1.Proses
Klasik serta Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budaya yang dibawa oleh masing-masing pedagang yang dapat dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di berbagai wilayah Indonesia melalui pendekatan budaya.
Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budaya yang dibawa oleh masing-masing pedagang yang dapat dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di berbagai wilayah Indonesia melalui pendekatan budaya.
2.Pembawa
Agama Islam ke Indonesia
Ada beberapa teori yang dikemukakan
oleh para ahli tentang pembawa agama
Islam di Indonesia, yaitu sebagai
berikut,
a. Teori
Persia
Teori Persia menjelaskan bahwa pembawa
agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Persia yang didasarkan pada sumber bukti
sejarah berupa berita Cina yaitu adanya koloni para pedagang Islam di Tashih
yang berada di Sumatra bagian Barat.
b. Teori
Gujarat
Teori
Gujarat menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa
Gujarat yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari India yaitu para
pedagang Gujarat selain berdagang mereka juga menyebarkan agama Islam di
sepanjang daerah pesisir pantai.
c. Teori Arab
Teori Arab menjelaskan bahwa pembawa
agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang didasarkan pada sumber bukti
sejarah dari Arab yaitu adanya kesamaan gelar dan marga antara para
bangsa-bangsa yang menyebarkan Islam di Nusantara dengan yang terdapat pada
masyarakat Hadramaut.
3. Sumber dan
Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
a. Sumber
dari Luar Negeri
1. Berita Arab : adanya sebutan untuk
Kerajaan Sriwijaya dengan Zabaq, Zabay,
atau Sribusa.
2. Berita Eropa : perjalanan Marcopolo
yang pernah singgah di Kerajaan Perlak
yang masyarakatnya telah memeluk agama
Islam.
3. Berita India : para pedagang
Gujarat menyebarkan agama Islam di sepanjang
daerah pesisir pantai.
4. Berita Cina : ditemukannya
perkampungan Islam di pesisir pantai utara Jawa
Timur.
b. Sumber
dalam Negeri
1. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim
di Gresik yang pada nisannya terdapat
tulisan Arab.
2. Makam Sultan Malikul Saleh di
Sumatra Utara yng pada nisannya terdapat tulisan
Arab.
3. Penemuan Batu di Lerang (dekat
Gresik) yang menggunakan huruf dan bahasa
Arab yang memuat tentang meninggalnya
seorang perempuan yang bernama
Fatimah binti Ma'imun.
4. Faktor
Penyebab Islam Cepat Berkembang di Indonesia
a. Ajarannya sederhana, mudah
dimengerti dan diterima.
b. Syarat untuk masuk Islam sangat
mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan
kalimat syahadat.
c. Agama Islam tidak mengenal kasta,
sehingga semua orang boleh untuk memeluk
agam Islam.
d. Upacara-upacara keagamaan bersifat
sederhana.
e. Islam disebarkan secara damai lewat
pendekatan budaya.
f. Jatuhnya Kerajaan Majapahit dan
Sriwijaya menyebarkan Kerajaan Islam
berkembang pesat.
5. Saluran
Penyebaran Islam di Indonesia
a. Proses hubungan perdagangan yang
dilakukan antara pedagang lokal dengan
para pedagang asing.
b. Perkawinan yang dilakukan para
pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan
penduduk asli Indonesia, sehingga dapat
tercipta akulturasi budaya.
c. Dakwah, yaitu melakukan ceramah di
tempat-tempat ramai seperti di pasar dan
masjid.
d. Mendirikan pondok pesantren yang
mengajarkan agama Islam.
e. Pengobatan secara Islam dengan
menggunakan doa-doa Islami.
f. Kesenian yaitu penyebaran agama
Islam dengan menggunakan sarana wayang
kulit, musik rebana, dan syair sebagai
media penyebarannya.
6. Pengaruh Agama
Islam di Indonesia
a. Bidang
Pemerintahan
Ciri-ciri kerajaan yang bercorak Islam
antara lain
1. Raja bergelar Sunan atau Sultan
yang berperan sebagai kepala pemerintahan
dan pemimpin agama.
2. Menggunakan ajaran Islam berupa Al
Qur'an dan Hadits sebagai dasar
pemerintahan.
3. Menggunakan sistem dinasti yaitu
secara turun-temurun.
4. Kerajaan berfungsi sebagai pusat
pemerintahan, ekonomi, dan pengembangan
agama.
b. Bidang
Sosial
Masyarakat dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok yaitu,
1. Raja dan Bangsawan
Raja dan Bangsawan merupakan kelompok
masyarakat atas yang disebut
kelompok elite yang memegang kekuasaan
dalam pemerintahan.
2. Pemuka Agama
Pemuka Agama merupakan kelompok
masyarakat menengah yang disebut kyai yang memiliki peranan sebagai pemuka agama
dan pemimpin upacara-upacara keagamaan.
3. Wong Cilik (Kawula)
Wong Cilik (Kawula) merupakan kelompok
masyarakat bawah yang merupakan
mayoritas masyarakat yang diperintah.
c. Bidang
Ekonomi
Kota-kota pelabuhan di Indonesia yang
berfungsi sebagai tempat transit atau peristirahatan dapat berkembang menjadi
pusat perdagangan internasional serta mulai dikenal adanya perdagangan dengan
menggunakan alat tukar uang.
d. Bidang Budaya
d. Bidang Budaya
1. Seni arsitektur berupa masjid,
makam, menara, keraton, dan nisan.
2. Bahasa dan tulisan Arab.
3. Pakaian berjilbab dan baju koko.
4. Tulisan dari bahasa Arab.
5. Upacara-upacara keagamaan.
7. Hasil Akulturasi Budaya Islam
dengan Budaya Indonesia
A. Seni Bangunan
1. Masjid
Memiliki ciri-ciri yaitu,
a. Atap yang berupa segitiga bertumpang
yang berjumlah 3 atau 5 yang pada
puncaknya dilengkapi dengan mustoko.
b. Menara yang merupakan kesatuan bangunan
masjid Islam yang menjadi
tambahan. Menara ini berfungsi sebagai
tempat adzan.
c. Letak masjid selalu berdekatan
dengan alun-alun dan istana.
d. Memiliki denah berbentuk bujur
sangkar ditambah dengan lantai yang berbentuk punden berundak dan dilengkapi
serambi di depan maupun di samping.
Contoh masjid yang merupakan hasil
akulturasi budaya Islam dengan Indonesia adalah,
a.Masjid-Demak
b. Masjid Agung Cirebon
b. Masjid Agung Cirebon
c. Masjid Agung Banten
2. Makam
Bangunan makam ini dilengkapi dengan kijing dan cungkup atau kubah yang
bertujuan untuk menghormati roh-roh orang yang dikuburkan. Kompleks bangunan
makam selalu menjadi satu dengan masjid serta dikelilingi oleh tembok dan memiliki
gapura.
Contoh makam-makam kuno antara lain,
a. Makam Sendang Duwur.
b. Makam Malikul Saleh.
c. Cungkup makam Putri Suwari di Leran.
d. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.
B. Aksara dan Seni Rupa
1. Seni Kaligrafi
Penulisan huruf Arab dalam seni kaligrafi dipadukan dengan seni Jawa sehingga
huruf Arab dipadukan dengan huruf Jawa Kuno. Seni Kaligrafi digunakan sebagai
hiasan pada nisan makam, dinding rumah, pintu, keramik, ukiran Jepara.
2. Seni Sastra
Seni Sastra Islam di Jawa yang muncul antara lain berupa hikayat, dongeng, dan
babad yang merupakan cerita rakyat yang berisi persebaran agama Islam.
C. Filsafat dan Ajaran Islam
1. Tasawuf yang berisi ajaran dan aliran agama Islam.
2. Qalam adalah ajaran pokok agama Islam yang berisi pelajaran sekitar keesaan
Tuhan yang menjadi dasar kepercayaan (iman) mutlak bagi umat Islam.
3. Fikih (Fiqh) adalah bagian pokok agama Islam yang mengtur kehidupan
masyarakat Islam, baik secara lahir maupun batin.
D. Sistem Penanggalan atau Kalender
Adanya sistem penanggalan Qomariah (Islam) dengan perhitungan Jawa sehingga
sering disebut kalender Islam Kejawen.
E. Seni Pertunjukan
1. Tari Seudati merupakan tarian khas Aceh. Ciri khas tarian ini adalah
diiringi lagu tertentu yang berupa salawat Nabi Muhammad SAW.
2. Seni Gamelan merupakan pertunjukan musik yang dilakukan untuk pertunjukan
dan hiburan.
Umat muslim Indonesia tengah membaca
Al Quran setelah menunaikan shalat di Masjid Istiqlal,
Jakarta. Indonesia memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia
Islam di Indonesia merupakan mayoritas
terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar
85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.
Sejarah
masuknya Islam
Peta persebaran Islam di Indonesia
Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang
geografer asal Turki Utsmani.
Penyebaran Islam (1200 - 1600)[
Berbagai teori perihal
masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai saat ini. Fokus diskusi
mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema
utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan waktu
kedatangannya.[1] Mengenai tempat asal kedatangan Islam
yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa
pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi
tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam
dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang India
muslim pada sekitar abad ke-13 M. Kedua,
teori Makkah. Islam
dipercaya tiba di Indonesia
langsung dari Timur
Tengah melalui jasa para
Indonesia melalui peran
para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya
singgah ke Gujarat sebelum
ke nusantara sekitar abad ke-13 M.[1].
Melalui Kesultanan
Tidore yang juga menguasai Tanah Papua,
sejak abad ke-17,
jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai Semenanjung Onin di Kabupaten
Fakfak, Papua Barat.
Kalau Ahli Sejarah Barat beranggapan
bahwa Islam masuk di Indonesia mulai abad 13 adalah tidak benar, HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompok
bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) [2].
Pada saat nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan Srivijaya.
Pada tahun 674 M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman
bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke
tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga).
Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam [3].
Pada tahun 718 M raja Srivijaya Sri Indravarman setelah kerusuhan Kanton juga masuk
Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti
Umayyah).
Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia
abad 13 melalui Pedagang
Gujarat[
Teori Islam Masuk Indonesia
abad 13 melalui pedagang Gujarat, menurut pendapat sebagian besar orang, adalah
tidaklah benar. Apabila benar maka tentunya Islam yang akan berkembang
kebanyakan di Indonesia adalah aliran Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran
Syiah, akan tetapi kenyataan Islam
di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i.
Sanggahan lain adalah bukti
telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M)
diGresik.
Masa
kolonial[
Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia
Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang, namun pada
perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke
Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, sejak itu hampir
seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Saat itu antara
kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal
ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan antara
aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh
para ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren
menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren)
menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan
penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh
dan berkembang di abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini
dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang
syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan
penjajah Belanda. Belanda
mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:
·
Politik devide et impera, yang pada
kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba antara kekuatan ulama dengan adat, contohnya perang
Padri di Sumatera
Barat dan perang
Diponegoro di Jawa.
·
Mendatangkan
Prof. Dr. Snouk Cristian
Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru
Besar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia
berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan
ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau
sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan
Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan
melakukan ibadah Haji, karena pada saat
itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.[4]
Di akhir abad ke-19, muncul
ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad
Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang belajar di Kairo, Mesir banyak berperan dalam menyebarkan
ide-ide tersebut, di antara mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang
tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan
seperti Adabiah (1909), Diniyah
Putri (1911),
dan Sumatera Thawalib (1915).
Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun kemudian, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.[5]
Demografi
Sebagian besar ummat Islam
di Indonesia berada di wilayah Indonesia bagian
Barat, seperti di pulauSumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan untuk
wilayah Timur, penduduk Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku
Utara dan enklave tertentu di
Indonesia Timur seperti Kabupaten
Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dan lain-lain.
Pengadaan transmigrasi dari
Jawa dan Madura yang secara besar-besaran dilakukan
oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur
Indonesia telah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk Muslim disana.
Arsitektur
Islam sangat banyak
berpengaruh terhadap arsitektur bangunan di
Indonesia. Rumah Betawi salah satunya, adalah bentuk
arsitektur bangunan yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu
forum tanya jawab di situs Era Muslim[6],
disebutkan bahwa Rumah Betawi yang memiliki teras lebar, dan ada bale-bale untuk tempat berkumpul, adalah salah
satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.
Masjid[
Masjid
Raya Medan al Ma'shun, adalah
salah satu ciri bangunan berarsitektur Islam yang ada di Indonesia
Masjid adalah tempat ibadah Muslim yang dapat
dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta'mir
Masjid Indonesia, saat ini terdapat 125
ribu[7] masjid yang dikelola oleh lembaga
tersebut, sedangkan jumlah secara keseluruhan berdasarkan data Departemen
Agama tahun 2004, jumlah masjid di Indonesia
sebanyak 643.834 buah, jumlah ini
meningkat dari data tahun 1977 yang
sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan,
jumlah masjid dan mushala di Indonesia saat ini antara 600-800 ribu buah.[8]
Pendidikan
Pesantren adalah salah satu sistem
pendidikan Islam yang ada di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga
dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia.[9] Selain itu, dalam pendidikan Islam di
Indonesia juga dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah
Aliyah(menengah). Untuk tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian
maju seiring dengan perkembangan zaman, hal ini dapat dilihat dari terus
beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam
lainnya.
Politik
Dengan mayoritas
berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan
peranan ummat Islam. Walau
demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun ada beberapa
daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan syariat
Islam, seperti Aceh.
Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia
jumlah partai politik Islam kian bertambah. Bila sebelumnya hanya ada satu
partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat
adanya kebijakan pemerintah yang membatasi jumlah partai politik, pada pemilu
2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera,Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.
Catatan dan referensi
3. ^ H
Zainal Abidin Ahmad. Ilmu
politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979.
4. ^ "Mustafa
Kamal, SS, Sejarah Islam
di Indonesia". Dakwatuna.com.
Diakses January 4. Unknown
parameter
|accessyear=
ignored (help)
5. ^ Ricklefs,
M.C. (1991). A
History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan.
hlm. 353-356.
The
Jakarta Post.
Friday September 14, 2012.
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
18 September 2013 | 14:32
Di Indonesia
terkenal dengan penduduknya yang mayoritas memeluk agama islam, budaya
nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak.
Sejarah
masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang gujarat lalu di ikuti oleh
pedagang arab dan persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam
ke tempat mereka berlabuh di seluruh indonesia.
Banyak yang
berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7 atau 8, karena pada
abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat malaka.
Selain pedagang
ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah Jawa yang di
lakukan oleh para walisongo.
Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang menyebarkan islam dengan
cara pendekatan sosial budaya.
Di Jawa islam masuk
melalui pesisir utara pulau Jawa dengan di temukannya makam fatimah
binti maimun bin hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan
makam islam kuno. Di perikan makam ini adaalah makam para keluarga istana
majapahit.
Di Kalimantan,
islam masuk melalui pontianak pada abad 18. Di hulu sungai pawan, Kalimantan barat
di temukan pemakaman islam kuno. Di Kalimantan timur islam masuk melalui keraajaan
Kutai, diKkalimantan selatan melalui kerajaan Banjar, dan dari
Kalimantan tengah di temukannya masjid gede di kotawaringin yang di
bangun pada tahun 1434 M. Di
sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo.
Demikian
sedikit penjelasan tentang sejarah islam masuk ke Indonesia.
Kita harus bangga dengan para ulama yang telah menyebarkan agama islam di
indonesia tanpa adanya perang.
Dengan peran para ulama yang bijaksana, agama islam dengan mudah di terima
di seluruh Nusantara.
Kali ini kita akan belajar
sejarah sobat. Sejarah mengenai islam diIndonesia.
Mungkin informasi sejarah ini dapat membantu sobat mengenal kapan dan bagaimana
islam masuk ke indonesia.
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA
mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan
Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian,
tepatnya tahun 674 M, Dinasti
Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah
perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan
pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi
dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk
pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari
Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di
Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari
Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab
yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara
Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari
kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur.
Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang
Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman
Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli,
melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan masuk Islamnya
penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di
berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat
dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga
semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh
Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah
Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan
rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia
Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya,
selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang
penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum
kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti
menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan
dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan
ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah
terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat
Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang
mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Menurut beberapa
sejarawan, agama Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi yang
dibawa oleh para pedagang muslim. Meskipun begitu, belum diketahui secara pasti
sejak kapan Islam masuk ke Indonesia karena para ahli masih berbeda pendapat
mengenai hal tersebut. Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan
tentang proses masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori Mekkah, teori Gujarat,
dan teori Persia.
1.
Teori
Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan
bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa
oleh para pedagang dari Kambay(Gujarat), India.
2.
Teori
Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia
ini menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia
(sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat
Islam Indonesia dengan Persia.
3.
Teori
Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah
bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang
Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari
Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Teori ini didasari
oleh sebuah berita dari Cina yang menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah
terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.
Sebuah
batu nisan berhuruf Arab milik seorang wanita muslim bernama Fatimah Binti
Maemun yang ditemukan di Sumatera Utara dan diperkirakan berasal dari abad
ke-11 juga menjadi bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia jauh
sebelum abad ke-13.
Proses
Masuknya Islam di Indonesia
Proses
masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan
diri dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada.
Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan
si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak
adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan
Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia
dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah
lain di Asia. Letak Indonesia yang strategis ini membuat lalu lintas perdagangan
di Indonesia sangat padat padat dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia
termasuk para pedagang muslim. Para pedagang muslim ini banyak bermukim di
daerah pesisir pulau Jawa dan Sumatera yang penduduknya masih menganut agama
Hindu. Para pedagang ini mendirikan masjid dan mendatangkan para ulama dan
mubalig untuk mengenalkan nilai dan ajaran Islam kepada penduduk lokal.
2. Melalui Perkawinan
Pengajaran
dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam Bagi masyarakat
pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal
ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis
mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi
muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim
dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
3. Melalui Pendidikan
terbentuk.
Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru
agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung
halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
4. Melalui Kesenian
Wayang
adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk
lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan
wayang untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya
dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan
nilai-nilai Islam.
- See more at: http://koffieenco.blogspot.com/2013/01/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html#sthash.gDbXiLER.dpuf
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.