Australia, dari naungan Inggris ke naungan Amerika Serikat
29 Jun
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia-Nya, sehingga saya mampu menyelesaikan makalah akhir
bagi Sejarah Dunia Modern untuk mata kuliah Sejarah Dunia dengan judul
Australia; Dari Naungan Inggris ke Naungan Amerika Serikat Pra Perang
Dunia I Hingga Pasca Perang Dunia II.
Dalam makalah ini, saya menjabarkan asal usul Australia
mulai dari ditemukannya benua Australia hingga sebab-sebab Australia
berubah menjadi negara yang mengacu kepada Amerika Serikat, bukan kepada
Inggris yang merupakan ‘penemu’ benua Australia. Saya menggunakan
periodesasi dari sebelum perang dunia pertama hingga sesudah perang
dunia kedua.
Saya berharap penulisan makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi diri saya pribadi dalam memperkaya wawasan dan
ilmu pengetahuan. Saya pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
bagi Dr. Didik Prajoko S.S., M.Hum, selaku dosen mata kuliah Sejarah
Dunia yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuannya. Tentunya,
dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan, baik yang disengaja
maupun tidak. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik.
Depok, Juni 2012
Penulis: Manorz
ABSTRAK
Cerita kuno Yunani mengenai adanya benua besar di sebelah selatan
bernama Terra Australis sebagai penyeimbang benua di utara menginspirasi
bangsa Eropa untuk mencari benua tersebut hingga Pedro Fernandes de
Quiros menemukannya dan menamakan Austrialia. Tujuan penulisan makalah
ini adalah menjelaskan mengapa Australia yang merupakan daerah kekuasaan
Inggris menjadikan Amerika Serikat sebagai acuan, bukan Inggris dalam
kurun waktu sebelum perang dunia I hingga sesudah perang dunia kedua.
Metode dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan. Kesimpulan
dari isi makalah ini adalah Australia mengacu kepada Amerika Serikat
karena Inggris tidak mampu memberikan perlidungan, terkesan ‘melepas’
Australia, dan Amerika Serikat sebagai negara adidaya mampu memberikan
perlidungan kepada Australia dari ancaman Jepang yang hendak menguasai
Asia Pasifik.
Kata Kunci: Abel Janszoon Tasman; An Act to Constitute the Commonwealth of Australia;
Amerika Serikat; Australia; Austrialia; Inggris; Pedro Fernandes de
Quiros; James Cook; Matthew Flinders; Willem Jansz; William Dampier;
Yunani.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Yunani yang banyak menginspirasi peradaban di dunia turut berandi
besar dalam penemuan Australia. Cerita kuno di Yunani menyebutkan bahwa
terdapat benua besar di selatan khatulistiwa yang berperan sebagai
penyeimbang benua disebelah utara khatulistiwa. Benua ini belum dikenal,
sehingga dalam cerita tersebut dikenal dengan sebutan Terra Australis,
yang kira-kira artinya adalah benua selatan (Terra= benua atau bumi dan
Australis=selatan)[1].
Pada abad ke 16, ketika bangsa Eropa mulai mencari daerah koloni,
cerita kuno Yunani ini dijadikan sebagai inspirasi mereka untuk
dijadikan sebagai daerah kekuasaan. Pelaut yang menemukan Terra
Australis ini adalah Pedro Fernandez de Quiros[2],
seorang pelaut Portugis dalam kedinasan Spanyol. Pedro Fernandez de
Quiros mengklaim bahwa pulau Hebride Baru yang ditemukannya adalah Terra
Australis dan dijadikan sebagai milik raja Philips III (raja Spanyol
berdarah Austria) sehingga Terra Australis berganti nama menjadi
Austrialia, kemudian lebih dikenal dengan Australia[3].
Cerita inilah yang menginspirasi bangsa Eropa untuk menemukan benua diselatan bumi sampai akhirnya pada tahun 1770[4], James Cook berkebangsaan Inggris menemukan Australia dan menamakan New South Wales (Wales[5]
baru di selatan). Karena belum ada yang mengklaim Australia sebagai
daerah kekuasaan sehingga negara-negara Eropa seperti Spanyol, Belanda,
dan Inggris bebas keluar masuk Australia, maka Inggris segera mengklaim
bahwa Australia merupakan daerah kekuasaan mereka hingga pada akhirnya
Australia menjadi daerah persemakmuran Inggris.
Alasan saya mengapa memilih Australia sebagai tema makalah ini adalah
ketertarikan saya pada Australia yang awalnya hanya sebuah daerah yang
dihuni oleh narapidana dari Inggris mampu menjadi salah satu negara maju
di dunia seperti saat ini. Selain itu, Australia yang pada awalnya
sangat bergantung pada Inggris, baik secara ekonomi, politik, maupun
militer, berubah mengacu pada Amerika Serikat dan menjadikannya sebagai
salah satu negara maju di kawasan Pasifik khususnya.. Dalam hal
pencarian sumber acuan, saya tidak menemui kendala yang besar sehingga
memudahkan saya dalam penyusunan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan makalah ini adalah Australia sebelum perang
dunia pertama hingga sesudah perang dunia kedua. Berdasarkan rincian
permasalahan tersebut, maka kami mengajukan dua pertanyaan mendasar,
yaitu :
- Bagaimana asal-usul Australia hingga kemudian menjadi negara
- persemakmuran Inggris ?
- Faktor apa yang melatarbelakangi Australia yang awalnya berada dibawah naungan Inggris berubah mengacu kepada Amerika Serikat ?
1.3 Tujuan
Secara umum, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui Australia sebelum perang dunia pertama hingga pasca perang
dunia kedua. Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dari penulisan
makalah ini antara lain:
- Menjabarkan asal-usul Australia hingga menjadi negara persemakmuran
- Inggris.
- Menjelaskan Faktor yang melatarbelakangi Australia yang berada dibawah
- naungan Inggris berubah mengacu kepada Amerika Serikat.
1.4 Ruang Lingkup Masalah
Periodesasi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah sebelum
perang dunia pertama sampai dengan sesudah perang dunia kedua. Sebelum
perang dunia pertama, Australia merupakan negara persemakmuran Inggris
berdasarkan undang-undang An Act to Constitute the Commonwealth Australia pada 1900[6] dan pada tanggal 1 Januari 1901 dibentuklah The Commonwealth of Australia[7]. Nama
Australia sendiri diusulkan oleh Matthew Flinders[8].
Australia sebagai negara persemakmuran Inggris sangat menggantungkan
kekuatannya, baik secara politik, militer, maupun ekonomi pada Inggris.
Sesudah perang dunia kedua, Australia berpindah haluan dan mengacu
kepada Amerika Serikat yang saat itu berhasil “memenangkan” perang dunia
kedua. Kekuatan ekonomi Australia mulai membaik hingga saat ini menjadi
salah satu negara maju. Secara militer, Australia mampu berdiri sendiri
tanpa harus bergantung pada Inggris.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan, tentunya dengan ditambah metode dalam penulisan sejarah,
yaitu:
1.5.1. Heuristik
Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengumpulkan sumber-sumber
yang dapat mendukung penulisan ini, terutama sumber-sumber sekunder.
Sumber sekunder ini dapat saya peroleh melalui tulisan-tulisan di buku
yang ditulis sezaman. Buku sumber yang saya gunakan, antara lain: Sari
Sedjarah; Asia-Australia, Sejarah Australia, 1000 Fakta tentang Sejarah
Dunia, Suku Putihnya Asia; Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya,
Australia di mata Indonesia, Lintasan Sejarah New Zealand dan Papua New
Guinea, Sejarah Australia dan Selandia Baru, Sejarah Australia Selayang
Pandang, dan The Oxford History of New Zealand. Selain itu, untuk melengakapi tulisan ini, saya menggunakan sumber-sumber yang berasal dari internet.
1.5.2. Kritik
Kritik menjadi sangat penting dalam menyaring informasi yang kami
dapatkan dari berbagai sumber sekunder yang saya gunakan. Hal ini
dilakukan agar data-data yang diperoleh memiliki nilai kredibilitas yang
tinggi sehingga dalam penulisan makalah ini, saya dapat mempertahankan
nilai akademisnya dan menghasilkan karya tulis yang bersifat ilmiah.
Pada tahap ini, saya melakukan pengujian atas sumber-sumber yang
ditemukan. Dengan menguji dan membandingkan semua sumber yang diperoleh,
diharapkan dapat memberikan informasi yg lebih akurat.
1.5.3 Interpretasi
Setelah menyaring berbagai informasi dari sumber-sumber yang ada dan
menghasilkan data-data yang objektif yang diperlukan untuk mendukung
penulisan, saya melakukan interpretasi terhadap data-data tersebut.
Dengan demikian akan didapatkan fakta yang memiliki tingkat kebenaran
tinggi. Dengan adanya fakta-fakta tersebut, saya dapat menggunakannya
sebagai bahan untuk merekonstruksi dalam bentuk tulisan. Di sinilah saya
akan menginterpretasikan bagaimana asal-usul Australia dan penyebab
Australia mengacu pada Amerika, bukan pada Inggris.
1.5.4 Historiografi
Historiografi merupakan tahap terakhir dari proses metode penulisan
makalah ini. Dalam tahap ini, saya menuliskan semua fakta yang ada
menjadi sebuah rangkaian cerita yang menarik.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan dalam makalah ini akan terdiri dari 4 bab, yaitu:
BAB I:PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini, yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II: ISI
Bab ini merupakan inti dari penulisan makalah. Pada bab
ini, saya menjelaskan asal-usul Australia hingga menjadi negara
persemakmuran Inggris dan penyebab mengapa Australia mengacu pada
Amerika Serikat, bukan kepada Inggris.
BAB IV: KESIMPULAN
Bab ini menutup rangkaian penelitian saya dengan memberikan kesimpulan dari penulisan makalah.
BAB II
ISI
2.1 Asal-Usul Australia; Penemuan Hingga Menjadi Negara Persemakmuran Inggris
Teori dari Nicholaus Copernicus yang mengatakan bahwa bumi itu bulat,
terbagi atas belahan bumi bagian utara dan selatan yang berkembang pada
zaman klasik menginspirasi bangsa Eropa untuk membuktikan kebenarannya.
Selain itu, berita mengenai perjalanan Marcopolo yang tertulis dalam
buku Imago Mundi menjadi alasan lain penjelajahan yang
dilakukan bangsa Eropa untuk mencari daerah baru yang dapat dijadikan
sebagai daerah jajahan. Teori bahwa bumi itu bulat dibenarkan oleh
Ptolemy[9]
(seorang ahli matematika dan geografi Yunani yang tinggal di
Iskandariyah) yang mengatakan bahwa disebelah selatan khatulistiwa
terdapat suatu daratan luas untuk mengimbangi daratan-daratan yang
berada disebelah utara[10].
Mengenai berapa luas daratan dan bagaimana bentuk dari daratan tersebut
tidak disebutkan secara detail. Menurut J. Siboro dalam bukunya yang
berjudul Sejarah Australia, Ptolemy menamakan daratan tersebut sebagai Terra Australis Incognita, yang berarti benua atau daratan selatan yang belum dikenal.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Soebantardjo dalam bukunya yang
berjudul Sari Sedjarah; Asia-Australia yang mengatakan bahwa bangsa
Yunani menyebutkan tentang suatu benua diselatan bumi yang dinamakan
dengan Terra Australis, yang artinya benua diselatan. Hal inilah yang menginspirasi bangsa Portugis untuk mencari letak Terra Australis.
Pedro Fernandez de Quiros adalah pelaut Portugis dibawah dinas Spanyol
yang mengklaim telah ditemukannya sebuah daratan di selatan
khatulistiwa. Pada tanggal 21 Desember 1605, ekspedisi de Quiros yang
dipimpin oleh Luis de Torres berangkat dari Callao, Peru dengan
menggunakan kapal St. Peter dan St. Paul. De Quiros
bersama anak buahnya menemukan pulau Espiritu Santo di New Hebrides.
Namun, pada 11 Juni, anak buah de Quiros memberontak. Pada akhirnya,
Torres dan de Quiros tetap melanjutkan pelayaran menyusuri selatan
Irian.
Sebenarnya, Torres dan de Quiros tidak berhasil menemukan Australia,
namun pada tahun 1610, de Quiros menerbitkan tulisan yang berjudul Austrialia Del Espiritu Santo[11] dan mengklaim bahwa telah menemukan Terra Australis
yang disebutkan dalam cerita Yunani kuno karya Ptolemy. Mengenai
penamaan Austrialia menarik untuk dicermati. Untuk menghargai raja
Spanyol Phillip III yang berdarah Austria, maka Terra Australis diganti menjadi Austrialia,
yang artinya kira-kira adalah daratan kekuasaan Austria. Atas jasa Luis
de Torres, maka namanya diabadikan sebagai selat Torres, yaitu selat
yang memisahkan pulau Irian dengan benua Australia. Memang Torres dan de
Quiros tidak menemukan daratan Australia, namun tulisannya mengenai
daratan yang luas di selatan bumi yang dinamakan dengan Austrialia
sangat menginspirasi bangsa Eropa lain, seperti Belanda dan Inggris
untuk mencari letak Austialia.
Bukan hanya Portugis yang ingin menemukan daratan disebelah selatan
yang sangat termansyur, namun juga Belanda. Ditutupnya pelabuhan Lisabon
oleh Spanyol akibat Belanda menyerah dalam perang 80 tahun (1568-1648),
menyebabkan Belanda ingin mencari daerah yang mampu dimanfaatkan sumber
daya alamnya termasuk rempah-rempah yang saat itu merupakan komoditi
primadona di Eropa. Salah satu tulisan yang menginspirasi Belanda untuk
melakukan penjelajahan samudra dan mencari daerah koloni adalah Itinerario[12],
karya Jan Huygen Van Linschoten yang menceritakan tentang kekuasaan
Portugis di Nusantara. Keberhasilan Cornelis de Houtman dan Peter de
Keyser sampai di Nusantara tepatnya di Banten pada 23 Juni 1596[13]
membuktikan bahwa Belanda mampu menemukan daerah yang mereka cari.
Untuk membuktikan kebenaran adanya daratan di selatan khatulistiwa,
Williem Jansz dengan kapal Duyfken berlayar hingga tiba di pantai barat semenanjung York pada bulan Maret 1606[14]. Namun, karena perbekalan habis, Jansz kembali ke Nusantara. Tempat yang disinggahi tersebut dinamakan Tanjung Keerweer, yang berarti Turn-back (kembali). Williem Jansz tercatat sebagai orang Eropa pertama yang sampai ke daratan Australia.
Secara kebetulan, Hendrik Brouwer menemukan rute baru menuju ke
Nusantara pada tahun 1611 dengan melewati Tanjung Harapan kearah timur
sejauh 3000 mil menuju sebelah utara Australia dan memutar haluan
menuju ke pulau Jawa. Rute ini terbukti mampu mempersingkat waktu tempuh
sehingga dijadikan acuan menuju pulau Jawa. Setelah itu, Dirk Hartog
mencapai pantai barat Australia dan mendarat di daerah yang kini bernama
Hartog’s Island[15].
Namun setelah Dirk Hartog, banyak kapal-kapal Belanda yang hilang dan
mengalami kecelakaan setelah melalui rute Brouwer. Untuk menyelidiki
secara detail penyebab banyaknya kecelakaan kapal-kapal dagang Belanda,
maka Gubernur Jendral VOC, Anthony Van Diemen memerintahkan Abel
Janszoon Tasman untuk memyelidikinya. Menurut J. Siboro (1996), Anthony
Van Diemen tercatat sebagai Gubernur Jendral VOC yang sangat
memperhatikan eksplorasi ke daratan Australia. Dengan menggunakan dua
buah kapal, Heemskerk dan Zeehaen, serta dibantu oleh
Franz Fisher, Abel Tasman berangkat dari Batavia pada 14 Agustus 1642
dengan memotong samudra Hindia menuju Mauritus dan berbelok ke
Australia. Pada tanggal 21 November 1642, Abel Tasman sampai di daerah
yang dinamakan dengan Van Diemen’s Land. Saat ini daerah tersebut
dinamakan Tasmania. Setelah itu, Abel Tasman kembali lagi menuju Batavia
setelah sebelumnya menemukan New Zealand (Neusee Land) dan tiba di
Batavia pada tanggal 15 Juni 1643.
Bangsa Belanda yang berhasil menemukan Terra Australis yang sangat termansyur meskipun tidak seluruh daratan diklam sebagai New Holland.
Penemuan daratan di sebelah selatan khatulistiwa ini menurut bangsa
Belanda tidak mempengaruhi kolonisasi yang dilakukan bangsa Belanda.
Menurut mereka, Australia terkesan sangat gersang[16]
dan tidak memiliki potensi yang besar dalam hal sumber daya alam
sehingga tidak layak untuk dijadikan sebagai daerah koloni. Sebenarnya
New Holland, Van Diemen’s Land, dan Neusee Land memiliki potensi alam
yang cukup besar berupa emas dan perak, namun tidak dieksplorasi karena
penjelajahan dalam dua tahap yang dilakukan oleh Abel Tasman menelan
biaya yang sangat besar. Hagemoni kekuasaan Belanda di Nusantara dinilai
lebih besar ketimbang melakukan eksplorasi di daratan Australia.
Bukan Spanyol, Portugis, atau Belanda yang mampu menjadikan Australia
menjadi daerah jajahannya, melainkan Inggris. Setelah Abel Tasman gagal
mengeksplorasi Australia, William Dampier, seorang bajak laut
berkebangsaan Inggris, pada tahun 1688 mengunjungi Australia dan
mendarat di dekat Melville Island dengan menggunakan kapal Cygnet[17].
Setelah kembali ke Inggris, Dampier menuliskan kisah perjalanannya.
Tulisan tersebut bertepatan dengan keinginan kerajaan Inggris untuk
membatasi kekuasaan Belanda di wilayah Nusantara. Oleh sebab itu,
Dampier diutus kembali untuk menyelidiki Australia. Pada tanggal 6
Agustus 1699, Dampier dengan menggunakan kapal Roebuck, sampai di tempat yang banyak ikan hiu sehingga dinamakan Shark’s Bay.
Kira-kira selama 70 tahun, tidak ada lagi eksplorasi yang dilakukan
oleh Inggis. Pada tahun 1768, ahli astronomi Inggris memperkirakan
adanya ‘Transit of Venus’ didaerah Tahiti. Oleh karena itu, kerajaan
inggris memerintahkan untuk mencaritahu keberadaan fenomena tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus 1768, James Cook, seorang perwira angkatan laut
yang sangat ahli membuat peta, diperintahkan untuk memimpin ekspedisi
menggunakan kapal Endeavour Bark[18].
Ekspedisi ini berhasil mencapai tahiti pada Bulan April tahun 1769 dan
mencapai new Zealand pada bulan Oktober 1769. Disini, James Cook
menghabiskan waktu enam bulan untuk mengelilingi New Zealand dan
berkesimpulan bahwa New Zealand bukanlah daerah yang luas seperti yang
disebutkan oleh Ptolemy. Kemudian James Cook meninggalkan New Zealand
menuju Van Diemen’s Land. Namun karena obak yang besar, James Cook
mendarat di tempat, tepatnya di suatu teluk bernama Stingray Harbour.
Nama tersebut oleh Joseph banks diubah menjadi Botany Bay karena banyak
terdapat tumbuhan disekitar teluk tersebut. Kemudian Cook meneruskan
pelayaran kearah utara dan menemukan sebuah pulau bernama Possesion
Island yang kemudian lebih dikenal dengan New Wales atau New South Wales
pada tanggal 23 Agustus 1770. Pada tahun 1798[19],
Matthew Flinders berhasil mengelilingi Australia, sekaligus memetakan
Australia. Flinders pula yang mengusulkan untuk memberi nama seluruh
daratan yang awalnya Austrialia menjadi Australia.
Penemuan Cook ini mengilhami Inggris untuk melakukan kolonisasi di
Australia. Tidak seperti hasil ekspedisi yang dilakukan oleh Abel
Tasman, ekspedisi yang dilakukan oleh Cook lebih berhasil menggambarkan
potensi alam yang dimiliki oleh Australia. Pada hakikatnya, Belanda-lah
yang menemukan Australia, namun Inggris-lah yang berhasil memecahkan
teka-teki mengenai daratan di selatan khatulistiwa.
Setelah eksplorasi dan ekspedisi yang dilakukan oleh James Cook,
tidak ada lagi ekspedisi terkait dengan Australia. Namun keadaan di
Inggris berubah dengan semakin banyaknya narapidana yang tidak mampu
ditampung sepenuhnya oleh Inggris. Pada abad ke 17, di Inggris
berkembang kejahatan akibat dari kemiskinan dan kelaparan. Fenomena ini
lebih dikenal dengan sebutan The Carnival of Crime[20].
Bertepatan dengan itu, Amerika Serikat yang merupakan tempat pembuangan
bagi narapidana di Inggris mengalami kemerdekaan sehingga seluruh
narapidana yang ada di Amerika dipindahkan ke Kanada.
Dengan masalah yang muncul, ditambah lagi dengan adanya revolusi
industri yang memicu urbanisasi menuju kota-kota industri di Inggris
membuat pemerintah kerajaan berupaya mencari solusi untuk memecahkan
masalah kependudukan ini. Joseph Banks yang mengikuti ekspedisi James
Cook kemudian memberikan saran untuk menjadikan Botany Bay sebagai
lokasi pembuangan dari narapidana mengingat lokasinya yang jauh dari
Inggris dan tanahnya yang subur. Sejalan dengan itu, James Maria Matra[21]
mengusulkan agar para loyalist Inggris yang setia pada Inggris
ditempatkan di New South Wales. Namun, J. Siboro dalam buku Sejarah
Australia berpendapat bahwa Inggris menjadikan Australia sebagai daerah
koloni semata-mata bukan hanya untuk lokasi penampungan narapidana dan
penampung ‘American Loyalist’, melainkan untuk memudahkan kongsi dagang
EIC milik Inggris untuk mengembangkan kekuasaannya.
Australia kemudian menjadi daerah koloni Inggris dan mengesampingkan
penduduk asli Australia yaitu suku Aborigin. Pada tahun 1788, mendarat
717 orang narapidana di Botany bay, kemudian dipindahkan ke Port Jackson
karena Botany bay dirasa tidak memadai untuk dijadikan sebagai daerah
koloni. Port Jackson kemudian diubah namanya menjadi Sydney untuk
mengabadikan nama menteri dalam negeri Lord Sydney. Untuk menjaga
keamanan dibentuk New South Wales corp dengan John MacArthur menjadi
raja tanpa mahkota[22].
Kolonisasi tersebut berkembang hingga menjadikan daerah baru sebagai
daerah kekuasaan kerajaan Inggris, antara lain Tasmania (1803),
Queensland (1824), Victoria (1824), Western Australia (1829), dan South
Australia (1826)[23].
John MacArthur yang menguasai New South Wales kemudian bertindak
sewenang-wenag dengan memasukkan rum (minuman keras).
Hal ini memicu
adanya ketergantungan akan minuman keras bagi seluruh penduduk sehingga
menimbulkan kekacauan yang dinamakan dengan Rum Rebellion. Untuk
menangani hal tersebut, pemerintah Inggris mengirim William Bligh, namun
William tidak mampu mengatasi hingga pada akhirnya diselesaikan oleh
Lachlan Macquaire.
MacArthur bukan hanya membawa malapetaka bagi Australia. Disisi lain,
Mac Arthur juga menjadikan Australia maju pesat di bidang ekonomi. Pada
tahun 1797, Mac Arthur melakukan impor domba merino. Hal ini menjadikan
australia sebagai peternakan domba hingga bulu domba (wol) menjadi
komoditi utama Australia. Revolusi industri juga membantu Australia
untuk mengembangkan wol ini dengan digunakannya mesin-mesin tenunan wol
dan alat pendingin (pembekuan) daging domba.
Dalam hal politik, Australia sadar untuk membentuk negara sendiri
tanpa harus bergantung pada Inggris. Meskipun demikian, Inggris tetap
menjadikan Australia sebagai daerah persemakmuran.Akhirnya pada 1
Januari 1901, Australia berubah menjadi Commonwealth of Australia[24] berdasarkan undang-undang Art to Constitute the commonwealth of Australia.
2.2 Australia Berubah Acuan; Dari Inggris ke Amerika Serikat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Australia adalah
wilayah persemakmuran Inggris. Namun pada kenyataannya ada kesan bahwa
Inggris melepas Australia. Hal ini terjadi karena Inggris memiliki
daerah persemakmuran yang sangat banyak di dunia. Tidak kurang terdapat
54 negara persemakmuran Inggris di dunia[25]. Menurut John Farndon, sekitar 600 juta penduduk di dunia diperintah oleh kerajaan Inggris.
Pasca Australia menjadi negara persemakmuran Inggris, sebelum
meletusnya perang dunia pertama, Australia sangat menyandarkan ekonomi,
politik maupun militernya pada Inggris. Pada tahun 1909, dengan
ditandatanganinya The Defence Act, Australia membentuk tentara yang
masih dalam naungan Inggris. Sadar akan kekuatannya yang masih lemah,
Australia mengadopsi kemiliteran yang ada di Inggris. Sejalan dengan
itu, Australia berusaha mendesak Inggris untuk menguasai pulau-pulau
yang belum terjamah disekitar Australia dan Irian karena saat itu
Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat telah menduduki beberapa wilayah
seperti Tahiti, New Caledonia, New Hebrides (Perancis), Hawaii,
Filiphina, Samoa (Amerika Serikat), Irian Timur Laut, Kepulauan
Bismarck, Marshall, Salomons, Marianne dan Palau (Jerman)[26].
Atas desakan Australia inilah, akhirnya Inggris menduduki kepulauan
Fiji pada tahun 1874 dan Irian Tenggara pada tahun 1905 yang dinamakan
dengan Papua.
Irian merupakan suatu hal yang penting bagi Australia. Ketika Jepang
mengadakan Restorasi Meiji yang berhasil mengalahkan Rusia pada tahun
1905 membuat Jepang mulai melakukan kolonisasi diwilayah Asia Pasifik.
Hal ini memaksa Australia mendesak Inggris untuk membendung Jepang
dengan berpolitik manis terhadap Jepang. Pada saat perang dunia pertama,
Australia membantu Inggris dengan bergabung dalam ANZAC[27]
bersama dengan pasukan dari Selandia Baru (New Zealand). Angkatan
perang Australia ini ikut bertempur dalam front Gallipoli, Timur Tengah,
dan beberapa daratan di Eropa. Kecemasan akan Jepang untuk sementara
sirna, karena Jepang pada perang dunia pertama tergabung dalam pihak
sekutu seperti halnya Australia.
Kecemasan tersebut muncul kembali pasca perang dunia pertama. Jepang
yang mendapatkan daerah kekuasaan Jerman di utara khatulistiwa mulai
bergerak ke selatan sehingga memaksa Australia untuk mendesak Inggris
kembali agar mau membendung restorasi yang dilakukan Jepang. Tetapi
Inggris memilih bungkam dan berusaha merekonstruksi kembali
daerah-daerah di Eropa pasca perang dunia pertama. Menurut Soebantardjo,
sikap inggris ini dikarenakan Inggris menganggap bahwa Australia adalah
The Far East bukan bagian dari Eropa dan bukan The Near North seperti
yang ditafsirkan Australia selama ini terhadap Inggris. Sikap Inggris
ini membuat Australia sadar bahwa untuk dapat mempertahankan negara
harus dilakukakn dengan kekuatan sendiri. Dalam rentang waktu antara
tahun 1920 sampai dengan tahun 1939, Australia mampu memiliki angkatan
perang berupa 5000 pesawat terbang dan 500000 tentara.
Pada saat perang dunia kedua, Jepang yang berhasil mengalahkan
Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, berniat untuk menguasai Amerika
setelah sebelumnya mampu menguasai Hindia Belanda. Namun, Jepang gagal
menguasi Australia setelah gagal membendung kekuatan tentara Amerika di
Port Moresby (Irian Tenggara)[28].
Hal ini membuat Australia mulai sadar bahwa Amerika lah yang lebih
dekat dengannya. Bagi Amerika, membantu Australia menghadapi Jepang
diperang Pasifik adalah suatu keharusan untuk membendung kekuatan Jepang
dan usaha Jepang untuk menguasai Asia Pasifik. Amerika Serikat
mewujudkan bantuannya secara militer dengan memberikan senjata, pesawat
terbag dan kapal laut untuk digunakan dalam perang yang dipasok melalui
Sydney.
Pasca perang dunia kedua, dalam masa rekonstruksi pasca perang,
Amerika serikat memberikan perhatiannya pada Australia. Dalam hal
politik dan ekonomi, Australia mulai mengacu pada Amerika Serikat hingga
mampu menjadi salah satu negara maju di Pasifik bahkan di dunia. Sistem
ekonomi liberal diadopsi dari Amerika serikat. Sebagai balas jasa bagi
Amerika Serikat, Australia membantu Amerika dalam perang yang terjadi di
Vietnam. Sekali lagi, inilah yang membuat Australia berpindah haluan,
dari Inggris menuju Amerika Serikat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cerita Yunani kuno karya Ptolemy mengenai adanya daratan luas
disebelah selatan khatulistiwa sebagai penyeimbang daratan disebelah
utara bernama Terra Australis Incognita mengilhami pencarian Australia.
Selain itu, penjelajahan yang dilakukan oleh de Quiros dan Torres yang
menemukan daratan bernama Austrialia menjadi pemicu eksplorasi dan
ekspedisi yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Belanda melalui pelautnya,
Willem Jansz tercatat sebagai orang Eropa pertama yang sampai di
Australia. Kemudian cerita mengenai Australia menginspirasi Abel Tasman
untuk mengeksplorasi Australia dan menamakan New Holland. Bagi Inggris,
William Dampier adalah orang pertama berkebangsaan Inggris yang sampai
di daratan Australia. Ekspedisinya kemudian diteruskan oleh James Cook.
Di Australia sendiri sudah terdapat penduduk asli, tekanal dengan
sebutan Aborigin. Mengenai nama Australia sendiri adalah saran dari
Matthew Flinders, sekaligus orang pertama yang berhasil memetakan
Australia secara keseluruhan.
Australia yang menjadi daerah persemakmuran Inggris sejak tahun 1901
sangat bergantung pada Inggris baik secara ekonomi, politik dan militer.
Pada saat perang dunia pertama, tentara yang berasal dari Australia
membantu Inggris dalam perang yang terjadi di Gallipoli. Namun, Inggris
menganggap bahwa Australia adalah bukan Eropa sehingga terkesan
‘melupakan’ Australia. Terbukti saat perang dunia pertama, Inggris
kurang berperan dalam pembendungan kekuatan Jepang. Hal ini membuat
Australia mulai berpikir sendiri akan nasib negaranya. Amerika Serikat dengan kepentingan membendung usaha Jepang menguasai
Asia Pasifik membantu Australia dalam bidang militer. Pasca perang dunia
kedua, Australia mulai mengacu pada Amerika, terutama dalam sistem
ekonomi liberal dan sistem militer. Sebagai balas jasa, Australia turut
membantu Amerika Serikat dalam perang Vietnam.
Manorz
https://usmanmanor.wordpress.com/2012/06/29/australia-dari-naungan-inggris-ke-naungan-amerika-serikat/
Daftar Pustaka
Farndon, John, 1000 Fakta Tentang Sejarah Dunia, Penerbit PT Bhuana Ilmu Komputer, Jakarta, 2005.Hardjono, Ratih, Suku Putihnya Asia; Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992.
Kitley, Australia di mata Indonesia, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1989.
Kollit, D. K., Sejarah Australia dan Selandia Baru, Penerbit Nusa Indah, 1974.
Oliver, W. H., The Oxford History of New Zealand, Penerbit Oxford University Press, London, 1981.
Sabari, J., Sejarah Australia Selayang Pandang, Penerbit Liberty, 1991.
Siboro, J., Sejarah Australia, Penerbit Tarsito, Bandung, 1996.
, Lintasan Sejarah New Zealand dan Papua New Guinea, Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, Bandung, 2000.
Soebantardjo, Sari Sedjarah; Asia-Australia, Penerbit Bopkri, Yogyakarta, 1962.
Zuhdi, Susanto, VOC di Kepulauan Indonesia:Berdagang dan Menjajah, Kedutaan Besar Republik Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 2002.
Sumber Internet
Ahira, Anne, Sejarah Australia; Lagi-lagi mengenai Inggris, http://www.anneahira.com, diakses pada Minggu, 3 Juni 2012 pukul 19.16.
Saparuddin, Adrian, Sejarah Pendirian Negara Australia, 2012, http://saparuddin-sejarahkayong.blogspot.com, diakses pada Minggu, 3 Juni 2012 pukul 19.08.
[1] Soebantardjo, Sari Sedjarah; Asia-Australia, Penerbit Bopkri, Yogyakarta, 1962, hlm. 221
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] John Farndon, 1000 Fakta Tentang Sejarah Dunia, Penerbit PT Bhuana Ilmu Komputer, Jakarta, 2005, hlm. 103
[5]
Catatan: Wales merupakan suatu daerah di wilayah kekuasaan kerajaan
Inggris yang letaknya dekat dengan Irlandia. Penggunaan nama Wales
kemungkinan besar untuk mengingatkan wilayah leluhur mereka di kerajaan
Inggris. Saat ini Wales merupakan negara persemakmuran Inggris.
[6] Soebantarjo, Op-cit.
[7] J. Siboro, Sejarah Australia, Penerbit Tarsito, Bandung, 1996, hlm. 144
[8] Soebantardjo, Op-cit.
[9] J. Siboro, Op-cit, hlm. 8
[10] Ibid.
[11] Ibid, hlm. 15
[12] Susanto Zuhdi, VOC di Kepulauan Indonesia:Berdagang dan Menjajah, Kedutaan Besar Republik Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm.1
[13] Ibid, hlm. 3
[14] J. Siboro, Op-cit, hlm. 18.
[15] Ibid, hlm. 19
[16] J. Siboro, Ibid, hlm. 23
[17] Ibid, hlm. 24
[18] J. Siboro, ibid, hlm. 25
[19] Soebantardjo, Op-cit, hlm. 222
[20] Ibid.
[21] J. Siboro, Op-cit, hlm. 33
[23] Ibid, hlm. 224
[25] John Farndon, Op-cit, hlm. 102
[26] Soebantardjo, Ibid, hlm. 228
[27] J. Siboro, Op-cit, hlm. 214
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.