alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Rabu, 07 Januari 2015

MASYARAKAT-_BELANDA--AMAT--MENYUKAI--BUKU--KESUSTERAAN--DANK-KEMANUSIAA

Masyarakat Belanda Amat Menyukai
Buku Kesusteraan dan Kemanusiaan
(Sebuah Contoh  Budaya Membaca Yang Baik Untuk Ditiru)

Pengantar

Suatu pertanyaan penting, adalah mengapa pembangunan di Indonesia terkesan lamban, oleh karena para intelektual kita, kurang memiliki pengetahuan yang luas terhadap banyak masalah, akibat dari kurang membaca  berbagai informasi yang disajikan oleh berbagai buku ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai syarat dalam pengambilan keputusan. Malahan  mereka kurang sekali memiliki buku-buku secara pribadi di rumahnya sendiri. Makin banyak membaca buku, maka pengetahuannyapun dapat  diandalkan dalam lapangan pekerjaannya.  

Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia budaya membaca tergolong rendah.
Jika banyak membaca buku, maka makin bertambah pengetahuannya, dan mengambil banyak manfaat yang sangat berguan yang dapat dipakai dalam kehidupannya maupun berguna untuk masyarakat maupun negara terutama kemajuan pembangunan disegala bidang.
Berikut ini kami  berikan suatu contoh Negeri Belanda, suatu masyarakat yang rakus buku, suka membaca, dan tidak tangung-tanggung membeli berbagai buku yang tebal sebagai salah satu kebutuhan sebagai berikut :

Berikut ini suatu contoh bagaimana masyarakat Belanda, sebagai salah satu masyarakat yang “rakus buku”.Fenomena penerbitan buku di negara-negara maju semakin menarik untuk diamati. Walaupun serangan sajian media massa elektronik (televisi dan segenap variasinya) begitu gencar, tetapi industri penerbitan buku maupun budaya baca seolah-olah tidak begitu terusik. Di era serangan gencar sajian media massa elektronika, dunia penerbit justru semakin mantab dan mengkristal.Masyarakat telah memposisikan sajian media massa elektronik  sebagai sarana untuk mencari hiburan dan informasi aktual sepintas.
Untuk memperoleh informasi aktual yang mendalam, masyarakat negara maju mencarinya dari koran dan majalah.Sedangkan buku, memiliki posisi yang berbeda, atau paling tidak, berada didepan.
Buku dianggap lebih mampu menambah wawasan, mempertajam kemampuan analisis, memperluas cakrawala pemikiran dan memberi hiburan yang lebih berkesan. Demikian halnya yang terjadi di Belanda. Masyarakat Belanda yang telah relatif maju di segala bidang kehidupannya semakin mantab tradisi bacanya, walaupun juga didera kemajuan komunikasi massa dari elektronika
Penerbitan buku di negeri kincir angin tersebut kian hari kian mantab. Jumlah judul buku  beserta jumlah ekssemplar buku yang beredar memperlihatkan perkembangan yang berarti. Bahkan buku-buku terbitan Belanda mulai banyak yang dibutuhkan pembaca dari luar negeri.. Dan di sisi lain, penerbit-penerbit Belanda banyak menerbitkan buku-buku terjemahan dari luar negeri. Tidak hanya buku-buku karangan penulis domistik saja yang disukai di Belanda.  Buku-buku terjemahan pun memiliki penggemar yang kian banyak.

Kesusteraan—Kemanusiaan
Berbeda dengan kondisi di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang pada umumnya kurang menyukai buku-buku sastra, pembaca buku di negeri Ratu Yuliana tersebut justru sangat menyukai buku-buku  kesusasteraan. Menurut perhitungan pengeluaran masyarakat untuk buku pada tahun 1992, jumlah uang yang dibelanjakan untuk buku terbanyak untuk membeli buku-buku kesusteraan (147 juta gulden). Sesudah itu menyusul buku kemanusiaan (humanities) dan sosial (126 juta gulden). Dan berikutnya buku yang berisi cerita yang  menegangkan (112 juta gulden). Buku yang berisi kisah percintaan, hobi, buku anak-anak dan lain-lain ada diperingkat berikutnya.Buku-buku untuk pelajaran sekolah maupun teks di perguruan tinggi belum dimasukkan dalam perhitungan tersebut. Kedua jenis buku teks  tersebut tentu memiliki  pembeli/pembaca yang juga cukup banyak mengingat tradisi intelektual di negeri Belanda sudah sangat maju.

Buku-buku kesusasteraan dan kemanusiaan merupakan jenis buku yang digemari di Belanda, ada keterkaitannya dengan tingkat kehidupan dan  kemajuan yang diraih bangsa tersebut. Problem keuangan dan kebutuhan pokok sudah tidak menjadi persoalan lagi bagi Bangsa Belanda (asli). Boleh dikata, mereka tinggal mengapresiasi kehidupan. Masyarakat Belanda secara umum memang termasuk masyarakat yang “rakus” buku. Konsumsi mereka terhadap buku cukup tinggi. Dan buku-buku yang dikonsumsi  tidak hanya dijadikan pajangan, melainkan dibaca sungguh-sungguh. Kondisi masyarakat Belanda yang demikian ini sesungguhnya  tak jauh berbeda dengan kondisi masyarakat kawasan Eropa lainnya, seperti Jerman, dan Inggris. Mereka beranggapan bahwa informasi dari bukulah  yang dapat diandalkan dan langsung memacu kemajuan. “Kerakusan” masyarakat Belanda terhadap buku dilihat dari banyaknya judul buku yang terbit setiap tahunnya, maupun oplag  buku yang terjual  dimasyarakat. Dalam hal buku asing yang diterjemahkan  ke dalam bahasa Belanda saja, pada tahun 1991 ada 4.300 judul buku asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda. Jumlah buku yang ditulis oleh pengarang domistik tentu saja jauh lebih banyak.
Karena “kerakusan”nya, terhadap buku, konsekuensinya penulis-penulis domistik kurang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Belanda akan buku. Maka jadilah negeri yang datarannya lebih rendah daripada laut tersebut, sebagai importir terbesar buku. Dari suatu penelitian yang baru-baru ini dilakukan, terbukti Belanda merupakan importir buku asing yang terbesar dikawasan Eropa. Pengeluarannya mencapai 183 juta gulden atau 11,45 persen dari nilai pasaran buku di seluruh Belanda. Buku-buku impor yang diperlukan masyarakat Belanda kebanyakan buku berbahasa Inggris. Masyarakat Belanda mengkonsumsi buku berbahasa Inggris 5 kali lebih banyak dibandingkan masyarakat negara lain dikawasan  Eropa. Buku-buku berbahasa lainnya kurang memiliki pasaran yang baik, mengingat  keterbatasan  kemampuan berbahasa asing  mereka. Karena itu, buku-buku berbahasa asing bukan bahasa Inggris, pada umumnya harus diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa Belanda, bila ingin dibaca oleh banyak warga masyarakat.

Tebal-tebal
Buku-buku yang terbit di Belanda.
Tidak sedikit yang tebal atau berhalaman banyak. Namun demikian, masyarakat tetap banyak yang mampu membelinya. Hal semacam ini jelas cukup mengherankan bagi kita yang  berada di Indonesia. Bagi kita, buku tebal pasti akan menguras uang saku lebih banyak dan akibatnya mengganggu stabilitas moneter keluarga. Masyarakat Belanda yang terbiasa mengkonsumsi buku nampaknya tak begitu direpotkan  oleh hal ini. Dengan kondisi masyarakat sebagaimana tergambar  di atas, secara otomatis industri penerbit buku di negeri Belanda tersebut selalu mantab.
“Kerakusan” masyarakat terhadap buku, yang lantas dicukupi oleh buku impor dan buku terjemahan, tidak menjadi persoalan. Dengan cara demikian bangsa tersebut justru semakin diperkaya wawasannya. Impor buku dan  penterjemahan buku asing berarti pengayaan intelektual. (HH/Herman ST)b-(SK.Kedaulatan Rakyat-Jogja-1994).

Catatan Penulis :
Ini adalah contoh yang baik, dan  perlu ditiru oleh masyarakat Indonesia agar  meningkatkan budaya bacanya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.