Potensi Geografis Indonesia
Written By yoga on Thursday, June 13, 2013 | 5:27 PM
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber kekayaan alam yang
melimpah. Hutan, sungai, maupun lautnya memiliki potensi melimpah.
Sayangnya, potensi ini sangat minim tergali.
Hal yang juga menjadi persoalan dari penggalian potensi ini adalah masih
minimnya peneliti lokal yang melakukan riset atas berbagai potensi alam
Indonesia. Potensi-potensi ini justru tergali dan ditemukan oleh para
peneliti asing. Akibatnya, ketika temuan ini dipatenkan pihak asing maka
bangsa ini kembali harus kehilangan ‘kekayaannya’.
Hubungan Geografi dan Ekonomika
Tumbuhnya kesadaran mengenai terbatasnya daya penjelas teori-teori
lokasi yang tradisional dalam menganalisis geografi ekonomi telah
mendorong munculnya paradigma baru yang disebut geografi ekonomi baru (
new economc geography atau geographycal economics ) ( Fujita dan Thisse,
1996 ).
Paul Krugman, mahaguru dari Massachusetts Institute of Technology, telah
membuka misteri ( black box ) eksternalitas ekonomi dan secara
eksplisit memasukan dimensi spasial dan semangat ‘proses kumulatif’
dalam deskripsi pembangunan perkotaan dan regional ( krugman, 1996 ).
Krugman menjelaskan mengapa terjadi konsentrasi spasial di kota-kota
besar negara sedang berkembang.
Hal yang terjadi adalah terjadi perbedaan atas pembangunan daerah tidak
terbatas pada struktur industri dan eksternalitas. Namun, perbedaan
diperluas pula pada pernyataan transaksi yang tidak melaluli pasar dan
cara bagaimana meningkatkan kekuatan produsen besar dikaitkan dengan
lokalisasi industri secara kontemporer ( Martin dan Sunley, 1996 )
Singkatnya , paradigma baru yang muncul dalam analisis spasial adalah
mengkombinasikan pendekatan ilmu ekonomi dan geografi atau disebut
geografi ekonomi. Ilmu ekonomi arus utama ( mainstream economics )
memang cenderung mengabaikan dimensi “ruang” atau “spasial”.
Dengan kata lain, ekonomi arus utama cenderung aspasial ( spaceless ).
Ini terlihat dari inti analisis ekonomi konvensional yang cenderung
menjawab pertanyaan ekonomi seputar what to produce, how to produce, dan
for whom to produce. Namun geografi sendiri itu cenderung membahas
where to produce dan why to produce.
Aspek-aspek spasial tetap merupakan blind spot bagi mayoritas ekonomi
karena ketidak mampuan para ekonom untuk menciptakan model yang
menjelaskan berbagai macam aspek lokasi industri ( Krugman, 1995: 31-7
). Sementara itu, geografi merupakan studi mengenai pola spasial diatas
permukaan bumi, yang menjawab pertanyaan where ( dimana aktifitas
manusia berada ) dan why ( mengapa lokasi perusahaan atau industri
berada disitu ).
Dalam perspektif geografi ekonomi, aspek pola spasial aktivitas ekonomi
menjadi pusat perhatian utama dengan digunakannya Sistem informasi
Geografi dan Menjawab pertnyaan sentral dalam ekonomi regional, yaitu
“dimana” ( where ) lokasi industri berada dan “mengapa” ( why ) terjadi
konsentrasi geografi industri manufaktur.
Peranan wilayah subnasional, yaitu apakah kabupaten atau kota yang
mempengaruhi lokasi aktivitas ekonomi, tampaknya semakin penting dalam
studi geografi ekonomi. Ohmae menjelaskan bahwa dalam dunia tanpa batas,
region state akan menggantikan negara bangsa (national state) sebagai
pintu gerbang untuk memasuki perekonomian global (Ohmae, 1995).
Potensi Geografis dan Karakteristik Spasial Indonesia
Sumberdaya wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis
secara keruangan, kelingkungan maupun kewilayahan. Sebagai negara
kepulauan yang luas dengan jumlah pulau yang banyak memiliki sumberdaya
laut (marine resources) dan daratan (land resources) yang perlu dikelola
secara terintegrasi. Aspek klimatologi, geologis/ geomorfologis,
hidrologis, biotis dan manusia serta sosio kulturnya yang beragam sangat
penting dikaji dalam mengelola sumbedaya wilayah untuk kesejahteraan
bangsa.
Selain tinjauan aspek lingkungan dan kebencanaan alam yang terjadi
disetiap wilayah provinsi, kabupaten/kota perlu dijadikan kriteria dalam
perencanaan pembangunan (pengembangan industri) wilayah dan
implementasinya. Sebagai negara tropis, visi pembangunan di Indonesia
perlu memantapkan diri sebagai Negara pertanian yang kuat melalui konsep
agro produksi, agroindustri, agrobisnis, agroteknologi dan agrososio
kultur serta tourisme.
Pendekatan ini dapat mengurangi resiko kerusakan lingkungan dan bencana
alam bila dikelola dengan baik sesuai dengan daya dukung lingkungan,
oleh karena itu pembangunan nasional kedepan diutamakan pada peningkatan
kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan IPTEKS untuk kehidupan.
Pengelolaan sumberdaya wilayah/ ruang berkelanjutan dapat dicapai dengan
mempertimbangkan keberlanjutan ekologi ekonomi, manajemen sumberdaya
dan lingkungan, keberlanjutan teknologi dan sosio kultur.
1. Potensi Geografis Indonesia
Negara Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari
13667 pulau dengan 5 pulau besar, berbatasan dengan laut Andawan, China
Selatan, Malaysia, Phillipina dan Samudera Pasifik, Hindia dan
Australia. Bentang alam di daratan barat mempunyai perairan dangkal
(Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan dangkalan (Dangkalan
Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam dengan beberapa
palung laut.
Daratan Indonesia sebagian besar kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum
Pasifik dan jalur Sirkum Mediteran. Dataran rendah dan luas ada di
Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya dan Jawa. Terdapat gunung api aktif
sekitar 200 dan yang 70 berada di Pulau Jawa. Selain hasil erupsi gunung
api yang memberikan lahan subur pada lerengnya, juga ada resiko bencana
gunung api. Sungai-sungai dan muara juga terdapat di pulau-pulau besar
yang potensial dikelola untuk kehidupan demikian danau-danau besar di
Sumatera, Sulawesi, Jawa, Kalimantan. Diperkirakan sekitar 7.623 pulau
di Indonesia belum punya nama (ensiklopedia Indonesia seri Geografis,
1997).
Potensi flora di Indonesia beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
Tumbuhan terdapat pada zona elevasi < 700 m, 1.500 – 2.500 m dan
diatas elevasi 2.500 m dpal. Sebaran flora mulai dari kawasan pantai,
dataran rendah dan berawa, lereng kaki gunung hingga pegunungan.
Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia).
Penduduk yang beragam suku dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah
Indonesia yang diperkirakan 300 kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan
bahasa lisan (daerah) di jumpai di Indonesia, sedangkan bahasa resmi
adalah bahasa Indonesia. Beragam seni dan budaya yang dimiliki oleh
berbagai kelompok etnik tersebut.
Berdasarkan kondisi geografis tersebut dan kehidupan sejak jaman
kerajaan, maka urutan potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Kehutanan
4. Perikanan
5. Peternakan
6. Pariwisata
7. Pertambangan
8. Industri dan jas
9. Perdagangan
2. Karakteristik Spasial Potensi Geografis
Pembangunan wilayah pengembangan industri ditinjau dari aspek spasial
dan sektoral di Indonesia perlu memperhatikan zona potensi geografis
yang merupakan pendekatan spasial-ekologikal untuk menuju kesejahteraan
rakyat. Pemecahan masalah pembangunan dan upaya memajukan rakyat dapat
dikelompokkan atas 5 (lima) tipologi wilayah pembangunan geografis
yaitu:
1. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
2. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia
sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi.
3. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
4. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sedikit seperti Nusa Tenggara dan Maluku.
5. Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan
belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum dihuni.
Dengan zonasi potensi geografis, maka pembangunan (pengembangan
industri) sektoral dapat diarahkan terutama untuk pembangunan di kawasan
tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa Tenggara. Pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko kerusakan
lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.
Konsentrasi Spasial di Indonesia
Salah satu ciri yang menonjol dari perkembangan industri di Indonesia
adalah semakin terbuka dan semakin berorientasi ekspornya dalam sektor
manufaktur.
Pembangunan industri dan aktivitas bisnis Indonesia selama lebih dari
tiga dasawarsa terakhir cenderung bias ke pulau Jawa dan sumatra. Karena
industri manufaktur Indonesia cenderung terkonsentrasi secara spasial
di jawa sejak tahun 1970-an (aziz, 1994; Hill, 1990). Pulau jawa
menyumbang sekitar 78-82% tenaga kerja yang bekerja disektor industri
Indonesia dari tahun 1976-2001. Pulau Sumatra menyerap 12% kesempatan
kerja disektor indistri. Kalimantan dan pulau-pulau lainnya di kawasan
timur Indonesia memainkan peran yan relatif minoritas dalam sektor
industri manufaktur.
Dari pernyataan di atas membuktikan bahwa pengelompokan industri dan
orientasi ekspor secara spasial telah terjadi dalam tingkat yang
fantastis di pulau Jawa dan Sumatra di bandingkan pulau lain di
Indonesia.
Ketekaitan antara kawasan industri, pelabuhan, dan penduduk dengan
kecenderungan lokasi industri manufaktur berorientasi ekspor. Wahyudin
(2004: bab 4) menemukan bahwa koefisien korelasi antara industri
manufaktur berorientasi ekspor dan luas kawasan industri menunjukan
angka terbesar, kemudian diikuti oleh pelabuhan dan penduduk. Dengan
kata lain, industri yang berada di kawasan industri kebanyakan merupakan
industri berorientasi ekspor.
Dalam pengembangannya, industri hanya berkembang di kawasan yang padat
penduduk seperti Jawa dan Sumatra. Yang jadi pertanyaan besar apakah
pulau-pulau lain di indonesia selain tidak akan berkontribusi banyak
dalam hal pengembangan industri?
Kita tahu indonesia terkenal dengan sebutan negara maritim dimana secara
geografis daerah yang berbasis maritim memiliki luas lautan lebih
dominan dari pada pulau daratannya. Contohnya Provinsi Maluku Utara,
Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa
Tenggara Barat, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.
Pada hakikatnya aktivitas ekonomi adalah arus kausalitas dari tiga hal
yakni Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Dari sinilah seharusnya
pembangunan ekonomi nasional dalam hal pengembangan industri dapat di
mulai, di tata, di regulasi dan distimulasi hingga akhirnya membawa pada
kemajuan negeri. Meningkatkan daya saing pada ranah ekonomi hakikatnya
adalah menguatkan tiga arus ekonomi tersebut. Yang terpenting di
perhatikan adalah dengan posisi, kemampuan, peluang dan tatangan dunia
dewasa ini apakah yang dapat di upayakan demi menjapai kemandirian dan
keunggulan daya saing Indonesia.
Dengan memperhatikan letak geografi pengembangan industri tersebut, maka
sebenarnya tidak ada masalah untuk mendirikan suatu industri di kawasan
atau di pulau mana pun, yang apaling penting dari pengembangan industri
ini adalah tersedianya bahan baku atau sumber daya yang akan di olah
oleh masing-masing produksi.
Coba bayangkan jika para pengembang industri dalam pengembangannya
memperhatikan aspek geografi dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan
sumber daya yang dapat diolah maka akan terjadi pemerataan
industrialisasi di seluruh Indonesia. Tidak hanya Jawa dan Sumatra yang
mengumbang besar dalam sektor industri namun pulau-pulau lain pun harus
memeratakan kontribusinya dalam menyumbang industrialisasi, salah satu
cara untuk pemerataan industrialisasi adalah dengan mendorong
pengembangan industri didaerah yang masih belum optimal untuk dijadikan
daerah pengembang industri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
tersedia.
Sumber : DAFTAR PUSTAKA
* Kuncoro, Mudrajat. Ekonomika Industri Indonesia “Menuju Negara Industri Maju 2030”, Andi Yogyakarta. Yogyakarta, 2007
* Worosuprodjo, Suratman. “Mengelola Potensi Geografis Indonesia Untuk Pembangunan Wilayah Berkelanjutan”.
* Rafiq Iskandar, Zulfa. ”Pembangunan Ekonomi Kelautan Indonesia”. Blog http://www.wordpress.com. 2009
Idris, Fahmi. ”Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasiona”. Artikel http://www.setneg.go.id. 200
sumber : http://aziz27.wordpress.com/2009/11/05/pengembangan-industri-dan-potensi-geografi-indonesia/
Opini :
Keindahan alam dan keanekaragaman yang di miliki Indonesia saja bisa
menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk dunia, dari sini indonesia
bisa mendatangkan Wisatawan Asing maupun Lokal untuk berkunjung dan
berwisata di Indonesia, ini akan menjadi masukan luar biasa dari sektor
pariwisata untuk meningkatkan roda perekonomian masyarakat dan penduduk
sekitar, juga menambah devisa Negara. belum lagi potensi pendapatan dari
sektor migas dan pertambangan, rasanya sangat tidak mungkin Indonesia
di sebut Negara miskin.
Letak geografis Indonesia juga berada di posisi strategis yaitu di
antara benua asia dan Australia serta di apit oleh dua Samudra, Hindia
dan Pasifik. Dari posisi geografis ini memungkinkan Indonesia menjadi
persimpangan lalu lintas dunia juga sebagai titik persilangan
Negara-negara industri dan Negara yang sedang berkembang seperti
RRC,Jepang,Korea,dengan Negara di Asia,Afrika,juga Eropa.
Dari letak astronomis dan geografis ini saja, Indonesia sudah sangat di
untungkan, seharusnya Indonesia lebih bisa memaksimalkan potensi
strategis lain, demi meningkatkan perekonomian yang saat ini
pasang-surut. Kita tahu saat ini krisis ekonomi global sedang menghantui
Negara maju tapi hal itu tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan
perekonomian Indonesia justru Indonesia harus bisa ngengambil
keuntunagan dari krisis global tersebut dengan mendatangkan Investor
demi meningkatkan ekonomi Nasional.
http://get-and-share.blogspot.com/2013/06/potensi-geografis-indonesia.html
Penulis : Dts.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.