Indonesia
Tajuk: Bekasi Cermin Intoleransi
Bekasi menjadi kawasan yang paling getol memberangus kebebasan beribadah
warga minoritas. Pemerintah kota bahkan berani melanggar Undang-undang
Dasar cuma sekedar untuk memuaskan segelintir masyarakat yang intoleran
Bekasi adalah miniatur padat situasi kerukunan beragama di Indonesia
saat ini. Penyegelan ilegal terhadap gereja dan pemberangusan hak
minoritas untuk menjalankan ibadah adalah indikasi serius, betapa
pemerintah takluk terhadap suara-suara fundamental di masyarakat.
Larangan menyelenggarakan ibadah terhadap jemaah Ahmadiyah di Jatibening
misalnya menunjukkan, hukum tidak pernah menjadi landasan utama
keputusan pemerintah. Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri yang
dijadikan landasan pemerintah kota, tidak melarang kegiatan beragama
secara per se, melainkan larangan terhadap penyebaran faham dan ajaran.
Namun pemerintah Bekasi secara sepihak menafsirkan larangan tersebut
terhadap semua bentuk kegiatan jemaah Ahmadiyah.
Bahwa larangan itu juga berarti melanggar kebebasan berkumpul dan
beribadah sesuai yang tertera dalam Undang-undang Dasar, seakan tidak
menjadi masalah buat pemerintah kota.
Bekasi sekali lagi adalah contoh terbaik, bagaimana ketidakmampuan
pemerintah untuk memahami azas-azas negara hukum dan prinsip netralitas
yang diembannya, bisa berujung pada ketidakadilan bagi sekelompok
orang.
Contoh lainnya adalah sikap pemerintah kota yang mengabaikan perintah
pengadilan dan tetap menyegel gereja HKBP Filadelfia. Kasus ini bahkan
lebih menyedihkan, karena pemerintah dan kepolisian terlihat lebih gigih
melarang jemaah gereja menjalankan ibadah, ketimbang menindak
masyarakat setempat yang melakukan ancaman pembunuhan di muka umum,
lemparan telur busuk dan air comberan atau gangguan-gangguan lainnya.
Ketika hukum berlaku sebatas memenuhi kepentingan sekelompok masyarakat,
ketika pemerintah menggunakan kekuasaannya untuk mengingkari eksistensi
kelompok minoritas, maka Indonesia boleh meratapi kebebasan semu yang
selama ini kita agungkan.
- Tanggal 15.02.2013
- Penulis Rizki Nugraha
- http://www.dw.de/tajuk-bekasi-cermin-intoleransi/a-16601966
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.