INFORMASI AGROPOLITAN

Informasi  Agropolitan

Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Tidak disangsikan lagi, Indonesia adalah negeri yang kaya raya

 dengan hasil pertaniannya.

Dihubungkan dengan dunia bisnis pariwisata, yang kita maksudkan dengan hasil pertaniannya adalah : buah-buahan dan, sayur-sayuran tropis yang beraneka ragam jenisnya, di samping daging, ikan, telur, udang, susu, dan berbagai produk komoditi yang dihasilkan petani kita. Sayur-mayur seperti : tomat, kentang, kedele, kacang-kacangan, asparagus, bayam, jamur, kubis dsb-nya, buah-buahan seperti :  pepaya, jeruk, pisang, jambu, apel, melon, durian, duku, nenas, rambutan, leci, markisa, teh, kopi, dan jenis lainnya, merupakan komoditi hasil pertanian yang tidak ternilai harganya.

Belum lagi menyebut jenis-jenis bunga dan tanaman hias yang dibutuhkan oleh industri pariwisata. Dalam bisnis pariwisata semua orang tahu, sebagian besar komoditi hasil pertanian tersebut dibutuhkan untuk konsumsi wisatawan-wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara (wisman). Juga mereka yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata tahu betul bahwa uang yang dikeluarkan oleh seseorang yang mengadakan perjalanan diperuntukkan keperluan :

·         akomodasi hotel,

·         transportasi,

·         makan-minum,

·         cenderamata,

·         tours dan keperluan pribadi lainnya.

Dan untuk makan-minum dialokasikan dana rata-rata 20% - 25% dari seluruh pengeluaran selama mengadakan perjalanan. Ini berarti produk agrobisnis sangat penting dalam bisnis pariwisata.Untuk memperoleh komoditi produk agrobisnis ini, hotel-hotel dan restoran butuh pusat informasi :

·         dimana dibelinya,

·         berapa harganya,

·         jenis produk apa yang ada pada musimnya,

·         bagaimana kualitasnya,

·         berapa banyak  dapat dibeli, dan seterusnya

·         bagaimana kemasannya serta,

·         mengangkutnya.

Tanpa kehadiran pusat informasi ini, manajemen industri pariwisata  menghadapi kesulitan.

Karena sangat butuh, sedangkan informasi sukar diperoleh, terpaksa diimpor dari luar (Singapura, Hongkong, Taiwan dll) yang : pemasokannya terjamin,  baik mutu komoditi, kemasan, waktu dan, harganya. Berita di bulan Pebruari l992 yang, mengatakan Sekjen Departemen Pertanian RI, telah merancangbangun adanya Sistem Informasi Agropolitan di Jakarta sebagai “Pusat informasi Hasil-hasil Pertanian” dari; seluruh penjuru Tanah Air, patut disambut dengan tepuk tangan. Sistem Informasi Agropolitan (SIA) ini akan membuka era baru untuk kerjasama sektor pariwisata dengan sektor pertanian. Tidak akan ada impor daging, sayur, buah-buahan dari luar negeri berkat, informasi yang akurat diperoleh dari SIA  mengenai segala sesuatunya kebutuhan hotel dan restoran kita. (Johnnie Sugiaarto, Travel Club No.45/Mei l992 :1).