh untuk ke Kupang, Lelogama, seluruh Timor Tengah Selatan, Baun (Amarasi), ke Flores, Sawu, Rote, Sumba dan keluar derah GMIT, ke Bali, Lombok, Jawa, Ambon, Irian Barat dan keluar negeri sekarang sudah ada 75 tim anehnya, mereka mengatakan:
“Tuhan memanggil seorang diantara mereka untuk menjadi pemimpin (Ketua) dan ia ini ditugaskan untuk memilih anggota-anggota lain sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Roh pada mereka.
Tim-tim ini pertama bertujuan menyembuhkan dengan jalan Tuhan, untuk hal itu perluh pembersihan diri agar supaya dapat menjadi saksi dimana-mana.

Hal itu sungguh indah.
Tapi kesaksian mereka hanya bersifat subjektif, karena timbul dari pengalaman mereka sendiri, bukan semata-mata oleh apa yang dikerjakan Tuhan untuk kita dengan perantaraan kitab suci. Hal ini merugikan jemaat-jemaat dan pekerjaan sehari-hari, karena dengan menjalani demikian peristiwa ini seakan-akan sebuah banjir, sehingga pelayan-pelayan gereja yang ada tidak dapat menampung semuanya. Lagi pula masih ada pelayan-pelayan yang ikut tim-tim ini.
 Bila bapak pertimbangkan semua ini dengan teliti akan jelaslah bahwa kami (kecuali makanan jasmani yang perlu dikirimkan untuk melawan kelaparan) juga harus berusaha keras untuk menyediakan makanan rohani yang teramat penting itu.

Karena itu bapak dapat memahami bahwa kitab suci dan mazmur dan nyanyian rohani dalam bahasa Timor yang semulah tidak lancar penyebarannnya, kini mengalir bagai air yang deras dari lemari-lemari kami.
 Apa yang sangat membahagiakan kami ialah apa yang setiap hari kami mohonkan dalam doa,yaitu:
Pekabaran injil oleh anggota-anggota jemaat dan masyarakat sebagai semacam   penyaluran, dan hal itu makin banyak terjadi. Apakah hal itu terjadi dengan terdorong oleh roh atau oleh kesengsaraan kami, pokoknya hal itu terjadi.banyak orang pun bertobat, meskipun tak bisa disangkal bahwa banyak menjadi bingung dan ragu.
SoE dan Kupang seakan-akan sebuah klinik bagi orang-orang ini, yang menyebar ketempat-tempat  mereka diutus. Kami belum menemukan motif yang baik dan sempurna untuk mengabdi kepada orang-orang ini.
Tetapi langkah kami yang pertama ialah menyambut mereka disebuah rumah untuk memberi mereka makanan dan pemeliharaan rohani dalam bahasa Timor.
Untuk tujuan itu bapak Pendeta Bolla diikut sertakan. Ia mengenal bahassa Timor dan pernah bekerja sebagai Ketua Klasis di So’e dan diikut sertakan karena ia mahir sekali dalam mempergunakan Perjanjian Baru, dan buku mazmur dan nyanyian rohani berbahasa Timor.
Karena orang-orang ini miskin sekali, mereka memperoleh Perjanjian Baru dan kumpulan nyanyian rohani dengan cuma-cuma.
Hasil penyelidikan memang menunjukan bahwa hampir semua orang yang terpanggil oleh roh untuk menjadi ‘ketua’ (yaitu pemimpin tim) pernah sekali kurang waras.

Tetapi dilain pihak terpikir pula oleh kami bahwa mungkin disinilah tiba suatu tantangan pada kami yang dipakai Tuhan sebagai kritik terhadap gereja yang pada masa ini sudah terlampau di duniawi kan.
Kami sadar bahwa banyak hal menyusup masuk kedalam gereja yang tidak dipertimbangkan, dan bahwa misalnya terlampau sedikit perhatian diberikan kepada Roh.
Yang tetap menjadi pergumulan bagi kami ialah: semoga Tuhan menghentikan cobaan ini, agar kami bisa menentukan sikap kami terhadap tim-tim ini.
Ada kelompok-kelompok lain yang hendak mempergunakan kesempatan ini untuk mengacau jemaat-jemaat setempat. Kami mengharapkan semoga Bapak senantiasa mengingatkan kami dalam doa.
Berikut ini sebuah surat yang datang dari Batu dekat Malang (Jawa-Timur), dari Nona H.Tunliu, cucu seorang pengayau/potong kepala Timor terkenal, bekas kepala sekolah SGA, SMA, SMP dan sebuah ‘kursus kilat Republik’.Surat itu tertanggal  Batu,12 Desember 1965 dan berbunyi:

“Pada tanggal 12 Pebruari 1964 saya diserahi pimpinan SMA, SGA, dan SMP Kristen di SoE. Kami bekerja sama dengannya di SoE.
Kami bekerja sama dengan baik bersama majelis Gereja, dengan pendeta Manuain dan Daniel di SoE, dan juga ada persahabatan yang erat dengan Emma Tamelan, pimpinan klinik bersalin  di SoE.
Ada dua hal yang ingin saya laksanakan, yaitu menyelesaikan studi saya pada Universitas Satya Wacana Salatiga di Jawa Tengah dan mengikuti sebuah kursus di Magelang pada sekolah pemimpin-pemimpin wanita Kristen di sana.

Pada tanggal 16 agustus 1965, ketika saya sedang mengikuti kebaktian gereja, terdengar sebuah suara dan saya tergerak oleh Roh yang berseru: ’Inilah saatnya untuk menyerahkan dirimu dan mengikuti pendidikan di Batu Malang Jawa Timur dan menjadi pekabaran injil, maka Allah yang memangil kamu itu setia, dan Ia juga akan menyempurnakan itu.
(II Tess.5:24 ). Kemudian saya bertanya kepada Tuhan: ‘Benarkah itu suara Tuhan? Ataukah hanya suatu keinginan?” Kemudian sekali lagi suara Tuhan datang pada saya  dalam keadaan digerakkan oleh Roh.
Karena Allah yang mengerjakan di dalam kamu, baik kehendak, baik usaha, menurut kerelaanNya (Pil.2:l3). Kegirangan yang besar mengisi hati saya, dan saya teringat akan apa yang terjadi ketika saya masih tinggal  di rumah bapak, dapat sumber air di SoE dalam tahun l956;  saya yakin bahwa Tuhan Yesus ketika itu sudah memanggil saya. Setelah saya pulang dari kebaktian, saya menceritakan dengan orang tua saya.
Mereka menolak kemungkinan ini dan menghendaki agar saya  pada tahun 1966 kembali ke Salatiga untuk  menyelesaikan pendidikan saya.tetapi pada waktu subuh tgl 17 agustus 1965, tepat ketika saya terbangun Yesus dengan tegas berkata pada saya: ’Kinilah saat pembebasan tiba, janganlah ditunda-tunda lagi’.

Kemudian saya bicara lagi dengan orang tua saya dengan pendeta Manuain, dan kami menyerahkan diri untuk mencari kehendak Tuhan, apakah benar itu suara pangilan Tuhan.
Sejak tanggal 16 Agustus 1965 saya sangat kuat dijiwai oleh roh dan mendapat penglihatan yang membuat saya melihat banyak hal. Karena saya berulang kali ragu-ragu tentang penjiwaan oleh Roh, maka saya tiga kali  didera karena saya kurang iman.
Dengan terdorong oleh suara Tuhan sendiri yang menugaskan saya memberi kesaksian, mulailah saya meneruskan suara panggilan yang membangkitkan itu diantara para remaja.
Dan kesaksian  Roh ini kena secara ajaib hingga 87  orang muda ternyata terbuka untuk suara panggilan Tuhan, yang datang kepada mereka melalaui Roh, sehingga mereka menjadi pengikut-pengikut Tuhan.
Dan lima kali dalam penglihatan, saya melihat Tuhan Yesus, lalu saya mendapat perintah untuk meninggalkan SoE dan pergi ke Batu Malang.
Di Kupang saya bertanya lagi kepada Tuhan apakah tujuan Tuhan dengan saya.

Ketika saya datang berdoa ‘Bapak Kami’, saya memperoleh penglihatan. Dalam penglihatan itu Yesus menaruh sebuah lilin di antara not balok dengan not-not do yang tinggi.  Oleh nyala lilin itu semua not mulai menyala dan Yesus berkata: Hennie, jadilah lilin ! sampai tiga kali. 
Hanya dalam iman dan doa aku menggikuti pangilan ini, setelah majelis gereja dan pengurus sekolah ikut menyetujuinya. Selanjutnya saya memperoleh keputusan pengutus dari jemaat So’E, sebagai orang yang diutus oleh jemaat ke Institut di Batu-Malang Jawa Timur.

Dan demikianlah saya mengirimkan kesakasiam saya tentang hal tersebut yaitu bagaimana semuanya berlangsung. (dr.P.Middelkoop,l982, hal.218-230).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.