alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 25 Januari 2015

MENGENAL BEBERAPA HAMA PERUSAK TANAMAN DAN RESEP ALAMI PEMBASMI HAMA

MENGENAL BEBERAPA HAMA PERUSAK TANAMAN DAN
Resep Alami Pembasmi Hama
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

A. Pengertian Pertanian, adalah,

Kegiatan memproduksi oleh manusia, yang didasarkan atas proses biologik tumbuhan dan hewan. Kegiatan itu merupakan penerapan karya manusia kepada alam, yang sifatnya non-ekstratif, sehingga alam itu dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada manusia.

Dalam kegiatan pertanian mencakup :
Usaha mendapatkan bagian atau keseluruhan dari tanaman dan hewan (termasuk ikan), seperti biji, daun, getah, kayu, telur, susu, dan daging;Usaha meningkatkan kegunaan ekonomi dari hasil produksi tersebut melalui pengolahan, penyimpanan, dan lain-lain; Usaha memelihara potensi produksi  kelestarian sumber alam melalui pengawetan tanah dan air serta perlindungan fauna dan flora; Usaha mendayagunakan organisasi dan manajemen untuk manfaat keluarga tani maupun masyarakat umum, dalam argibisnis dan usaha yang lainnya.(EI : 2687).

B. Program Peningkatan Produksi Pangan

Kegiatan yang dilakukan oleh “kontak tani dan “kelompok tani” dalam menunjang peningkatan produksi pangan, antara lain melalui :
  1. Domosntrasi Plot (demplot) : ‘kontak tani’ bertindak sebagai ‘demonstrator’, misalnya di atas petak seluas  sekitar 1000 m2, kontak tani menerapkan teknologi baru melalui paket Panca Usaha Pertanian, sehingga para petani lain yakin akan teknologi baru tersebut dan akan mengikutinya. (Bagi orang/petani di desa, perlu ada bukti dulu, baru mereka akan menirunya, bukan oleh ceramah-ceramah ilmiah berapi-api di podium, tanpa contoh konkrit di lapangan--penulis).
  2. ‘Demonstrasi Farm’ (demfarm); ‘kelompok tani’ menjadi pelaksanannya. Di samping menerapkan tohnologi baru yang didapatkan dalam ‘demplot, demfarm’ dimaksudkan untuk memantapkan kerja sama dalam kelompok.  ‘Kegiatan bersama’ merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam ‘demfarm’ ini. Sifat kerja sama masih informal. Kelompok beranggotakan sekitar 20 orang, menggarap sekitar 10 ha sawah;
  3. ‘Demonstrasi Arca’ (demarca); beberapa kelompok tani
  4.  ‘menggambungkan diri’ dalam memanfaatkan usaha bersama. Sifat kegiatan agak formal. Jumlah kelompok yang tergabung sekitar 5 – 10 kelompok. Tanah garapan meliputi sekitar 100 – 150 ha sawah. Sifat usaha agar ‘komersial’.  Kenaikan produksi secara total lebih terjamin;
  5. ‘Demonstari  Unit’ (demunit);  sifat usaha adalah ‘bisnis komersial’ berdasarkan ‘asas koperasi’. Kegiatan usaha menyatu dengan Koperasi Unit Desa (KUD). Areal garap meliputi 600 – 1.000 ha sawah, sehingga kenaikan produksi secara keseluruhan sangat meningkat. (EI : 2776).

C. Hama Perusak Tanaman, Penyebab Rendahnya Produktivitas Pertanian
Keberhasilan panen pangan sangat ditentukan selain oleh keadaan iklim/cuaca,  bencana alam seperti kebanjiran, kebanyakan/kurang hujan, tetapi juga salah  satu penyebab lainnya adalah masalah hama. Oleh karena itu para petani perlu mengenal berbagai jenis hama perusak dan ciri-cirinya dengan baik, termasuk cara pemberantasannya. Hama, sebutan untuk berbagai jenis penyakit tumbuh-tumbuhan. Ada beberapa macam yang perlu diketahui dan  perlu diantisipasi dengan berbagai cara untuk mengatasinya. Tentu hal ini dinas pertanian sebagai tempat bertanya untuk mendapatkan obat-obatan atau cara-cara pemberantasannya, baik dengan cara-cara tradisional maupun secara ilmu pertanian. Obat-obatan pemberantas hama, seharusnya tersedia disentra-sentra pertanian rakyat, sehingga dengan mudah diperoleh dengan harga terjangkau. Idialnya obat-obatan tersebut direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan tersedia di Koperasi Unit Desa.  Bila hal ini diabaikan maka, hama akan merajalela dan akibatnya memusnakan hasil pertanian dan gagal panen, sehingga petani mengalami kerugian dan kekuarangan pangan menyebabkan kemiskinan dan kelaparan, kurang gizi dan lain-lainnya.

Berikut ini disebutkan beberapa jenis hama dan cara bekerjanya :
  1. Hama bawang : penyakit padi, disebabkan sejenis nyamuk puru bernama Pachydiplosis oryzae (Lat.). Nyamuk ini bertelur pada daun atau pelepah daun padi di pesemaian. Jentik-jentiknya bersarang dalam lubang yang dikorek di puncak batang padi. Daun padi yang paling muda menjadi putih dan bergulung sehingga merupakan pipa panjang. Pucuk batang padi yang tertutup di dalamnya  tidak dapat tumbuh lagi, sehingga tanaman itu menjadi kuning warnanya dan akhirnya mati. Kadang-kadang 50% dari bibit padi rusak karena penyakit ini. Penyakit semacam ini juga terdapat pada beberapa jenis rumput; hama ini juga dikenal dengan ‘hama ganjur’, ‘hama mendong’ atau ‘hama paku’.
2.    Hama bodas : penyakit pada tanaman bawang, cabai, kentang, tomat, labu air, dan bayam; disebabkan oleh Thripstabaci (Lat.). Daun bawang yang dihinggapi penyakit ini menunjukkan bintik-bintak warna putih; makin mendalam penyakit itu, makin besar bintik-bintiknya. Ujung daun bawang kemudian kuning dan akhirnya mati. Di Indonesia penyakit ini tidak terdapat pada tanaman tembakau. Penyakit ini juga dikenal dengan nama ‘hama liur’, ‘hama gurem’ atau ‘hama gremet’; penyakit pada tanaman pecai dan jenis kol lainnya; disebabkan oleh ‘ulat-ulat Plutella maculipennis’ (Lat.). Ulat-ulat ini mengikis bagian bawah daun kol sehingga hanya tinggal epirdemis bagian atas saja sebagai selaput putih. Kikisan itu biasanya tidak lebih dari garis tengah 0,5 cm, tetapi lama-kelamaan menimbulkan lubang-lubang; penyakit pada tanaman kina dan gambir, disebabkan oleh ‘ulat-ulat’ Margaronia marginata (Lat.). Ulat-ulat tersebut melipat daun-daun kina lalu memakannya. Mula-mula daun tersebut berwarna muda, lama-kelamaan kelihatan layu, akhirnya gugur.Akibatnya pohon kina  tumbuh kurang subur. Pada tanaman gambir ulat-ulat itu semula merusak bunga, kemudian daunnya. Akibatnya hasil daun jadi berkurang. Ulat-ulat jenis ini juga terdapat pada pohon kaca piring.
3.    Hama lodoh : (Jawa : kresek); penyakit padi, disebabkan semacam ‘bakteri’ yang belum dikenal jenisnya. Bakteri ini menembus ke dalam batang padi melalui daun. Dari batang padi keluar ‘lendir’ dan lama-kelamaan tanaman padi mati.
4.    Hama mentek : penyakit padi yang sangat terkenal, mungkin sekali disebabkan oleh ‘cacing-cacing kecil’. Daun padi layu, akarnya tidak sanggup lagi mengisap zat gizi dari tanah. Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan sawah, besar-besaran. Juga dikenal dengan nama ‘hama abang’, ‘hama merah’, ‘hama perkekeh’, ‘hama tepak’, ‘hama pondoh’, atau ‘hama gabung’.
5.    Hama merah : penyakit ubi kayu; disebabkan tunggau merah Tetranychus bimaculatus (Lat.). Tunggau-tunggau itu melekat di balik daun ubi  kayu. Lama-kelamaan daun menjadi kuning. Juga menyerang bagian-bagian batang yang hijau. Akhirnya tanaman ubi tersebut tidak  berdaun sama sekali. Tunggau ini juga menyerang kedelai, pohon kapas, jarak, dan banyak tanaman lain.
6.    Hama putih: penyakit padi; disebabkan ‘ulat Nymphula depunctalis’ (Lat.). Ulat ini makan daging daun padi sehingga hanya tinggal kulit ari bagian bawah saja yang kelihatan putih. Ulat ini hanya hidup pada ‘daun padi’. Hama putih juga dapat disebabkan oleh ‘ulat Cnaphalorocis medinalis’.
7.    Hama sundek : penyakit padi yang disebabkan ‘ulat Schoenobius bipunctfer(Lat.)’. Ulat-ulat itu makan padi sambil mengorek batangnya. Tanaman yang terserang penyakit ini tidak bertambah besar, sebaliknya merumpun berkali-kali. Penyakit ini juga menyerang tumbuhan padi muda secara besar-besaran. Penyakit ini juga disebut juga ‘beluk’.
8.    Hama werang/wereng : penyakit padi disebabkan sejenis ‘serangga padi’;
·   serangga padi berwarna coklat  Liburnia sordescens (Lat.);
·   serangga padi putih Tettigoniella spectra (Lat.);
·   serangga padi hijau Nephottettix-apicalis (Lat). Tanaman padi yang terserang penyakit ini berubah warna menjadi coklat dan tetap kecil. Serangga ini juga hidup pada tumbuhan rumput lain.
9.    Hama wedang : penyakit yang antara lain terdapat pada tembakau dan kacang tanah; disebabkan oleh ‘bakteri Pseudomonas solanacearum’ (Lat.). Tanaman yang dihinggapi penyakit ini kelihatan seperti tertimpa air panas. Merupakan salah satu penyakit paling berbahaya pada perkebunan tembakau di Deli, Sumatera Utara).
10. Hama kepompong : Serangga ‘kupu-kupu, belalang’, dan sejenisnya, biasanya bertelur di atas daun tanaman jeruk, atau di pohon-bunga, kemudian menjadi kepompong yang akan memakan daun dimana ia hinggap hingga tinggal tulang daunnya saja.
11. Hama belalang : sasarannya  ialah memakan daun padi atau daun-daun pohon lainnya, sehingga tinggal tulang daunnya.
12. Hama kumbang/penggerek  : biasanya bersarang pada pohon kelapa, dan memakan baik daunnya maupun buah mudanya.
13. Hama keong mas : hama ini memakan batang padi, sehingga mati
14. Hama tikus : binatang ini memakan batang padi atau bagian lain dari padi.
15. Hama ulat : hama ini memakan berbagai bagian dari batang padi.
16. Burung pipit : dapat disamakan pula sebagai hama juga, yang memakan butir-butir padi yang telah bernas. Untuk mencegahnya, biasanya para petani menggantungkan berbagai plastik, kertas, kain-kain sobek atau dengan membuat orang-orangan, kaleng-kalrng susu bekas yang beriasi batu-batu krikil, dan semuanya ini dirangkai pada seutas tali yang panjang,  diikat pada dua atau lebih tiang, lalu di tarik-tarik atau digoyang-goyang , sehingga semua yang tergantung pada utas tali tersebut bergoyang-goyang, melambai-lambai,  dan menghasilkan bunyi untuk mengusir burung yang ada disawah atau ladang tersebut yang ingin memakan buah padi. Ada juga yang memakai bambu belahan dua yang jika diayun menghasilkanm bunyi menakuti burung-burung pipit dan cara-cara tradisional lainnya.
17. Hama-hama lainnya yang tidak disebutkan di sini.

Semua ‘hama-hama’ ini penyebab kurang atau gagal panen, menyebabkan kerugian bagi petani. Tetapi gagal panen juga disebabkan karena kekeringan, dan tidak mendapatkan aliran air dari irigasi, atau juga karena akibat banjir karena kelebihan curah hujan. Atau juga karena tidak diterapkan “Panca Usaha Tani”. Karena itu penting sekali upaya penyuluhan dari Dinas Pertanian kepada petani-petani tradisional yang kurang mengenal berbagai jenis obat-obatan anti hama maupun teknik pemberantasannya. Demikianlah pengenalan berbagai jenis hama untuk diperhatikan oleh para petani, dan cara–cara pencegahannya dapat mempergunakan berbagai  obat-an pembasmi hama  yang dianjurkan, maupun dengan cara-cara tradisional yang dikenal dalam budaya setempat.

‘Hama’ adalah salah satu penyebab rendahnya produktivitas pertanian, dan gagal panen, selain penyebab lainnya. Karena itu para petani diharapkan memperhatikan berbagai gejala penyakit tanaman yang muncul dan segera mengatasinya secara dini, sebelum berkembang atau meluas keseluruh tanaman padi  atau tanaman lainnya. Faktor-faktor tersebut di atas adalah awal kemiskinan di pedesaan karena akibat gagal panen. Sejauh mana perhatian pemerintah terhadap para petani dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perlu dipertanyakan.

Resep Macam – macam Pestisida Nabati/Alami
Selain pemakaian obat pembasmi hama buatan pabrik, maka dapat juga mempergunakan bahan-bahan alami yang dibuat sendiri oleh petani seperti berikut ini :
1. Pestisida Nabati “Daun Pepaya

Daun pepaya mengandung bahan aktif  “Papain”,  sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.
Cara Pembuatannya:
- 1 kg daun pepaya segar di rajang
-  Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air,  2 sendok makan minyak      tanah,  30 gr detergen, diamkan semalam.
- Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
- Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.

2.  Pestisida Nabati  “Biji Jarak”

Biji Jarak mengandung “Reisin dan Alkaloit” ,  efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan ),  Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).
Cara Pembuatannya:
- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr deterjen lalu diaduk.
- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan air kembali 10 liter.
- Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan ke tanaman.

3. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak “

Daun sirsak mengandung bahan aktif  “Annonain dan Resin “.  Efektif untuk mengendalikan hama ” Trip “
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 50 – 100 lembar daun sirsak.
- Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen, aduk rata dan diamkan semalam.
- Saring dengan kain halus
- Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10 – 15 liter air
-  Siap disemprotkan ke tanaman.

4.  Pestisida Nabati ” Daun Sirsak  dan Jeringau
Rimpang jeringau mengandung ” Arosone, Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “
Efektif untuk mengendalikan ” hama wereng coklat “.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk  halus segenggam daun sirsak , segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.
- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20 gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.
- Saring dengan kain halus.
- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60 liter air
- siap di semprotkan ke tanaman.

5.  Pestisida Nabati ” Pacar Cina

Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin,  dan tanin.  Efektif untuk mengendalikan ” Hama ulat “.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen  kemudian direbus selama 45-75 menit dan diaduk  agar menjadi larutan.
- saring dengan  kain halus.
- siap disemprotkan ke tanaman.
  
6.  Pestisida Nabati ” Rendaman Daun Tembakau

Daun tembakau mengandung  nikotin.  Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Rajang 250 gr ( sekitar 4 daun ) tembakau dan direndam dalam 8 liter air selama semalam.
- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata kemudian disaring.
-  Siap disemprotkan ke tanaman.

7.  Pestisida Nabati ” Daun Sirih Hutan

Daun sirih hutan mengandung ” fenol dan kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai.
- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata.
- Saring dengan kain halus
- Siap disemprotkan ke tanaman.

8.  Pestisida Nabati ” Umbi Gadung

Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras dengan batuan katong kain halus.
- Tambahkan 10 liter air , aduk rata dan siap di semprotkan ke tanaman.

9.  Pestisida Nabati ” Daun Mimba

Daun mimba mengandung  Azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol.  Efektif  mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.
Cara pembuatan
a. Dengan ” Biji Mimba “
- Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba
- rendam dalam 10 liter air semalam
- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan ketanaman.
b. Dengan ” Daun Mimba “
- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa juga dengan daun segar.
- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman.
c. Untuk mengendalikan ” nematoda puru akar ” pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.
d. Untuk mengendalikan ” Jamur Fusarium dan Sclerotium “. sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari dengan air 1 liter.  Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.

10.  Pestisida Nabati ” Srikaya dan Nona Seberang

Srikaya dan nona seberang mengandung annonain dan resin.  Efektif  untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji srikaya/nona seberang
- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen , aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.

11.  Pestisida Nabati “  Daun Gamal “

Daun gamal mengandung Tanin.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.  Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.

12.  Pestisida  Nabati ” Daun Mimba dan Umbi Gadung “.

Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk halus 1kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, ditambah 20 liter air, 10 gr detergen dan aduk rata kemudian diamkan semalam, saring  dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.

13.  Pestisida Nabati “Serbuk Bunga Piretrum

Serbuk bunga piretrum mengandung bahan “Piretrin “. Efektif untuk mengendalikan ulat.
Cara Pembuatan
- Rendan serbuk bunga piretrum sebanyak 25 gr dalam 10 liter air
- tambah 10 gr detergen, aduk rata dan biarkan semalam kemudian disaring dan siap disemprotkan ke tanaman.

14.Daun Tembakau
Tembakau 100gr 
Kenikir 100gr
Pandan 100gr
Kemangi 100gr
Cabe rawit 100gr
Kunyit 100 gr
Bawang Putih 100gr
Aquadestilata 1 lt
Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
Gula pasir 2 sendok makan.

Cara Pembuatan :
Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling
Masukkan ke dalam botol yang steril
Tambahkan gula pasir 2 sdm
Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc
Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi
Kemudian di saring.
Siap dipergunakan

Pengaplikasian /dosis pemakaian:
60 cc untuk 1 lt air
Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
1 minggu 1 kali
Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.

Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi 
adalah HAMAKRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA
 WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “ Coryne bacterium” dapat melawan“Xanthomonas campestris pv oryzae “ (bakteri penyebab penyakit kresek). 

Bakteri Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”, dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Nah, itu tadi contoh Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta dalam menangani masalah hama dan penyakit tanaman pada tanaman padi dengan menggunakan insektida alami ataupun pestisida nabati.
Mereka memperoleh keuntungan dari musim tanam ke musim tanam berikutnya :
Produksi padi yang terus meningkat bisa mencapai 7-8 ton /ha
Ongkos produksi yang menurun sekitar Rp1juta-Rp 2 juta/ha dibandingkan dengan pertanian anorganik yang mencapai Rp 3 juta – Rp 4 juta/ha.
Dapat tetap menjaga kualitas tanah , air dan lingkungan, karena mereka dapat menggantikan pupuk kimia dengan organik sebagai contoh: Urea, SP 36 dan NPK dapat diganti dengan jerami, pohon pisang , serbuk gergaji, sekam dan kotoran hewan. Untuk dosisnya tergantung dari kondisi tanahnya karena di dalamnya sudah ada kandungan Na, K, P dan S.
Tahan terhadap hama dan penyakit
Nah selamat mencoba ……  !!!  semoga bermanfaat …….!!!
Penulis: Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.