Bung Karno: Masalah Pertahanan dan Keamanan
Bulan Juni 2011
kemarin adalah peringatan hari lahir yang ke-110 Bung Karno. Terkait hal itu,
banyak acara dan kegiatan yang mencoba menggali kembali pemikiran Bung Karno,
terutama mengenai visi kenegaraan dan kebangsaannya. Salah satunya adalah
buku Bung Karno: Masalah
Pertahanan-Keamanan.
Lewat buku yang
dikumpulkan dari himpunan pilihan amanat kepada TNI/POLRI (dulu disebut ABRI) pada saat Soekarno berkuasa tersebut, pembaca diajak memahami konsep
mendasar yang dibangun oleh presiden pertama republik ini bagaimana meletakkan
dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan
culture rakyat Indonesia.
Buku tersebut
memfokuskan pada himpunan sejumlah pidato amanat Presiden/Panglima Tertinggi
ABRI/Panglima Besar Revolusi, yang disampaikan pada momen atau forum angkatan
perang dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Juga amanat langsung kepada rakyat, misalnya
ketika menyampaikan Tri Komando Rakyat (Trikora). Selain itu, buku tersebut disusun berdasarkan
momen, forum, dan secara kronologis.
Dengan alur
demikian dapat dicermati alur pemikiran Bung Karno sebagai pemimpin
negara, mencakup hampir seluruh masa jabatanya (1950-1967), terutama
tentang tempat dan peran tentara. Sebagaimana diungkapkan; tentara sebagai alat
negara, negara sebagai alat revolusi, revolusi sebagai alat pelaksanaan amanat
penderitaan rakyat (Ampera).
Memahami pemikiran Bung Karno, terutama masalah
pertahanan dan keamanan, tidak bisa dilepaskan dari konsep revolusinya secara
menyeluruh. Buku tersebut menjelaskan secara mendasar bagaimana visi Bung Karno
membangun pertahanan dan keamanan Indonesia. Visi beliau tidak terlepas dari
cita-citanya tentang masa depan sebuah bangsa yang jauh dari l’exploitation de
I’homme par I’homme, membangun negara yang berdaulat dari Sabang sampai
Merauke, membangun masyarakat adil dan makmur tanpa l’exploitation
de I’homme par I’homme hingga menjalin persahabatan dengan seluruh
bangsa-bangsa untuk membangun tatanan dunia baru yang damai,adil, dan sejahtera
tanpa l’exploitation de nation par nation.
Visi inilah
kemudian menurunkan berbagai konsepsi pemikirannya yang salah satunya lewat
pertahanan dan keamanan, yakni bagaimana membangun konsep
pertahanan-keamanan Indonesia yang tangguh agar bisa membangun dunia tanpa eksploitasi
manusia atas manusia ataupun eksploitasi suatu negara atas negara lain.
Dalam membangun
visi pertahanan-keamanan, Bung Karno meletakkan dasar bahwa angkatan perang
kita tidak bisa dipisahkan kedudukanya dari rakyat Indonesia, terutama asal
angkatan perang (pengakuan rakyat), kedudukan angkatan perang (sebagian dari
rakyat Indonesia), dan tujuan (menjamin keamanan rakyat) angkatan perang
(Amanat Hari Angkatan Perang, 5 Oktober 1950).
Tiga hal di atas
yang kemudian menjadi dasar penilaian keberhasilan angkatan perang dalam
melaksanakan tugasnya dalam pemikiran Bung Karno. Jadi, tatkala rakyat merasa keamanannya belum
terjaga, tidak dihormati kedaulatanya sebagai negara berdaulat maka ini berarti
angkatan perang kita masih harus bekerja untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai yakni keamanan rakyat.
Selanjutnya, Bung Karno menekankan
pentingnya konsep pertahanan-keamanan Indonesia bersumber pada budaya dan
karakteristik geografis Indonesia itu sendiri. Dalam pemikiranya,
mempertahankan Indonesia berbeda dengan mempertahankan Tiongkok, India,
Jepang ataupun Amerika sehingga konsepnya harus bersendi kepada kondisi
Indonesia sendiri yang disebut dengan geopolitik.
Pemikiran ini
disampaikan Bung Karno dalam amanatya pada peresmian Lembaga Ketahanan
Nasional (Lemhannas), 20 Mei 1965. Lewat amanat ini, selain menyampaikan
pemikirannya tentang pentingnya mengenal geopolitik Indonesia, disampaikan juga
bahwa pentingya Lembaga Ketahanan Nasional dalam kurikulumnya kelak
menggali lebih dalam sejarah-sejarah perjuangan bangsa sendiri agar dapat
menyusun pertahanan Indonesia yang punya cara pertahanan sendiri.
Perwujudan
pemikiran Bung Karno dalam pengenalan tentang geopolitik Indonesia dapat dilihat dalam pengembangan konsep wawasan
nusantara yang kemudian ditegaskan lewat Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957. Pembentukan kopartemen maritim dengan ada
departemen perhubungan laut,departemen perikanan dan pengolahan laut, departemen
perindustrian maritim adalah salah satu perwujudan gagasan pemerintahanya
dalam bagaimana membangun nation building bahari.
Tak luput juga
dalam konsepsinya pengutaan Angkatan Laut sebagai military
poweryang tangguh sebagai landasan dan konsep pertahanan-keamaman
yang bersendi pada konsep negara kepulauan. Itulah pemikirannya agar Angkatan Laut
betul-betul menjadi fighting power sesungguhnya
dalam menjaga kedaulatan hingga penjagaan kekayaan laut Indonesia. Konsep inilah
yang menjadi perbedaan konsepsi pertahanan-keamanan di pemerintahan Bung Karno
dengan sesudahnya terutama era-pemerintahan Soeharto ketika penguatan militer
Indonesia lebih ke penguatan Angkatan Darat.
Dalam konteks
kekinian, buku tersebut dapat dijadikan refrensi tentang pertahanan keamanan, terutama pentingnya
pembangunan pertahanan keamanan berbasiskan kemaritiman. Selain itu, buku
tersebut dapat menjadi otokritik terhadap kondisi dan timpangnya kondisi pertahanan keamanan
terutama di bidang kelautan kita saat ini.
Banyaknya terjadi
pencurian ikan di perairan Indonesia, pelanggaran kedaulatan oleh negara lain—seperti yang
diberitakan media belakangan ini—menunjukan bangsa ini masih lemah dalam visi pembangunan
berbasiskan maritim. Padahal secara potensi ekonomi sangat besar. Buku
tersebut dapat juga menjadi pedoman mendasar bagi pemangku kebijakan terutama
militer untuk lebih fokus membangun pertahanan keamanan berbasiskan
maritim.
Namun buku tersebut
tidak banyak membahas konsep secara lebih mendetail terutama persoalan teknis.
Buku ini hanya membahas konsepsi mendasar bagaimana meletakkan dasar pertahanan
keamanan Indonesia secara cukup komprensif, terutama penggalian akan sejarah
perjuangan dan geopolitik Indonesia sendiri.
Ardinanda Sinulingga
Tulisan ini pernah
dimuat di tabloid inspirasi, 13 agustus 2011
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.