Uni Soviet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Uni Republik Sosialis Soviet Nama lain Uni Soviet Союз Советских Социалистических Республик Soyuz Sovetskih Sotsialisticheskih Respublik |
||||||
|
||||||
|
||||||
Semboyan Пролетарии всех стран, соединяйтесь! (Proletarii vsekh stran, soyedinyaytes'!) Bahasa Indonesia: Pekerja di dunia, bersatulah! |
||||||
Lagu kebangsaan Internasionale (1922–1944) Lagu Kebangsaan Uni Soviet (1944–1991) |
||||||
Uni Soviet setelah Perang Patriotik Raya
|
||||||
Ibu kota | Moskwa | |||||
Bahasa | Rusia, bahasa lain | |||||
Agama | Ateisme | |||||
Pemerintahan | Negara federasi bersistem politik satu partai Marxis-Leninis | |||||
Sekretaris Jenderal | ||||||
- | 1922–1952 | Josef Stalin (pertama) | ||||
- | 1991 | Vladimir Ivashko (terakhir) | ||||
Kepala Negara | ||||||
- | 1922–1938 | Mikhail Kalinin (pertama) | ||||
- | 1988–1991 | Mikhail Gorbachev (terakhir) | ||||
Kepala Pemerintahan | ||||||
- | 1922–1924 | Vladimir Lenin (pertama) | ||||
- | 1991 | Ivan Silayev (terakhir) | ||||
Badan legislatif | Majelis Agung | |||||
- | Majelis tinggi | Dewan Kesatuan | ||||
- | Majelis rendah | Dewan Kebangsaan | ||||
Sejarah | ||||||
- | Didirikan | 30 Desember 1922 | ||||
- | Dibubarkan | 26 Desember 1991 | ||||
Luas | ||||||
- | 1991 | 22.402.200 km² (8.649.538 mil²) | ||||
Populasi | ||||||
- | Perk. 1991 | 293.047.571 | ||||
Kepadatan | 13,1 /km² (33,9 /mil²) | |||||
Mata uang | Rubel (руб) (SUR) | |||||
Kode Internet | .su2 | |||||
Kode telepon | +7 | |||||
1Pada tanggal 21 Desember 1991, sebelas republik (dengan republik keduabelas, Georgia, hadir sebagai pengamat) mendeklarasikan pembentukan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Almaty, Kazakhstan, yang mengakhiri keberadaan Uni Soviet.
2Diterapkan pada tanggal 19 September 1990 dan masih digunakan sampai sekarang. 3Estonia, Latvia, dan Lituania menganggap mereka tidak pernah masuk ke dalam Uni Soviet. Rusia menganggap Estonia, Latvia, dan Lituania sebagai republik konstituten legal dari Uni Soviet dan penerus negara-negara Baltik modern. Amerika Serikat dan banyak negara lainnya tidak mengakui pencaplokan Estonia, Latvia, dan Lituania ke dalam Uni Soviet sebagai tindakan yang sah. |
Sejarah Rusia | |
---|---|
Artikel ini adalah bagian dari serial |
|
Volga Bulgaria (abad VII-XIII) | |
Kekhaganan Khazar (abad VII-X) | |
Kekhaganan Rus (abad VIII-IX) | |
Rus Kiev (abad IX-XII) | |
Vladimir-Suzdal (abad XII-XIV) | |
Republik Novgorod (abad XII-XV) | |
Invasi Mongol ke Rusia (antara 1220–1240) | |
Serangan Mongol-Tatar (abad XIII-XV) | |
Kadipaten Agung Moskwa (1340–1547) | |
Ketsaran Rusia (1547–1721) | |
Kekaisaran Rusia (1721–1917) | |
Pemerintahan Sementara Rusia (1917) | |
RSFS Rusia · Uni Soviet (1917–1991) | |
Federasi Rusia (1992–sekarang) | |
Portal Rusia |
Uni Soviet (bahasa Rusia: Сове́тский Сою́з, Sovétskiĭ Soyúz) atau Uni Republik Sosialis Soviet (bahasa Rusia: Сою́з Сове́тских Социалисти́ческих Респу́блик, Soyúz Sovétskikh Sotsialistícheskikh Respúblik; disingkat CCCP, SSSR) adalah negara komunis yang pernah ada antara tahun 1922-1991 di Eurasia.
Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang dipegang oleh Partai Komunis hingga 1990.[1] Walaupun Uni Soviet sebenarnya adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu kota di Moskwa, nyatanya Uni Soviet menjelma menjadi negara yang pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem ekonomi terencana.
Revolusi Oktober yang bergolak di Rusia pada tahun 1917 menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Rusia. Penerusnya, Pemerintahan Sementara Rusia, hanya bertahan beberapa bulan. Setelah kaum Bolshevik menang dalam Perang Sipil Rusia pascarevolusi, Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS Ukraina, dan RSS Byelorusia.
Pasca-kematian pemimpin Soviet yang pertama, Vladimir Lenin, pada tahun 1924, Josef Stalin menjadi penggantinya setelah memenangkan perebutan kekuasaan[2] dan memimpin negara tersebut melewati proses industrialisasi besar-besaran dengan sistem ekonomi terencana dan penindasan politik.[2][3] Dalam suasana Perang Dunia II, pada bulan Juni 1941, Nazi Jerman dan sekutunya menyerang Uni Soviet melalui Operasi Barbarossa walaupun sebelumnya kedua negara telah menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang. Setelah empat tahun berperang secara besar-besaran, Uni Soviet muncul sebagai salah satu dari dua negara adidaya pemenang perang selain Amerika Serikat.
Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur terlibat dalam Perang Dingin, yaitu perebutan pengaruh ideologi dan politik global yang berkepanjangan melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Blok Barat. Pada akhirnya, Uni Soviet mengalami kekalahan dalam hal ekonomi serta politik dalam dan luar negeri.[4][5] Pada akhir tahun 1980-an, pemimpin Soviet yang terakhir, Mikhail Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang dipimpinnya melalui kebijakan glasnost dan perestroika, tetapi justru memicu perpecahan di Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada tanggal 26 Desember 1991 setelah gagalnya percobaan kudeta pada bulan Agustus sebelumnya.[6] Hak dan kewajiban negara ini kemudian dilanjutkan oleh Federasi Rusia.[7]
Pada masanya, Uni Soviet memiliki tiga perwakilan di PBB, yaitu Uni Soviet, Ukraina, dan Byelorusia.
Daftar isi
Keadaan geografis
Uni Soviet adalah negara terbesar di dunia, dengan luas 22.402.200 km2.
Status negara terbesar ini kemudian diteruskan oleh negara
penggantinya, Rusia. Luas wilayahnya yang meliputi seperenam daratan di
muka bumi hampir sama luasnya dengan Amerika Utara. Seperempat wilayah Uni Soviet berada di Eropa serta menjadi pusat ekonomi dan budaya. Wilayah bagian timurnya di Asia yang jarang berpenduduk memanjang hingga Samudera Pasifik di sebelah timur dan Afganistan
di sebelah selatan. Uni Soviet membentang sepanjang lebih dari
10.000 km dari timur ke barat dan hampir 7.200 km dari utara ke selatan,
melintasi sebelas daerah waktu.
Uni Soviet juga mempunyai batas negara terpanjang di dunia dengan
panjang lebih dari 60.000 km, dua pertiganya adalah garis pantai Samudra Arktik. Uni Soviet berbatasan langsung dengan Afganistan, Cekoslowakia, Finlandia, Hongaria, Iran, Korea Utara, Mongolia, Norwegia, Polandia, Republik Rakyat Tiongkok, Rumania, dan Turki pada tahun 1949–1991. Uni Soviet dan Amerika Serikat dibatasi oleh Selat Bering.
Sungai terpanjang di Uni Soviet adalah Sungai Irtysh dan gunung tertingginya adalah Puncak Komunisme di RSS Tajikistan yang berketinggian 7.495 m dari permukaan laut. Danau terbesar di dunia, Laut Kaspia, sebagian besar terletak di wilayah Uni Soviet. Danau air tawar terbesar dan terdalam di dunia, Danau Baikal, juga terletak di negara ini.
Terdapat lima daerah iklim di Uni Soviet, yaitu tundra, taiga, stepa, gurun, dan pegunungan.
Demografi
Menurut sensus penduduk Soviet tahun 1989, populasi Uni Soviet terdiri dari 70% bangsa Slavia Timur, 12% bangsa Turki, dan sisanya penduduk minoritas dengan persentase kurang dari 10%. Disamping mayoritas penduduk Atheis (60%), terdapat pula 20% penganut Orthodoks Rusia dan 15% Muslim.[8]
Sejarah
Masa awal
Tsar Rusia terakhir, Nikolai II, memerintah Kekaisaran Rusia hingga dipaksa mengundurkan diri pada bulan Maret 1917 dalam Revolusi Rusia karena adanya polemik keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I. Selanjutnya, Pemerintahan Sementara Rusia mengambil alih kekuasaan hingga digulingkan oleh kaum revolusioner melalui Revolusi Oktober pada tanggal 7 November 1917 yang dipimpin oleh Pemimpin Bolshevik, Vladimir Lenin.
Uni Soviet secara resmi didirikan pada bulan Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia, RSS Ukraina, RSS Byelorusia, dan RSFS Transkaukasia yang masing-masing dipimpin oleh Partai Bolshevik setempat. Lenin ditunjuk sebagai Pemimpin Uni Soviet yang pertama. Walaupun Uni Soviet didirikan sebagai federasi,
sebutan "Soviet Rusia" – yang sebenarnya hanya berlaku bagi RSFS
Rusia – seringkali disalahgunakan untuk menyebut Uni Soviet secara
keseluruhan oleh penulis dan politisi non-Soviet.
Era Stalin
Lenin wafat pada tahun 1924 dan digantikan oleh Josef Stalin.
Pada masanya, ia memodernisasi pertanian dengan program kolektivisasi
yang terkenal ganas dan mengakibatkan banyak rakyatnya mati kelaparan,
dibuang ke kamp-kamp konsentrasi di Siberia, atau ditembak mati oleh aparat pemerintah (terutama NKVD). Stalin juga membunuh banyak orang yang dianggapnya sebagai pembangkang, termasuk golongan militer. Pembersihan Besar-Besaran pada tahun 1937
adalah yang terburuk. Selain itu, ia turut memprakarsai industrialisasi
Uni Soviet meski lebih ditujukan untuk kepentingan militer.
Pada tahun 1939, Soviet menandatangani pakta non-agresi dengan Nazi Jerman yang memberi jalan bagi Uni Soviet untuk mencaplok bagian timur Polandia, negara-negara Baltik, dan Bessarabia. Pencaplokan Soviet atas Polandia diwarnai dengan adanya Pembantaian Katyn, pembunuhan massal 20.000 orang Polandia oleh NKVD. Walaupun demikian, isi pakta ini dilanggar oleh Nazi yang menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Setelah mengalami kekalahan demi kekalahan, Tentara Merah berhasil menahan serbuan Nazi pada tahun 1943 dan akhirnya berhasil mengusir mereka dari Eropa Timur. Daerah-daerah yang dulunya dikuasai Nazi, termasuk sebagian Jerman, direbut oleh Soviet. Walaupun lebih dari 20 juta rakyat Uni Soviet terbunuh dalam Perang Patriotik Raya, dunia mulai memperhitungkan kekuatan angkatan bersenjata Soviet.
Pascaperang, Uni Soviet mengubah strategi pendudukannya di Eropa Timur,
dari militer ke dominasi politik dan ekonomi meskipun tentara Soviet
tetap ditempatkan di negara-negara tersebut hingga keruntuhannya kelak.
Strateginya adalah menunjuk rezim pro-komunis setempat untuk memerintah
negara-negara tersebut di bawah pengawasan Moskwa. Selain itu, Soviet
juga berusaha mengembangkan pengaruhnya ke luar negeri, terutama ke
beberapa negara tetangganya seperti Finlandia dan Afganistan. Hal ini memicu reaksi negatif dari negara-negara Barat yang berakibat dimulainya Perang Dingin.
Dalam masa yang sama, Stalin berusaha membangun kembali ekonomi Soviet
yang porak poranda akibat perang sambil meneruskan kebijakan lamanya,
yaitu membangun industri berat dan militer serta menindas para
pembangkang. Pada masa inilah, Uni Soviet mulai berkonfrontasi dengan
kekuatan Barat dengan mendukung Korea Utara dalam Perang Korea pada tahun 1950.
Era Khrushchev
Stalin meninggal pada tahun 1953 dan digantikan oleh Nikita Khrushchev.
Pada masanya, ia mengubah kebijakan Stalin yang tergolong kejam melalui
proses destalinisasi dan berusaha memperbaiki hubungan dengan
negara-negara Barat. Meskipun demikian, konfrontasi dengan Barat tetap
ada. Pada masa inilah terjadi perlombaan angkasa dan senjata nuklir. Khrushchev dilengserkan dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis dan Kepala Negara Uni Soviet pada tahun 1964 setelah Krisis Rudal Kuba setahun sebelumnya yang nyaris memicu perang nuklir antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat.
Era Brezhnev
Setelah Khrushchev dilengserkan, Uni Soviet kembali dipimpin secara bersama-sama oleh Leonid Brezhnev sebagai Sekretaris Jenderal, Alexei Kosygin sebagai Perdana Menteri, dan Nikolai Podgorny sebagai Ketua Presidium hingga 1970 saat Brezhnev mengangkat dirinya sebagai pemimpin tunggal. Pada tahun 1968, Uni Soviet dan negara-negara anggota Pakta Warsawa menginvasi Cekoslowakia untuk mencegah meluasnya reformasi Musim Semi Praha.
Pada masanya, Brezhnev memulai politik détente
yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan negara-negara Barat.
Walaupun demikian, ia tetap berusaha mengembangkan pengaruh Soviet
dengan mendukung salah satu pihak yang pro-komunisme, sosialisme, atau
anti-Barat dalam berbagai konflik global dan perang saudara seperti
mendukung negara-negara Arab dalam konflik melawan Israel, Vietcong dan Tentara Rakyat Vietnam dalam Perang Vietnam yang juga didukung oleh Tiongkok, MPLA di Angola, FRELIMO di Mozambik, SWAPO di Namibia, serta pemerintahan Sandinista di Nikaragua. Selain itu, ia juga menghidupkan kembali beberapa kebijakan Stalin yang bertumpu pada pembangunan industri berat dan militer.
Era Brezhnev juga dikenal sebagai "Masa Stagnasi"
karena birokrasi Soviet yang kaku saat itu menghalangi inovasi dan
pembaruan dalam segala bidang, terutama bidang politik, ekonomi, dan
teknologi. Pada tahun 1980, pecah Perang Soviet-Afganistan yang mengakhiri kebijakan détente sehingga membuat Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Jimmy Carter dan Ronald Reagan memperbarui ketegangan dan melanjutkan perlombaan senjata.
Era Gorbachev
Setelah meninggal pada tahun 1982, kedudukan Brezhnev digantikan oleh Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko yang masing-masing meninggal saat menjabat pada tahun 1984 dan 1985. Pasca-kematian Chernenko, Politbiro mengangkat Mikhail Gorbachev sebagai Sekretaris Jenderal pada bulan Maret 1985
yang menandai hadirnya generasi kepemimpinan yang baru. Di bawah
Gorbachev yang relatif masih muda, para teknokrat berorientasi pembaruan
yang telah mengawali karier mereka sejak masa kepemimpinan Khrushchev, dengan segera memperkuat kekuasaan di lingkungan Partai Komunis, memberikan momentum baru untuk liberalisasi politik dan ekonomi, serta mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Barat.
Pada saat Gorbachev memperkenalkan glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye
(percepatan pembangunan ekonomi), perekonomian Uni Soviet mengalami
inflasi tersembunyi yang diperparah oleh maraknya pasar gelap. Selain
itu, biaya yang harus dikeluarkan sebagai negara adidaya dalam bidang
militer, spionase, dan bantuan bagi negara-negara sahabat, telah banyak
membebani perekonomian Uni Soviet. Gelombang baru industrialisasi yang
didasarkan pada teknologi informasi membuat Uni Soviet kelabakan mengadopsi teknologi Barat dan mencari kredit untuk mengatasi keterbelakangannya.
Undang-Undang Koperasi yang diberlakukan pada bulan Mei 1988 merupakan salah satu kejutan dalam agenda pembaruan ekonomi Gorbachev. Untuk pertama kalinya sejak Kebijakan Ekonomi Baru yang digagas oleh Lenin, negara mengizinkan kepemilikan pribadi perusahaan dalam bidang jasa, manufaktur, dan perdagangan luar negeri.
Glasnost memberi kebebasan berbicara dan berpendapat secara lebih besar. Kebebasan pers mulai diterapkan serta ribuan tahanan politik dibebaskan dari kamp-kamp kerja paksa. Tujuan utama Gorbachev mengadakan glasnost
adalah untuk menekan kaum konservatif yang menentang kebijakan
restrukturisasi ekonominya. Melalui berbagai keterbukaan, debat, dan
partisipasinya, Gorbachev berharap rakyat Soviet akan mendukung setiap
langkah pembaruannya.
Pada bulan Januari 1987,
Gorbachev menyerukan demokratisasi dengan memperkenalkan unsur-unsur
demokrasi seperti pemilihan umum dengan banyak calon dalam dinamika
politik Uni Soviet. Pada bulan Juni 1988, dalam Kongres Partai Komunis Uni Soviet XIX,
Gorbachev menggulirkan pembaruan-pembaruan radikal yang dimaksudkan
untuk mengurangi kendali Partai Komunis terhadap aparat pemerintah. Pada
bulan Desember 1988, Majelis Agung Uni Soviet menyetujui pembentukan Kongres Perwakilan Rakyat yang sebelumnya telah ditetapkan dalam amandemen Konstitusi Soviet 1977 sebagai badan legislatif yang baru. Pemilihan umum anggota kongres diadakan di Uni Soviet pada bulan Maret dan April 1989. Pada tanggal 15 Maret 1990, Gorbachev terpilih sebagai Presiden Uni Soviet yang pertama.
Krisis dan kejatuhan
Upaya Gorbachev
untuk merampingkan sistem komunis memang membawa harapan, tetapi tidak
dapat dikendalikan sehingga mengakibatkan serangkaian peristiwa yang
akhirnya ditutup dengan pembubaran Uni Soviet. Kebijakan perestroika dan glasnost
yang mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang perekonomian Uni
Soviet malah menimbulkan akibat-akibat yang tak diharapkan.
Penyensoran media yang tak lagi ketat akibat glasnost menyebabkan Partai Komunis
tidak dapat berbuat banyak saat media mulai menyingkap masalah-masalah
sosial dan ekonomi yang telah lama disangkal dan ditutup-tutupi oleh
pemerintah. Masalah seperti perumahan yang buruk, alkoholisme,
penyalahgunaan obat-obatan, polusi, pabrik-pabrik yang sudah ketinggalan
zaman sejak masa Stalin dan Brezhnev,
serta korupsi yang sebelumnya diabaikan oleh media resmi, kini
mendapatkan perhatian yang semakin besar. Laporan-laporan media juga
menyingkap kejahatan yang dilakukan oleh rezim Stalin seperti gulag dan Pembersihan Besar-Besaran. Selain itu, perang di Afganistan dan kekeliruan penanganan Bencana Chernobyl
semakin merusak citra pemerintah. Keyakinan masyarakat terhadap sistem
pemerintahan Soviet semakin melemah sehingga mengancam integritas Uni
Soviet.
Pertikaian antarnegara anggota Pakta Warsawa membuat Uni Soviet tidak mampu lagi mengandalkan negara-negara satelitnya untuk melindungi perbatasannya. Pada tahun 1989, Doktrin Brezhnev ditanggalkan dan kebijakan untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri negara-negara satelitnya di Eropa Timur
dijadikan sebagai pengganti. Hal itu membuat pemerintahan di
negara-negara satelit Uni Soviet di Eropa Timur kehilangan jaminan
bantuan dan intervensi Soviet apabila rakyatnya memberontak. Pada
akhirnya, pemerintahan berhaluan komunis di Bulgaria, Cekoslowakia, Hongaria, Jerman Timur, Polandia, dan Rumania yang berkuasa sejak akhir Perang Patriotik Raya runtuh.
Uni Soviet juga mulai mengalami pergolakan saat rakyat mulai merasakan akibat politik dari glasnost. Meski sudah dilakukan berbagai upaya untuk meredamnya, ketidakstabilan di Eropa Timur
mau tidak mau menyebar ke negara-negara yang tergabung dalam Uni
Republik Sosialis Soviet. Dalam pemilihan umum untuk memilih anggota
dewan regional di republik-republik Uni Soviet, kaum nasionalis dan tokoh pembaruan radikal banyak yang terpilih.
Bangkitnya nasionalisme segera menghidupkan kembali ketegangan
antaretnis di berbagai republik Soviet yang semakin memperlemah
cita-cita persatuan rakyat Soviet. Sebagai contoh, pada bulan Februari 1988, pemerintah Nagorno-Karabakh, RSS Azerbaijan, yang didominasi oleh etnis Armenia, meloloskan keputusan yang menyatakan penggabungan wilayahnya dengan RSS Armenia.
Kekerasan terhadap orang-orang Azerbaijan diliput dan ditayangkan oleh
televisi Soviet sehingga memicu adanya pembantaian terhadap orang-orang
Armenia di Sumqayit. Ketegangan antaretnis ini kelak akan menjadi cikal bakal radikalisme dan terorisme pasca-keruntuhan Uni Soviet.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi ekonomi semakin memburuk. Meski perestroika dianggap berani dalam konteks sejarah Uni Soviet, upaya Gorbachev
untuk melakukan pembaruan ekonomi tidak begitu radikal dan dinilai
terlambat untuk membangun kembali ekonomi negara yang sangat lesu pada
akhir tahun 1980-an. Berbagai terobosan dalam hal desentralisasi memang
berhasil dicapai, tetapi Gorbachev dan timnya sama sekali tidak merombak
kebijakan-kebijakan ekonomi warisan Stalin seperti pengendalian harga, mata uang rubel
yang tidak dapat dipertukarkan, tidak diakuinya kepemilikan pribadi,
dan monopoli pemerintah atas sebagian besar sarana produksi.
Pada tahun 1990, pemerintah Uni Soviet praktis telah kehilangan
seluruh kendalinya terhadap kondisi-kondisi ekonomi. Pengeluaran
pemerintah meroket karena perusahaan tak menguntungkan yang memerlukan
bantuan dari negara semakin bertambah, sedangkan subsidi harga-harga
kebutuhan pokok terus berlanjut. Perolehan pajak menurun, terutama
karena adanya kampanye antialkohol dan desentralisasi. Pemerintah pusat
yang tidak dapat lagi membuat kebijakan produksi, khususnya dalam
industri pemenuhan kebutuhan pokok, menyebabkan lenyapnya rantai
produsen dengan pemasok sementara rantai yang baru belum terbentuk.
Jadi, bukannya merampingkan sistem, program desentralisasi Gorbachev
justru menyebabkan kemacetan proses produksi.
Pembubaran
Pada tanggal 7 Februari 1990, Komite Pusat Partai Komunis setuju untuk melepaskan monopoli atas kekuasaannya. Republik-republik anggota Uni Soviet
mulai menegaskan kedaulatan nasional mereka terhadap Moskwa dan mulai
melancarkan "perang undang-undang" dengan pemerintah pusat. Dalam hal
ini, pemerintahan republik-republik anggota Uni Soviet, terutama Trio Baltik, yaitu Estonia, Lituania, dan Latvia,
membatalkan semua undang-undang federal jika undang-undang itu
bertentangan dengan undang-undang setempat, menegaskan kendali mereka
terhadap perekonomian setempat, dan menolak membayar pajak kepada
pemerintah pusat di Moskwa. Gejolak ini menyebabkan macetnya ekonomi
karena garis pasokan ekonomi dalam negeri rusak sehingga perekonomian
Uni Soviet semakin merosot.
Pada pertengahan Agustus 1991, kelompok garis keras di lingkungan Partai Komunis Uni Soviet bekerja sama dengan KGB mengadakan sebuah percobaan kudeta terhadap Gorbachev, tetapi gagal. Pada tanggal 8 Desember 1991, Presiden RSFS Rusia, RSS Ukraina, dan RSS Byelorusia menandatangani Perjanjian Belavezha yang menandakan pembubaran kesatuan dan digantikan fungsinya oleh Persemakmuran Negara-Negara Merdeka
(CIS). Sementara ada banyak perdebatan mengenai siapa yang berhak
membubarkan Uni Soviet, Gorbachev meletakkan jabatannya sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 dan memberikan kekuasaannya kepada Boris Yeltsin. Puncaknya, Majelis Agung Uni Soviet membubarkan dirinya pada tanggal 26 Desember 1991 yang sekaligus menandakan bubarnya Uni Soviet sebagai suatu federasi, hanya terpaut empat hari sebelum hari jadinya yang ke-69.
Politik
Uni Soviet |
Artikel ini adalah bagian dari seri: Politik dan pemerintahan Uni Soviet |
|
Atlas Portal Uni Soviet |
Terdapat tiga tingkat kekuasaan di Uni Soviet: kekuasaan legislatif yang dijalankan oleh Majelis Agung, pemerintah yang dijalankan oleh Dewan Menteri, serta Partai Komunis, satu-satunya partai yang legal dan menjadi pembuat kebijakan utama di negara tersebut.[9]
Pembagian administratif
Secara konstitusional, Uni Soviet merupakan gabungan dari 14 Republik Sosialis Soviet (RSS) dan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia (RSFS Rusia), meski kekuasaan Partai Komunis yang sangat besar membuat sebutan "uni" menjadi hanya sekadar nama saja.[9] Traktat Pembentukan Uni Soviet ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1922 oleh pemimpin empat republik, yaitu RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS Ukraina, dan RSS Byelorusia. Pada tahun 1924, saat pelaksanaan program delimitasi nasional di Asia Tengah, dibentuklah RSS Uzbekistan dan RSS Turkmenistan, menempati daerah yang dulunya merupakan bagian dari RSSO Turkestan di RSFS Rusia dan dua dependensi Soviet, RSR Khwarezmia dan RSR Bukhara. Pada tahun 1929, dibentuklah RSS Tajikistan, terpisah dari RSS Uzbekistan. Dengan berlakunya Konstitusi 1936, anggota RSFS Transkaukasia, yaitu Georgia, Armenia, dan Azerbaijan, ditingkatkan statusnya menjadi republik, sedangkan Kazakhstan dan Kirgizstan dipisahkan dari RSFS Rusia.[10]
Selanjutnya, pada bulan Agustus 1940, dibentuklah RSS Moldova yang menempati daerah yang dulunya milik RSS Ukraina serta daerah Bessarabia dan Bukovina Utara. Uni Soviet juga mencaplok negara-negara Baltik, lalu membentuk RSS Estonia, RSS Latvia, dan RSS Lituania. RSS Karelo-Finlandia dipisahkan dari RSFS Rusia pada bulan Maret 1940, tetapi disatukan kembali pada tahun 1956. Antara bulan Juli 1956 hingga September 1991, ada 15 republik anggota Uni Soviet.[11]
Meski sebenarnya semua republik mempunyai kedudukan yang sama, nyatanya
Uni Soviet didominasi oleh RSFS Rusia sebagai republik yang paling
besar dan kuat. Oleh karena itu, hingga tahun 1980-an, banyak orang yang
salah kaprah menyebut Uni Soviet sebagai "Rusia".
# | Republik | Peta Uni Soviet (1956–1991) |
---|---|---|
1 | RSFS Rusia | |
2 | RSS Ukraina | |
3 | RSS Byelorusia | |
4 | RSS Uzbekistan | |
5 | RSS Kazakhstan | |
6 | RSS Georgia | |
7 | RSS Azerbaijan | |
8 | RSS Lituania | |
9 | RSS Moldova | |
10 | RSS Latvia | |
11 | RSS Kirgizstan | |
12 | RSS Tajikistan | |
13 | RSS Armenia | |
14 | RSS Turkmenistan | |
15 | RSS Estonia |
Ekonomi
Uni Soviet adalah negara pertama yang mengadopsi sistem ekonomi terencana,
di mana produksi dan distribusi dilakukan secara terpusat dan
dikendalikan oleh pemerintah. Sistem ekonomi terencana yang diterapkan
pada masa-masa awal kekuasaan Bolshevik adalah peraturan Perang Komunisme yang di antaranya termasuk nasionalisasi
industri, penyatuan distribusi hasil produksi, rekuisisi koersif
produksi pertanian, dan percobaan menghilangkan peredaran uang, termasuk
perusahaan pribadi dan perdagangan bebas. Peraturan itu ternyata malah menyebabkan perekonomian Rusia pra-Uni Soviet kolaps sehingga pada tahun 1921, Lenin menggantinya dengan Kebijakan Ekonomi Baru
yang melegalkan kembali perdagangan bebas dan kepemilikan bisnis secara
kecil-kecilan. Perekonomian pun dengan cepat bangkit kembali.[12]
Pada awal tahun 1940-an, perekonomian Uni Soviet menjadi relatif
makmur, tetapi hanya sedikit produk buatan Soviet yang diperdagangkan
secara global.[13] Setelah pembentukan Blok Timur,
perdagangan dengan negara lain mulai meningkat. Meski demikian, sistem
perekonomian Soviet masih berdasar pada harga tetap dan monopoli perdagangan luar negeri oleh negara.[14] Gandum dan barang kebutuhan rumah tangga merupakan barang impor utama Uni Soviet pada tahun 1960-an.[13] Selama perlombaan senjata pada masa Perang Dingin,
Uni Soviet banyak menghabiskan anggarannya untuk belanja militer. Pada
masa itu, Uni Soviet juga menjadi pengekspor senjata terbesar ke
negara-negara Dunia Ketiga. Banyak sumber daya Soviet dalam jumlah besar yang dialokasikan ke negara-negara sosialis.[13]
Sejak tahun 1930-an hingga kolaps pada akhir tahun 1980-an, Uni
Soviet secara praktis hampir tidak pernah mengubah kebijakan ekonominya.
Perekonomian disusun secara terpusat, lalu dilaksanakan oleh Gosplan dan diorganisasikan dalam rencana lima tahun.
Pada praktiknya, rencana ini seringkali tidak berjalan sebagaimana
mestinya karena banyaknya intervensi dari penguasa. Semua keputusan
ekonomi ditentukan oleh pemimpin politik.
Beberapa layanan dasar untuk masyarakat didanai oleh pemerintah, misalnya layanan pendidikan
dan kesehatan. Di sektor industri, industri alat berat dan pertahanan
diberikan prioritas lebih tinggi daripada barang kebutuhan rumah tangga.[15]
Barang kebutuhan rumah tangga di luar kota-kota besar terkadang
mengalami kelangkaan, yang ada pun bermutu rendah dan tidak banyak
pilihan. Dengan sistem ekonomi terpusat, pelanggan hampir tidak
berpengaruh dalam proses produksi sehingga perubahan permintaan terhadap
barang oleh konsumen yang pendapatannya lebih tinggi tidak dapat
dilakukan.[16]
Meski statistik dan pertumbuhan ekonomi Uni Soviet sulit diperkirakan secara pasti,[17][18]
diperkirakan ekonomi Soviet terus tumbuh hingga pertengahan tahun
1980-an. Selama dekade 1950-an dan 1960-an, pertumbuhan ekonominya
lumayan tinggi dan sebanding dengan negara-negara Barat.[19] Akan tetapi, setelah tahun 1970-an, pertumbuhan ekonomi itu mulai stagnan meski masih tumbuh secara positif.[12]
Pada tahun 1987, Mikhail Gorbachev mencoba memperbaiki dan mereformasi ekonomi melalui program perestroika.
Kebijakan itu melonggarkan kendali negara atas perusahaan, tetapi tidak
diikuti dengan insentif pasar sehingga terjadi penurunan tajam pada
hasil produksi. Perekonomian negara yang sudah terpengaruh akibat
berkurangnya nilai ekspor minyak pada tahun 1980-an mulai kolaps. Akan
tetapi, hampir sebagian besar properti masih dimiliki pemerintah setelah
bubarnya Uni Soviet.[12][16] Sejak berakhirnya Perang Dunia II hingga pembubarannya, perekonomian Uni Soviet merupakan yang terbesar kedua di dunia berdasarkan PDB (PPP),[20] meski jika dilihat berdasarkan PDB per kapitanya, Uni Soviet masih berada di bawah negara-negara Barat.[21]
Energi
Kebutuhan bahan bakar di Uni Soviet turun pada tahun 1970-an sampai 1980-an.[22] Sejarawan David Wilson
mengatakan bahwa industri gas akan memenuhi 40 persen produksi bahan
bakar Soviet di akhir abad ke-20. Teori ini akhirnya tidak terbukti
karena Uni Soviet bubar sebelum abad ke-20 berakhir.[23]
Secara teoretis, semestinya Uni Soviet bakal mengalami pertumbuhan
ekonomi sekitar 2-2,5 persen pada dekade 1990-an karena ladang energinya
yang besar.[24]
Pada tahun 1991, Uni Soviet memiliki jalur pipa sepanjang 82.000 km untuk menyalurkan minyak bumi dan 206.500 km untuk menyalurkan gas alam.[25]
Uni Soviet merupakan negara pengekspor minyak bumi dan turunannya, gas
alam, logam, kayu, produk pertanian, senjata, mesin, serta peralatan
militer.[26] Pada tahun 1970-an dan 1980-an, Uni Soviet sangat bergantung pada ekspor minyak mentah untuk mendapatkan dana.[13] Puncaknya, pada tahun 1988, Uni Soviet menjadi produsen terbesar dan pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.[27]
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Uni Soviet memberikan perhatian besar pada ilmu pengetahuan dan teknologi selain perekonomiannya,[28] misalnya dengan meluncurkan satelit luar angkasa pertama di dunia. Meski demikian, sebagian besar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini ditujukan untuk kepentingan militer.[15]
Lenin percaya bahwa Soviet tidak akan pernah bisa menjadi negara maju
jika tidak mengembangkan teknologi. Pemerintah Uni Soviet mewujudkan
kata-kata Lenin itu dengan mengembangkan organisasi penelitian,
pengembangan, dan jaringan secara masif. Pada tahun 1989, ilmuwan Soviet
menjadi yang terbaik di dunia dalam banyak bidang seperti fisika energi,
beberapa cabang kedokteran, matematika, metalurgi, dan teknologi
militer. Akan tetapi, karena rencana pengembangan negara dan birokrasi
yang kaku, Uni Soviet secara teknologi masih berada di belakang
negara-negara maju lainnya dalam bidang kimia, biologi, dan komputer.
Transportasi
Transportasi merupakan komponen penting dalam perekonomian Uni Soviet yang dibuktikan dengan tersedianya berbagai moda transportasi darat, laut, dan udara.[25]
Pemusatan ekonomi pada akhir tahun 1920-an dan 1930-an berhasil
mengembangkan infrastruktur secara besar-besaran, terutama dengan
dibentuknya Aeroflot, perusahaan penerbangan milik negara.[29]
Transportasi kereta api di Uni Soviet dulunya merupakan transportasi rel terbesar dan paling banyak digunakan di dunia,[30] pengembangannya juga lebih baik daripada negara-negara Barat.[31]
Pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, para ekonom Soviet
menganjurkan pembangunan lebih banyak jalan untuk memberi alternatif
transportasi selain kereta api yang sudah kelebihan beban sekaligus
meningkatkan anggaran negara.[32] Jaringan jalan dan industri mobil tidak berkembang,[33][34] jalan-jalan di luar kota besar pun berkualitas buruk.[35] Proyek perawatan jalan Soviet terbukti tidak dapat menjaga kualitas jalan di negara itu.[35] Di sisi lain, industri otomotif mengalami pertumbuhan lebih tinggi daripada konstruksi jalan yang tersedia.[36] Jaringan jalan yang dibiarkan berkualitas buruk membuat pertumbuhan permintaan terhadap transportasi publik semakin tinggi.[37]
Armada dagang Soviet merupakan salah satu yang terbesar di dunia.[25]
Referensi
- ^ Bridget O'Laughlin (1975) Marxist Approaches in Anthropology Annual Review of Anthropology Vol. 4: hlm. 341–370 (Oktober 1975)
William Roseberry (1997) Marx and Anthropology Annual Review of Anthropology, Vol. 26: hlm. 25–46 (Oktober 1997) - ^ a b Robert Service. Stalin: A Biography. 2004. ISBN 978-0-330-41913-0
- ^ Crile, George (2003). Charlie Wilson's War: The Extraordinary Story of the Largest Covert Operation in History. Atlantic Monthly Press. ISBN 0871138549.
- ^ Holloway, David (1996). Stalin and the Bomb. Yale University Press. hlm. 18. ISBN 978-0300066647.
- ^ Turner 1987, hlm. 23
- ^ Byrd, Peter (2003). "Cold War (seluruh bab)". In McLean, Iain; McMillan, Alistair. The Concise Oxford Dictionary of Politics. Oxford University Press. ISBN 0192802763. Diakses 16 Juni 2008.
- ^ "Russia is now a party to any Treaties to which the former Soviet Union was a party, and enjoys the same rights and obligations as the former Soviet Union, except insofar as adjustments are necessarily required, e.g. to take account of the change in territorial extent. [...] The Russian federation continues the legal personality of the former Soviet Union and is thus not a successor State in the sense just mentioned. The other former Soviet Republics are successor States." United Kingdom Materials on International Law 1993, BYIL 1993, hlm. 579 (636).
- ^ Buku Fakta CIA 1990 [1]
- ^ a b Sakwa, Richard. Soviet Politics in Perspective, 2nd Edition. London–New York: Routledge, 1998.
- ^ Adams, Simon (2005). Russian Republics. Black Rabbit Books. hlm. 21. ISBN 978-1-58340-606-9.
- ^ Feldbrugge, Ferdinand Joseph Maria (1993). Russian Law: The Rnd of the Soviet system and the Role of Law. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 94. ISBN 0-7923-2358-0.
- ^ a b c Gregory, Paul R. (2004). The Political Economy of Stalinism: Evidence from the Soviet Secret Archives. Cambridge University Press. hlm. 218–20. ISBN 0-521-53367-8.
- ^ a b c d "Reconstruction and Cold War". Library of Congress Country Studies. Diakses 23 Oktober 2010.
- ^ IMF dan OECD (1991). A Study of the Soviet Economy 1. International Monetary Fund. hlm. 9. ISBN 0-14-103797-0.
- ^ a b "Economy". Library of Congress Country Studies. Diakses 23 Oktober 2010.
- ^ a b Hanson, Philip. 2003. The Rise and Fall of the Soviet Economy: An Economic History of the USSR from 1945. London: Longman.
- ^ Bergson, Abram (1997). "How Big was the Soviet GDP?". Comparative Economic Studies 39 (1): 1–14. doi:10.1057/ces.1997.1.
- ^ Harrison, Mark (1993). "Soviet Economic Growth Since 1928: The Alternative Statistics of G. I. Khanin". Europe–Asia Studies 45 (1): 141–167. doi:10.1080/09668139308412080.
- ^ Gvosdev, Nikolas (2008). The Strange Death of Soviet communism: A Postscript. Transaction Publishers. ISBN 1-4128-0698-4.
- ^ Central Intelligence Agency (1991). "GDP – Million 1990". The World Factbook. Diakses 12 Juni 2010.
- ^ Central Intelligence Agency (1992). "GDP Per Capita – 1991". The World Factbook. Diakses 12 Juni 2010.
- ^ Wilson, David (1983). The Demand for Energy in the Soviet Union. Rowman and Littfield. hlm. 105–108. ISBN 9780709927044.
- ^ Wilson, 1983, hlm. 297.
- ^ Wilson, 1983, hlm. 297–299.
- ^ a b c Central Intelligence Agency (1991). "Soviet Union – Communications". The World Factbook. Diakses 20 October 2010.
- ^ Central Intelligence Agency (1992). "Soviet Union – Economy". The World Factbook. Diakses 23 Oktober 2010.
- ^ Hardt, John Pearce; Hardt, John P. (2003). Russia's Uncertain Economic Future: With a Comprehensive Subject Index. M.E. Sharpe. hlm. 233. ISBN 0-7656-1208-9.
- ^ "Science and Technology". Library of Congress Country Studies. Diakses 23 Oktober 2010.
- ^ Highman, Robert D.S.; Greenwood, John T.; Hardesty, Von (1998). Russian Aviation and Air Power in the Twentieth Century. Routledge. hlm. 134. ISBN 978-0-7146-4784-5.
- ^ Wilson, 1983, hlm. 205.
- ^ Wilson, 1983, hlm. 201.
- ^ Ambler, Shaw and Symons 1985, hlm. 166–67.
- ^ Ambler, Shaw dan Symons, 1985, hlm. 165.
- ^ Ambler, Shaw and Symons 1985, hlm. 168.
- ^ a b Ambler, Shaw dan Symons, 1985, hlm. 167.
- ^ Ambler, Shaw dan Symons, 1985, hlm. 169.
- ^ IMF dan OECD, 1991, hlm. 56.
http://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Soviet
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.