Oleh
: Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Berbagai
Pendapat tentang RESESI EKONOMI
Akhir-akhir ini ada kata yang mendadak
populer…RESESI. Kata ini kini menjadi
bahan pembicaraan berbagai orang, dari menteri hingga pedagang kaki lima.
Dalam kondisi saat ini, memang bayangan resesi semakin nyata dan nampaknya sulit
bagi perekonomian dunia untuk lari dari kenyataan ini. Meskipun demikian, di tengah ‘populernya‘ kata Resesi
ini, apakah anda tahu sebenarnya apa itu Resesi?
Ketika seorang anak buah saya menyinggung soal resesi, saya lalu bertanya kepadanya ‘Apakah kamu
tahu resesi itu sebenarnya apa?‘, anak buah saya tersebut berpikir
beberapa lama sebelum akhirnya menjawab ‘errr… pokoknya resesi itu artinya “ekonomi
jelek‘…Mudah-mudahan setelah membaca artikel-artikel ini, anda akan bisa memberikan jawaban yang
lebih baik daripada jawaban anak buah saya itu.
Resesi,
secara umum dikatakan sebagai suatu tahap dalam siklus ekonomi di mana berbagai
kegiatan ekonomi mengalami kontraksi. Mungkin bagi teman-teman dari latar
belakang pendidikan non-ekonomi lalu bertanya, ‘apa
terjemahannya dalam bahasa sehari-hari?‘ Secara sederhana, ini
artinya kegiatan produksi dan konsumsi dalam suatu ekonomi mengalami penurunan. Orang-orang (konsumen) mengurangi konsumsinya.
Akibatnya produsen pun terpaksa
mengurangi produksinya juga. Pengurangan produksi ini biasanya akan menimbulkan
rasionaliasi pekerja (alias PHK).
Ini sebabnya mengapa biasanya resesi itu selalu terkait dengan tingkat pengangguran yang relatif
tinggi. Definisi di atas, seperti kita lihat
merupakan suatu definisi yang ‘kasar’ dan tidak terlalu jelas. Teman-teman yang
teliti mungkin akan bertanya, berapa besar penurunannya (kontraksinya) agar
ekonomi bisa disebut resesi? Ekonomi
tentu ada naik-turunnya. Bagaimana jika ekonomi minggu ini turun, lalu minggu
depan naik dan minggu berikutnya lagi kembali turun? Apakah ini bisa disebut resesi?
Jadi bagaimana definisi yang eksak (tepat)
agar ekonomi bisa dikatakan Percaya atau tidak, kata resesi tidak mempunyai definisi
yang eksak (spesifik).
National Bureau of Economic Research (NBER) sebuah badan riset
ekonomi terbesar di Amerika, misalnya, hanya mendefinisikan Resesi sebagai: a recession is a significant decline
in economic activity spread across the economy, lasting more than a few months,
normally visible in real GDP, real income, employment, industrial production,
and wholesale-retail sales.
Dalam bahasa Indonesia: Resesi adalah penurunan yang signifikan dalam
aktifitas ekonomi, yang tersebar di keseluruhan ekonomi, berlangsung lebih dari
beberapa bulan, yang terlihat nyata dalam nilai PDB (Produk Domestik Bruto)
Riil, tingkat pendapatan Riil, lapangan pekerjaan, produksi industri dan
penjualan retail maupun grosir.
Seperti kita lihat, definisi NBER di atas, meskipun sedikit lebih ‘jelas’
dari definisi pertama, masih tidak terlalu jelas. Sebagai contoh, dalam definisi
tersebut ada kata ’signifikan’, tetapi tidak ada kepastian berapa angka yang
bisa dikatakan sebagai ’signifikan’.
Definisi lain yang kerap dipakai adalah
penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama 2 kwartal berturut-turut. Meskipun demikian, definisi
ini kerap tidak ’sinkron’ dengan definisi dari NBER. Sebagai contoh NBER
menyatakan tahun 2001 sebagai resesi meskipun aktifitas ekonomi mengalami
penurunan di kwartal 1 dan 3 (alias tidak berturut-turut).
Definisi kata Resesi juga akan berbeda jika
batasan pembahasan dirubah, dari skala nasional menjadi skala ‘global’. IMF
misalnya, menyatakan ekonomi dunia sudah dikatakan memasuki resesi jika
pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 3% ataupun dibawahnya.
Bagaimana
dengan ‘resesi’ di negara berkembang?
Ekonomi di negara berkembang, biasanya tumbuh
dengan persentase yang lebih tinggi daripada negara maju. Dalam beberapa tahun
terakhir misalnya, ekonomi Cina bisa tumbuh hingga dua digit (di atas 10%).
Ekonomi Indonesia pun tumbuh di sekitar 6%. Bandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi Amerika yang bergerak di kisaran 2%. Karena
tingginya tingkat pertumbuhan di negara berkembang, maka biasanya untuk negara
berkembang tidak perlu ‘menunggu’ hingga ekonominya
minus sebelum dikatakan mengalami resesi.
Seandainya pertumbuhan ekonomi di negara berkembang tumbuh terlalu pelan saja,
maka negara tersebut sudah mengalami sesuatu yang dikenal sebagai Growth Recession (Resesi)
Pertumbuhan.
Dalam Growth
Recession, pertumbuhan ekonomi tumbuh terlalu pelan untuk menyerap
pertumbuhan tenaga kerja. Seperti kita tahu, pertumbuhan tenaga kerja di negara
berkembang itu relatif sangat cepat sehingga dibutuhkan pertumbuhan ekonomi
yang cepat juga untuk menyerap tenaga kerja itu. Ketika pertumbuhan ekonomi
melambat, banyak tenaga kerja baru yang tidak terserap sehingga meningkatkan
tingkat pengangguran. Akibatnya,
ekonomi terasa seperti di dalam resesi. Sebagai contoh, beberapa
ekonom menyatakan bahwa ekonomi Cina
akan mengalami permasalahan jika seandainya pertumbuhan ekonominya dibawah
angka 6%.
Bagaimana dengan Indonesia?
Ironsinya, beberapa bulan lalu, OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development) menyatakan bahwa untuk menyerap
pertumbuhan tenaga kerjanya, ekonomi Indonesia harus tumbuh minimal 8%. PS: Saya jadi
teringat seorang mantan Wapres kita yang ‘melecehkan’ program Keluarga
Berencana.Tingginya pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor utama
mengapa kita butuh pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula hanya sekedar untuk menyerap
tenaga kerja kita.
Seperti
kita lihat di atas, kata ‘Resesi’ ternyata bisa mempunyai banyak pengertian.
Karena beragamnya pengertian tentang ‘resesi’ inilah maka biasanya dalam
konteks sederhana, resesi biasanya hanya dikatakan sebagai, periode di mana
ekonomi mengalami kontraksi.(Internet).--Nopember
17, 2008...4:21 pm--Apa itu Resesi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.