SENI TARI PERTUNJUKAN/TONTONAN DAN BERBAGAI ELEMEN YANG TERKAIT DIDALAMNYA–MUSIK-- ASPEK
SENI RUPA--BUSANA – TETA WARNA
Setiap kali ada pertunjukan atau tontonan pasti diiringi dengan seperangkat
alat musik apapun bentuknya, cara memainkannya maupun produk bunyi yang
dihasilkannya, dan siapa-siapa yang memainkannya.
Masyarakat Indonesia terdiri dari bermacam-macam kelompok ras kesukuan.
Dari masing-masing kelompok suku, memiliki tata hidup sosial budaya yang
berbeda dan hal ini merupakan warna khas dan spesifik dari tiap-tiap daerah
sebagai suatu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kalau kita menikmati suatu pagelaran
karya tari atau melihat pertunjukan petas seni tari dan kita analisa secara
teliti, maka akan banyak elemen-elemen atau unsur-unsur yang terdapat pada seni
tari itu.
John Martin, seorang penulis dan kritikus tari dari Amerika
Serikat berpendapat bahwa elemen pokok tari adalah “gerak” dan “ritme”.
Adapun elemen-elemen atau unsusr-unsur di dalam seni tari, yaitu :
1.
gerak,
2.
musik,
3.
kostum,
4.
tata-rias,
5.
tempat
dan panggung,
6.
tata
cahaya,
7.
tema
property atau kelengkapan-kelengkapan tari yang dipergunakan dalam menari.
8.
Penggarapan
gerak pada seni tari biasa disebut “stilisasi”
atau “distorsi”
Dari sekian banyak seni tari di Indonesia yang tersebar di berbagai daerah,
bila ditinjau dari fungsinya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Tari berfunsi sebagai tari Upacara;
2. Tari berfunsi sebagai tari Bergembira atau
Pergaulan;
3. Tari berfungsi sebagai tari Tontonan atau
Pertunjukan.
Ad.1. Tari Upacara di Indonesia masih banyak terpelihara dengan
baik. Terutama di daerah-daerah bertradisi kuat dan pada suku-suku primatif.
Tari Upacara pada umumnya bersifar “sakral,”
atau suci dan ada pula yang mengandung kekuatan “magis.”
Tarian Upacara adalah media persembahan dan pemujaan terhadap kekuasaan
yang lebih tinggi dengan maksud untuk mendapatkan perlindungan, kebahagiaan,
dan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Masyarakat primitif sering mengadakan upacara
adat yang bersifat ritual,
misalnya dalam upacara kematian, upacara kelahiran, upacara perkawinan, upacara
potong gigi, upacara potong rambut yang pertama dan lain-lain.
Pada tari upacara, faktor keindahan tidak diutamakan, tetapi diutamakan
adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Ciri-cirin Tari Upacara adalah :
1. Gerak yang dipergunakan sederhana;
2. Gerak tarinya imitatif (meniru-niru gerak
alam sekitarnya);
3. Ada suasana mistis, magis dan religius;
4. Penghayatan tari terbatas pada lingkungan
adat dan tradisi.
5. Perwujudan tari sangat erat hubungannya
dengan peristiwa-peristiwa;
6. Iringan tari sangat sederhana;
7. Dilakukan di lapangan terbuka;
8. Kostum dan tata rias sangat sederhana bahkan
tidak menggunakan sama sekali kostum khusus.
9. Dilakukan oleh banyak orang atau masal.
Ad.2. Tari Hiburan adalah tarian untuk mengkaitkan keakraban
atau meriahkan pertemuan sebagai ungkapan rasa gembira bagi mereka yang gemar
akan menari.
Tarian ini pada umumnya dilakukan berpasangan wanita dan laki-laki. Bentuk
tariannya semula berkelompok-kelompok dengan menggunakan gerak spontan. Di Nusa
Tenggara Timur, di jumpai tari hiburan ini, seperti (Tari
Kebalai di Pulau Rote), Pado’a, asal Sabu). Tetapi tari ini tanpa
diiringi musik,. tetapi dengan nyanian bersama yang dipimpin oleh pemimpin tari
ditengah lingkaran orang-orang yang sedang menari.
Ciri-ciri tari hiburan ini adalah :
1. Sifat tariannya gembira;
2. Gerak tarinya sederhana mudah ditirukan;
3. Ritme musik mudah diikuti;
4. Pelakunya pasangan pria-wanita;
5. Gampang melibatkan peserta atau penonton;
6. Pakaian tari bebas, bahkan sering
depergunakan pakaian sehari-hari
7. Tarian ini mudah mengikuti perkembangan
zaman;
8. Tata panggung, jarang mendapatkan perhatian
khusus, diselenggarakan dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja asal ada
ruangan yang cukup.
Ad.3. Tari pertunjukan atau tari tontonan adalah tari yang
dipersembahkan kepada masyarakat dengan garapan khusus dan selanjutnya
diharapkan tanggapan-tanggapan atau perhatian dari penonton.
Pada garapan tari tontonan ini betul-betul menghendaki adanya pemikiran
terhadap kaidah-kaidah seni pertunjukan.
Tari pertunjukan, faktor penonton sangat penting dan tempat pertunjukan di
tempat khusus. Baik di panggung tertutup atau di panggung terbuka, panggung
modern atau panggung tradisional.
Kaidah-kaidah seni pertunjukan yang harus mendapat perhatian pihak penata
tari atau koreografer, ialah masalah
1.
gerak
tari,
2.
musik,
3.
kostum,
4.
tata-rias,
5.
tata
lampu,
6.
tata
panggung,
7.
prop
tari,
8.
desain
dramatik,
9.
tata
suara dan,
10. penyusunan acara.
Tari pertunjukan juga disebut tari “Tearical”,
karena diselenggarakan di tempat khusus, baik di gedung pertunjukan
tradisional, modern atau arena terbuka.
Apabila ditinjau dari cara penggarapan tarinya, tari tontonan atau tari
pertunjukan ada dua macam, yaitu “Concert
Dance” dan “Show Dance”.
Consert Dance, adalah garapan tari untuk dipertunjukan mempunyai nilai artistik yang
tinggi, unsur kreativitas aktual, ditonton oleh orang-orang tertentu dan
diharapkan ada evaluasi.
Show Dance, adalah suatu pertunjukan tari dipentaskan dengan tujuan sekedar
untuk memeriahkan resepsi atau acara tertentu.
Tari-tarian pertunjukan atau tontonan juga dapat mengangkat jenis tari
upacara maupun jenis tari hiburan.
Ciri-ciri Tari Pertunjukan/Tontonan adalah :
1. Pola garapan merupakan panyajian khusus;
2. Adanya faktor imajinatif / kreativitas;
3. Pementasan menghendaki penonton tertentu;
4. Ada evaluasi dari karya tersebut;
5. Pementasan di tempat khusus.
Jenis-jenis Tari di Indonesia
Berdasarkan atas pola garapan tari-tarian Indonesia dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Tari Tradisional dan,
2. Tari Kreasi Baru.
Pengertiannya sebagai berikut :
1. Tari
Tradisional :
adalah semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama dan selalu
bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada. Tari Tradisional berdasarkan
atas nilai artistik garapannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif,
tari rakyat, dan tari klasik.
1.
Tari Primitif adalah jenis-jenis tari yang mempunyai kesederhanaan dalam bentuk-bentuk
gerak, iringan, kostum, tata-rias, tata panggung, serta perlengkapan menari dan
mempunyai kekuatan magis atau sakral. Kesederhanaan gerak disini umumunya hanya
dengan depakan-depakan kaki, loncat-loncat langkah dan gerakan-gerakan anggota
badan hanya sebagian. Musik pengiringnya sangat sederhana dalam penggunaan alat
instrumen maupun ritme atau irama.
2.
Tari Rakyat ialah jenis tarian yang masih
berpijak pada budaya tradisional atau masih bertumpu pada unsur-unsur primitif.
Jenis tari hiburan yang ada di daerah-daerah juga termasuk tarian rakyat.
2. Tari
Kreasi Baru
adalah jenis tarian yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapan gerak,
tidak berpijak kepada pola-pola tradisi lagi. Tari kreasi baru di Indonesia pada
umumnya masih banyak bersumber dari
materi tradisional, dan timbul setelah tahun 1945. (Sumber : Drs.Saimin HP,
Pengantar Pendidikan Seni Tari, untuk SMA,, 1993, hal.4-37)
Demikianlah secara sekilas dapat kita mengenal musik dan tarian-tarian
di Indonesia. Sejauh mana jenis-jenis tarian di Nusa Tenggara Timur, yang dapat
digolongkan dengan teori tarian diatas?
(2.9). “Aspek
seni Rupa” Dalam Seni
Pertunjukan/Tontonan
Dalam suatu pementasan/penyajian alat musik
tradisional “Sasando Rote”, maupun pementasan drama, dan seni pertunjukan
lainnya, akan memiliki keterkaitan
dengan penampilan yang menyangkut berbagai Aspek Seni Rupa yang perlu dipahami
dan dilaksanakan dengan baik, maka kami merasa penting untuk mengemukakan juga
walau pun hanya sebatas garis besarnya
saja, karena setiap seniman, baik itu seni musik, atau seni lainnya
perlu memahami berbagai teori yang berhubungan dengan bidangnya masing-masing seni, yaitu tentang :
- Tata Busana;
- Tata
Rias.
.Tata Busana/tata pakaian adalah segala sandang dan perlengkapannya (accessories) yang
dikenakan pelaku dalam pementasan; dalam sebutan lain dinamakan kostum. Adapun
bagian-bagian kostum terdiri atas :
v Pakaian dasar
v Pakaian tubuh (body)
v Pakaian kepala
v Pakaian kaki
v Pakaian perlengkapan
Pakaian dasar : adalah bagian kostum baik yang tampak maupun yang tidak nampak/
terlihat pada penonton. Pakaian-pakaian dimaksud di antaranya ktinolon, rok simpai, korset, sabuk,
stragen/stagen dan sebagainya.
Pakaian Tubuh (body): adalah pakaian yang tampak oleh para penonton. misalnya kain kebaya,
selimut, pantaloon/celana, jas, kemeja, dan sebagainya. Para pemaian “Sasando
Rote”, umumnya mengenakan baju tanpa krach dan berwarna putih atau lainnya,
namun sekarang ini sudah lebih
berfariasi dengan berbagai warna dan bentuk pakaiannya. Pada bahunya
diselempangkan selimut Rote menjulur kebawah dalam istilah Rote disebut masa’a selimut. Selain itu mengenakan Selimut Rote hasil
tenunan sendiri juga terkadang
mengenakan kain/sarung biasa.
Sebelum bermain “Sasando Rote”, biasanya
disediakan sirih pinang dan tembakau untuk dimamah dan Sopi (wisky Rote) yaitu
minuman keras khas Rote yang terbuat dari hasil sulingan air Laru (bahan
bakunya), minuman beralkohol rendah. .Terkadang minuman keras Sopi ini sering
disebut “Air Kata-kata”, karena setelah diminum oleh pemain “Sasando Rote” ini,
akan begitu mudahnya mendapatkan ilham kata-kata syair lagu ataupun pantun-pantun
yang indah dengan tanpa sadar.
Pakaian
kepala: adalah segala sandang yang dikenakan dikepala, termasuk
dandanan atau model rambut yang berfungsi sebagai hiasan kepala. Misalnya
Mahkota, siger, ikat kepala, peci, totopong/topong, udeng/bendo/blangkon, topi
serta bentuk-bentuk sanggul sebagai hiasan kepala. Pakaian kepala, (topi) seorang pemain “Sasando Rote” adalah disebut Ti’ilangga
(topi) yang terbuat dari anyaman daun lontar
sangat unik dan bentuknya bulat lonjong, depannya seperti pet pada pet
Polisi atau Abri dengan berbingkai hitam, dan pada puncak bagian depannya
diberi jambul anyaman daun lontar yang
menjulang tinggi sebagai pemanisnya; terkadang orang luar menamakan topi Rote
sebagai topi Antene, karena bentuknya
seperti antene.
Pakaian
Kaki : adalah pakaian yang dikenakan sebagai alas kaki,
misalnya sepatu, salop, tarumpah/bakiak, dan sebagainya. Para pemain “Sasando
Rote” tradisional di kampung-kampung sebelum ada sepatu, umumnya kakinya tanpa
alas kaki (kaki tejanjang) Dengan pesatnya kemajuan, mereka sekarang mulai
mengenakan sepatu atau sandal sebagai alas kaki.
Pakaian
Perlengkapan:
adalah pakaian-pakaian untuk melengkapi yang berfungsi sebagai efektif
dekoratif demi karakter atau tujuan lain. Di sini dapat di contohkan alat-alat
perhiasan misalnya, gelang, cincin, selendang, kris, tombak, panah, kain sarung
yang berfungsi seperti selendang dan sebagainya.
Jika semua aspek seni rupa ini
diperhatikan dan dilaksanakan dengan
semestinya oleh penyaji / pemeran disaat
suatu pementasan musik, maka akan berkesan sangat baik dan menarik bagi
penonton, karena antara musik dan kelengkapan semua asesoris yang dikenakan
sudah merupakan satu paket yang tidak
bisa dipisahkan.
(2.10). “Tata Rias” Dalam Seni
Pertunjukan/Tontonan
Selain pengaruh Tata Busana yang dijelaskan diatas, tidak
kalah penting juga adalah Tata Rias ialah seni yang menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk
mewujutkan wajah setiap pemeran demi terbentuknya wajah yang diinginkan konsep.
Rias dimaksud dibedakan menjadi 8 macam yaitu:
- Rias Jenis
- Rias Bangsa
- Rias Usia
- Rias Watak
- Rias Tokoh
- Rias Temporal
- Rias Aksen
- Rias Lokal
Rias
Jenis : Jika perias harus merubah wajah seseorang laki-laki
menjadi wajah seorang wanita atau sebaliknya, maka perubahan tersebut dinamakan
rias jenis, dalam pemainkan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi. Mereka
tampil dengan keadaan apa adanya.
Rias bangsa: Untuk merubah wajah dari suatu bangsa kebangsa
yang lain, misalnya wajah seorang Indonesia
menjadi wajah bangsa Eropa, disebut rias bangsa. Dalam permainan “Sasando
Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias Usia : Rias usia
dipergunakan untuk merubah wajah seseorang yang berusia muda menjadi wajah
tua atau sebaliknya. Dalam perminan “Sasando
Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias
Watak : Rias watak adalah satu jenis rias yang
dipergunakan untuk merubah wajah seseorang yang berwatak kejam, menjadi wajah
peramah atau sebaliknya, serta perubahan watak-watak yang tampak pada wajah.
Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias
Tokoh: Rias Tokoh adalah rias yang dipergunakan
untuk merubah wajah dari seorang tokoh menjadi wajah tokoh yang lain. Misal dalam penyamaran. Dalam permainan “Sasando
Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias
Temporal : Rias temporal adalah jenis rias untuk merubah
wajah seseorang dalam suatu keadaan, kedalam keadaan yang lain. Umpamanya wajah
yang baru bangun tidur, dirubah menjadi wajah yang sedang berpacaran; wajah
seseorang yang sedang cerah dirubah menjadi sedang bertapa, dan sebagainya.
Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi.
Rias
Aksen: Rias aksen adalah rias untuk merubah raut
muka seseorang pelaku yang telah mendekati dengan raut muka yang diinginkan oleh
konsep atau sutradara dalam suatu pementasan. Pada dasarnya perubahan wajah diatas sangat ringan, hanya
membubuhi aksen-aksen pada raut muka itu saja. Dalam permainan “Sasando Rote”,
hal ini tidak terjadi.
Rias
Lokal : Rias local
adalah jenis rias untuk merubah wajah seseorang yang sedang berada didalam
penjara menjadi wajah orang tersebut yang sedang bertahta disuatu kerajaan, dan
sebagainya. Dalam permainan “Sasando Rote”, hal ini tidak terjadi. Tata rias
yang dilakukan seorang pemain “Sasando Rote”, biasanya dengan hanya
memperhatikan kebersihan wajah, berbusana yang baik dan penampilan yang
meyakinkan dengan berbusana daerah asalnya. Tata rias tersebut diatas hanya
diterapkan kepada pelakon-pelakon drama, yang sedang diiringinya, maka sebagai pemusik,
perlu memiliki pengetahuan tersebut sebagai suatu pengetahuan terpadu.
Di
samping memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur Tata Busana
dan Tata Rias yang dijelaskan diatas, maka pula disinggung tentang Warna yang biasa disajikan di dalam suatu
pementasan sebagai berikut.
(2.11).
“Arti Dan Pengaruh Sebuah Warna” Dalam Berbagai Pertunjukan/Tontonan
Pakaian atau busana para pemeran suatu
atraksi tontonan atau lainnya , termasuk dekorasi, terdapat berbagai ragam
warna yang dipakai guna menarik perhatian penonton. Masing-masing warna yang
ditampilkan memiliki makna tersendiri. Oleh karena itu perlu memperhatikan jenis
warna yang dipakai untuk memberi kesan
kepada kondisi dan situasi yang sedang dilakoninya. Dalam berbusana perlu
dilakukan berbagai kombinasi warna, sehingga nampak bagus dipandang mata, maka
dibawah ini dijelaskan makna dari jenis-jenis warna tersebut. Oleh karena itu
setiap seniman, perlu memahami dengan baik arti sebuah warna. Semua alat
kesenian baik tradisional maupun modern pasti diberi berbagai warna dalam untuk
asesoris dengan berbagai lukisan ataupun bentuk lainnya sehingga terkesan bagus
, mewah, dan menarik.
Efek
warna secara psikologi dapat dibedakan seperti dibawah ini :
- Merah;
- Coklat;
- Kuning;
- Hijau;
- Biru;
- Hitam;
- Ungu;
- Putih.
Arti maknanya sebagai berikut
:
Merah
: asosiasinya
adalah darah/api, lambang berani, gembira, kemarahan, dan suatu bahaya. Warna ini sangat tepat jika diterapkan kepada yang
bersifat serakah. Warna merah biasanya, bagi orang Rote, sebagai pewarna untuk
hasil-hasil tenunannya (selimut dan sarung), juga pada beberapa bagian dari Topi
Rote (Ti’ilangga) untuk memaniskannya.
Coklat : berasosiasi bumi, melambangkan hidup dalam kesederhanaan,
tidak memperhatikan kekayaan, ke-duniawian, warna yang melambangkan untuk
perjuangan membela kebenaran dan menjaga keselamatan, demi keamanan; serta
tidak mementingkan keperluan sendiri. Warna ini biasanya terdapat pada kayu
bagian ujung bawah dan ujung atas dari “Sasando Rote”, demikian juga pada semat
dawainya.
Kuning : asosiasi matahari, kekayaan, kemewahan, bersugesti
hidup, ada dalam keadaan mewah namun tamak dan loba. Warna ini terdapat pada
anyaman daun lontar wadah gemah/ getaran suara pada “Sasando Rote” Daun lontar
yang multiguna bagi orang Rote adalah berwarna kekuning-kuningan.
Hijau : asosiasinya daun-daun, tumbuhan-tumbuhan, gunung-gunung,
rumput-rumput, yang melambangkan kesegaran, kepemudaan, alamiah serta sebagai
lambang kesuburan. Warna ini diberikan untuk sebagian ornamen ukiran-ukiran
pada batang bambu “Sasando Rote”.
Biru :
asosiasinya langit, laut, sorga,
melambangkan keagamaan, kesetiaan,
menghormat dan berwibawa. Warna ini juga sebagai salah satu kombinasi ornamen
ukiran-ukiran pada “Sasando Rote”.
Hitam : asosiasinya gelap gulita, yang melambangkan kematian,
berkabung, atau dalam keadaan rasa takut. Warna ini lebih dominan bagi Orang
Rote, terutama pada hasil tenunannya pada sarung dan selimut. Juga sebagai
tanda berduka karena kematian saudara, orang tua mereka. Umumnya mereka
berpakaian serba hitam, sampai masa berkabungnya selesai, terkadang sampai
setahun mengenakan pakaian hitam. Pakaian hitam
ini dilepas ketika selesai kenduri/ pesta adat yang diselenggarakan
melepas masa duka.
Ungu : asosiasinya langit, senja, yang bersugesti kekayaan, kemewahan.
Warna ini umumnya tidak umum dipergunakan oleh orang Rote.
Putih : asosiasinya kemurnian, kesucian, kesederhanaan,
kepolosan, ketulusan, kepatuhan, kebaikan, berani karena benar atau gambaran
tentang Sorga dan Tuhan. Warna baju
orang Rote dalam acara-acara adat biasanya dominan putih, juga sebagai warna
lukisan pada hasil-hasil tenunan.
Kombinasi Warna
Ada 3 dasar yang
disebut warna primer, merah, biru, dan kuning. Campuran dua warna primer
dinamakan warna sekunder.
Merah + kuning = oranye.
Biru + kuning = hijau..
Merah + biru = ungu.
Jika
warna sekunder dicampur lagi dengan warna sekunder akan didapat warna yang
dinamakan warna tertier. Warna yang mengandung warna merah, dinamakan golongan
warna panas. Warna yang mengandung warna hijau, dinamakan golongan warna dingin.
Ada lagi warna yang disebut warna “komplemen”, warna yang melengkapi. Bila
suatu warna didampingi dengan warna komplemennya, warna tersebut akan saling
menguatkan. Misalnya warna ungu, warna komplemennya warna kuning. Bila dua
warna tersebut berdampingan, warna ungu akan tampak ungu asli dan warna kuning
tampak kuning asli. Dalam praktek ada 2 warna yang tidak termasuk dalam teori
warna tersebut diatas, yaitu warna putih dan warna hitam. Dengan cara mencampur
tertentu, kita akan mendapatkan banyak sekali warna baru dari 3 primer, warna putih
dan warna hitam tersebut
Musik dapat juga mengiringi suatu pementasan drama dalam
suatu teater, baik diiringi dengan musik pukul, musik gesek, musik petik, musik
tiup, perlu memiliki pengetahuan tentang
konstruksi pentas. Karena pemusik perlu mengetahuinya. Ada penataan suatu teater (sebagai
penyelenggara), dimana tepatnya lokasi para pemusik dan disisi mana para
pelakonnya (penataan tata ruang pentas).
Sebagai seorang seniman
seni musik perlu memahami dan memiliki pengetahuan yang luas tentang Tata Busana, Tata Rias maupun Tata Warna,
oleh karena dalam suatu pementasan atau pagelaran musik dalam satu panggung
terbuka semuanya ini termasuk dalam satu paket yang utuh dan lengkap.
Selain penataan
musik yang baik, juga diperlukan tenaga-tenaga professional (terpadu) di bidang
Tata Busa, Tata Rias, dan Tata warna, yang menata semua ini sehingga
menghasilkan suatu pementasan yang
sukses dan menyenangkan bagi para
penonton atau penikmat seni.
Pada intinya suatu gubahan lagu oleh penciptanya maupun yang dinyanyikan
oleh seorang penyanyi tidak lain dari pada,
suatu cerita yang menggambarkan
atau mengisahkan tentang sesuatu keadaan,
peristiwa, situasi, perasaan, yang diekspresikan dalam nada dan irama yang menggugah situasi, suasana dan menyetuh perasaan para penikmat seni.
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.