Sejarah
Gerakan Kebangkitan Baru
(Rohani)
Di TIMOR
PENULIS : DRS.SIM0N ARNOLD JULIAN JACOB
A.
Pengantar
Ketika kami (dr.P.Middelkoop) setelah
pembebasan dari penahanan Jepang di Makassar l945, kembali ke Timor dan tiba di SoE, Timor Tengah Selatan, terdapat suasana tegang dalam jemaat
berbahasa Melayu di sana. Di pantai selatan, di daerah raja Amanatun, telah terjadi suatu gerakan kebangunan yang bermula di Nunkolo,
tempat kediaman raja tersebut.
Gerakan ini telah tersebar luas di daerah
sekitar (yaitu dalam dua daerah fettor yang tercakup dalam kerajaan itu).
Di ibu kota So’E, tempat kedudukan Ketua Klasis, suatu kelompok orang
Kristen yang tidak berbahasa Timor dengan tajam mencela gerakan tersebut.
Namun Ketua Klassis, dengan disokong oleh
beberapa orang lain, menaruh harapan besar akan kemampuan gerakan itu untuk
menimbulkan suatu pembaharuan.
Oleh kaerena itu terjadi hal-hal yang merisaukan, seperti misalnya
penyobekan buku-buku bacaan alkitab
dll, maka pimpinan gereja ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang latar
belakang kejadian tersebut. Untuk maksud itu dikirimkan sebuah komisi
penyelidik yang terdiri dari dua orang pengantar jemaat Timor, yaitu pendeta T. Benefinit dan penginjil Isu, ditambah saya sendiri (P.Midelkop).
Setelah penyilidikan selama seminggu penuh
ternyata bahwa kritik pendeta Benefinit
mempunyai corak khas. Adapun pendeta Benefinit
menganggap wanita penggerak gerakan tersebut sebagai keturunan keluarga yang
mengenal sihir dan kemasukan
(menurut peristilahan masa kini boleh dikatakan: suatu keluarga berbakat paranormal). Berdasarkan itu pendeta Benefinit bersikap menolak terhadap
kejadian tersebut.
Hal ini tidak perlu mengherankan. Dalam
karangan saya (P.Midelkop):’sesuatu
tentang Sonba’i diterbitkan naskah
tentang tindakan Bi To Noel yang
menurut kepercayaan orang yang bersangkutan adalah Bi Neno Sonba’i yang telah kembali dari kerajaan maut. Wanita ini membangkitkan
seorang pria bernama Efi Anone
dari kampung Hue Knutu dari mati,
dan ia meramalkan dan menyiarkan berita tentang pulihnya tahanan firdaus
termasuk penghapusan pembayaran pajak.
B. Gerakan Baru Keagamaan Di Timor
Akhir tahun yang lalu saya (dr.P.Middelkoop) menerima berita dari Timor yang berasal dari berbagai sumber
tentang suatu gerakan ‘kebangunan baru’ yang menjelma disana.
Sungguh menarik perhatian bahwa justru pada masa ketegangan dan musibah
(kelaparan) gerakan-gerakan semacam itu
bermunculan. Sifat gerakan ini berbeda dengan gerakan sebelumnya, terutama
ditandai oleh penyembuhan-penyembuhan
melalui doa. Menarik perhatian saya bahwa dalam berita-berita itu sedikit
saja disebut mengenai pengakuan dosa, suatu gejala yang menguasai gerakan
kebangunan sebelumnya.
Pendeta A.D.
Fudikoa, Ketua Klassis di Baun, ibukota Amarasi, a.l. menulis:”Tahun ini (1964) terjadi suatu gerakan penyembuhan melalui doa dalam
GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor) dibawah pimpinan Yohanna Ratuwalu, puteri
pendeta Ratuwalu dipulau Rote.
Banyak orang sakit, orang buta, orang sakit
jiwa dan penderita ayan yang benar-benar percaya kepada Yesus Kristus, disembuhkan.
Di daerah Amarasi di Baun, dari 1500 orang sakit 800 orang disembuhkan, dan
di o’EKabiti 1000 orang diantara 1500 penderita.
Bapak I. Toto, yang
dahulu menjadi pembantu bahasa pada lembaga Alkitab Belanda, menulis tentang
gerakan ini sebagai berikut:
“Disekitar Kupang sendiri dalam gereja di o’Eba, Ko’Enino,
Airmata, dan o’Epura, banyak terdapat
penyembuhan melalui doa. Sepasang orang tua yang tinggal disebuah kampung
berjarak 8 km dari O’ePura mempunyai anak usia 10 tahun yang tidak bisa berjalan karena kakinya sejak lahir
terbalik kakinya. Orang tua itu menggendong anak tersebut. Tetapi anak itu
tidak tertahan lagi.
Sebelum sampai ke o’Eba anak itu
meronta-ronta melepaskan diri dan minta turun, ia mulai berjalan dan melonjak kegirangan. Ayahnya menangis, bersimpuh
di tengah jalan raya dan bersyukur kepada Yesus Kristus, Tabib surgawi.
Seorang laki-laki bermata juling dan orang-orang bergondok (yang banyak
terdapat di Timor) pun disembuhkan.
Kelompok Ratuwalu pergi
dari Kupang ke So’e. Disana sekitar 3000
orang dari daerah Molo, Amanuban dan Amanatun telah berkumpul. Dekat So’e di
desa o’EBesak terjadi peristiwa seorang wanita yang sudah 4 (empat) hari meninggal sehingga mayatnya sudah berbau.
Setelah diadakan pertemuan doa dirumah tempat mayat itu berbaring, maka perempuan itu hidup lagi. Di Kefamenanu
beratus-ratus orang kafir dan juga orang
Khatolik beserta orang Protestan yang suam agamanya dan sudah terasing
dari gerejanya, tertarik oleh kekuatan yang merangsang dari kabar Yesus Kristus yang menyelamatkan”.
C.
Keterangan khusus tentang jemaat
Kapan,
Bi Naus, Bosen—Timor
Menyusullah keterangan khusus tentang
jemaat-jemaat tersebut diatas, yang di dahului keterangan pengantar singkat. Di
Kapan (Timor) kami (dr.P.Middelkoop) bekerja sejak
oktober 1922 sampai Pebruari 1942. Terbentuklah suatu jemaat yang
subur, berkat klinik yang setiap hari saya buka, didukung oleh doa, yang banyak
diberkati. menjelang akhir pendudukan Jepang
bagian belakang rumah kami di Kapan terbakar karena keteledoran anak-anak
sekolah yang bermain. Oleh karena itu setelah kembali dari penahanan Jepang ke
Makassar, kami tidak bisa kembali ke Kapan, walaupun hal ini sangat
mengecewakan semua pihak disana.
Tempat kami yang baru ialah So’e. Di Kapan
pada masa itu, segera setelah pembebasan, ditempatkan seorang juru tulis baru,
yaitu seorang panitera untuk daerah Molo buat peradilan adat. Juru tulis itu seorang juru tulis Tionghoa
peranakan yang beragama Katolik di pulau Flores. Ia menerima obat-obatan dari
pastor secara berlimpah dan memanfaatkannya dengan bijaksana. Disitu terdapat
pula seorang mantri, yang tak berijasah.
Ia ini adalah seorang Timor yang bernama H. Bano’et. Mantri ini berkeluh kesah
karena kami tidak bisa menyediakan obat-obatan baginya. Sebelum perang dunia
kedua ia pernah menjadi pembantu perawat, dan juga bertugas membagikan
obat-obatan secara teratur dalam kampung kusta
di Kapan.
Orang Jepang
takut sekali akan penyakit ini, mereka mengusir para penderita kusta kembali
kekampung asalnya kemudian membakar rumah-rumah itu. Bagi pembantu perawat yang
amat besar pengabdiannya itu hal tersebut lebih-lebih lagi menyedihkan, karena
berulang–ulang orang Kristen Protestan datang padanya dan terpaksa harus
dikecewakan olehnya. Sementara itu mereka bisa tertolong oleh juru tulis yang
baru yang bukan saja membagikan obat-obatan, tetapi juga mengajak mereka masuk
agama Katolik.
Demikianlah bapak Toto menulis (18-2-1965);
Banyak orang protestan dari Bi
Naus dan sekitarnya kembali lagi kepada GMIT karena dimenangkan oleh
kekuatan pertemuan-pertemuan doa
ini. Kepala kampung Dosen, L.Toto,
tertarik oleh kelompok ini, tetapi ia sudah masuk jemaat Pantekosta dan tetap
demikian. Ia a.l. memimpin sebuah pertemuan doa dirumah Mia Tola, dikampung Kumlol, dekat Fatumnutu. Wanita itu menderita penyakit
kusta yang sudah lanjut. Baginya dipersiapkan permandian dengan obat-obatan
asli. Setelah mandi dimulai kebaktian
doa, lalu sembuhlah ia.
Mia O’ematan,
yang telah belajar memberi pertolongan persalinan dari bidan-bidan, mengikuti
sebuah kursus kilat pada dokter Zending
terakhir di SoE, Dr.Stove, seorang Amerika.
Wanita itupun terangsang oleh gerakan tersebut dan secara intensif
sekali terlibat dalam segala macam pertolongan pada wanita yang hamil dan akan
melahirkan dan di dukung oleh doa saudara-saudara seiman. Ia bukan saja
dipanggil kepada wanita-wanita hamil yang tengah dalam persalinan, tetapi juga
pada wanita-wanita yang sakit. Pernah ia berkata : “Bab Koko (paman yang budiman), Saya lelah sekali”.Tetapi aku
menjawab:”Kerjakanlah apa yang dikehendaki
Tuhan!
Mungkin Tuhan hendak dipergunakan sebagai alatNya”. Keterangan singkat
tentang kejadian terakhir ini perlu diberikan. Pada umumnya kedudukan Wanita di
Timor dalam masyarakat adat ialah sebagai bawahan.
Pekerjaannya ialah menanam tanaman pangan, menyiangi rerumputan, mengerjakan
masak-memasak, dan memelihara ayam dan babi, tapi suatu kesadaran baru telah
timbul pada kaum wanita dengan kedatangan dari Amerika Serikat, Dokter
wanita,J.Horchner.
Dokter wanita itu telah bekerja di-SoE dari
tahun 1947-1951, dan ia
telah menjadi “tokoh” dongeng-dongeng.
Orang tertegun melihat pengabdian dan tenaga
kerjanya, dan puncak kekaguman yang timbul antara para pemimpin jemaat dan
penduduk diperlambangkan dalam semboyan:
Ia
bekerja lebih dari laki-laki. Contoh yang merangsang ini terus berlanjut;
beberapa tahun setelah dokter wanita itu berangkat, oleh pasangan dokter-dokter
Middelkoop-Koning telah dibuka sebuah klinik bersalin di SoE. Disana sekarang dua bidan berijasah, putri-putri pengantar
jemaat, sibuk benar memberikan bantuan yang diperlukan.merekapun didukung oleh
doa. Mereka memilih tugas ini juga berkat pengaruh merangsang dari dokter
wanita tersebut tadi.
Kalau disamping itu seorang bidan yang tidak sepenuhnya terdidik
seperti Mia Oematan telah berani
dengan cara ini mengabdikan diri untuk menolong rakyat, maka menurut pendapat
saya hal ini berlatar belakang sebagai berikut: Bibit yang disemai oleh
”dongeng dokter wanita” itu bertumbuh dan menghasilkan buah oleh keharuan yang
ditumbuhkan pertemuan-pertemuan doa ini.
Pada permulaan tahun yang lalu timbullah
jeritan, mohon pertolongan dari daerah pedalaman Timor, karena dokter Zending terakhir berangkat
meninggalkan SoE dan tidak diganti lagi. Ia memang meninggalkan persediaan
obat-obatan yang cukup namun penduduk, kehilangan pemimpin yang perlu dalam
pekerjaan itu.
Maka teringatlah saya akan masa sebelum
perang, ketika para pengantar jemaat mengajukan pertanyaan, bagaimana
seharusnya sikap mereka terhadap para dukun
Timor.
Kerapkali pengobatan para dukun berdasarkan
pengalaman mimpi.
Dalam mimpi itu mereka dapat petunjuk tentang
sifat penyakit dan obat nabati yang diperlukan.
Pertanyaan para pemimpin ialah: Bagaimana
kami harus berbicara tentang hal itu dengan mereka? Sebagai pedoman secara umum
saya menerangkan bahwa Tuhan tidak
memandang lagi zaman kebodohan (kis
17:30), tetapi hal tidak memandang itu di-Timor baru dimulai dengan
pekabaran injil.
Dalam zaman kebodohan ini Tuhan telah
menggunakan”jalan”para dukun Timor ini demi belas kasihanNya melalui
mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan yaitu pengalaman-pengalaman Visioner.
Tetapi dengan datangnya bangsa kulit putih
yang membawa hasil-hasil ilmu kedokteran maka Tuhan membuka
kemungkinan-kemungkinan baru untuk menyatakan belas kasihan yang sama itu.
Yang penting ialah memahami bahwa ilmu itu
dipergunakan dalam rangka rencana keselamatan dari Allah.
Oleh
keberangkatan dokter Zending di SoE,
yang tidak diganti, maka bukti rahmat Tuhan yang baru dalam keadaan modern di
Timor pun lenyap.
Kini seakan-akan Yesus Kristus adalah Tuhan, kembali membuka kemungkinan suatu
pernyataan belas kasihanNya secara langsung dalam “gerakan Roh serta doa” di
Timor hanya dalam gerakan yang baru ini terasa pengaruh dari luar.
Dalam hal ini terdapat perbedaan dengan
gerakan dahulu, pada masa pendudukan Jepang,
yang tumbuh serta spontan dari dalam.
Pemimpin Jemaat Pantekosta di
Kupang, seorang Kristen asal Minahasa, memiliki buku-buku Belanda dan Inggris
dan menerima bacaan dari gereja Pantekosta di Amerika. Berita-berita dari Timor rupanya berat sebelah, karena para pemberita terpesona oleh
mujizat penyembuhan jasmani.
Maka
saya telah menarik perhatian mereka pada kenyataan bahwa Yesus Kristus pada
hari Sabat mnyembuhkan manusia seutuhnya (yoh.7:23).
Kaum
Farisi pada hari Sabat melaksanakan penyunatan sebagai tindakan tangan manusia
pada tubuh (bnd Ef.2:11) sebaliknya
Yesus menegaskan bahwa penyembuhan-penyembuhan yang dilakukanNya pada hari
Sabat menyembuhkan manusia seutuhnya.
Artinya,
persekutuan antara manusia dengan Tuhan dipulihkan, suatu persekutuan yang
tidak mungkin ditiadakan, oleh, maupun tidak.
Persoalannya ialah apakah
pengalaman baru ini menjadi pintu bagi Yesus
Kristus sehingga Ia memperoleh tempat yang tetap dalam hati mereka yang
berkenalan denganNya dengan cara itu.
Dengan
demikian mereka menjadi manusia yang baru, yang telah dibebaskan dari
pertikaian dan perselisihan, kemabukan dan kecongkakan, yang telah ditematkan
dalam kegirangn dan kebebasan anak-anak Allah. Penyembuhan yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus itu ditujukan pada pembebasan dari kekuasaan penyakit, dosa dan
maut, pada penyembuhan manusia seutuhnya. Itulah yang saya jelaskan pada para
penderita.
D.
Gerakan Kebangunan Rohani di Timor
Setelah
keterangan-keterangan yang diberikan dalam bagian pertama karangan ini mengenai
gerakan kebangunan di Timor yang selebihnya juga berlatar belakang suatu
bencana kelaparan.
Saya
menerima berbagai surat lain yang lebih menyoroti peristiwa yang mencekam
sedalam-dalamnya ini. Kedua surat pertama datang dari pendeta J.M.E.Daniel, Ketua
Klassis di SoE, yang dalam surat kedua menjelaskan bahwa surat pertama
tertanggal 19 oktober dikirim bersamaan dengan surat kedua tertanggal 19
Desember berikut, karena baru ketika itulah ada kesempatan untuk mengirim
surat-surat itu.
.Surat
tertanggal 19 oktober 1965; Ada satu hal yang mengherankan bagi kami.
Sejak
bulan Agustus yang lalu sampai kini berlangsung suatu gerakan kebangunan antara
para remaja, yang dipimpin oleh Roh kudus. Pengaruhnya terasa diantara murid-murid
SGA dan SMA di SoE dan diantara para remaja yang bekerja sebagai pegawai di
kantor-kantor.
Mereka
membentuk kelompok-kelompok untuk menyelenggarakan doa bersama dan penelaahan
Alkitab, dan mereka membentuk paduan-paduan suara supaya trampil menyanyi
bersama dalam pertemuan-pertemuan pekabaran injil.
Mereka
membentuk tim-tim yang bersama-sama pergi mengabarkan Injil.
Lalu mereka masuk kedaerah pedalaman dan
mengadakan pertemuan-pertemuan.
Didalamnya
mereka memberikan kesaksian-kesaksian tentang kepercayaan mereka kepada Yesus
Kristus dihadapan orang-orang Kristen yang telah meluntur kepercayaannya, dan
dihadapan orang-orang kafir.
Kesaksian
para remaja itu diberkati Tuhan secara luar biasa. Banyak orang yang
menyerahkan le’u (jimat) mereka, juga obat-obat rahasia mereka, buku-buku
dengan mantera-mantera, benda-benda untuk keperluan meramal, alat-alat judi dan
dadu-dadu.
Mereka
sepenuhnya menyerahkan diri kepada Yesus Kristus. Kesaksian ini diperteguh oleh
Tuhan dengan tanda mujizat-mjizat yang hanya terjadi berkat doa.
Beribu-ribu
orang telah mengalami penyembuhan ini, baik dari penyakit ringan maupun dari
yang berat; terjadi juga penyembuhan orang bisu, orang tuli, orang buta, dll.
Sesungguhnyalah
penuh keajaiban rahmat Tuhan yang kami alami sekarang. Hidup banyak orang telah
diperbaharui dan dilahirkan kembali dalam Tuhan.
Tidak
kurang orang kafir telah bersaksi akan mengikuti Yesus Kristus. Gerakan ini
mulai pada Nona H.Tunliu. Ia terdorong oleh Roh untuk meletakkan
tugasnya/berhenti sebagai kepala sekolah SMA dan SGA, agar dipermahirkan
sebagai saksi Yesus Kristus. Semula saya tidak yakin bahwa ini karya Roh
Kudus.
Kami
sebagai majelis sampai sekarang adalah baik dan diberkati Tuhan.
Menurut
keyakinan saya, Tuhan gereja senantiasa dalam doa dan waspada, mengingat
kenyataan bahwa iblis bisa sewaktu-waktu bisa menyusup dan menimbulkan
kehebohan (bapak mungkin masih ingat kejadian-kejadian di Nunkolo
dahulu).Wahyu-wahyu ini berkenan mengerjakan mujisat-mujisat ini disini anti
Kristus juga berkeliling dengan segala umpat dan ejekan, sehingga iman banyak
orang Kristen pudar dan kehilangan warna. Semoga bapak dan istri sudi berdoa
untuk kami, juga dalam kejadian ini.
E.Surat tertanggal 9 Desember 1965
Penduduk
Timor Tenggah Selatan berjumlah sekitar 200.000 sampai 225.000 jiwa;
sekitar 170.000 dari mereka menderita kalaparan, diantaranya
sekitar 100.000 orang Kristen. Sebab keadaan ini ialah
kenyataan bahwa hujan sudah mulai turun dalam bulan Agustus yang lalu. Belum
ada orang yang mempersiapkan kebun baru, belum ada tanah-tanah yang dibakar dan
di bersihkan agar siap untuk penanaman baru.
Karena
hujan turun terus-menerus, orang segera menanam pada tanah yang belum
disiapkan.tetapi beberapa minggu setelah itu hujanpun berhenti, dan di banyak
tempat terjadi kemarau untuk waktu yang lama, karena itu tanaman hancur.
Banyak
orang yang menanam dua sampai tiga kali. Mereka yang menanam untuk yang ketiga
kalinya tetapi tidak memperoleh panen. Dalam bulan Maret dan April yang lalu
sudah terdapat kekurangan pangan.
Harga
hasil pertanian tak terjangkau: ubi kayu hampir tak dijual di pasar. Kalaupun
ada, harga sebatang ubi kayu sepanjang kira-kira 30 cm ialah Rp.500,- harga
kelapa Rp.300,- sebuah; minyak kelapa Rp.1.500,- per botol. Jagung yang jarang
dijual – sudah Rp.1.000.- per kilo dan beras 2.000.-
Adapaun
gerakan roh masih tetap berlangsung.
Kelompok-kelompok
pekabaran injil diseluruh daerah Timor Tenggah Selatan. Tambahan pula ada
orang-orang lain yang langsung diutus oleh Tuhan untuk bersaksi di daerah–daerah
diluar Timor Tenggah Selatan, yaitu di daerah Kupang, Amarasi, dan Kefamananu.
Ada
pula yang juga akan menyeberang ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia untuk
memberi kesakasian pekabaran injil disana, bahkan mungkin juga diluar
Indonesia. Kami menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.
Saya
pun (pdt.Daniel) menerima perintah dari Tuhan untuk memberi
kesakasian di daerah kelahiran saya, di Kiser (Maluku Selatan), dimana penduduk
mengabdi kepada dua tuan (berhala dan Tuhan).
Kami hanya
menantikan saat yang tepat untuk berangkat dan saat itu akan ditentukan oleh
Tuhan.
Semua
kesaksian diperkokoh oleh Tuhan dengan mujisat penyembuhan, seperti dahulu
dimasa para rasul; mereka juga menerima kekuatan untuk bisa mengusir
setan-setan.
Ini
suatu mujizat yang besar dan tak dapat
ditangkap oleh akal, tapi itulah kenyataan yang kami alami disini sekarang pun
partai PKI (Parai Komonis Indonesia) bertobat dan mencari Tuhan.(hal terakhir
yang menyinggung keadaan bahwa di Timor
banyak orang yang telah masuk partai komonis kini berpaling dari padanya, dan
dalam ketakutanya terbuka untuk pemberitaan Injil).
F. Surat-surat I. Dari Toto & E.Raja Haba
Naley
Berikut
tiga pucuk surat dari Kupang; dua dari bapak I.Toto,
dahulu penerjemah bahasa pada penterjemahan Alkitab kedalam bahasa Timor, dan
sepucuk dari nyonya E.Raja Haba-Naley, istri
ketua Sinode GMIT.
a.
Surat I.Toto, Kupang 23
Desember 1965
Suatu
pernyataan Yesus Kristus yang besar telah terjadi di So’e.
Beratus-ratus orang muda, pria dan wanita, di kalangan para guru, para murid
sekolah lanjutan dan para pegawai telah memperoleh
ilham untuk berpencaran membawa injil.
Sampai
saat surat ini ditulis sudah ada 49 tim yang dikaruniai kekuatan mujizat
untuk menyembuhkan.
Semua
murid SGA, SMA, SMP, bahkan murid sekolah dasar ikut serta dan disentuh oleh
Roh untuk mengabarkan injil.
Guru Habil
Nenobais akan pergi ke Maluku dan Irian Barat, dan mungkin dari
sana juga ke Amerika dan Negeri Belanda.
Menjelang
Maret 1966 Ia akan berangkat mengikuti perintah Roh.
Menurut kata orang, Roh akan mengangkat 70 kali 7 tim
untuk berangkat dari So’E ke seluruh dunia. Perkara ini telah saya selidiki di
So’E dan hal itu berdasarkan empat unsur, yaitu:
1.Impian-impian;
2.Penampilan; 3.Suara yang terdengar; 4. Tuhan Yesus tampil dengan jelas dan
membawa firmanNya. Siang malam hal itu terjadi”.
G. Surat dari I. Toto, Kupang, 14 Januari 1966.
“Kemarin
saya berada dikantor Synode GMIT di Kupang.
Disitu saya diberitahukan bahwa telah berangkat sebuah tim kabar injil ke Sulawesi
(Makassar); ada pula yang pergi ke Lombok, Bali dan Sumba.
Sungguh
ajaib mereka berangkat tanpa membawa uang untuk biaya perjalanan.
Mereka
tabah menahan lapar berhari-hari, sampai sepuluh hari lamanya, tanpa gangguan.
Pada
tanggal 31 Desember 1965 orang-orang melihat
gereja di So’E terbakar. Nyala api meliputi seluruh gedung. Para penduduk So’E
mondar-mandir, menggotong ember-ember dan betung-betung bambu yang besar serta
kaleng-kaleng berisi air untuk memadamkan api.
Anehnya, tiba-tiba nyala api lenyap dan gedung
gereja ternyata tetap utuh seluruhnya.
Hanya
dua bentuk berapi tetap tampak pada bumbungan gedung gereja, yaitu ”1966-1968.” Tak
lama kemudian ini pun lenyap. Apa artinya? Ini suatu rahasia.
Makin
bertambahlah jumlah tim yang memperoleh tugas dari Roh Kudus untuk
pergi mengabarkan injil dengan tugas antara lain :
1.
Mengajak orang supaya bertobat, karena Kristus
segera akan datang;
2.
Mengingatkan agar bertobat sekarang juga,
karena Kristus datang dan tampil
dilangit, maka pintu pertobatan akan
ditutup;
3. Mereka
diberi kekuatan untuk menyembuhkan dan
membangkitkan orang mati.
Sudah
banyak orang mati yang dihidupkan kembali
dan beribu-ribu orang sembuh dari penyakit akut dan kronis.
Telah terbentuk tim-tim 70 kali. Banyak tanda tampak dilangit.
Sejak 25
Oktober yang lalu sampai 8 November
diufuk timur tampak bintang berekor panjang, indah sekali, setiap malam dari
3.30--5.30 pagi-pagi subuh.
Sebuah bintang yang kecil tiba-tiba menjadi
sebesar bulan, dikelilingi bintang-bintang kecil yang berbentuk sebuah salib.
Seperempat jam kemudian hilang. Peristiwa ini
terjadi di Kupang pada tanggal 31 Desember 1965.
Bencana kelaparan di Timor gawat sekali. Banyak orang meninggal,
terutama anak-anak. Seluruh Timor Tengah Selatan dan Molo kering dan Gersang,
dimana pun tidak ada rumput. Beribu-ribu ekor sapi, kuda dan kerbau mati
kelaparan”.
H.
Surat dari Nyonya E.Radja Haba-Nelly
Istri
Ketua Synode GMIT, tanggal Kupang, 28 Januari 1966:
Tentang “Perjanjian Baru” dan “Kitab Mazmur”
dalam bahasa Timor, semua hampir habis terjual, kalau tidak segera datang
persediaan baru, lemari kami disini kosong.
Kami dibanjiri permintaan dari daerah
pedalaman. Demikian pula dengan kumpulan Mazmur dengan nyanyian Rohani dalam
bahasa Timor. Segera akan saya ceritakan apa sebabnya.
Biarlah saya
kisahkan pada Bapak apa yang sedang terjadi dipulau Timor. Mulainya di Timor
Tengah Selatan, dan kini sudah menjalar ke Lelogama, Fatule’u, Baun (Amarasi)
dst. Beberapa waktu yang lalu seorang pengantar jemaat memperoleh karunia menjalankan penyembuhan. Kami
mempercayakan pendekatan dan pemeliharaannya pada sebuah panitia.
Dalam panitia ini juga duduk beberapa anggota
Synone.
Banyak
penyembuhan penderita kusta yang terjadi, banyak orang bisu bisa bercakap,
orang tuli mendapat pendengaran kembali, orang buta jadi melihat, dst. Kami
sendiri menyaksikannya.
Berbagai Klassis
mengundangnya untuk datang bekerja disana.
Tetapi itu juga ada yang menentang. Setelah
beberapa lama bekerja seperti itu, dengan tekanan pada perlunya pertobatan pribadi bila orang
menghendaki penyembuhan, akhirnya kami mendapat sebuah tim pekabaran injil dari
Batu-Malang Jawa Timur, yang dahulu dipimpin oleh Bapak Eddi.
Gerakan ini menekankan pembersihan diri dan pembuangan semua
berhala, mantera dsb, agar orang mengikuti Kristus
dan menjadi saksi Yesus Kristus, dan
melaksanakan hal itu dengan pergi kemana pun juga.
Mereka berangkat tanpa pundi-pundi (uang) atau bekal, mereka
menahan lapar, tidak mempunyai tenaga untuk kerja biasa karena sepenuhnya sibuk
dengan hal yang terjadi, yaitu; membentuk tim-tim yang terjadi dari tiga-lima
belas orang saksi yang mengatakan bahwa mereka diperintahkan oleh Roh untuk ke Kupang, Lelogama, seluruh Timor
Tengah Selatan, Baun (Amarasi), ke Flores, Sawu, Rote, Sumba dan keluar derah
GMIT, ke Bali, Lombok, Jawa, Ambon, Irian Barat dan keluar negeri sekarang
sudah ada 75 tim anehnya, mereka
mengatakan:
“Tuhan memanggil seorang diantara mereka
untuk menjadi pemimpin (Ketua) dan ia ini ditugaskan untuk memilih
anggota-anggota lain sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Roh pada mereka.
Tim-tim ini pertama bertujuan menyembuhkan
dengan jalan Tuhan, untuk hal itu perluh pembersihan diri agar supaya dapat
menjadi saksi dimana-mana.
Hal itu sungguh indah.
Tapi
kesaksian mereka hanya bersifat subjektif, karena timbul dari pengalaman mereka
sendiri, bukan semata-mata oleh apa yang dikerjakan Tuhan untuk kita dengan
perantaraan kitab suci. Hal ini merugikan jemaat-jemaat dan pekerjaan sehari-hari,
karena dengan menjalani demikian peristiwa ini seakan-akan sebuah banjir,
sehingga pelayan-pelayan gereja yang ada tidak dapat menampung semuanya. Lagi
pula masih ada pelayan-pelayan yang ikut tim-tim ini.
Bila bapak pertimbangkan
semua ini dengan teliti akan jelaslah bahwa kami (kecuali makanan jasmani yang
perlu dikirimkan untuk melawan kelaparan) juga harus berusaha keras untuk
menyediakan makanan rohani yang teramat penting itu.
Karena itu bapak dapat memahami bahwa kitab suci dan mazmur dan nyanyian
rohani dalam bahasa Timor yang semulah tidak lancar penyebarannnya, kini
mengalir bagai air yang deras dari lemari-lemari kami.
Apa
yang sangat membahagiakan kami ialah apa yang setiap hari kami mohonkan dalam
doa,yaitu:
Pekabaran injil oleh anggota-anggota jemaat
dan masyarakat sebagai semacam
penyaluran, dan hal itu makin banyak terjadi. Apakah hal itu terjadi
dengan terdorong oleh roh atau oleh kesengsaraan kami, pokoknya hal itu
terjadi.banyak orang pun bertobat, meskipun tak bisa disangkal bahwa banyak
menjadi bingung dan ragu.
SoE dan Kupang seakan-akan sebuah klinik bagi
orang-orang ini, yang menyebar ketempat-tempat
mereka diutus. Kami belum menemukan motif yang baik dan sempurna untuk
mengabdi kepada orang-orang ini.
Tetapi langkah kami yang pertama ialah menyambut mereka disebuah
rumah untuk memberi mereka makanan dan pemeliharaan rohani dalam bahasa Timor.
Untuk tujuan itu bapak Pendeta Bolla diikut sertakan. Ia mengenal bahassa Timor dan pernah
bekerja sebagai Ketua Klasis di So’e dan diikut sertakan karena ia mahir sekali
dalam mempergunakan Perjanjian Baru, dan buku mazmur dan nyanyian rohani
berbahasa Timor.
Karena orang-orang ini miskin sekali, mereka
memperoleh Perjanjian Baru dan kumpulan nyanyian rohani dengan cuma-cuma.
Hasil penyelidikan memang menunjukan bahwa
hampir semua orang yang terpanggil oleh roh untuk menjadi ‘ketua’ (yaitu
pemimpin tim) pernah sekali kurang waras.
Tetapi dilain pihak terpikir pula oleh kami
bahwa mungkin disinilah tiba suatu tantangan pada kami yang dipakai Tuhan
sebagai kritik terhadap gereja yang pada masa ini sudah terlampau di duniawi kan.
Kami sadar bahwa banyak hal menyusup masuk kedalam gereja yang
tidak dipertimbangkan, dan bahwa misalnya terlampau sedikit perhatian diberikan
kepada Roh.
Yang tetap menjadi pergumulan bagi kami ialah: semoga Tuhan
menghentikan cobaan ini, agar kami bisa menentukan sikap kami terhadap tim-tim
ini.
Ada kelompok-kelompok lain yang hendak mempergunakan kesempatan
ini untuk mengacau jemaat-jemaat setempat. Kami mengharapkan semoga Bapak
senantiasa mengingatkan kami dalam doa.
Berikut ini sebuah surat yang datang dari Batu dekat Malang (Jawa-Timur), dari Nona
H.Tunliu, cucu seorang pengayau/potong kepala Timor terkenal, bekas kepala
sekolah SGA, SMA, SMP dan sebuah ‘kursus kilat Republik’.Surat itu
tertanggal Batu,12 Desember 1965 dan berbunyi:
“Pada tanggal 12 Pebruari 1964 saya diserahi pimpinan SMA, SGA, dan SMP Kristen
di SoE. Kami bekerja sama dengannya di SoE.
Kami bekerja sama dengan baik bersama majelis
Gereja, dengan pendeta Manuain dan Daniel di SoE, dan juga ada
persahabatan yang erat dengan Emma
Tamelan, pimpinan klinik bersalin di
SoE.
Ada dua hal yang ingin saya laksanakan, yaitu menyelesaikan studi
saya pada Universitas Satya Wacana Salatiga di Jawa Tengah dan mengikuti sebuah
kursus di Magelang pada sekolah pemimpin-pemimpin wanita Kristen di sana.
Pada tanggal 16 agustus
1965, ketika saya sedang mengikuti kebaktian gereja, terdengar sebuah suara
dan saya tergerak oleh Roh yang berseru: ’Inilah saatnya untuk menyerahkan
dirimu dan mengikuti pendidikan di Batu Malang Jawa Timur dan menjadi pekabaran
injil, maka Allah yang memangil kamu itu setia, dan Ia juga akan menyempurnakan
itu.
(II Tess.5:24 ). Kemudian saya bertanya kepada Tuhan:
‘Benarkah itu suara Tuhan? Ataukah hanya suatu keinginan?” Kemudian sekali lagi
suara Tuhan datang pada saya dalam
keadaan digerakkan oleh Roh.
Karena Allah yang mengerjakan di dalam kamu,
baik kehendak, baik usaha, menurut kerelaanNya (Pil.2:l3). Kegirangan yang besar mengisi hati saya, dan saya
teringat akan apa yang terjadi ketika saya masih tinggal di rumah bapak, dapat sumber air di SoE dalam
tahun l956; saya yakin bahwa Tuhan Yesus ketika itu sudah
memanggil saya. Setelah saya pulang dari kebaktian, saya menceritakan dengan
orang tua saya.
Mereka menolak kemungkinan ini dan
menghendaki agar saya pada tahun 1966 kembali ke Salatiga untuk menyelesaikan pendidikan saya.tetapi pada
waktu subuh tgl 17 agustus 1965,
tepat ketika saya terbangun Yesus dengan tegas berkata pada saya: ’Kinilah saat
pembebasan tiba, janganlah ditunda-tunda lagi’.
Kemudian saya bicara lagi dengan orang tua
saya dengan pendeta Manuain, dan
kami menyerahkan diri untuk mencari kehendak Tuhan, apakah benar itu suara
pangilan Tuhan.
Sejak tanggal 16 Agustus 1965 saya sangat kuat dijiwai oleh roh dan mendapat
penglihatan yang membuat saya melihat banyak hal. Karena saya berulang kali
ragu-ragu tentang penjiwaan oleh Roh, maka saya tiga kali didera karena saya kurang iman.
Dengan terdorong oleh suara Tuhan sendiri
yang menugaskan saya memberi kesaksian, mulailah saya meneruskan suara
panggilan yang membangkitkan itu diantara para remaja.
Dan kesaksian
Roh ini kena secara ajaib hingga 87
orang muda ternyata terbuka untuk
suara panggilan Tuhan, yang datang kepada mereka melalaui Roh, sehingga mereka
menjadi pengikut-pengikut Tuhan.
Dan lima kali dalam penglihatan, saya melihat
Tuhan Yesus, lalu saya mendapat perintah untuk meninggalkan SoE dan pergi ke
Batu Malang.
Di Kupang saya bertanya lagi kepada Tuhan apakah tujuan Tuhan
dengan saya.
Ketika
saya datang berdoa ‘Bapak Kami’, saya memperoleh penglihatan. Dalam penglihatan
itu Yesus menaruh sebuah lilin di antara not balok dengan not-not do yang
tinggi. Oleh nyala lilin itu semua not
mulai menyala dan Yesus berkata: Hennie,
jadilah lilin ! sampai tiga kali.
Hanya dalam iman dan doa aku menggikuti
pangilan ini, setelah majelis gereja dan pengurus sekolah ikut menyetujuinya.
Selanjutnya saya memperoleh keputusan pengutus dari jemaat So’E, sebagai orang
yang diutus oleh jemaat ke Institut di Batu-Malang Jawa Timur.
Dan demikianlah saya mengirimkan kesakasiam
saya tentang hal tersebut yaitu bagaimana semuanya berlangsung. (dr.P.Middelkoop,l982, hal.218-230).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.