Amerika
Serikat adalah sebuah negara adidaya, yang ditakuti dan disegani dunia
internasional. Amerika Serikat mulai menganggap dirinya adalah polisi
dunia sejak kemenangan pihak Sekutu dalam Perang Dunia I, dan setelah
Uni Soviet runtuh pada 1991. Dalam jangka waktu yang cukup lama,
pemerintah Amerika Serikat mulai lupa pada daratan. Mereka merasa semua
kebijakan mereka adalah benar dan tak ada yang boleh menyalahkan. Dalam
operasi militer di Irak misalnya. Presiden George W. Bush hanya
memberikan opsi 'jadi sekutu kami' atau 'jadi lawan kami' pada dunia
internasional. Namun, tak semua negara di dunia sudi dikendalikan oleh
permainan Amerika Serikat. Berikut adalah 10 negara yang dianggap rival
dan bahkan ancaman bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
1. Republik Rakyat Cina (Utang AS terhadap China)
|
President of China : Xi Jinping |
Republik Rakyat Cina didirikan oleh Mao Zedong pada 1949 setelah
berhasil menggulingkan kekuasaan Kuomintang yang terpaksa melarikan diri
ke Pulau Formosa (sekarang Taiwan). Sudah sejak lama hubungan Republik
Rakyat Cina dan Taiwan (Republik Cina) diwarnai kericuhan. Taiwan yang
disokong Amerika Serikat otomatis membuat hubungan Republik Rakyat Cina
dengan negara adidaya itu ikut memburuk. Didasari oleh perbedaan
ideologi, yaitu Amerika Serikat yang liberal dan Republik Rakyat Cina
yang komunis, kedua negara saling berebut pengaruh atas dunia. Dulu,
ketika Republik Rakyat Cina masih belum sekuat sekarang, mereka hanya
bisa mengalah dan menarik diri dari Taiwan yang dibela mati-matian oleh
Amerika Serikat. Namun kebangkitan ekonomi yang pesat, yang membawa
Republik Rakyat Cina menjadi negara adidaya ekonomi yang baru, membuat
negara ini mulai memandang rendah Amerika Serikat yang dianggap sudah
'renta'. Ekonomi Amerika Serikat mengalami kemerosotan tajam akibat
pembiayaan perang yang disponsori Bush junior di Irak dan Afganistan.
Ini membuat Amerika Serikat terancam gagal bayar hutang atau dengan kata
lain, bangkrut. Republik Rakyat Cina adalah rival utama Amerika Serikat
dalam meraih keunggulan atas dunia.
2. Rusia (Anak Pertama Uni Soviet)
|
President of Russian Federation: Vladimir Putin |
Federasi
Rusia adalah negara terluas di dunia yang merupakan pecahan utama dari
Uni Soviet. Meski tidak sehebat masa Uni Soviet, negara ini tetap kontra
dan sering sekali bertentangan pendapat dengan Amerika Serikat.
Federasi Rusia mulai menjauhi Amerika Serikat dan mendekati Republik
Rakyat Cina setelah mantan anggota Pakta Warsawa memutuskan bergabung
dengan NATO. Hal ini juga yang membuat Rusia enggan bergabung dengan Uni
Eropa, sebuah organisasi regional yang didominasi negara-negara
pro-Amerika. Dengan kebangkitan ekonomi yang pesat, Rusia tengah
berusaha mati-matian mendapatkan kembali gelar adikuasanya yang hilang
setelah Uni Soviet jatuh. Rusia adalah sekutu abadi Republik Rakyat Cina
dan negara-negara yang senantiasa menjauhi Amerika Serikat.
3. Korea Utara (Negara paling dibenci AS dan Korea selatan)
|
Leader of North Korea : Kim Jong-un |
Semua
negara akan ketakutan begitu mendengar isu tentang negara termiskin di
Asia Timur ini. Korea Utara adalah musuh abadi sekaligus negara serumpun
tetangganya, Korea Selatan, yang berhaluan komunis dan anti-Amerika.
Korea Utara dianggap negara pembangkang yang mengembangkan senjata
nuklir ilegal dan terang-terangan menentang setiap kebijakan Amerika
Serikat dan Barat yang cenderung berat sebelah. Hal ini membuat Korea
Utara mendapat sangsi ekonomi yang membuat negara ini terancam krisis
pangan. Satu hal lagi yang menambah kebencian Korea Utara pada Amerika
Serikat adalah, keterlibatan negara itu dalam Perang Korea 1950 di mana
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, dan 16 negara lain berada
di pihak Korea Selatan. Korea Utara adalah negara yang paling
terang-terangan dan secara frontal menyampaikan pada publik bahwa mereka
membenci Amerika Serikat. Republik Rakyat Cina, sekutu abadi Korea
Utara, adalah penyuplai makanan terbesar Korea Utara setelah Korea
Selatan memutuskan menghentikan bantuan pangan ke negara tetangganya
itu. Secara militer, negara miskin ini dibantu oleh Rusia, Republik
Rakyat Cina, dan Pakistan.
4. Iran (Kecurigaan AS terhadap Iran)
|
President of Iran : Hassan Rouhani |
Iran
adalah sebuah negara besar di Teluk Persia yang berbatasan langsung
dengan Irak, tetangganya yang pernah terlibat perang pada 1980-1988.
Perang Irak-Iran berlangsung akibat Revolusi Islam di Iran yang dipimpin
Ayatullah Khomeini berhasil menumbangkan rezim Shah Iran. Saddam
Hussein yang takut revolusi itu menular ke negaranya, langsung
melancarkan invasi ke Iran yang berhasil dipatahkan. Setelah Amerika
Serikat menumbangkan Irak pada 2003, Iran seolah bangkit menjadi
kekuatan regional yang stabil. Kebijakan yang keras terhadap Israel,
dukungan yang kuat terhadap Hezbollah Lebanon, hubungan yang erat dengan
Suriah, dan dukungan terhadap mayoritas syiah Bahrain membuat Amerika
Serikat dan sekutu-sekutunya membenci negara kaya minyak bumi ini. Iran,
dibantu dengan Rusia, dicurigai telah mengembangkan senjata nuklir
secara rahasia. Iran maupun Rusia membantah pernyataan itu, bahkan pihak
Iran memperbolehkan badan atom dunia IAEA memeriksa pengembangan
nuklirnya. Hasilnya? Iran terbukti tidak mengembangkan senjata nuklir
sama sekali. Namun, Amerika Serikat dan sekutunya tetap menjatuhkan
sangsi ekonomi pada negara ini dan embargo senjata yang akan terus
berlangsung selama Iran belum melucuti pengayakan uraniumnya. Ini
disebabkan karena Iran dapat mengganggu stabilitas Israel di kawasan.
Amerika Serikat ingin Israel tetap menjadi negara terkuat di Timur
Tengah, dan ini tak bisa terkabul selama Iran masih berdiri dan menjadi
guncangan hebat jika Israel berbuat macam-macam pada tetangga-tetangga
muslimnya.
5. Brazil (Persaingan Pengaruh AS dan Brazil di Amerika Selatan)
|
Presiden Brazil, Dilma Rousseff |
Brazil, negara terluas di Amerika Latin, adalah rival Amerika Serikat
yang memenangkan pengaruh di Amerika Latin. Amerika Serikat gagal
menyebarkan pengaruhnya ke negara-negara tetangga di selatan karena
dirinya terlalu sibuk mengurusi Eropa dan Asia. Alhasil, Amerika Latin
jatuh ke tangan kendali Brazil. Berbeda dengan Amerika Utara yang
mengembangkan liberalisme, Amerika Selatan justru mengembangkan
neo-sosialisme. Ini bertentangan langsung dengan kehendak Amerika
Serikat, yang menginginkan dunia dikuasai ideologi yang ia anut. Brazil
sering bertentangan pendapat dengan Amerika Serikat. Protokol Kyoto,
sebuah perjanjian pengurangan gas emisi dunia, yang dimanfaatkan
negara-negara maju untuk mendesak negara-negara berkembang, justru
dipakai oleh Brazil untuk menyerang balik Amerika Serikat dan sekutunya.
Brazil, Rusia, Republik Rakyat Cina, India, dan Indonesia juga
menentang adanya liberalisasi perdagangan rancangan Amerika Serikat yang
dianggap menguntungkan Barat. Brazil, Rusia, India, dan Republik Rakyat
Cina juga mendesak Amerika Serikat mengurangi gas emisi terlebih dahulu
karena negara adidaya itu adalah penyumbang gas emisi terbesar di
dunia. Brazil adalah negara yang paling disegani di Amerika Latin.
Negara ini dianggap mapan, baik secara ekonomi maupun militer.
6. India (Pengejar Ekonomi Amerika Serikat)
|
President of India : Pranab Mukherjee |
India awalnya hanyalah negara berkembang yang menjadi Persemakmuran
Inggris. India kemudian menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam
bidang ekonomi dan militer, menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi
tercepat kedua setelah Republik Rakyat Cina. India adalah salah satu
rival Amerika Serikat dalam meraih kekuasaan ekonomi. Berbeda dengan
Jepang dan Korea Selatan yang berada di bawah kendali dan naungan
Amerika Serikat, India adalah negara yang cenderung menjauhi Barat dan
lebih mendekatkan diri secara politis dengan sesama anggota BRICS.
Sebenarnya ekonomi India belum bisa dinilai pesat, karena masih maraknya
korupsi di negeri ini. Meski begitu, India tetap menjadi sebuah bangsa
yang disegani dan memiliki kekuatan yang dahsyat. Jika Republik Rakyat
Cina mendominasi ekonomi Asia Timur, Rusia mengendalikan Eropa Timur,
dan Brazil menguasai Amerika Selatan, India keluar tanpa saingan setelah
Pakistan terguncang dan menjadi negara terkaya di Asia Selatan.
7. Pakistan (Kecurigaan AS terhadap kepemilikan Nuklir di Pakistan)
|
President of Pakistan :Mamnoon Hussain |
Pakistan
adalah pecahan dari India yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Negara ini, sama seperti India dan Israel, dicurigai memiliki senjata
nuklir. Pakistan dan Iran memiliki hubungan diplomatis yang baik dengan
Korea Utara. Kedua negara bahkan saling tukar teknologi dan persenjataan
militer satu sama lain. Pakistan baru-baru ini dicurigai memberikan
rancangan rudal moncong nuklir pada Korea Utara. Meski pemerintah
Pakistan mengizinkan Amerika Serikat memasuki negaranya untuk mencari
Osama bin Laden, sesungguhnya negara ini tetap dikuasai militan radikal
yang kontra-Barat dan Amerika Serikat. Negara ini memang kecil, dan
belum memiliki pengaruh yang kuat di dunia internasional. Bahkan
meskipun ekonominya lebih baik daripada Korea Utara, sepak terjang
Pakistan tidak sefantastis Korea Utara. Namun, tetap saja Pakistan
berkali-kali menjadi ancaman stabilitas dunia akibat kegiatannya yang
dianggap penuh misteri dan kurang transparan.
8. Venezuela (Salah-satu Negara yang Anti-Amerika di Benua Amerika)
|
President of Venezuela : Nicolás Maduro |
Negara
yang termasuk anggota OPEC ini adalah sekutu utama Brazil dan Kuba yang
anti-Amerika. Venezuela adalah negara yang terang-terangan menyatakan
ketidaksukaannya pada Amerika Serikat. Presiden Hugo Chavez memprotes
invasi Amerika Serikat terhadap Irak dan Afganistan. Bersama dengan
Republik Rakyat Cina, Rusia, India, Brazil, Jerman, Turki, dan beberapa
negara lain, berpendapat pendekatan militer hanya akan berujung pada
kesengsaraan dan penderitaan rakyat Irak dan Afganistan. Ternyata ini
benar. Irak dan Afganistan jatuh ke dalam jurang kesengsaraan sementara
pemerintah Amerika Serikat dan NATO yang ikut terjun dalam Operation Desert Storm
seperti menutup mata dan menyembunyikan tangan atas kesalahan sendiri.
Venezuela yang dekat dengan negara-negara Arab, adalah negara pertama di
Amerika Latin yang menyindir negara adidaya tersebut. Keterlibatan
Amerika Serikat dalam Perang Teluk, Perang Afganistan, dan Perang
Malvinas, menjadi pemicu utamanya.
9. Libya (Keberadaaan Israel)
|
Leader of Libya : Moammar Khadaffi |
Pengekspor
minyak bumi yang terletak di Afrika Utara ini termasuk negara yang
berani menentang Amerika Serikat. Di bawah kepemimpinan Kolonel Moammar
Khadafy, Libya menjadi negara satu-satunya di Afrika Utara yang paling
tidak menginginkan keberadaan Israel. Bahkan Khadafy pernah dicurigai
membiayai terorisme di Skotlandia, yang membuat tentara Amerika Serikat
mengebom Tripoli sebagai balasan. Sekarang, NATO tengah berusaha
menjatuhkan rezim Khadafy yang dianggap tak bisa diajak 'bekerjasama'.
Dengan menggunakan tameng sipil dan oposisi, ini diharapkan mampu
menjatuhkan Khadafy seperti bagaimana rakyat menjatuhkan Ben Ali di
Tunisia dan Hosni Mubarak di Mesir. Tetapi kenyataannya Khadafy nekat
melakukan sesuatu yang hampir tak pernah dipikirkan kepala negara lain
selain Saddam Hussein. Ia dengan tegas dan keras menyerang oposisi
dengan kekuatan militer dan tentara bayaran dari Mesir, Chad, dan
Aljazair. Khadafy tak akan sudi turun dari kekuasaannya, karena ia tahu,
Libya akan menjadi boneka Barat apabila ia turun.
10. Suriah (Kedekatannya dengan Iran)
|
President of Syria : Basyar As-Saad |
|
Suriah
adalah sebuah negara mayoritas Sunni yang pemerintahannya didominasi
syiah, berbanding terbalik dengan kondisi di Bahrain. Suriah di bawah
Presiden Bashar al-Assad adalah negara yang menjadi sekutu utama Iran di
kawasan, bersama dengan Qatar dan Lebanon. Meskipun kurang demokratis
dalam politik, Presiden al-Assad dapat dengan sukses mengurangi
pengangguran, menaikkan kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan ekonomi
Suriah. Ini membuat banyak orang menjadi simpati dan tetap mendukung
al-Assad. Pihak yang menentang justru ada di selatan, di kota Daraa,
yang dekat dengan perbatasan Suriah-Jordania. Namun, Amerika Serikat dan
Inggris ketahuan terlibat dalam aksi pemberontakan ini. Kedua negara
terbukti menyuplai kebutuhan para oposan yang sekaligus melanggar hukum
internasional karena mencampuri urusan negara lain. Al-Assad lalu
menggempur oposisi, sama seperti apa yang dilakukan Khadafy, guna
memberantas tikus-tikus Barat di negaranya tersebut. Dibantu Iran,
Hezbollah Lebanon, dan militan Palestina, Suriah tetap tegas dan meminta
Barat tidak ikut mencampuri urusan dalam negerinya. Amerika Serikat dan
Barat selama ini resah karena penguasa Suriah sangat dekat dengan Iran,
yang dianggap berbahaya bagi Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.