alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Senin, 12 Januari 2015

SENI TARI PERTUNJUKKAN /TONTONAN DAN ELEMEN-ELEMENNYA

SENI  TARI  PERTUNJUKAN/TONTONAN  DAN BERBAGAI  ELEMEN YANG TERKAIT DIDALAMNYA–MUSIK-- ASPEK SENI  RUPA--BUSANA – TETA  WARNA

Setiap kali ada pertunjukan atau tontonan pasti diiringi dengan seperangkat alat musik apapun bentuknya, cara memainkannya maupun produk bunyi yang dihasilkannya, dan siapa-siapa yang memainkannya.

Masyarakat Indonesia terdiri dari bermacam-macam kelompok ras kesukuan. Dari masing-masing kelompok suku, memiliki tata hidup sosial budaya yang berbeda dan hal ini merupakan warna khas dan spesifik dari tiap-tiap daerah sebagai suatu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kalau kita menikmati suatu pagelaran karya tari atau melihat pertunjukan petas seni tari dan kita analisa secara teliti, maka akan banyak elemen-elemen atau unsur-unsur yang terdapat pada seni tari itu.
John Martin, seorang penulis dan kritikus tari dari Amerika Serikat berpendapat bahwa elemen pokok tari adalah “gerak” dan “ritme”.
Adapun elemen-elemen atau unsusr-unsur di dalam seni tari, yaitu :
1.      gerak,
2.      musik,
3.      kostum,
4.      tata-rias,
5.      tempat dan panggung,
6.      tata cahaya,
7.      tema property atau kelengkapan-kelengkapan tari yang dipergunakan dalam menari.
8.      Penggarapan gerak pada seni tari biasa disebut “stilisasi” atau “distorsi”
Dari sekian banyak seni tari di Indonesia yang tersebar di berbagai daerah, bila ditinjau dari fungsinya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1.    Tari berfunsi sebagai tari Upacara;
2.    Tari berfunsi sebagai tari Bergembira atau Pergaulan;
3.    Tari berfungsi sebagai tari Tontonan atau Pertunjukan.

Ad.1. Tari Upacara di Indonesia masih banyak terpelihara dengan baik. Terutama di daerah-daerah bertradisi kuat dan pada suku-suku primatif.
Tari Upacara pada umumnya bersifar “sakral,” atau suci dan ada pula yang mengandung kekuatan “magis.”

Tarian Upacara adalah media persembahan dan pemujaan terhadap kekuasaan yang lebih tinggi dengan maksud untuk mendapatkan perlindungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Masyarakat primitif sering mengadakan upacara adat yang bersifat ritual, misalnya dalam upacara kematian, upacara kelahiran, upacara perkawinan, upacara potong gigi, upacara potong rambut yang pertama dan lain-lain.
Pada tari upacara, faktor keindahan tidak diutamakan, tetapi diutamakan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

Ciri-cirin Tari Upacara adalah :
1.    Gerak yang dipergunakan sederhana;
2.    Gerak tarinya imitatif (meniru-niru gerak alam sekitarnya);
3.    Ada suasana mistis, magis dan religius;
4.    Penghayatan tari terbatas pada lingkungan adat dan tradisi.
5.    Perwujudan tari sangat erat hubungannya dengan peristiwa-peristiwa;
6.    Iringan tari sangat sederhana;
7.    Dilakukan di lapangan terbuka;
8.    Kostum dan tata rias sangat sederhana bahkan tidak menggunakan sama sekali kostum khusus.
9.    Dilakukan oleh banyak orang atau masal.

Ad.2. Tari Hiburan adalah tarian untuk mengkaitkan keakraban atau meriahkan pertemuan sebagai ungkapan rasa gembira bagi mereka yang gemar akan menari.
Tarian ini pada umumnya dilakukan berpasangan wanita dan laki-laki. Bentuk tariannya semula berkelompok-kelompok dengan menggunakan gerak spontan. Di Nusa Tenggara Timur, di jumpai tari hiburan ini, seperti  (Tari Kebalai di Pulau Rote), Pado’a, asal Sabu). Tetapi tari ini tanpa diiringi musik,. tetapi dengan nyanian bersama yang dipimpin oleh pemimpin tari ditengah lingkaran orang-orang yang sedang menari.

Ciri-ciri tari hiburan ini adalah :
1.    Sifat tariannya gembira;
2.    Gerak tarinya sederhana mudah ditirukan;
3.    Ritme musik mudah diikuti;
4.    Pelakunya pasangan pria-wanita;
5.    Gampang melibatkan peserta atau penonton;
6.    Pakaian tari bebas, bahkan sering depergunakan pakaian sehari-hari
7.    Tarian ini mudah mengikuti perkembangan zaman;
8.    Tata panggung, jarang mendapatkan perhatian khusus, diselenggarakan dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja asal ada ruangan yang cukup.

Ad.3. Tari pertunjukan atau tari tontonan adalah tari yang dipersembahkan kepada masyarakat dengan garapan khusus dan selanjutnya diharapkan tanggapan-tanggapan atau perhatian dari penonton.
Pada garapan tari tontonan ini betul-betul menghendaki adanya pemikiran terhadap kaidah-kaidah seni pertunjukan.
Tari pertunjukan, faktor penonton sangat penting dan tempat pertunjukan di tempat khusus. Baik di panggung tertutup atau di panggung terbuka, panggung modern atau panggung tradisional.
Kaidah-kaidah seni pertunjukan yang harus mendapat perhatian pihak penata tari atau koreografer, ialah masalah
1.      gerak tari,
2.      musik,
3.      kostum,
4.      tata-rias,
5.      tata lampu,
6.      tata panggung,
7.      prop tari,
8.      desain dramatik,
9.      tata suara dan,
10.  penyusunan acara.
Tari pertunjukan juga disebut tari “Tearical”, karena diselenggarakan di tempat khusus, baik di gedung pertunjukan tradisional, modern atau arena terbuka.
Apabila ditinjau dari cara penggarapan tarinya, tari tontonan atau tari pertunjukan ada dua macam, yaitu “Concert Dance” dan “Show Dance”.
Consert Dance, adalah garapan tari untuk dipertunjukan mempunyai nilai artistik yang tinggi, unsur kreativitas aktual, ditonton oleh orang-orang tertentu dan diharapkan ada evaluasi.
Show Dance, adalah suatu pertunjukan tari dipentaskan dengan tujuan sekedar untuk memeriahkan resepsi atau acara tertentu.
Tari-tarian pertunjukan atau tontonan juga dapat mengangkat jenis tari upacara maupun jenis tari hiburan.

Ciri-ciri Tari Pertunjukan/Tontonan adalah :
1.    Pola garapan merupakan panyajian khusus;
2.    Adanya faktor imajinatif / kreativitas;
3.    Pementasan menghendaki penonton tertentu;
4.    Ada evaluasi dari karya tersebut;
5.    Pementasan di tempat khusus.

Jenis-jenis Tari di Indonesia
Berdasarkan atas pola garapan tari-tarian Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.    Tari Tradisional dan,
2.    Tari Kreasi Baru.

 Pengertiannya sebagai berikut :
1.    Tari Tradisional : adalah semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama dan selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada. Tari Tradisional berdasarkan atas nilai artistik garapannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik.
1.      Tari Primitif adalah jenis-jenis tari yang mempunyai kesederhanaan dalam bentuk-bentuk gerak, iringan, kostum, tata-rias, tata panggung, serta perlengkapan menari dan mempunyai kekuatan magis atau sakral. Kesederhanaan gerak disini umumunya hanya dengan depakan-depakan kaki, loncat-loncat langkah dan gerakan-gerakan anggota badan hanya sebagian. Musik pengiringnya sangat sederhana dalam penggunaan alat instrumen maupun ritme atau irama.
2.      Tari Rakyat  ialah jenis tarian yang masih berpijak pada budaya tradisional atau masih bertumpu pada unsur-unsur primitif. Jenis tari hiburan yang ada di daerah-daerah juga termasuk tarian rakyat.
2.    Tari Kreasi Baru adalah jenis tarian yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapan gerak, tidak berpijak kepada pola-pola tradisi lagi. Tari kreasi baru di Indonesia pada umumnya masih banyak bersumber  dari materi tradisional, dan timbul setelah tahun 1945. (Sumber : Drs.Saimin HP, Pengantar Pendidikan Seni Tari, untuk SMA,, 1993, hal.4-37)
Demikianlah secara sekilas dapat kita mengenal musik dan tarian-tarian di Indonesia. Sejauh mana jenis-jenis tarian di Nusa Tenggara Timur, yang dapat digolongkan dengan teori tarian diatas?

(2.9).  “Aspek  seni Rupa”  Dalam Seni Pertunjukan/Tontonan

Dalam suatu pementasan/penyajian alat musik tradisional “Sasando Rote”, maupun pementasan drama, dan seni pertunjukan lainnya, akan  memiliki keterkaitan dengan penampilan yang menyangkut berbagai Aspek Seni Rupa yang perlu dipahami dan dilaksanakan dengan baik, maka kami merasa penting untuk mengemukakan juga walau pun hanya  sebatas garis besarnya saja, karena setiap seniman, baik itu seni musik, atau seni lainnya perlu memahami berbagai teori yang berhubungan dengan bidangnya masing-masing seni,  yaitu tentang :
  • Tata Busana;
  • Tata Rias.
.Tata Busana/tata pakaian adalah segala sandang dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan pelaku dalam pementasan; dalam sebutan lain dinamakan kostum. Adapun bagian-bagian kostum terdiri atas :
v  Pakaian  dasar
v  Pakaian  tubuh (body)
v  Pakaian kepala
v  Pakaian kaki
v  Pakaian perlengkapan
Pakaian dasar : adalah bagian kostum baik yang tampak maupun yang tidak nampak/ terlihat pada penonton. Pakaian-pakaian dimaksud di antaranya  ktinolon, rok simpai, korset, sabuk, stragen/stagen dan sebagainya.
Pakaian Tubuh (body): adalah pakaian yang tampak oleh para penonton. misalnya kain kebaya, selimut, pantaloon/celana, jas, kemeja, dan sebagainya. Para pemaian “Sasando Rote”, umumnya mengenakan baju tanpa krach dan berwarna putih atau lainnya, namun  sekarang ini sudah lebih berfariasi dengan berbagai warna dan bentuk pakaiannya. Pada bahunya diselempangkan selimut Rote menjulur kebawah dalam istilah Rote disebut masa’a  selimut. Selain itu mengenakan Selimut Rote hasil tenunan sendiri  juga terkadang mengenakan kain/sarung biasa.
Sebelum bermain “Sasando Rote”, biasanya disediakan sirih pinang dan tembakau untuk dimamah dan Sopi (wisky Rote) yaitu minuman keras khas Rote yang terbuat dari hasil sulingan air Laru (bahan bakunya), minuman beralkohol rendah. .Terkadang minuman keras Sopi ini sering disebut “Air Kata-kata”, karena setelah diminum oleh pemain “Sasando Rote” ini, akan begitu mudahnya mendapatkan ilham kata-kata syair lagu ataupun pantun-pantun yang indah  dengan  tanpa sadar.
Pakaian kepala: adalah segala sandang yang dikenakan dikepala, termasuk dandanan atau model rambut yang berfungsi sebagai hiasan kepala. Misalnya Mahkota, siger, ikat kepala, peci, totopong/topong, udeng/bendo/blangkon, topi serta bentuk-bentuk sanggul sebagai hiasan kepala. Pakaian kepala, (topi)  seorang pemain “Sasando Rote” adalah disebut Ti’ilangga (topi) yang terbuat dari anyaman daun lontar  sangat unik dan bentuknya bulat lonjong, depannya seperti pet pada pet Polisi atau Abri dengan berbingkai hitam, dan pada puncak bagian depannya diberi  jambul anyaman daun lontar yang menjulang tinggi sebagai pemanisnya; terkadang orang luar menamakan topi Rote sebagai topi Antene, karena bentuknya  seperti antene.
Pakaian Kaki : adalah pakaian yang dikenakan sebagai alas kaki, misalnya sepatu, salop, tarumpah/bakiak, dan sebagainya. Para pemain “Sasando Rote” tradisional di kampung-kampung sebelum ada sepatu, umumnya kakinya tanpa alas kaki (kaki tejanjang) Dengan pesatnya kemajuan, mereka sekarang mulai mengenakan sepatu atau sandal sebagai alas kaki.
Pakaian Perlengkapan: adalah pakaian-pakaian untuk melengkapi yang berfungsi sebagai efektif dekoratif demi karakter atau tujuan lain. Di sini dapat di contohkan alat-alat perhiasan misalnya, gelang, cincin, selendang, kris, tombak, panah, kain sarung yang berfungsi seperti selendang dan sebagainya.
Jika semua aspek seni rupa ini diperhatikan  dan dilaksanakan dengan semestinya oleh penyaji / pemeran  disaat suatu pementasan musik, maka akan berkesan sangat baik dan menarik bagi penonton, karena antara musik dan kelengkapan semua asesoris yang dikenakan sudah merupakan  satu paket yang tidak bisa dipisahkan.

(2.10). “Tata Rias” Dalam Seni Pertunjukan/Tontonan


Selain  pengaruh Tata Busana yang dijelaskan diatas, tidak kalah penting juga adalah Tata Rias ialah seni yang menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujutkan wajah setiap pemeran demi terbentuknya wajah yang diinginkan konsep.
Rias dimaksud dibedakan menjadi 8 macam yaitu:
  1. Rias Jenis
  2. Rias Bangsa
  3. Rias Usia
  4. Rias Watak
  5. Rias Tokoh
  6. Rias Temporal
  7. Rias Aksen
  8. Rias Lokal

Rias Jenis : Jika perias  harus merubah wajah seseorang laki-laki menjadi wajah seorang wanita atau sebaliknya, maka perubahan tersebut dinamakan rias jenis, dalam pemainkan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi. Mereka tampil dengan keadaan apa adanya.

Rias bangsa: Untuk merubah wajah dari suatu bangsa kebangsa yang lain, misalnya wajah seorang Indonesia  menjadi wajah bangsa Eropa, disebut rias bangsa. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi. 
Rias Usia : Rias usia dipergunakan untuk merubah wajah seseorang yang berusia muda menjadi wajah tua  atau sebaliknya. Dalam perminan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias Watak : Rias watak adalah satu jenis rias yang dipergunakan untuk merubah wajah seseorang yang berwatak kejam, menjadi wajah peramah atau sebaliknya, serta perubahan watak-watak yang tampak pada wajah. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias Tokoh: Rias Tokoh adalah rias yang dipergunakan untuk merubah wajah dari seorang tokoh menjadi wajah tokoh yang lain. Misal dalam penyamaran. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias Temporal : Rias temporal adalah jenis rias untuk merubah wajah seseorang dalam suatu keadaan, kedalam keadaan yang lain. Umpamanya wajah yang baru bangun tidur, dirubah menjadi wajah yang sedang berpacaran; wajah seseorang yang sedang cerah dirubah menjadi sedang bertapa, dan sebagainya. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias Aksen: Rias aksen adalah rias untuk merubah raut muka seseorang pelaku yang telah mendekati dengan raut muka yang diinginkan oleh konsep atau sutradara dalam suatu pementasan. Pada dasarnya  perubahan wajah diatas sangat ringan, hanya membubuhi aksen-aksen pada raut muka itu saja. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias Lokal : Rias local adalah jenis rias untuk merubah wajah seseorang yang sedang berada didalam penjara menjadi wajah orang tersebut yang sedang bertahta disuatu kerajaan, dan sebagainya. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi. Tata rias yang dilakukan seorang pemain “Sasando Rote”, biasanya dengan hanya memperhatikan kebersihan wajah, berbusana yang baik dan penampilan yang meyakinkan dengan berbusana daerah asalnya. Tata rias tersebut diatas hanya diterapkan kepada pelakon-pelakon drama, yang sedang diiringinya, maka sebagai pemusik, perlu memiliki pengetahuan tersebut sebagai suatu pengetahuan terpadu.
Di samping memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur  Tata Busana dan Tata Rias yang dijelaskan diatas, maka pula disinggung  tentang Warna  yang biasa disajikan di dalam suatu pementasan sebagai berikut.

(2.11). “Arti Dan Pengaruh Sebuah Warna” Dalam Berbagai Pertunjukan/Tontonan
Pakaian atau busana para pemeran suatu atraksi tontonan atau lainnya , termasuk dekorasi, terdapat berbagai ragam warna yang dipakai guna menarik perhatian penonton. Masing-masing warna yang ditampilkan memiliki makna tersendiri. Oleh karena itu perlu memperhatikan jenis warna yang dipakai  untuk memberi kesan kepada kondisi dan situasi yang sedang dilakoninya. Dalam berbusana perlu dilakukan berbagai kombinasi warna, sehingga nampak bagus dipandang mata, maka dibawah ini dijelaskan makna dari jenis-jenis warna tersebut. Oleh karena itu setiap seniman, perlu memahami dengan baik arti sebuah warna. Semua alat kesenian baik tradisional maupun modern pasti diberi berbagai warna dalam untuk asesoris dengan berbagai lukisan ataupun bentuk lainnya sehingga terkesan bagus , mewah, dan menarik.
Efek warna secara psikologi dapat dibedakan seperti dibawah ini :
  1. Merah;
  2. Coklat;
  3. Kuning;
  4. Hijau;
  5. Biru;
  6. Hitam;
  7. Ungu;
  8. Putih.
Arti maknanya sebagai berikut :
Merah : asosiasinya adalah darah/api, lambang berani, gembira, kemarahan, dan suatu bahaya. Warna ini sangat tepat jika diterapkan kepada yang bersifat serakah. Warna merah biasanya, bagi orang Rote, sebagai pewarna untuk hasil-hasil tenunannya (selimut dan sarung), juga pada beberapa bagian dari Topi Rote (Ti’ilangga) untuk memaniskannya.
Coklat : berasosiasi bumi, melambangkan hidup dalam kesederhanaan, tidak memperhatikan kekayaan, ke-duniawian, warna yang melambangkan untuk perjuangan membela kebenaran dan menjaga keselamatan, demi keamanan; serta tidak mementingkan keperluan sendiri. Warna ini biasanya terdapat pada kayu bagian ujung bawah dan ujung atas dari “Sasando Rote”, demikian juga pada semat dawainya.
Kuning : asosiasi matahari, kekayaan, kemewahan, bersugesti hidup, ada dalam keadaan mewah namun tamak dan loba. Warna ini terdapat pada anyaman daun lontar wadah gemah/ getaran suara pada “Sasando Rote” Daun lontar yang multiguna bagi orang Rote adalah berwarna kekuning-kuningan.
Hijau : asosiasinya daun-daun, tumbuhan-tumbuhan, gunung-gunung, rumput-rumput, yang melambangkan kesegaran, kepemudaan, alamiah serta sebagai lambang kesuburan. Warna ini diberikan untuk sebagian ornamen ukiran-ukiran pada batang bambu “Sasando Rote”.
Biru : asosiasinya  langit, laut, sorga, melambangkan  keagamaan, kesetiaan, menghormat dan berwibawa. Warna ini juga sebagai salah satu kombinasi ornamen ukiran-ukiran pada “Sasando Rote”.
Hitam : asosiasinya gelap gulita, yang melambangkan kematian, berkabung, atau dalam keadaan rasa takut. Warna ini lebih dominan bagi Orang Rote, terutama pada hasil tenunannya pada sarung dan selimut. Juga sebagai tanda berduka karena kematian saudara, orang tua mereka. Umumnya mereka berpakaian serba hitam, sampai masa berkabungnya selesai, terkadang sampai setahun mengenakan pakaian hitam. Pakaian hitam  ini dilepas ketika selesai kenduri/ pesta adat yang diselenggarakan melepas masa duka. 
Ungu : asosiasinya langit, senja, yang bersugesti kekayaan, kemewahan. Warna ini umumnya tidak umum dipergunakan oleh orang Rote.
Putih : asosiasinya kemurnian, kesucian, kesederhanaan, kepolosan, ketulusan, kepatuhan, kebaikan, berani karena benar atau gambaran tentang Sorga dan Tuhan. Warna  baju orang Rote dalam acara-acara adat biasanya dominan putih, juga sebagai warna lukisan pada hasil-hasil tenunan.

Kombinasi Warna
Ada 3 dasar yang disebut warna primer, merah, biru, dan kuning. Campuran dua warna primer dinamakan warna sekunder.
Merah + kuning   = oranye.  
Biru + kuning       = hijau..
Merah + biru        = ungu.
Jika warna sekunder dicampur lagi dengan warna sekunder akan didapat warna yang dinamakan warna tertier. Warna yang mengandung warna merah, dinamakan golongan warna panas. Warna yang mengandung warna hijau, dinamakan golongan warna dingin. Ada lagi warna yang disebut warna “komplemen”, warna yang melengkapi. Bila suatu warna didampingi dengan warna komplemennya, warna tersebut akan saling menguatkan. Misalnya warna ungu, warna komplemennya warna kuning. Bila dua warna tersebut berdampingan, warna ungu akan tampak ungu asli dan warna kuning tampak kuning asli. Dalam praktek ada 2 warna yang tidak termasuk dalam teori warna tersebut diatas, yaitu warna putih dan warna hitam. Dengan cara mencampur tertentu, kita akan mendapatkan banyak sekali warna baru dari 3 primer, warna putih dan warna hitam tersebut
Musik  dapat juga mengiringi suatu pementasan drama dalam suatu teater, baik diiringi dengan musik pukul, musik gesek, musik petik, musik tiup, perlu memiliki pengetahuan tentang  konstruksi pentas. Karena pemusik perlu mengetahuinya.  Ada penataan suatu teater (sebagai penyelenggara), dimana tepatnya lokasi para pemusik dan disisi mana para pelakonnya (penataan tata ruang pentas).
Sebagai seorang seniman seni musik perlu memahami dan memiliki pengetahuan yang luas tentang  Tata Busana, Tata Rias maupun Tata Warna, oleh karena dalam suatu pementasan atau pagelaran musik dalam satu panggung terbuka semuanya ini termasuk dalam satu paket yang utuh dan lengkap.
Selain penataan musik yang baik, juga diperlukan tenaga-tenaga professional (terpadu) di bidang Tata Busa, Tata Rias, dan Tata warna, yang menata semua ini sehingga menghasilkan suatu pementasan  yang sukses dan menyenangkan bagi  para penonton atau penikmat seni.
Pada intinya suatu gubahan  lagu oleh penciptanya maupun yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi tidak lain dari pada,  suatu cerita yang menggambarkan  atau mengisahkan tentang  sesuatu keadaan, peristiwa, situasi, perasaan, yang diekspresikan dalam nada dan irama  yang menggugah situasi, suasana   dan menyetuh perasaan para penikmat seni.
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.