Pulau Terdepan—Mereka bertani di Tapal Batas Sibatik
Persawahan di Dusun Seberang, Desa Sungai Pancang, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, berada di tapal batas negara aqntara RI dan Malaysia di Pulau Sibatik. Saya tidak tahu itu patok apa,” kata Sulaiman (70), petani Dusun Seberaqng, Desa Sungai Pancang, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Kebun Sulaiman tak Cuma ditanami kakao. Di situ ada patok tugu semen bercat putih..
Bukan hanya Sulaiman yang tidak tahu tentang patok putih itu. Ternyata, patok itu adalah tapal batas negara wilayah Indonesia dan Malaysia di Pulau Sibatik. Patok itu satu dari 18 patok batas negara sepanjang 25 kilometer yang membelah Pulau Sibatik.Mereka tidak banyak tahu pentingnya patok itu karena jarak antarpatok jauh.
Patok yang ada di kebun Sulaiman dengan sebuah patok yang terletak dekat menara suar di Desa Sungai Pancung saja misalnya, lebih dari 1 kiolometer. Di area persawahan sekitar 250 hektar yang ada antara patok di kebun Sulaiman dan menara suar itu misalnya, tidak ada patok batas negara. Padahal, sawah itu terbelah dua berada di wilayah Indonesia dan Malaysia. Keberadaan patok resmi di sana dinilai penting.
Sebab, beberapa hari sebelumnya, saat masalah Ambalat memanas, warga di sana sempat khawatir kehilangan sawah mereka karena disebut-sebut adanya pergeseran tapal batas negara. Setelah dicek, ternyata yang dimaksud mereka itu patok-patok kayu yang dipasang pihak Malaysia saat mengukur wilayah mereka di persawahan tersebut. Karena dianggap tidak resmi, anggota TNI yang bertugas di sana langsung mencabut patok-patok itu.
Petani pun kembali tenang mengerjakan sawahnya. Karena bertani di perbatasan, boleh jadi Sulaiman adalah petani Indonesia yang paling kerap ke luar negeri. Cukup melompat pagar kebun tetangganya. Ia sudah berada di luar negeri. Demikian juga petani yang memiliki sawah di daerah itu, dengan hanya lewat pematang sawah atau naik motor, mereka sudah berada di laur negeri jiran. “Saya di sini sudah 39 tahun. Sama seperti warga Sebatik lainnya, kalau pergi ke Tawau, sudah beberapa kali. Kalau ke perbatasan Malaysia hampir setiap hari,” katanya.
Menurut Sulaiman, pihaknya kerap di temui aparat dari Malaysia maupun Indonesia setiap melakukan pengecekan wilayah perbatasan di dusun ini. “ Saat bertemu aparat Malaysia, kami hanya diingatkan boleh bertani di daerah ini, tetapi tidak boleh menjual tanahnya,” tuturnya. Orang lain mungkin heran, kenapa untuk berkebun atau menanam padi harus memilih di perbatasan negara. Namun, ketika menyusuri perbatasan di Pulau Sibatik, orang pasti kagum karena daerah ini merupakan salah satu daerah subur di utara Kaltim.
Perkebunan kakao, pisang, cem,pedak, durian, rambutan, kelapa sawit, kelapa, serta padi menjadi andalan daerah ini. Dari produk pertanian ini mereka mendapat penghasilan lumayan karena semuanya di jual ke Tawau, Malaysia. Di Sibatik lebih dari 10 pedagang pengumpul siap menampung hasil pertanian warga untuk dibawa ke Tawau. Bukan hanya itu, di Desa Sungai Pancang juga tersedia terminal agrobisnis. Di sana hasil pertanian Sibatik dikumpulkan sebelum dikirim ke Tawau. Setiap hari dikirim 3-10 ton kakao, 5-8 ton pisang, dan beberapa buah saat sedang musim, seperti 2 ton mangga per hari, 3-5 ton dunrian, 2-4 ton cempedak.
Adapun harganya, kakao 4-5 ringgit atau Rp.11200- Rp.18.200 per kilogram (kg), pisang satu tandan sekitar 4 ringgit (Rp.11.200) atau satu sisir seharga 70 sen (Rp.2.100). Sedangkan kopi 6 ringgit (Rp.16.800) per kg. Kelapa sawait 140 ringgit (Rp.392.000) per ton. Buah –buahan durian dan duku, di jual 3 ringgit (Rp.8.400) per kg. Sedangkan beras, 1,7 ringgit (Rp.4.760) per kg.
Adapun pengirimannya melalui Sungai Aji Kuning di Dusun Abadi, Desa Aju Kuning, Kecamatan Sebatik Barat. Sungai ini menjadi pilihan karena ongkos perahunya murah karena letaknya paling dekat untuk berlayar ke Tawau. Dari sungai itu ongkos angkut hanya 2 hingga 5 ringgit atau Rp.5.000- Rp.15.000).
Sedangkan bila melewati Dermaga Sungai Nyamuk mencapai Rp,45.000. Tetapi kalau ke Tarakan, ongkos penumpang saja Rp.175.000 per orang. Selain itu, di Tarakan juga tidak dijamin semua produk pertanian itu terbeli. Seperti kakao dan kelapa sawit, pabrik pengolahannya tidak ada. Melihat potret geliat ekonomi pertanian Dusun Seberang dan Abadi, tentu jangan buru-buru mencap warga setempat tidak cinta Tanah Air atau tidak nasionalis.
Tetapi, fakta yang terjadi ini semata-mata karena masalah ekonomi dari terbukanya peluang usaha mereka yang sudah berlangsung puluhan tahun. Bagi mereka Tawau menjadi pasar utama hasil pertanian Sebatik. Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sebatik Masjidi mengungkapkan, kebun kakao miliknya sudah ada tahun 1970-an. Bibitnya berasal dari Malaysia. Kini perkebunan kakao di Sibatik mencapai 5.000 hektar. Produksinya kalau serempak panen mencapai 250 ton.
Dulu luas perkebunan kakao di Sibatik 6.000 hektar. Belakangan, sebagian perkebunan yang tak produktif ditebang dan sejak 2005 warga menggantinya dengan kelapa sawit. Sedangkan persawahan luasnya 1.200 hektar. Kondisi Sibatik Indonesia memang kontras dengan Sebatuk Malaysia yang dipenuhi kelapa sawit. Tak heran bila pedagang Malaysia di Tawau terus menjalin kontak dengan petani di Sebatik di Indonesia agar petani Indonesia terus mengirim hasil pertanian ke Malaysia. “Kalau soal patok atau Ambalat, biarlah negara yang mengurus baik-baiknya, petani Sebatik memilih hidup tenang mengurusi kebunnya di tepi batas,” kata Musjidi.
(M.Syaifula/Kompas, 12-6-2009).
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.