Indonesia Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.506 pulau, 5.705 pulau yang tak bernama dan 11. 801 pulau yang bernama. Kondisi wilayah baik daratan maupun lautan setelah berpisah dengan Timor-Timor, Indonesia masih merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan :
1). panjang garis pantai lebih dari 80.570 km,
2). luas laut teritorial sekitar 285.005 km,
3). luas laut perairan ZEE 2.692.762 km,
4). uas perairan pedalaman 2.012.392 km,
5). uas wilayah daratan 2.012.402 km,
6). luas wilayah perairan Indonesia 5.877.879 km, yang langsung menjadi batas Indonesia dengan negara tetangga (Dishidros 2001)
Indonesia mempunyai batas maritim dengan 10 (sepuluh) negara tetangga yaitu:
1.India, 2.Thailand, 3.Malaysia, 4.Singapore, 5.Vietnam, 6.Philipina, 7.Palau,
8.Papua new Guinea, 9.Australia dan 10.Timor Leste.
Batas maritim tersebut terdiri dari
1.batas laut wilayah (laut territorial),
2.batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan
3.batas landas kontinen.
Penentuan batas maritime tersebut perlu dilaksanakan dalam rangka :
1.penegakan kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi Indonesia di laut,
2.pengelolaan sumber daya alam
3.serta pengembangan ekonomi kelautan.
Penetapan batas-batas maritim tersebut ditentukan berdasarkan ketentuan hukum laut internasional dan pada saat ini menggunakan United Nations of Convension on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS 82) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Rl melalui UU No. 17 Tahun 1985. Implementasinya antara lain diperlukan pengelolaan terhadap batas maritim yang meliputi batas maritim langsung berbatasan dengan negara tetangga dan batas maritim dengan laut bebas. Secara teknis penentuan batas maritim diatur dalam A Manual on Technical Aspects United Nations of Convension on the Law of the Sea (TALOS) yang dikeluarkan oleh International Hydrographic Organization (IHO). Dengan demikian maka Dishidros TNI AL sebagai salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat Mabesal sekaligus sebagai lembaga hidrografi nasional sesuai Keppres No. 164/1960, ditunjuk sebagai anggota IHO mewakili pemerintah Rl, ikut terlibat menjadi anggota delegasi dalam setiap perundingan perbatasan laut dengan negara tetangga. Pulau-pulau terluar, yang berpenduduk maupun tidak berpenduduk jauh dari perhatian pemerintah. Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangatlah strategis, karena berdasarkan pulau inilah batas negara kita ditentukan. Pulau-pulau ini seharusnya mendapatkan perhatian dan pengawasan serius agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat menggangu keutuhan wilayah Indonesia,
Penyebab hilangnya pulau disebabkan beberapa hal yaitu :
1). hilangnya pulau secara fisik akibat abrasi, tenggelam, atau karena kesengajaan manusia,
2). hilangnya pulau secara kepemilikan akibat sebuah keputusan hukum seperti yang terjadi pada kasus berpindahnya status kepemilikan Sipadan dan Ligitan dari Indonesia ke Malaysia,
3). hilang secara sosial dan ekonomi, akibat praktek ekonomi dan sosial dari masyarakat secara turun temurun didiami oleh masyarakat dari negara lain.
Berdasarkan hasil survei Base Point atau Titik Dasar yang telah dilakukan DISHIDROS TNI AL, untuk menetapkan batas wilayah dengan negara tetangga, terdapat 183 titik dasar yang terletak di 92 pulau terluar, dari 92 pulau terluar ini ada 12 pulau yang harus mendapatkan perhatian serius.
1. Pulau Rondo, terletak di ujung barat laut Propinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Disini terdapat Titik dasar TD 177. Pulau ini adalah pulau terluar di sebelah barat wilayah Indonesia yang berbatasan dengan perairan India.
2. Pulau Berhala, terletak di perairan timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di tempat ini terdapat Titik Dasar TD 184. Pulau terluar Indonesia di Selat Malaka, salah satu selat yang sangat ramai karena merupakan jalur pelayaran internasional.
3. Pulau Nipa
Pulau Nipah atau Pulau Nipa (Peta Dishidros TNI-AL) atau Pulau Angup (sebutan penduduk sekitar) secara administratif berada di wilayah Desa Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dengan luas wilayah 63 Ha (permukaan air laut terendah), 58 Ha (permukaan air laut rata-rata), dan 28 Ha (permukaan air laut tertinggi). Koordinat Pulau Nipah 103 39'04.68" - 103 39' 39.384" BT dan 1 8' 26.88" - 1 9' 12.204" LU.
Secara geologi Pulau Nipah diinterpretasikan kelanjutan gugusan pulau Batam-Rempang-Galang (BARELANG), khusunya Pulau Pemping, Pulau Kelapa Jerih, dan Pulau Bulan.
Secara geografis Pulau Nipah terletak antara Selat Philip dan selat utama, yang berbatasan langsung dengan Singapura. Menjadikan Posisi Pulau Nipah merupakan pulau terluar terkait perbatasan antara Indonesia dan Singapura, saat air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon bakau dan tanggul yang menahan terjadinya abrasi. Pulau Nipa merupakan batas laut antara Indonesia dan Singapura sejak 1973, dimana terdapat Titik Referensi (TR 190) yang menjadi dasar pengukuran dan penentuan media line antara Indonesia dan Singapura. Hilangnya titik referensi ini dikhawatirkan akan menggeser batas wilayah NKRI.
Februari 2004, Presiden Megawati Sukarnoputri menerapkan tapak kakinya di monumen dan menanam pohon Cemara Laut di Pulau Nipah yang hanya tersisa 0,62 Ha saat pasang. Dengan kucuran dana Rp 300 Milyar, reklamasi kembali Pulau Nipah dilakukan di bulan Oktober 2004, 5 Februari 2009 luas reklamasi telah mencapai 60 Ha. Kadispotmar selaku ketua Kapinsaka bahari tingkat Nasional, telah membawa pemuda Indonesia ke daerah perbatasan Singapore, melalui kegiatan Peran Saka Nasional di Batam dan pulau Nipah 16-21 Juni 2010 Peran Saka Nasional 2010 telah menanam Mangrove sebanyak 10.000.000 pohon.
4. Pulau Sekatung, merupakan pulau terluar Propinsi Kepulauan Riau di sebelah utara dan berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 030
5. Pulau Marore, terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 055.
6. Pulau Miangas, terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 056.
7. Pulau Fani, terletak Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan langsung dengan Negara kepulauan Palau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 066.
8. Pulau Fanildo, terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan langsung dengan Negara kepulauan Palau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 072.
9. Pulau Bras, terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan langsung dengan Negara Kepualuan Palau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 072A.
10. Pulau Batek, terletak di Selat Ombai, Di pantai utara Nusa Tenggara Timur dan Oecussi Timor Leste. (Penulis : Belum ada Titik Dasarnya—TD nya).
11. Pulau Marampit, terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 057.
12. Pulau NDana, Kabupaten Rote Ndao, terletak di bagian selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan langsung dengan Pulau Karang Ashmore Australia. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 121 (Pulau-pulau terluar NKRI, Dishidros) (NNG)
Lihat Peta Indonesia, 12 Pulau Terluatrdi bawah ini
posted @ Wednesday, August 17, 2011 8:23 AM by AdminDispotmar
(4.5). Daftar pulau terluar Indonesia
Halaman ini memuat daftar 92 pulau terluar Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005. Peraturan Presiden tersebut ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 29 Desember 2005. Sebanyak 92 pulau di wilayah Indonesia berbatasan langsung dengan negara tetangga di antaranya:
Ke-92 pulau tersebut tersebar di 18 provinsi Indonesia yaitu :
1.Nanggroe Aceh Darussalam (6),
2.Sumatra Utara (3),
3.Kepulauan Riau (20),
4.Sumatra Barat (2),
5.Bengkulu (2),
6.Lampung (1),
7.Banten (1),
8.Jawa Barat (1),
9.Jawa Tengah (1),
10.Jawa Timur (3),
11.Nusa Tenggara Barat (1),
12.Nusa Tenggara Timur (5),
13.Kalimantan Timur (4),
14.Sulawesi Tengah (3),
15.Sulawesi Utara(11),
16.Maluku Utara (1),
17.Maluku (18),
18.Papua (6) dan
19. Papua Barat (3).
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar 92 pulau terluar Indonesia
No.
|
Nama pulau
|
|
Perairan
|
Wilayah administrasi
|
Negara terdekat
|
1.
|
Alor
|
8° 13′ 50″ LS, 125° 7′ 55″BT
|
Selat Ombai
|
Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur |
Timor Leste
|
2.
|
Ararkula
|
5° 35′ 42″ LS, 134° 49′ 5″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
3.
|
Asutubun
|
8° 3′ 7″ LS, 131° 18′ 2″ BT
|
Laut Timor
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku |
Timor Leste
|
4.
|
Bangkit
|
1° 2′ 52″ LU, 123° 6′ 45″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
5.
|
Barung
|
8° 30′ 30″ LS, 113° 17′ 37″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Jember, Jawa Timur
|
Australia
|
6.
|
Batarkusu
|
8° 20′ 30″ LS, 130° 49′ 16″BT
|
Laut Timor
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
7.
|
Batek
|
9° 15′ 30″ LS, 123° 59′ 30″BT
|
Laut Sawu
|
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur |
Timor Leste
|
8.
|
Batu Bawaikang
|
4° 44′ 46″ LU, 125° 29′ 24″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
9.
|
Batu Berhanti
|
1° 11′ 6″ LU, 103° 52′ 57″BT
|
Selat Singapura
|
Kota Batam, Kepulauan Riau
|
Singapura
|
10.
|
Batu Goyang
|
7° 57′ 1″ LS, 134° 11′ 38″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
11.
|
Batu Kecil
|
5° 53′ 45″ LS, 104° 26′ 26″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Lampung Barat, Lampung
|
India
|
12.
|
Batu Mandi
|
2° 52′ 10″ LU, 100° 41′ 5″BT
|
Selat Malaka
|
Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
13.
|
Benggala
|
5° 47′ 34″ LU, 94° 58′ 21″BT
|
Samudra Hindia
|
Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam
|
India
|
14.
|
Bepondi
|
0° 23′ 38″ LS, 135° 16′ 27″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Biak Numfor, Papua
|
Palau
|
15.
|
Berhala
|
3° 46′ 38″ LU, 99° 30′ 3″BT
|
Selat Malaka
|
Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara |
Malaysia
|
16.
|
Bras
|
0° 55′ 57″ LU, 134° 20′ 30″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Biak Numfor, Papua]
|
Palau
|
17.
|
Budd
|
0° 32′ 8″ LU, 130° 43′ 52″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat |
Palau
|
18.
|
Damar
|
2° 44′ 29″ LU, 105° 22′ 46″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
19.
|
Dana (Ndana)
|
11° 0′ 36″ LS, 122° 52′ 37″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
|
Australia
|
20.
|
Dana
|
10° 50′ 0″ LS, 121° 16′ 57″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
|
Australia
|
21.
|
Deli
|
7° 1′ 0″ LS, 105° 31′ 25″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Pandeglang, Banten
|
Australia
|
22.
|
Dolangan
|
1° 22′ 40″ LU, 120° 53′ 4″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah |
Malaysia
|
23.
|
Enggano
|
5° 31′ 13″ LS, 102° 16′ 0″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
|
India
|
24.
|
Enu
|
7° 6′ 14″ LS, 134° 31′ 19″BT
|
Laut Arafuru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
25.
|
Fani
|
1° 4′ 28″ LU, 131° 16′ 49″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat
|
Palau
|
26.
|
Fanildo
|
0° 56′ 22″ LU, 134° 17′ 44″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Biak Numfor, Papua
|
Palau
|
27.
|
Gosong Makasar
|
3° 59′ 25″ LU, 117° 57′ 42″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
|
Malaysia
|
28.
|
Intata
|
4° 38′ 38″ LU, 127° 9′ 49″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
29.
|
Iyu Kecil
|
1° 11′ 30″ LU, 103° 21′ 8″BT
|
Selat Malaka
|
Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
30.
|
Jiew
|
0° 43′ 39″ LU, 129° 8′ 30″BT
|
Laut Halmahera
|
Halmahera, Maluku Utara
|
Palau
|
31.
|
Kakarutan
|
4° 37′ 36″ LU, 127° 9′ 53″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
32.
|
Karang
|
7° 1′ 8″ LS, 134° 41′ 26″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
33.
|
Karaweira
|
6° 0′ 9″ LS, 134° 54′ 26″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
34.
|
Karimun Kecil
|
1° 9′ 59″ LU, 103° 23′ 20″BT
|
Selat Malaka
|
Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
35.
|
Kawalusu
|
4° 14′ 6″ LU, 125° 18′ 59″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
36.
|
Kawio
|
4° 40′ 16″ LU, 125° 25′ 41″BT
|
Laut Mindanao
|
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
37.
|
Kepala
|
2° 38′ 42″ LU, 109° 10′ 4″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
38.
|
Kisar
|
8° 6′ 10″ LS, 127° 8′ 36″BT
|
Selat Wetar
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
39.
|
Kolepon
|
8° 12′ 49″ LS, 137° 41′ 24″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Merauke, Papua
|
Australia
|
40.
|
Kultubai Selatan
|
6° 49′ 54″ LS, 134° 47′ 14″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
41.
|
Kultubai Utara
|
6° 38′ 50″ LS, 134° 50′ 12″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
42.
|
Laag
|
5° 23′ 14″ LS, 137° 43′ 7″BT
|
Laut Aru
|
Irian Jaya Timur, Papua
|
Australia
|
43.
|
Larat
|
7° 14′ 26″ LS, 131° 58′ 49″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Australia
|
44.
|
Leti
|
8° 14′ 20″ LS, 127° 37′ 50″BT
|
Laut Timor
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
45.
|
Liki
|
1° 34′ 26″ LS, 138° 42′ 57″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Sarmi, Papua
|
Papua Nugini
|
46.
|
Lingian
|
0° 59′ 55″ LU, 120° 12′ 50″BT
|
Selat Makasar
|
Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah
|
Malaysia
|
47.
|
Liran
|
8° 3′ 50″ LS, 125° 44′ 0″BT
|
Selat Wetar
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
48.
|
Makalehi
|
2° 44′ 15″ LU, 125° 9′ 28″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
49.
|
Mangkai
|
3° 5′ 32″ LU, 105° 35′ 0″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
50.
|
Mangudu
|
10° 20′ 8″ LS, 120° 5′ 56″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur |
Australia
|
51.
|
Manterawu
|
1° 45′ 47″ LU, 124° 43′ 51″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
52.
|
Manuk
|
7° 49′ 11″ LS, 108° 19′ 18″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
|
Australia
|
53.
|
Marampit
|
4° 46′ 18″ LU, 127° 8′ 32″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
54.
|
Maratua
|
2° 15′ 12″ LU, 118° 38′ 41″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
|
Malaysia
|
55.
|
Marore
|
4° 44′ 14″ LU, 125° 28′ 42″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
56.
|
Marsela
|
8° 13′ 29″ LS, 129° 49′ 32″BT
|
Laut Timor
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
57.
|
Meatimiarang
|
8° 21′ 9″ LS, 128° 30′ 52″BT
|
Laut Timor
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
58.
|
Mega
|
4° 1′ 12″ LS, 101° 1′ 49″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
|
India
|
59.
|
Miangas
|
5° 34′ 2″ LU, 126° 34′ 54″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
|
Filipina
|
60.
|
Miossu
|
0° 20′ 16″ LS, 132° 9′ 34″BT
|
Samudra Pasifik
|
Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat
|
Palau
|
61.
|
Nipa
|
1° 9′ 13″ LU, 103° 39′ 11″BT
|
Selat Singapura
|
Kota Batam, Kepulauan Riau
|
Singapura
|
62.
|
Nongsa
|
1° 12′ 29″ LU, 104° 4′ 47″BT
|
Selat Singapura
|
Kota Batam, Kepulauan Riau
|
Singapura
|
63.
|
Nusakambangan
|
7° 47′ 5″ LS, 109° 2′ 34″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
|
Australia
|
64.
|
Panambulai
|
6° 19′ 26″ LS, 134° 54′ 53″BT
|
Laut Aru
|
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
|
Australia
|
65.
|
Panehan
|
8° 22′ 17″ LS, 111° 30′ 41″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
|
Australia
|
66.
|
Pelampong
|
1° 7′ 44″ LU, 103° 41′ 58″BT
|
Selat Singapura
|
Kota Batam, Kepulauan Riau
|
Singapura
|
67.
|
Raya
|
4° 52′ 33″ LU, 95° 21′ 46″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam |
India
|
68.
|
Rondo
|
6° 4′ 30″ LU, 95° 6′ 45″ BT
|
Samudra Hindia
|
Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam
|
India
|
69.
|
Rusa
|
5° 16′ 34″ LU, 95° 12′ 7″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam |
India
|
70.
|
Salando
|
1° 20′ 16″ LU, 120° 47′ 31″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah
|
Malaysia
|
71.
|
Salaut Besar
|
2° 57′ 51″ LU, 95° 23′ 34″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam
|
India
|
72.
|
Sambit
|
1° 46′ 53″ LU, 119° 2′ 26″BT
|
Laut Sulawesi
|
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
|
Malaysia
|
73.
|
Sebatik
|
4° 10′ 0″ LU, 117° 54′ 0″BT
|
Selat Makasar
|
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
|
Malaysia
|
74.
|
Sebetul
|
4° 42′ 25″ LU, 107° 54′ 20″BT
|
Laut China Selatan
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Vietnam
|
75.
|
Sekatung
|
4° 47′ 45″ LU, 108° 1′ 19″BT
|
Laut China Selatan
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Vietnam
|
76.
|
Sekel
|
8° 24′ 24″ LS, 111° 42′ 31″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
|
Australia
|
77.
|
Selaru
|
8° 10′ 17″ LS, 131° 7′ 31″BT
|
Laut Timor
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Australia
|
78.
|
Semiun
|
4° 31′ 9″ LU, 107° 43′ 17″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
79.
|
Sentut
|
1° 2′ 52″ LU, 104° 49′ 50″BT
|
Selat Singapura
|
Kabupaten Kepulauan Riau, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
80.
|
Senua
|
4° 0′ 48″ LU, 108° 25′ 4″BT
|
Laut China Selatan
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
81.
|
Sibarubaru
|
3° 17′ 48″ LS, 100° 19′ 47″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat
|
India
|
82.
|
Simeuleuceut
|
2° 31′ 47″ LU, 95° 55′ 5″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam
|
India
|
83.
|
Simuk
|
0° 5′ 33″ LS, 97° 51′ 14″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Nias, Sumatra Utara
|
India
|
84.
|
Sinyaunyau
|
1° 51′ 58″ LS, 99° 4′ 34″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat
|
India
|
|
Sophialouisa
|
8° 55′ 20″ LS, 116° 0′ 8″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat |
Australia
|
86.
|
Subi Kecil
|
3° 1′ 51″ LU, 108° 54′ 52″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
87.
|
Tokong Belayar
|
3° 27′ 4″ LU, 106° 16′ 8″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
88.
|
Tokong Malang Biru
|
2° 18′ 0″ LU, 105° 35′ 47″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
89.
|
Tokong Nanas
|
3° 19′ 52″ LU, 105° 57′ 4″BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
90.
|
Tokongboro
|
4° 4′ 1″ LU, 107° 26′ 9″ BT
|
Laut Natuna
|
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
|
Malaysia
|
91.
|
Wetar
|
7° 56′ 50″ LS, 126° 28′ 10″BT
|
Laut Banda
|
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
|
Timor Leste
|
92.
|
Wunga
|
1° 12′ 47″ LU, 97° 4′ 48″BT
|
Samudra Hindia
|
Kabupaten Nias, Sumatra Utara
|
India
|
Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia [1]
Referensi
Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005
Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005 beserta penjelasannya di DKP
Catatan
1.Pulau Rondo (No. 68) (pulau paling barat dan paling utara, 6°4'17"N 95°6'49"E)
2.Pulau Liki (No. 45) dan Pulau Wakde (pulau paling timur, 139°0'42"E)
3/Pulau Miangas (No. 59) dan Pulau Sekatung (No. 75) (pulau paling utara tengah, 4°47'24"N )
5.Pulau NDana (No. 19) (pulau paling selatan Indonesia, 10°59'30"S );
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_terluar_Indonesia"
Kategori: Pulau di Indonesia | Pulau terluar Indonesia | Daftar bertopik Indonesia | Daftar bertopik geografi
wikipedia
*) Penulis :
(Peraturan Presiden no.78, tertanggal 29 Desember 2005, perlu di ralat kembali pulau perbatasan terselatan Indonesia bukan pulau Ndana, melainkan Gugusan Pulau Pasir (Ashmore Reef) adalah wilayah Kabupaten Rote Ndao, bukan Kabupaten Kupang. Untuk jelasnya dapat dibaca kasus Gugusan Pulau Pasir antara Indonesia-Australia masih hangat dibicarakan oleh berbagai kalangan dan pakar hukum di bagian lain dari buku ini.Pulau pada Nomor 20, yaitu Pulau Ndana, bukan termasuk Kabupaten Kupang, melainkan masuk Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (Terhitung Tahun 2002 setelah terbentuknya Kabupaten Rote Ndao).Sebenarnya batas paling selatan dari perairan Indonesia bukan di Pulau Ndana, melainkan di Gugusan Pulau Pasir (Ashmore Reef).
Perlu diketahui bahwa hingga kini masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, masih mempersoalkan Pulau Pasir khususnya oleh masyarakat Adat Suku Rote/Roti, bahwa Gugusan Pulau Pasir tersebut adalah sejak Belanda menjajah Indonesia adalah wilayah Tanah Hak Ulayat Suku Rote jauh sebelum tahun 1522, (Hukum Adat Suku Rote) telah diberlakukan atas Pulau Pasir (Ashmore Reef) sebagai Hak Adat Tanah Ulayat sebelum tahun 1522, yaitu ketika pelaut Portugis Antonio Pigafetta salah satu rombongan Magelhans, menemukan Pulau Rote/Roti yang saat itu berlayar dari Filipina dan dari Pulau Rote kembali ke Eropa melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Persoalan Gugusan Pulau Pasir (Ashmore Reef, belum Tutup Buku)
Karena hingga kini masih terus diperjuangkan) – Baca polimik Pulau Pasir pada berbagai artikel dalam buku ini. Jangan terlena dengan hanya memperhatikan argumentasi ataupun kepustakaan Australia saja, melainkan juga mengekuti Sejarah Kepemilikan Pulau Pasir secara Hukum Adat Masyarakat Suku Rote yang panjang lebar dikemukakan dalam buku ini. Selain itu Penulis akan menunjukkan Bukti Baru berupa 3 (tiga) Peta lama dan Asli buatan Belanda (Hinjdia Belanda) dan Peta Dunia Buatan Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa Gugusan Pulau Pasir (Ashmore Reef) terletak di atas (di-Utara) Garis Perbatasan Berwarna Merah antara Indonesia dengan Australia. Demikian pula Peta baru hasil rekayasa Australia setelah Tahun 1974 yang dibuat sepihak, sebenarnya jika Garis Batas Perbatasan Indonesia – Australia ditarik Lurus seseai dengan UNCLOS 1982, maka jelas Pulau Pasir (Ashmore Reef) masuk wilayah Kebupaten Rote Ndao (Indonesia).
Namun Australia membuat Garis Batas Indonesia – Australia ketika sampai di Gugusan Pulau Pasir, bukannya di Tarik Lurus, melainkan dibuar setengah lingkaran MEMBLOK Pulau Pasir menjadi wilayah teritorialnya (Lihat Peta Australia pada bagian lainnya). Dengan demikian Australia telah berlaku curang dalam pembuatan Garis Batas Indonjesia – Australia dengan mencaplok Pulau Pasir yang sangat kaya akan sumber MIGAS yang ingin dimilikinya sendiri. Dengan pembuatan Garis batas secara sepihak itu, maka Indonesia telah kehilangan 85 % wilayah laut. Oleh karena itu saat ini berbagai pihak politisi dan cendikiawan maupun lembaga-lembaga masyarakat di Indonesia, telah bekerja keras untuk memperjuangkan kembalinya Pulau Pasir ke Indonesia. Perjuangan tersebut dapat dikemukakan dalam uraian-uraian selanjutnya. Dengan adanya Peta Asli dan Orisinil ini, maka Australia tidak lagi memiliki alasan apapun dalam Mencaplok Pulau Psir kedalam wilayah teritorialnya. (Lihat Uraian dan Peta Pulau Pasir pada bagian lainnya)
Penulis :Drs.Simon Arnold Jilian
Jacob
DAFTAR PULAU-PULAU
TIAP PROVINSI – DAFTAR KOORDINAT DAN
PULAU-PULAU TERLUAR NKRI
Oleh :Drs.Simon Arnold Julian Jacob
1. Daftar Jumlah Pulau setiap Provinsi di
Indonesia.
Jumlah Pulau di Indonesia menurut Data Departemen Dalam Negeri ditahun 2004
ada-lah 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634
belum memiliki nama.
Rekapitulasi jumlah pulau di Indonesia tahun 2004
No
|
Propinsi
|
Jumlah yang bernama
|
Jumlah yang belum bernama
|
Jumlah
|
1
|
Nangroe Aceh Darusalam
|
205
|
458
|
663
|
2
|
Sumatra Utara
|
237
|
182
|
419
|
3
|
Sumatra Barat
|
200
|
191
|
391
|
4
|
Riau
|
73
|
66
|
139
|
5
|
Jambi
|
16
|
3
|
19
|
6
|
Sumatra selatan
|
43
|
10
|
53
|
7
|
Bengkulu
|
23
|
24
|
47
|
8
|
Lampung
|
86
|
102
|
188
|
9
|
Kepulauan Bangka Belitung
|
311
|
639
|
950
|
10
|
Kepulauan Riau
|
1350
|
1.058
|
2408
|
11
|
DKI Jakarta
|
111
|
107
|
218
|
12
|
Jawa barat
|
19
|
112
|
131
|
13
|
Jawa Tengah
|
47
|
249
|
296
|
14
|
DI Yogyakarta
|
22
|
1
|
23
|
15
|
Jawa Timur
|
232
|
55
|
287
|
16
|
Banten
|
48
|
83
|
131
|
17
|
Bali
|
25
|
60
|
85
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
461
|
403
|
864
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
473
|
719
|
1192
|
20
|
Kalimantan Barat
|
246
|
93
|
339
|
21
|
Kalimantan Tengah
|
27
|
5
|
32
|
22
|
Kalimantan Selatan
|
164
|
156
|
320
|
23
|
Kalimantan Timur
|
232
|
138
|
370
|
24
|
Sulawesi Utara
|
310
|
358
|
1668
|
25
|
Sulawesi Tengah
|
139
|
611
|
750
|
26
|
Sulawesi selatan
|
190
|
105
|
295
|
27
|
Sulawesi Tenggara
|
361
|
290
|
651
|
28
|
Gorontalo
|
96
|
40
|
136
|
29
|
Maluku
|
741
|
681
|
1422
|
30
|
Maluku Utara
|
125
|
1349
|
1474
|
31
|
Papua
|
301
|
297
|
598
|
32
|
Irian jaya Barat( Papua Barat)
|
956
|
989
|
1945
|
|
Total
|
7870
|
9634
|
17504
|
(Sumber :
Departemen Dalam Negeri RI (2004).Internet. Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Catatan Penulis :
Jumlah pulau yang belum bernama (9.634 buah), segera di beri nama,
baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Nama-nama pulau
dimasing-masing daerah diberi nama seperti bekas raja-raja setempat atau nama
pemuka masyarakat adat, atau nama lain. Pemeberian nama-nama pulau kosong agar
diserahkan kepada pemerintah setempat, dan daftar nama-nama pulau tersebut
diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri dan tindasannya kepada instansi-instansi
terkait, untuk dibuat dalam peta.
Tugas pemberian nama ini dimulai tahun 2012 dan berakhir tahun 2015. dengan
demikian tidak terdapat lagi pulau-pulau tanpa nama. Selain itu pada semua
pulau-pulau kosong, selain marcusuar agar dilengkapi dengan monument yang
ukuran 5 meter lebar dan tingginya sekitar 20 meter atau lebih , dan
bertuliskan nama pulau dan lambang Garuda dengan tulisan Republik
Indonesia serta kata-kata lainnya. Anggarannya disediakan oleh APBN maupun APBD
setempat. Hingga kini Lembaga yang diserahi tugas belum menyelesaikan
semua tugas di pulau-pulau terluar antara lain belum membuat
monomen atau tanda batas di pulau-pulau terluar terutama yang tidak
berpenghuni, sehingga hal ini dapat saja Negara tetangga juga menyatakan
pulau-pulau tersebut sebagai miliknya. Instansi yang ditugaskan untuk ini
antara lain Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Luar Negewri RI,
Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan semuanya berjumlah 17
instansi terkait. Dengan demikian masih membuka peluang adanya klaim dari
Negara
tetangga.(Penulis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.