alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 01 Februari 2015

APAKAH BADAI EKONOMI SUDAH BERLALU"?

Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Berbagai Pendapat tentang RESESI  EKONOMI

Akhir-akhir ini ada kata yang mendadak populer…RESESI. Kata ini kini menjadi bahan pembicaraan berbagai orang, dari menteri hingga pedagang kaki lima.
Dalam kondisi saat ini, memang bayangan resesi semakin nyata dan nampaknya sulit bagi perekonomian dunia untuk lari dari kenyataan ini. Meskipun demikian, di tengah ‘populernya‘ kata Resesi ini, apakah anda tahu sebenarnya apa itu Resesi? Ketika seorang anak buah saya menyinggung soal resesi, saya lalu bertanya kepadanya ‘Apakah kamu tahu resesi itu sebenarnya apa?‘, anak buah saya tersebut berpikir beberapa lama sebelum akhirnya menjawab ‘errr… pokoknya resesi itu artinya “ekonomi jelek‘…Mudah-mudahan setelah membaca artikel-artikel  ini, anda akan bisa memberikan jawaban yang lebih baik daripada jawaban anak buah saya itu.

Resesi, secara umum dikatakan sebagai suatu tahap dalam siklus ekonomi di mana berbagai kegiatan ekonomi mengalami kontraksi. Mungkin bagi teman-teman dari latar belakang pendidikan non-ekonomi lalu bertanya, ‘apa terjemahannya dalam bahasa sehari-hari?‘ Secara sederhana, ini artinya kegiatan produksi dan konsumsi dalam suatu ekonomi mengalami penurunan. Orang-orang (konsumen) mengurangi konsumsinya. Akibatnya produsen pun terpaksa mengurangi produksinya juga. Pengurangan produksi ini biasanya akan menimbulkan rasionaliasi pekerja (alias PHK).

Ini sebabnya mengapa biasanya resesi itu selalu terkait dengan tingkat pengangguran yang relatif tinggi.  Definisi di atas, seperti kita lihat merupakan suatu definisi yang ‘kasar’ dan tidak terlalu jelas. Teman-teman yang teliti mungkin akan bertanya, berapa besar penurunannya (kontraksinya) agar ekonomi bisa disebut resesi? Ekonomi tentu ada naik-turunnya. Bagaimana jika ekonomi minggu ini turun, lalu minggu depan naik dan minggu berikutnya lagi kembali turun? Apakah ini bisa disebut resesi?
Jadi bagaimana definisi yang eksak (tepat) agar ekonomi bisa dikatakan  Percaya atau tidak, kata resesi tidak mempunyai definisi yang eksak (spesifik).
National Bureau of Economic Research (NBER) sebuah badan riset ekonomi terbesar di Amerika, misalnya, hanya mendefinisikan Resesi sebagai: a recession is a significant decline in economic activity spread across the economy, lasting more than a few months, normally visible in real GDP, real income, employment, industrial production, and wholesale-retail sales.

Dalam bahasa Indonesia: Resesi adalah penurunan yang signifikan dalam aktifitas ekonomi, yang tersebar di keseluruhan ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, yang terlihat nyata dalam nilai PDB (Produk Domestik Bruto) Riil, tingkat pendapatan Riil, lapangan pekerjaan, produksi industri dan penjualan retail maupun grosir. Seperti kita lihat, definisi NBER di atas, meskipun sedikit lebih ‘jelas’ dari definisi pertama, masih tidak terlalu jelas. Sebagai contoh, dalam definisi tersebut ada kata ’signifikan’, tetapi tidak ada kepastian berapa angka yang bisa dikatakan sebagai ’signifikan’.

Definisi lain yang kerap dipakai adalah penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama 2 kwartal berturut-turut. Meskipun demikian, definisi ini kerap tidak ’sinkron’ dengan definisi dari NBER. Sebagai contoh NBER menyatakan tahun 2001 sebagai resesi meskipun aktifitas ekonomi mengalami penurunan di kwartal 1 dan 3 (alias tidak berturut-turut).
Definisi kata Resesi juga akan berbeda jika batasan pembahasan dirubah, dari skala nasional menjadi skala ‘global’. IMF misalnya, menyatakan ekonomi dunia sudah dikatakan memasuki resesi jika pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 3% ataupun dibawahnya.

Bagaimana dengan ‘resesi’ di negara berkembang? 

Ekonomi di negara berkembang, biasanya tumbuh dengan persentase yang lebih tinggi daripada negara maju. Dalam beberapa tahun terakhir misalnya, ekonomi Cina bisa tumbuh hingga dua digit (di atas 10%). Ekonomi Indonesia pun tumbuh di sekitar 6%. Bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Amerika yang bergerak di kisaran 2%. Karena tingginya tingkat pertumbuhan di negara berkembang, maka biasanya untuk negara berkembang tidak perlu ‘menunggu’ hingga ekonominya minus sebelum dikatakan mengalami resesi. Seandainya pertumbuhan ekonomi di negara berkembang tumbuh terlalu pelan saja, maka negara tersebut sudah mengalami sesuatu yang dikenal sebagai Growth Recession (Resesi)

Pertumbuhan.

Dalam Growth Recession, pertumbuhan ekonomi tumbuh terlalu pelan untuk menyerap pertumbuhan tenaga kerja. Seperti kita tahu, pertumbuhan tenaga kerja di negara berkembang itu relatif sangat cepat sehingga dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang cepat juga untuk menyerap tenaga kerja itu. Ketika pertumbuhan ekonomi melambat, banyak tenaga kerja baru yang tidak terserap sehingga meningkatkan tingkat pengangguran. Akibatnya, ekonomi terasa seperti di dalam resesi. Sebagai contoh, beberapa ekonom menyatakan bahwa ekonomi Cina akan mengalami permasalahan jika seandainya pertumbuhan ekonominya dibawah angka 6%.

Bagaimana dengan Indonesia?

Ironsinya, beberapa bulan lalu, OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menyatakan bahwa untuk menyerap pertumbuhan tenaga kerjanya, ekonomi Indonesia harus tumbuh minimal 8%. PS: Saya jadi teringat seorang mantan Wapres kita yang ‘melecehkan’ program Keluarga Berencana.Tingginya pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor utama mengapa kita butuh pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula hanya sekedar untuk menyerap tenaga kerja kita.


Seperti kita lihat di atas, kata ‘Resesi’ ternyata bisa mempunyai banyak pengertian. Karena beragamnya pengertian tentang ‘resesi’ inilah maka biasanya dalam konteks sederhana, resesi biasanya hanya dikatakan sebagai, periode di mana ekonomi mengalami kontraksi.(Internet).--Nopember 17, 2008...4:21 pm--Apa itu Resesi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.