alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Kamis, 01 Januari 2015

PARA PERINTIS  PRA-KEMERDEKAAN  RI

ASAL NUSA TENGGARA TIMUR & Organisasi Politik & 

Nasip Perantaunya

Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob


(7.1). Sejarah Berdirinya Partai-Partai Politik Di Zaman Belanda
Pra Kemerdekaan RI, di Nusa Tenggara Timur

Partisipasi tokoh-tokoh asal pulau Rote terhadap pergerakan kebangsaan pra- kemerdekaan  Republik Indonesia maupun sesudahnya, nampak sangat menonjol dalam kalangan pemuda, kaum yang telah berpendidikan, maupun pejabat-pajabat di pemerintahan daerah. Organisasi mereka adalah antara lain sebagai berikut:

1.Timorsch Verbond  Perkumpulan  Timorsch Verbond didirikan atas inisiatif D.S.G.Pella, seorang guru asal pulau Rote, di Makassar pada tahun l922. Organisasi ini dipimpin oleh J.W.Amalo sebagai pengurus besar dan berkedudukan di Makassar. Timorsch Verbond  dalam anggaran dasarnya, sebenarnya bertujuan memajukan derajad rohani dan jasmani dari para anggotanya khusus kaum Timor. Dari tujuan ini jelaslah bahwa perkumpulan ini adalah organisasi sosial. Namun dalam perkembangannya, Timorsch Verbond ini berubah tindakan dan keyakinannya menjadi sebuah partai politik. (Monografi NTT I, l975, hal.56). Dalam perjuangan partai ini mengakibatkan kegoncangan-kegoncangan di kalangan  pemerintahan Belanda di Timor. Di samping itu gerakan ini telah membangkitkan rakyat Timor  dan menyadarkan atas karya dirinya selaku manusia meskipun dalam masyarakat kolonial. Pada tahun l925 di Makssar diadakan kongres yang pertama, dalam kongres ini dikunjungi oleh beratus-ratus cabang dari seluruh Hindia Belanda dan dihadiri  berbagai utusan partai poletik dari daerah-daerah lain. Perkumpulan ini mempunyai mass-media bernama “Suluh Timor”. Dalam ‘Suluh Timor’ inilah banyak dikupas soal penjajahan. 

Dua kejadian besar yang sangat menarik di masa itu, ialah ketika Conroleur Dannenberger di Karuni (Sumba) dan Gazeghebber Isral di Sabu diseret ke pengadilan Justisi di Makassar, karena dituduh menganiaya beratus-ratus rakyat. Kekejaman perbuatan kedua Pamongpraja Kolonial itu telah dibongkar oleh keberanian yang tidak terhingga dari Ketua Cabang Timorsch Verbond, C.Piry di Karuni Sumba dan S.W.Tanya di Sabu. Kedua Pamongpraja Kolonial itu oleh Justisi Makassar dijatuhi hukuman :dipecat dari jabatannya. Pada tahun l930 atas usaha J.J.Baker dan J.W.Amalo, Timorsch Verbond bangkit lagi. Tapi kali ini bukan berpusat di Makssar tetapi di Surabaya. Sementara itu terjadi “Della Affaire” di mana kontrolur Enkelar menganiaya 3l8 (tiga ratus delapan belas) rakyat Della (Rote). Mereka dihukum dengan cara mereka  direndam  didalam air laut dipantai dan hanya leher dan kepala mereka saja dipermukaan laut  berjam-jam lamanya serta siksaan-siksaan lainnya. Siksaan-siksaan oleh Belanda kepada rakyat Della, oleh karena mereka menolak membayar pajak dan kerja rodi. Atas perintah Pengurus Besar Timorsch Verbond cabang Makasar yang dipimpin E.R.Herewila maka diajukan ke Officier van Justitie di Makasar. Kepala Yustitie, Mr.Jonkman, Pengurus Timorsch Verbond mendesak agar secara pribadi mengunjungi Rote untuk menyelesaikan perkara tersebut. Pada tahun l932 diadakan kongres kedua di Kupang.  Dengan datangnya Mr.Jonkman ke Rote maka Soleman Hange, pemuka rakyat Della yang telah dihukum dan dibuang ke pulau Sumbawa dibebaskan dan kembali ke Rote. Timorsch Verbond juga membongkar soal penganiyaan rakyat Adonara tahun l937 oleh Kontrolur Gobius dan Gezaghebber Bosch. Untuk menangani perkara ini, Mr.Yonkman berangkat ke Larantuka. Atas keberanian hati Piet Samara, Kapitan Kwangona yang disokong Bestuur-Asisten Y.S.Amalo, maka terbongkarlah tindakan tersebut. Gerbius dan Bosch diadili di Yustitie Makasar dan dipecat serta dihukum.

Oleh ancaman-ancaman dari pihak berkuasa dan dengan jalan menakutkan, juga oleh pertentangan-pertentangan di dalam pengurus sendiri. Partai Timorsch Verbond sehabis kongres yang pertama ini telah benar-benar dilumpuhkan. Dengan lumpuhnya Timorsch Verbond partai-partai lainnya pun tidak beraksi. M.H. Pello, Ayah dari pejuang Tom Pello terkenal, telah mengorbankan pangkatnya sebagai Pendeta Protestan, demi melanjutkan pimpinan Timorsch Verbond yang sangat dilumpuhkan itu. Namun segala usaha dan pengorbanan tetap sia-sia, sebab rakyat sudah sukar dikuatkan kembali tubuh dan rohnya. Keadaan mati tidak hidup pun tidak, ini berlangsung sampai akhir tahun l930. Berkat kehangatan suasana politik se Indonesia, terutama yang mengenai diri Bung Karno cs pada akhir tahun l930, maka J.J.Bakker, seorang pimpinan periode lampau yang telah kembali dari penuntutan ilmu di Singapura dan kemudian menjadi salah satu tokoh termuka dari  Tentara Sunda Kecil di Yogyakarta di zaman RI bersama J.W.Amalo Ketua Pengurus Besar  Timorsch Verbond, membangun kembali partai Timorsch Verbond di Kota Surabaya.

Oleh karena suasana politik yang dirasakan di seluruh Hindia Belanda, di Timor pun tidak terkecuali, juga oleh keganasan dan kekejaman Pamongpraja Kolonial, seruan Bakker-Amalo cs untuk memperkokoh kembali barisan dalam Partai Timorsch Verbond mendapat sambutan hangat dari semua pihak. Kongres ke II berlangsung pada tanggal 18-22 Juni l932, di Surabaya, dihadiri oleh  Makassar, Sumbawa, Flores, dan Sumba dan Kupang.  Bung Karno juga diundang tetapi karena berhalangan, maka diwakili oleh  Soedjono, promoter PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) dari Bangil sebagai wakil P3KI. Pemuda dan pemudi bangun serentak membantu panitia kongres yang sangat aktif di bawah pimpinan S.Poroe, B.Naoesaf cs dan telah mendapat backing yang kuat dari orang-orang terkemuka dan berpengaruh, seperti A.Koroh, H.A.Koroh, Raja Kerajaan Amarasi.

Dalam Kongres itu di putuskan bahwa “Timorsch Verbond menjadi anggota P3KI, suatu hal yang menambah partai ini lebih dimusuhi lagi oleh  Pemerintah Hindia Belanda di Timor beserta antek-anteknya. Tetapi sungguh disayangkan : masa beredar, sejarah berulang terhadap jalan hidupnya partai Timorsch Verbond. Sebagaimana halnya pada tahun l925, sesudah kongres I, maka sesudah kongres ke-II oleh tekanan yang hebat dari luar, tetapi juga oleh perpecahan dari dalam sendiri, partai mengalami pula masa ‘down’ yang hebat, Usaha J.J.Bakker dan S.J. LauwoE sebagai Pengurus Besar di Surabaya untuk menggiatkan kembali partai tersebut, sia-sia belaka. Seluruh cabang, kecuali cabang Surabaya, Makassar, dan Majelis Pertimbangan di Kupang, bungkam seribu bahasa.  Berdasarkan usulan dari berbagai cabang antara lain dari : Kupang, Camlong, SoE, Atambua, Sabu, Makassar, dan Tanjung Priok, pengurus Besar akhirnya dipindahkan ke Makassar pada akhir l933 di bawah pimpinan E.R.Here Wila. Pengurus yang baru ini belum dapat berbuat banyak, oleh karena pada tahun l934 telah dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda undang-undang “Vergader Verbond” (larangan berapat) yang melumpuhkan seluruh kegiatan pergerakan poletik di kota sampai ke desa-desa.
2.Pada tahun l925 berdirilah “Perserikatan Timor” oleh C.Frans sebagai reaksi terhadap partai Timorsch Verbond. Partai Perserikatan Timor yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Hindia Belanda, telah terus menerus menghalang-halangi perkembangan dan aktivitas daripada Timorsch Verbond. Melalui trompetnya, yang juga bernama “Perserikatan Timor”, yang dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah Hindia Belanda tak henti-hentinya menghantam dan menyerang setiap aksi dan usaha Timorsch Verbond. Misalnya HIS, satu-satunya sekolah Belanda untuk anak-anak Bumiputra yang ada di Kupang, di samping ELS yang hanya diuntukkan bagi anak-anak Belanda, terpaksa ditutup pada tahun l925, oleh karena sekolah tersebut didirikan sebagai hasil perjuangan Partai Timorsch Verbond. Sebagai penggantinya Partai Perserikatan Timor memperjuangkan pembukaan sebuah   Schakelschool pada tahun l925.  

3.Kerapatan Timor Evalutie;  Kerapatan Timor Evalutie didirikan tahun l924 oleh J.W.Toepoe bersama Christian Pandie.

4.“Partai Serikat Timor”. Christian Pandie kemudian memisahkan diri dari Partai Kerapatan Timor Evalutie, dan bersama-sama beberapa kawannya yaitu : Haji Datuk Batuah dan Natar Zainuddin, yaitu 2 orarang pejuang Aceh yang dibuang ke Timor, M.B.MaE dan M.Amtiran mendirikan sebuah partai baru “Serikat Timor” dengan asas Sosialis. Partai ini segera merobah namanya menjadi “Partai Serikat Rakyat” dan dalam terompetnya yang bernama “API ia mulai mengadakan kampanye terhadap Raja Amarasi H.A,Koroh. Berhubung pemberontakan PKI dalam tagun l926 dan aksi-aksi yang dianggap berbahaya, Chr.Pandie dipenjarakan lalu diiternir ke Sawaluntu, sedang M.B.MaE dipenjarakan di Cipinang (Betawi-Jakarta sekarang) dan M.Amtiran dibuang ke Bima (Pulau Sumbawa).

5.Partai Pelita Neraca; Kemudian J.W. Toepoe sendiri mendirikan partai baru yaitu Partai “Pelita Neraca” tetapi tidak berumur lama.

6.Partai Timor Damba. Oleh saudara-saudara berasal dari pulau-pulau Selatan Daya, didirikan partai “Timor Damba” di bawah pimpinan B.Selkioma; juga partai  berumur setahun jagung.

7.Timorsch Jongeren; Di samping organisasi politik, gerakan-gerakan pemuda pun tidak ketinggalan. Berdirilah Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera-Bond, Jong Islamieten-Bond, Jong Batak dan sebagainya, yang kemudian bergabung menjadi satu di bawah panji “Indonesia Muda” dengan dipolopori antara lain oleh Moh Yamin. Dalam Kongres “Indonesia Muda” (IM) yang ke II pada tanggal 28 Oktober l928 di Jakarta lahirlah Sumpah Pemuda yang terkenal : “Saru Tanah Air, Tanah Air Indonesia, Satu Bangsa, Bangsa Indonesia, Satu Bahasa, Bahasa Indonesia”. Pada hari itu juga disahkan Lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan, hasil karya penggubah muda dari Surabaya, bernama Rudolf Supratman. Pemuda-pemuda NTT pada awalnya memasuki organisasi-organisasi pemuda di Jawa, namun dalam tahun l933 dalam asrama HIK Bandung lahirlah organisasi Pemuda Timor, “De Timorsche Jongeren” yang dipimpin oleh H.Johannes, seorang mahasiswa THS Bandung
(Prof.Dr.Ir.H.Johannes). Ia dibantu oleh S.K.Tibuludji, Chr.Ndaumanu, I.H.Doko dan I.H.A.Toelle, mereka murid Hollands Inlandse Kweekschool  (HIK) Bandung.  Organisasi ini bertujuan untuk mempersatukan seluruh pelajar yang berasal dari Keresidenan Timor yang sedang belajar menuntut ilmu di kota-kota besar di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku). Melalui alat penghubungnya berupa majalah “De Timorsch Jongeren”, seluruh pemuda Timor bersatu dan menampakkan diri dalam gerakan di mana-mana.

8.Perserikatan  Kebangsaan Timor (PKT) Perserikatan Kebangsaan Timor ini didirikan tahun l937 di Kupang sebagai kelanjutan “De Timorsch Jongeren” dan dipimpin oleh I.H.Doko sebagai Ketua dan Chr.F.Ndaumanu sebagai Sekretaris. Tujuan utama dalam anggaran dasar adalah: mempertinggi derajat kaum dan bangsa. Dalam praktek, partai ini turut aktif dalam berurusan politik pemerintahan. Kemudian dirubah namanya menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di tahun l937 yang dipimpin oleh I.H.Doko sebagai ketua, Tom Pello sebagai wakil dan Chr.F.Ndaumanu sebagai penasehat. PDI Sumba Barat dipimpin oleh H.Malada dan.N.D.Dilak. (yang putranya  Christian Nehemia Dilak,SH, sebagai Bupati Kabupaten Tk.II Rote-Ndao yang pertama Oktober 2002).
Perjuangan PKT ini antara lain adalah aksi Indonesia berparlemen, aksi mendapatkan keanggotaan Volksraad untuk seorang kaum Timor yang dikenal sebagai seorang tokoh perjuangan, dengan mencalonkan terlebih dahulu A.Koroh yang telah diturunkan oleh Pemerintah Hindia Belanda dari kedudukannya sebagai Raja Amarasi, karena dianggap “berkepala batu”, kemudian Dr.W.Z.Johannes, maka PKT dianggap “merah.” Polisi Adoe,   dengan semangat yang berkobar-kobar naik ke atas podium rapat-aksi dalam Bioskop “Sun Lie” di Kupang untuk menyatakan dukungannya atas aksi tersebut, pada keesokan harinya  dipanggil menghadap kepalanya  dan beberapa hari kemudian dipindahkan  secara paksa ke Bima (Sumbawa) dalam rangka hukuman jabatan. Juga sesudah  PKT dipentaskan suatu sandiwara “Koko Sonbai” yang mengisahkan perjuangan yang dilakukan oleh suku Timor yang gagah berani, serta perlakuan yang tidak adil dan kekejaman dari pihak Belanda, maka mulailah PKT dicurigai dan oleh karenanya terus diawasi dan dimata-matai. Makin hari makin tampak perjuangan PKT diarahkan untuk menghadapi kekuatan Kolonial Belanda. Sebagai guru Sekolah Belanda yang baru diangkat, I.H.Doko mendapat peringatan keras dari School Commissie dan Commisaris Polisi R.Soleman. Akhirnya diancam dengan tindakan ke Polisian dan pemecatan sebagai pegawai negeri. Pada malam antara tanggal 10 dan 20 Pebruari l942 Jepang mendaratkan tentaranya di Batulesa (Pantai Selatan Pulau Timor) dan menyusup masuk ke Kupang. Tidak ada perlawanan sedikit pun. Tentara Kolonial Belanda lari tunggang-langgang.

Pada tanggal 20 Pebuari l942 tampak pasukan udara Jepang menurunkan tentara payungnya di Penfui, Babau, O’Esao. Wilayah ini dipertahankan oleh tentara Australia yang benar-benar bertempur mati-matian. Orang-orang yang menyaksikan pertempuran ini menceritakan bahwa sesudah tentara Australia kehabisan peluru, perkelahian terjadi ‘man to man” (seorang lawan seorang). Oleh karena pasukan Jepang yang di turunkan bagai daun-daun kering  yang gugur dimasa rontok, sehingga sesudah  bertahan beberapa jam, tentara Australia yang gagah berani itu  terpaksa mengungsikan diri ke arah pegunungan Camplong.
Pimpinan Pemerintahan dan Angkatan bersenjata Belanda  melarikan diri  ke pedalaman pulau Timor dan Hoofd Van Plaatselijk Bestuur (Kepala Pemerintahan Setempat), seorang Contoleur Belanda yang ditugaskan untuk membayar gaji-gaji pegawai pada tanggal 20 Pebruari l942, ini lari  terbirit-birit bersama uang-uang gaji pegawai-pegawai itu ke Amarasi, justru ke tengah-tengah  sarang tentara Jepang. Kemana perginya; hanya Jepanglah yang tahu.  Selain itu dalam posisi pemerintahan diawal kemerdekaan  pada tanggal l4 Agustus l945 ditetapkan Dewan Pemerintah Daerah Timor yakni: R.Lubis, Th.Mesakh, G.Manek, dan St.Ndun, H.A.Koroh tetap sebagai Kepala Daerah, tetapi kemudian karena H.A.Koroh menolak , J.S.Amalo dan C.D.Johanes dicalonkan sebagai pengganti. Pada Mei l951 Menteri Dalam Negeri NIT mengangkat J.S.Amalo menjadi Kepala Daerah Timor dan kepulauannya menggantikan H.A.Koroh yang wafat tanggal 30 Maret l951.(Sejarah Daerah NTT, l978, hal.93-96, 122,l27).

2). Perjuangan Para Pejuang NTT

dalam Revolusi Fisik  Kemerdekaan RI  Di Jawa.

 

1.Bidang pemerintahan  : Di dalam perjuangan revolusi fisik bantuan di bidang pemerintahan sebagai symbolik Kesatuan Bangsa dari daerah Sunda Kecil (Sekarang Nusa Tenggara) diujudkan dalam bentuk suatu badan Komisariat Daerah dengan nama “Komisariat Sunda Kecil di bawah pimpinan seorang Komisaris Daerah yaitu sdr.A.S.Pello, sekretaris sdr. Dikky Tara Panjang, sedang pejabat bidang lainnya antara lain di bidang sosial ialah Ibu J.B.Tari Gah (Istri Gubernur ke II, Propinsi NTT).Ia turut bekerja sebagai intelegen Pelajar, menjadi pimpinan kurcaci dan kepanduan KBI DI Purwirejo, memimpin Taman Kanak-kanak dan bekerja di Departemen Dalam Negeri, RI. Pada waktu Clash ke I dan II membantu di dapur mengawetkan makanan untuk dikirim ke garis depan bersama pakaian, obat-obatan, peluru dan surat-surat kabar. Juga mengisi siaran seberang di Studio RRI Nusantara Yogyakarta. Di bidang usaha dan sosial beliau turut membangun onderneming “ulat-sutra” di Lawang mendirikan asrama sosial untuk menampung janda dan piatu asal Sunda Kecil di Batu (Malang) dan sewaktu bekerja di pabrik gelas Ngunut di Kediri, turut berusaha menampung  dan mempekerjakan penganggur-penganggur dari Sunda Kecil. Adapun Badan Komisariat itu khusus berkecimpung di bidang pemerintahan dan berkedudukan di Ibu Kota RI Yogyakarta. Sebagai Gubernur I dari Propinsi Sunda Kecil (Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor dan kepulauannya) adalah Mr.I Gusti Ktut Pudja (dari Bali).

 2.Di Bidang PolitikPerjuangan rakyat Indonesia Sunda Kecil di bidang politik juga dipusatkan dan berkedudukan di Ibu Kota perjuangan Yogyakarta dengan nama “GRISK” (Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil). Badan ini dipimpim oleh sdr.Prof DR.Ir. H.Johannes dan I.R.Lobo,  Sekretaris sdr.Abdul Madjid (dari Sumbawa). Cabang-cabangnya terdapat hampir di seluruh wilayah de facto RI dan kota-kota besar di Jawa.

 Di Bidang Kelaskaran/ Angkatan Bersenjata;

Barisan bersenjata/badan kelasykaran Sunda Kecil (Lasykar Sunda Kecil) pada mulanya berada di bawah pimpinan J.J. Bakker, Nanumasa, David Bella dan kawan-kawan lain. Setelah Badan-badan Kelasykaran diharuskan melebur diri kedalam perjuangan bersenjata RI ialah TNI pada tahun l947, maka Lasykar Sunda Kecil menjelma menjadi “Batalyon Pradja” dibawah Komando Brigade XVI/Brigade Seberang, di bawah pimpinan Letnan Kolonel A.G.Lembong.

 Tokoh-tokoh pimpinan Batalion “Pradja” (NTT)  antaran lain :
1.         Sdr.Mayor Daud Kellah
2.         Sdr.Kapten Kodiowa
3.         Letnan I.M.Laurenz Say
4.         Letnan I, M.Hukigah
5.         Letnan I, M.A.Amos Pah
6.         Letnan I, Frans Seda
7.         Letnan I, Dion Lamuri
8.         Letnan I, Paulus Wangge
9.         Letnan I, J.Moyhia
10.       Letnan I, El Tari ( di Angkatan Laut RI di Tegal, bersama
11.       Is Tibuludji, dan
12.       CHR.J.Mooy)
13.       Letnan II, J.Djady
14.       Letnan II, Hans Kapitan
15.       Letnan II, Alosius Riberu
16.       Letnan II, Silvester Fernandez
17.       Letnan II, M.Gilipa,
18.       Kapten Faah
19.       Kapten Meka  berasal dari Ringgou Rote Timur (Instruktur AD, di Purworejo-Jawa Tengah) dan meninggal di Surabaya di saat Pasukan Inggris memasuki Surabaya (Peristiwa 10 Nopember Surabaya).

Banyak lagi lainnya yang nama-namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, bahkan banyak lagi yang tersebar di Jawa dan Sumatra seperti :
  1. Julius Henuhili,
  2. Umbu Remu Samapati,
  3. J,Fangfidae,
  4. Soleman Bessie,
  5. H.Laban dll.
Beberapa orang putra terbaik pejuang Sunda Kecil yang telah gugur di medan laga, ialah :
1.    Herman Fernandez,
2.    Sersan I/Komando Regu Jermias Henuhili (kakak kandung dari Let-Jen. Julius Henuhili) dan
3.    Letnan Hendrik Rade dan lai-lain.
Sedang para pejuang di Sumatra antara lain adalah :
  1. Soleman  Besie,
  2. Jusuf FanggidaE,
  3. Jacob Frans dan lain-lain di daerah Kota Cane (Aceh Tenggara) sudah diangkat sebagai “Heiho” oleh Jepang dari Birma.
Dengan menyerahnya tentara Jepang dan berkumandangnya Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal l7 Agustus l945, maka serentak pada saat itu pula bangkitlah pemuda-pemuda Indonesia bekas KNIL/Heiho yang berasal dari Nusa Tenggara Timur lalu menggabungkan diri dalam barisan  dan lasykar-lasykar, sebagai pembela Tanah Air yaitu pada Barisan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berubah menjadi TKR, kemudian berbah lagi menjadi TRI dan akhirnya TNI yang mengambil bagian secara aktif dalam perjuangan fisik sejak proklamasi, melalui aksi militer I dan II hingga saat penyerahan kedaulatan. Disamping itu bersama H.Laban yang kemudian purnawirawan Mayor TNI AD, Anggota DPRD Propinsi NTT, bersama-sama sebagai pelatih para pemuda untuk berperang, juga mengobarkan semangat  patriotik guna menghalau pasukan Inggris yang mau menguasai daerah dingin Brastagi, serta pula  merampas senjata dari tangan Jepang. Pasukan TNI yang terdiri dari putra-purta Nusa Tenggara Timur menguasai daerah Medan Barat, sambil bermarkas di perkebunan Tuntongan. Pertempuran dari hari ke hari silih berganti dengan percaturan politik, dan di susul dengan aksi militer pertama, yang membawa korban harta-benda dan korban jiwa yang cukup besar. Salah seorang putra Nusa Tenggara Timur, yaitu Nurdin, kopral TRI berasal dari Adonara (Flores Timur) gugur dalam salah satu pertempuran itu.


3).Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Dan

Perjuangan Kemerdekaan Masyarakat Di Timor


Partai PDI segera mengadakan konsolidasai ke dalam. Di tiap Kantor Pemerintah ditunjuklah seorang yang ditugaskan untuk mengumpulkan berita-berita yang sangkut pautnya dengan perjuangan bangsa.
PDI Kupang di bentuk oleh A.Nisnoni, Raja Kerajaan Kupang sebagai Ketua dan Titus Uly sebagai Wakil Ketua. Raja dan rakyat bersatu padu menentang Belanda. Kaum buruh dipersatukan di bawah pimpinan yang radikal dari Saduk Nausaf O’Ematan, bekas anak didik Bung Karno di Ende (Flores). Para pemuda  diorganisir di bawah pimpinan Max Rihi, seorang pemuda pejuang yang telah turut bertempur pada 10 Nopember di Surabaya.
Di Rote, Sabu, Sumba, Flores dan Sumbawa PDI mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan terbentuklah cabang-cabang PDI.

Tom Pello, D.Bessie dan I.H.Doko mengunjungi sendiri Sumba, membebaskan para pegawai bangsa Indonesia yang masih meringkuk di dalam penjara NICA di Waingapu, antara lain J.S.Amalo (Best.Assisten), Sarongsong, Latuperisa, U.Tangga Tiul dan lain-lain, karena dituduh sebagai Kolaborator. Juga di Flores, antara lain Hermanus Silalahi, seorang tokoh PDI di Bajawa, dikeluarkan segera dari Penjara NICA.
Cabang PDI di bentuk di sana, diketuai oleh Rehatta, opzicter pada Dinas Pekerjaan Umum. Demikian pula di Sumba Barat, Waikabubak yang dipimpin oleh H.Malada dan N.D.Dilak.
Pada sekitar bulan Maret l946 tibalah di Kupang Komisi Parlemen Belanda yang terdiri dari anggota-anggota Parlemen Schermerhorn, Van Poll, dan Welter.

Mereka pun mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh PDI antara lain dengan H.A.Koroh, I.H.Doko, Tom Pello, Chr.F.Ndaumanu dan A.Nisnoni. Terjadilah suatu dialog yang cukup menarik antara anggota Komisi dengan PDI.
v  *** Apakah yang sebenarnya yang dikehendaki oleh tuan-tuan!
v  -----Kami ingin bangsa Indonesia menjadi “baas in eigen huis (tuan dalam rumah sendiri).”
v  *** Bagaimana kalau bangsa Timor dijajah oleh bangsa Jawa!
v  ---- Kami tidak kenal bangsa Timor dan bangsa Jawa, yang kami kenal hanya “bangsa Indonesia” dan sebagai bangsa yang satu dan yang  sama, tidak mungkin terjadi penjajahan atas bangsa sendiri. Penjajahan hanya dijalankan oleh suatu bangsa terhadap bangsa yang lain, misalnya seperti yang kita telah alami : Bangsa Belanda dan bangsa Jepang telah menjajah bangsa Indonesia selama 3,5 abad dan 3,5 tahun.
v  *** Apakah tuan-tuan membenci bangsa Belanda seperti bangsa-bangsa Jawa di wilayah Republik membenci kami?
v  --- Kami yakin, bahwa kami bangsa Indonesia, termasuk saudara-saudara kami di Jawa di seluruh wilayah Repubrik tidak mungkin membenci bangsa Belanda. Sejarah 3,5 abad telah meninggalkan ikatan-ikatan bathin yang kuat antara bangsa Indonesia dan bangsa Belanda. Yang kami tidak setujui dan pasti menolaknya secara mati-matian adalah keinginan Belanda untuk kembali menjalankan sistem penjajahannya atas bangsa Indonesia. Sekiranya Belanda dengan “loyal gebaar” mengakui “hak menentukan diri sendiri” bangsa Indonesia dan kelak menjadi tuan dalam  rumah Indonesia sendiri, orang-orang Belanda pasti akan dipandang sebagai tamu-tamu yang sangat terhormat dan sangat ‘welkom’.
v  *** Apakah tuan-tuan menganggap bahwa tuan-tuan  sebagai bangsa bisa merdeka dan dapat berdiri sendiri?
v  --- Kami yakin sudah!  Bangsa Indonesia sungguh tidak kalah dari beberapa bangsa lain di dunia ini yang juga sudah menjadi bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Dan bila kami katakan “tidak kalah  dari beberapa bangsa lain” maka ini berarti  suatu kehormatan dan penghargaan yang diberikan oleh  kami  kepada bangsa Belanda, yang sebagai penjajah telah dapat mendidik dan memberikan  kemajuan kepada bangsa Indonesia mencapai tingkat yang sekarang ia meliki.
v  *** Bangsa dan Pemerintah Belanda pun sebenarnya juga suka melihat Indonesia sebagai negara dan bangsa merdeka, tetapi tidak melalui cara  seperti  yang sekarang dijalankan oleh kaum extremisten di Republik.
v  --- Selama tuan-tuan menganggap pejuang-pejuang kami di Jawa sebagai extremisten, sebagai pembunuh dan perampok, pasti  kita tidak dapat bertemu satu dengan yang lain. Tuan-tuan kan baru saja juga mengalami pendudukan Nazi Jerman. Dan tuan-tuan juga merasa bangga terhadap aksi-aksi ‘ondergronds’ Belanda yang membunuh dan merampok orang-orang Jerman. Pemerintah Belanda seharusnya dapat melihat tindakan penjuang kita di Jawa itu dalam kerangka yang sama pula, sehingga menjalankan  kebijaksanaan politik yang lebih serasi. Politik Pemerintah Belanda  yang dijalankan sekarang ini masih tetap bersifat “kruideniers politik”, yang mau terus menerus tawar-menawar dan tidak berani melakukan sesuatu “royal gebaar,” agar apa yang tuan-tuan sajikan kepada bangsa Indonesia itu dapat diterima dengan suka rela dan dengan perasaan kepuasan.
v  *** Tuan-tuan harus ingat, bahwa  bangsa Belanda mempunyai suatu ‘mission-scare’ terhadap rakyat-rakyat di kepulauan Hindia Belanda ini, dan berdasarkan kewajiban suci itulah, Pemerintah Belanda tidak bisa membiarkannya saja mereka “aan hun lot overgelate”.
v  --- Mission  Scare Belanda terhadap bangsa Indonesia yang telah tuan-tuan jalankan  selama 350 tahun kami kira berakhir sejak  Pemerintah Belanda menyerahkan kami tanpa sesuatu persiapan kepada kekejaman tentara Jepang dan sejak itu atas kekuatan sendiri pemimpin-pemimpin Indonesia atas nama seluruh rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada tanggal 17-8-l945.
Pertemuan diakhiri dengan ucapan Komisi yang mengharapkan, agar keamanan dan ketertiban umum tetap terpelihara di daerah ini, dan dari pihak PDI berjanji akan berusaha menjamin hal ini, asal saja Pemerintah NICA juga dapat menahan diri dan tidak bertindak sewenang-wenang, sehingga menyakiti hati rakyat.
Sementara itu atas usaha dan bantuan NICA, dapat digerakkan dan ditarik segolongan kecil rakyat, terdiri dari beberapa orang pegawai, dibantu oleh anggota KNIL untuk mendirikan lima buah organisasi memihak Belanda dan guna menentang partai nasional PDI, yaitu :

1.Partai Persatuan Timur Besar yang berpusat di Ambon.
2.Indo-Europees Verbond berpusat di Jakarta,
3.Democratische Bond van Indonesia berpusat di Jakarta,
4.Persatuan Kaum Maluku (orang-orang Ambon yang berada di Kupang).
5.Persatuan Selatan Daya (orang-orang Kisar dan lain-lain dari pulau-pulau Selatan Daya), lalu kelimanya mengadakan gabungan dengan nama “Lima Serangkai”.

Dengan adanya “Lima Serangkai “ yang bebas bergerak dan bebas menjalankan rapat-rapat umum di mana-mana, maka PDI pun dapat bebas bergerak, masuk kampung ke luar kampung, dengan dibantu oleh raja-raja guna memperkuat barisan rakyat menentang penjajahan dan menyatakan keinginan dan kehendak untuk merdeka bersama Republik Indonesia yang telah diproklamirkan pada tangga 17-8-l945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

Aktivitas PDI sungguh memusingkan Belanda.
Anggota-anggota PDI yang tadinya dituduh sebagai “Kaliboratori” sekarang dicap dengan nama : “Republikelnen, Sukarnisten” atau Extremisten.
Direncanakan untuk membasmi-hanguskan seluruh NICA-Kamp, tempat-tempat kediaman pamongpraja Belanda dengan kantor-kantor, jawatan-jawatan dan gudang-gudang makanan dan pakaian dari NICA di Kupang. Saat itu seluruh rencana telah disusun secara mantap oleh Max Rihi di bawah pimpinan Tom Pello.
Pemuda-pemuda revolusioner PDI, seperti Jos Sine, Adi Pello, M.Saba,
M.M.FoEH, Arif Kiah, A.Johannes, Asua Salean, dan lain-lainnya telah siap sedia untuk menyerbu dan menghadapi segala kemungkinan. Kaleng-kaleng dan botol-botol yang berisi bensin telah disiapkan oleh mereka dan sekarang hanya menunggu komando. Tetapi komando dari PDI tidak pernah dikeluarkan. Semalam sebelum aksi ini hendak dilaksanakan oleh Tom Pello dan Max Rihi dilaporkan kepada pimpinan PDI  akan rencana dan maksud mereka.
Doko menolak dan tidak menyetujui cara perjuangan demikian dengan alasan-alasan :
Dengan membakar habis NICA Kamp dengan persediaan makanan dan bahan pakaian yang ada, yang sangat dibutuhkan oleh penduduk kota Kupang dan rakyat  sekitarnya, justru akan menimbulkan akibat dan reaksi yang sangat buruk bagi perjuangan kita :
  1. .Belanda akan mendapatkan alasan yang kuat untuk menangkap para pimpinan perjuangan dan membubarkan parta PDI,
  2. Belanda dengan segala kelihaiannya akan menghasud penduduk kota yang kehilangan ‘rantsoemnya’ untuk menentang PDI,
  3. Pemuda-pemuda dan seluruh anggota PDI tidak mempunyai sesuatu persiapan untuk menghadapi pasukan Belanda yang bersenjata lengkap yang berada di Kupang. Korban jiwa pemuda pasti akan terjadi, serta kemungkinan hancur leburnya perjuangan kita merupakan hal yang terlalu mahal dibanding dengan hasil politis yang akan diperoleh dari pembakaran itu.
 Aksi-aksi Anti Merdeka
Sekembalinya utusan-utusan Timor dari Denpasar yang sekaligus sudah diangkat menjadi anggota Parlemen Negara Indonesia Timur dengan Sukawati menjadi Presiden, Mr Tajudin Noor sebagai Ketua Parlemen dan Najamudin Daeng Malewa sebagai Kabinet Formateur, maka makin  hebat “Partai Lima Serangkai” yang disebutkan diatas dengan bantuan Pemerintah NICA dan dengan kekuasaan senjata kolonialnya beraksi memperjuangkan Negara Indonesia Timur Merdeka dalam ikatan Kerajaan (Rijksverband) dengan Kerajaan Belanda. Pada tanggal 23 Maret l947 oleh Partai Lima Serangkai ini mengadakan suatu rapat raksasa yang dipimpin langsung oleh anggota-anggota KNIL dan Pamongpraja Belanda bertempat di lapangan Airnona jam l0.00 pagi.
Dari beberapa spanduknya bertuliskan dan semboyan yang berbunyi sebagai berikut :
  1. Negara Indonesia Timur Merdeka dengan Kerajaan Belanda!
  2. Wij willen Nederland houden! (Kita mempertahankan dan tetap setia kepada Nederland)!
  3. Ontneemt ons niet het vertrouwen op de rots waarop wij bouwen! (Jangan mendesak kami Batu Karang yang kokoh (yaitu Nederland) atas nama kami membangun dan menaruh kepercayaan kami sepenuhnya).
  4. Pembicara dalam rapat raksasa itu terdiri dari beberapa pria dan seorang guru wanita. Dalam pidatonya, mereka mencaci maki dan mengejek-ngejek pimpinan-pimpinan golongan nasional (PDI) yaitu : Doko, Koroh, Nisnoni, Mesakh, Rotti, Sahetapy Engel, Ndaumanu, juga orang-orang Belanda yang bersimpati dengan perjuangan Nasional seperti Pendeta Ds.Durkstra, Louet Fisscher dan lain-lain.
Kata pembicara , “Mau Merdeka?” Paku dan korek api saja pun belum bisa bikin. Kok mau Merdeka?” demikian antara lain bunyi ejekan mereka.
Pada tanggal 30 Maret l947 PDI membuat “tegen-aksi”, (kontra aksi), dengan membuat rapat raksasa di tempat yang sama. Kali ini terdiri dari raja-raja dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Timor. Beberapa controleur hadir dan anggota KNIL dan MP-nya itu. Namun rakyat tidak gentar, mereka membanjiri lapangan Airnona, sedang para pemuda dan para bekas Heiho dari Jawa yang berjumlah sekitar 250 orang di tampung di Kupang dan diurus oleh I.H.Doko, siap dan waspada menghadapi setiap kemungkinan. Semua pembicara pada akhir pidatonya, menanyakan kepada ribuan rakyat yang berkumpul itu antara lain, “Apakah saudara-saudara mau dicap penghianat bangsa?” Dengan gemuruh dijawab “tidak”. “Apakah saudara-saudara mau merdeka seperti
saudara-saudara kita di Republik?” “Mau”. “Apakah saudara-saudara menghendaki Timor dipisahkan dari Republik?” “Tidak”. “Apakah saudara saudara rasa bahwa Indonesia sudah bisa meredeka?” “Pasti bisa”.
Dalam surat kabar RVD setempat yang keluar pada keesokan harinya diberitakan rapat PDI itu sebagai rapat raksasa yang menggemparkan dan dalam berita sudutnya ditulis, “Macare (Pimpinan Lima Serangkai) “loopt weg met de kain omhoog en met de staart tussen de benen”, (Macare lari terbirit-birit dengan tidak tahu diri lagi).”

Demikian sekilas partai-partai politik di Kupang, (pra-Kemerdekaan RI maupun Pasca Kemeredekaan). Dapat kita ketahui pula betapa banyak sekali para pejuang kemerdekaan yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.  Pada intinya satu partai (PDI) mendukung untuk bersatu dengan Republik Indonesia, sedangkan Partai “Lima Serangkai”, ingin tetap bergabung dengan Kerajaan Belanda dengan membentuk Negara Indonesia Timur Merdeka. Partai Lima Serangkai ini umumnya anggotanya berasal dari Maluku. Sedangkan Anggota PDI kebanyakan adalah Raja-raja dan tokoh-tokoh masyarakat NTT. (I.H.Doko, l973, hal.133-135).
Guna lebih mengenal berbagai hal tentang Nusa Tenggara Timur di masa lalu dianjurkan kepada para pembaca untuk memcaca kepustakaan dari beberapa penulis Barat dan Orang NTT, antara lain :
1.    Bosch, J.J.Resident : “Memorie van den Resident van Timor en   Oderhorigheden, l938.”
2.    Boxer, Prof.C.R. : “Fidalgos in the far East” l550-l770.
3.    Gaalen, G.A.M. van : “ Memori van Overgave van den fd.Controleur van Alor l945.
4.    ---------------- : “Malino Maakt Historie.”
5.    ---------------- : “Denpasar bouwt een huis”.
6.    Gijzen H.J. Controleur : Mededelingen omtrent Belu of Centraal Timor,” Tijdschrift van Bataviaasche Genotschap, l904.”
7.    Haga, Let.Kol.    : “De Mardijkers van Timor” Tijdschriften voor Indische Taal, Land, en Volkenkunde”.
8.    Middelkoop.P.  : “Migrations of Timorese groups and the question og the Kase Metan or overseas Black Foreigners.”
9.    Ormeling DR.F.J. “The Timor---Problem”
10.  Veth Prof.P.J. : “Het eilend Timor” (Gids).
11.  Wielenga D.K : “De Zending op Sumba.” Dan penulis orang NTT,
12.  Doko.I.H  : Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Di Nusa Tenggara Timur, l973.
13.  Here Wila E.R.    : “Daerah Timor dahulu sampai sekarang” tahun l953.
14.  Parera.A.D.M.  : Sejarah Poletik Pemerintahan Asli di Timor.
15.  Toto I     : Beberapa catatan-catatan mengenai sejarah Timor.

(7.3).  Para Sesepu Asal  Pulau Rote
Di Tingkat Nasional

Selain nama-nama Tokoh tersebut diatas terdapat beberapa penjuang dan nama-nama Tokoh  bertingkat nasional maupun internasiaonal  yang berasal dari pulau Rote anatara lain seperti :
Prof.Dr.Ir. H.Johannes Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta),  Prof.Dr.W.Z.Johannes (Presiden  Universitas Indonesia di Jakarta),  Laks.Madya Laut, Samuel Moeda (Peristiwa Macan Tutul, Irian Barat dimana tewasnya Yos Sudarso), Drs.Alex Sereh (ex.Direktur BI), Prof.DR.Adrianus Mooy (ex.Gubernur BI), Let.Jen.Julius Henuhili (ex.Gubernur Akabri), Drs.E.C.W.Neloe (Presiden Direktur Dan CEO PT.Bank Mandiri) Gerson Poyk  (Budayawan/Sastrawan/ Wartawan Sinar Harapan, kini ganti nama Suara Pembaruan) Ries Therik (Penulis Sastra) dan dibidang tarik suara dan pencipta lagu yang cukup populer  dengan lagu-lagunya seperti “Hati Yang Luka”,”Rote-Ndao” dll  ialah OBI Mesakh dan lain-lain, yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Gerson Poyk sebagai sastrawan ia menulis sebanyak lebih dari 20 puisi di tahun l950-an yang dimuat diberbagai majalah sastra waktu itu.
Menurut para pakar Luar Negeri, Gerson Poyk adalah penyair besar di Indonesia bagian timur, dan Pasifik Selatan. Ia berasal dari E’ahun di Kerajaan Ringgou, Kecamatan Rote Timur, Pulau Rote, NTT, dan pernah menjadi guru SMP di Bima, pulau Sumbawa NTB. Cerpen-cerpennya diakui oleh luar negeri dan di terjemahkan dalam bahasa Jerman.

Cerpennya yang sangat manusiawi itu biasa ditemukan  dalam liku-liku kehidupan. Cerpen Gerson Poyk adalah surealistik, namun menyentuh.  Dalam hal menulis cerpen (cerita pendek), nampak Gerson pintar meramu seakan-akan suatu peristiwa yang realistis. Ia banyak menulis tentang pengalamannya dalam penggembaraannya dari satu tempat ke tempat lain; dan terkadang cerpennya hanya imajinasi.
Pada tahun l989 Gerson menerima penghargaan tingkat Asean.  Dari pengalaman sebagai penulis lebih dari 40 tahun itu, nama Gerson termasuk  karyanya, cukup dikenal diberbagai mancanegara. Ini dibuktikan dengan dari hasil terjemahan cerpen-cerpennya yang sudah beredar dalam bahasa Jepang, Jerman, Belanda, dan Inggris.
Disamping itu cerpen Gerson dijadikan bahan studi oleh peneliti muda dari Jerman, Thomas Zschocke, dan sebagai tesis bagi mahasiswa untuk menempuh ujian S-3.

Agaknya “ilmu” yang dimiliki Gerson ini ingin diwariskan kepada generasi muda melalui sebuah sekolah mengarang dan seni drama di sanggarnya di bilangan Depok, Bogor. Ia menjelaskan, salah satu persyaratan siswanya, adalah mereka yang nantinya mau bermukim di daerah transmigrasi untuk jadi pengarang di sana.  (Suara Karya/Susiana, Jakarta, l9-l0-l981).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.