Kelahiran Menurut Adat Orang Rote
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Dr Gardner dan Jewans dalam bukunya Greek
Antiquitas menulis bahwa ‘kelahiran bayi itu adalah merupakan
kejadian yang sangat mengesankan bagi orang-orang di zaman dulu. Karena
keindahannya maka dianggaplah kejadian itu sebagai hal super-human. Dipercayanya
pula bahwa suasana itu mengundang banyak bahaya sehingga untuk menghindari
bahaya itu bermacam-macam tabu
dan larangan diajukan.’
Keadaan yang lemah dari badan sang ibu dan bayi yang baru dilahirkan itu
membuat penjagaan dan perawatan yang khusus sangat diperlukan. Dalam usaha
menjaga keselamatan kedua insan ini diadakan upacara-upacara yang berhubungan
dengan ibu dan bayi itu. Ini juga sebagai bukti, sang bapak tidak tinggal diam
untuk melindungi sang ibu dan bayinya dari bahaya-bahaya yang natural maupun
yang supernatural pada saat-saat yang kritis itu. Dengan demikian
upacara-upacara sehubungan dengan kelahiran bayi itu dari zaman dulu sudah
berdasarkan pada usaha untuk melindungi kedua insan itu dari bahaya-bahaya yang
mengancam. Sang ayah merasakan kegelisahan dan ketakutan serta kasih sayang
yang mendalam melihat istrinya berjuang kesakitan melahirkan bayi itu. Dalam ungkapan orang tua-tua dikatakan bahwa
pada saat melahirkan itu “jiwa sang ibu seolah-olah tergantung pada sehelai rambut” yang
setiap saat bisa putus yang menyebabkan putus pulalah jiwanya. Sang bapak terus
berdoa memohonkan agar istrinya cepat-cepat terbebas dari derita kesakitan itu serta bayinya lahir
dengan selamat. Pada saat partus / melahirkan secara tradisional
dilakukan dalam rumah dekat dapur / pengapian sebelah kanan belakang. Peristiwa
datangnya kembali kedunia merupakan permulaan menginjak kehidupan didunia.
Upacara kelahiran / childbirth ceremony adalah suatu upacara merayakan peristiwa kelahiran seorang anak yang baru
lahir agar memperoleh keselamatan dalam hidupnya, di samping itu dianggap
sebagai tanda bersyukur bagi kedua orang tuanya menyambut gembira atas bayi
yang baru lahir tersebut. Upacara
pertama kelahiran yang dilakukan, memperlihatkan bayi tersebut kepada umum.
Upacara ini disebut “ Taponi”.
Mula-mula
bayi ini dipanggil dengan sebutan ayahnya, sehingga semua anggota masyarakat
mengenalnya, demikian juga para arwah didunia gaib. Biasanya sejak lahir, baik
ibu maupun bayi tidak diperkenankan keluar rumah. Pada hari ke-3 atau ke-4 seluruh kaum kerabat
berkumpul untuk mengadakan upacara. Pada upacara ini, tali ari-ari dipotong oleh dukun
beranak dengan mempergunakan kulit bambu milak (sebangsa bambu yang sangat
tipis kulitnya) yang tajam kemudian ari-arinya dimasukkan dalam sebuah wadah
yang disebut “kapisak” yaitu anyaman
dari daun lontar kemudian digantung pada
sebuah pohon disekitar rumahnya. Biasanya juga pada ari-ari itu diikat dengan
sehelai kain putih, kertas dan pensil dan lain lainnya. Maknanya adalah bila
nanti telah dewasa otaknya pintar dan cerdas. Kalau bayi laki-laki, tali ari-ari itu diikat oleh seorang
laki-laki. Pada waktu mengikatnya itu, ia harus membawa segala peralatan
pertanian atau juga semua peralatan yang berhubungan dengan menyadap nira
lontar.
Hal
ini dilakukan supaya kelak bayi tersebut menjadi seorang petani atau penyadap
nira lontar yang baik dan trampil. Kalau bayi itu seorang wanita, pengikatan
tali ari-ari itu dilakukan oleh seorang wanita pula. Demikian pula pada waktu
pengikatan itu harus dibawa segala peralatan tenun, supaya anak itu kelak akan
menjadi ahli dan trampil dalam menenun kain. Selesai upacara pengikatan tali ari-ari
itu, semua keluarga berkumpul
beramai-ramai berpesta sambil bernyanyi dan menari. Makanan utama yang dihidangkan dalam pesta itu
adalah daging dan sopi (wisky orang Rote) buatan sendiri,
hasil sulingan dari laru (minuman berakohol
ringan lokal) yang bahannya dari nira lontar dan berbagai ramuan
akar-akaran dan rempah-rempah tertentu. Bagi orang berada atau seorang
berpangkat atau berkedudukan dalam masyarakat, pesta itu bisa berlangsung
sampai beberapa hari.
Sang ibu yang baru saja
melahirkan selama 7 hari 7 malam, baik ibu maupun bayi mendapat
pertolongan dari dukun peraji / dukun beranak dan sang ibu tetap dimandikan dengan air panas
berisi ramuan daun-daun obat-obatan, agar pulih kembali kesehatannya. Pada hari
ke-7 disebut “Netono bane” (membalikkan periuk untuk memasak air) dengan
kata lain periuk tersebut kini tidak lagi dipergunakan untuk memasak air panas
untuk mandi, karena sang ibu sudah sehat, dan bisa dilanjutkan dengan mandi air
dingin. Biasanya selama 7 hari 7 malam si ibu selalu ditolong orang lain dalam memasak air panas
berisi ramuan-ramuan antara lain daun legundi dan lain-lainnya, untuk mandinya.
Pada hari ke 7 si ibu dianggap telah
kuat bekerja sendiri.
Oleh
karena itu pada hari itu diadakan upacara “ Babae” (membalas jasa atas pertolongan dukun
dan orang lain kepadanya selama 7
hari ). Pada hari itu juga bayi diperkenalkan kepada seluruh sanak saudaranya.
Juga dalam kesempatan itu bayi diberi nama. Nama yang diberikan kepada bayi itu
diambil dari salah satu nama-nama dari nenek moyangnya. Andai kata setelah
diberi nama tersebut bayi tersebut
sakit-sakitan terus, atau terus saja menangis, berarti nama itu tidak
cocok, oleh karena itu harus diganti dengan memilih salah satu nama nenek
moyangnya yang lain lagi, sekiranya cocok dengan bayi tersebut. Pada upacara ini para undangan dan sanak
saudaranya memberikan hadiah berupa binatang ternak. Soreh harinya pada waktu
para undangan pulang diberikan daging. Pembagian daging ini ada 3 (tiga) macam.
Pertama daging untuk mereka
yang menyaksikan pada waktu lahir.
Kedua, daging bagi mereka yang membantu
merawat selama 7 hari 7 malam
Ketiga, daging bagi undangan
pada waktu pesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.