Kesempatan Bisnis: Entry Mode
26 April 2013 - dalam Bisnis Internasional Oleh sartika-t--fisip10
Keputusan suatu perusahaan memasuki
bisnis internasional bukan merupakan hal yang mudah, oleh karena itu
salah satu yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah entry mode agar dapat memaksimalkan sumber daya. Entry mode
didefinisikan sebagai pengaturan institusional perusahaan dalam
mengelolah produk, teknologi, keterampilan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya hingga mencapai pasar (Daniels, dkk 2007: 352). Entry mode dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) ekspor, impor dan countertrade; (2) contractual entry; dan (3) investment entry. Pada jenis entry mode pertama,
perusahaan mengekspor dengan tujuan memperluas wilayah pemasaran,
diversifikasi penjualan dan untuk mendapatkan pengalaman.
Terdapat 4 langkah dalam menggunakan
strategi ekspor, diantaranya: (1) identifikasi potensi pasar; (2)
menyesuaikan kemampuan dan pemenuhan kebutuhan pasar; (3) menginisiasi
pertemuan; dan (4) mengikat sumber daya (Daniels, dkk 2007: 353).
Kegiatan ekspor dapat bersifat langsung kepada konsumen melalui
representatif penjualan dan distributor ataupun bersifat tidak langsung
melalui agen, manajemen ekspor perusahaan (EMC) dan manajemen
perdagangan perusahaan (ETC). Mekanisme pembayaran produk ekspor maupun
impor dapat dilakukan dengan advance payment, documentary collection, letter of credit dan open account.
Sedangkan jenis countertrade
sebagai proses menjual barang atau jasa yang dibayar sebagian atau
seluruhnya dengan jenis barang atau jasa lain (Daniels, dkk 2007: 356). Countertrade dapat berupa sistem barter, counterpurchases
(penjualan barang atau jasa kepada negara oleh perusahaan yang
menjanjikan untuk melakukan pembelian dari negara di masa depan), offset (kesepakatan bahwa perusahaan menjual untuk mengimbangi hard-currency dan akan membeli ke negara dengan alasan yang sama di masa depan), switch trading (perusahaan menjual obligasinya untuk melakukan pembelian di negara tertentu) dan buyback (ekspor
peralatan industri untuk menghasilkan produksi dari peralatan tersebut)
(Daniels, dkk 2007: 356-357). Dengan demikiaan untuk memperlancar
distribusi produk perusahaan diperlukan sikap kolaboratif terhadap
negara ataupun perusahaan lain.
Entry mode dengan ekspor, impor dan countertrade hanya berlaku untuk produk yang tangible. Sementara produk yang bersifat intangible dilakukan melalui contractual entry seperti lisensi, franchising, kontrak manajemen dan proyek turnkey. Lisensi adalah entry mode kontraktual dari pemberi lisensi kepada penerima lisensi untuk menggunakan property
pada jangka waktu tertentu melalui lisensi eksklusif ataupun
non-eksklusif (Daniels, dkk 2007: 361). Keuntungan dari lisensi
diantaranya ekspansi internasional, mengurangi resiko metode ekspansi,
dan mengurangi kemungkinan kemunculan produk di black market. Sedangkan
kekurangannya adalah membatasi kegiatan pemegang lisensi, menurunkan
kualitas konsistensi global dan pemasaran suatu produk di pasar nasional
yang berbeda dan lisensi berupa pinjaman akan memengaruhi strategi
kompetitif perusahaan (Daniels, dkk 2007: 362). Contoh kesepakatan
lisensi yaitu lisensi atas software oleh perusahaan Novell kepada tiga universitas di Hongkong untuk menginstal software tersebut.
Sedangkan franchising adalah entry mode kontraktual berupa hak menggunakan property dan bantuan dalam jangka waktu tertentu. Berbeda dengan lisensi, franchising
memberikan kontrol yang besar bagi perusahaan terhadap suatu produk di
pasar dan digunakan terutama dalam jasa industri (Daniels, dkk 2007:
363). Di satu sisi, franchising lebih murah, ekspansi geografis yang cepat dan melibatkan manajer lokal. Di sisi lain franchising mengalami kesulitan dalam mengelola franchising itu sendiri di beberapa negara. Contoh franchising adalah dari Brooks Brother AS ke Dickson Concepts Hongkong untun mengoperasikan Brooks Brother ke wilayah Asia Tenggara. Kemudian entry mode manajemen kontrak adalah pemasokan keahlian manajerial suatu perusahaan pada jangka waktu tertentu.
Terakhir, proyek turnkey berupa kegiatan perancangan, konstruksi dan menguji produksi untuk klien (Daniels, dkk 2007: 365). Pada investment entry, dilakukan investasi secara langsung di suatu wilayah dengan melibatkan sumber daya lokal. Bentuk investment entry dapat berupa wholly owned subsidiaries, joint ventures dan aliansi strategis. Investasi secara langsung tentu lebih berisiko tinggi dibandingkan dengan contractual entry, karena adanya keterlibatan sumber daya lokal di suatu wilayah.
Dalam memilih entry mode,
Daniels, dkk (2007) menguraikan beberapa faktor strategis, diantaranya:
(1) kondisi kultural, di mana kesamaan kultural dapat memudahkan
investasi; (2) kondisi politik dan hukum, instabilitas keduanya di suatu
negara akan menimbulkan resiko yang tinggi bagi suatu perusahaan yang
masuk ke wilayah tersebut; (3) ukuran pasar; (4) Biaya produksi dan
pengiriman, di mana keuntungan perusahaan didapatkan dari biaya produksi
minimal; dan (5) pengalaman internasional.
Sementara Wild, dkk (2008) melanjutkan
dengan penjelasan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh suatu
perusahaan memilih lokasi bisnis dengan mempertimbangkan faktor
strategis dari Daniels. Langkah pertama adalah scanning dan perbandingan pemeriksaan secara detail, di mana manajer membandingkan feasibility dan desirability antara
satu negara dengan negara lain terkait peluang berbisnis yang lebih
baik, misalkan kekacauan yang terjadi di Timur Tengah mengurungkan niat
manajer untuk berinvestasi di wilayah tersebut.
Langkah kedua berupa
pencarian informasi berupa peluang ekonomi (harga, elastisitas
pendapatan, substitusi, faktor budaya dan selera), peluang melakukan
operasi lebih mudah, ketersediaan biaya dan sumber daya, tingkat
korupsi, resiko (competitive, monetary dan political risk).
Langkah ketiga yaitu pengumpulan dan analisis data yang dapat diperoleh
dari individu, pemerintah, ataupun organisasi internasional. Langkah
keempat adalah penggunaan instrumen komparatif berupa grids dan matrices.
Perusahaan juga dapat menggunakan pembuatan keputusan yang
non-komparatif melalui penguraian kriteria tertentu yang diinginkan oleh
perusahaan. Langkah terakhir adalah keputusan akhir seleksi dari
perusahaan. Dengan demikian, pertimbangan perusahaan untuk beroperasi di
suatu wilayah tidak hanya dilihat dari geografisnya tetapi membutuhkan
pertimbangan lain yang dapat memperlancar operasi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa entry mode perusahaan dapat berupa ekspor-impor dan countertrade, kontraktual dan investasi. Namun demikian, pemilihan entry mode
suatu perusahaan dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu
baik secara ekonomi, politik maupun budaya. Bahkan dilakukan melalui
beberapa tahap seperti yang diuraikan oleh Wild, dkk. Hal ini tidak lain
dilatarbelakangi oleh keinginan perusahaan untuk memaksimalkan
keuntungan dan meminimalisir kerugian dengan menghindari peluang resiko.
Referensi
Daniels, John D, Lee H. Radebaugh & Daniel P. Sullivan, 2007. “Selecting and Managing Entry Mode”, dalam International Business: Environment and Operations. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Ch. 13, pp. 350-377
Wild, John J, Kenneth L. Wild & Jerry C.Y. Han, 2008. “Country Evaluation and Selection”, dalam International Business: The Challenges of Globalization. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Ch. 12, pp.382-41
http://sartika-t--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-77815-Bisnis%20Internasional-Kesempatan%20Bisnis:%20Entry%20Mode.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.