Sejarah Awal Orang Rote Sebagai Perantau
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Pendahuluan
Oleh karena orang Rote
berdarah perantau / pelaut seperti nenek moyang mereka dahulu yang datang dari
arah Barat, maka saat ini banyak dari keturunannya, kembali menjadi perantau
lagi, keberbagai wilayah dibagian Barat Indonesia.
Selain untuk melanjutkan
pendidikan, ke-Kupang (Timor) juga hampir keseluruh wilayah Indonesia lainnya.
Ada juga yang ke-luar negeri yaitu ke Australia Barat (sebagai tenaga-tenaga
kontrak 1920 – 1950-an) sebagai
penyelam-penyelam mutiara (istilah mereka “Teken Broom”
di wilayah Australia Barat) jauh sebelum perang dunia ke-II. Ketika terjadi
Perang Dunia II, orang asal Pulau Rote ini, kemudian dimasukan dalam misi
gabungan tentara Australia dan
Sekutu untuk berperang melawan tentara
Jepang di berbagai pulau didaerah Pasifik dan ditempat lainnya.
Seusai perang, mereka
yang masih hidup tetap kembali ke Broom, Australia Barat sebagai penyelam
mutiara dan berakhir sekitar tahun l955 dan kembali ke pulau Rote atau ke
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kebanyakan dari mereka menderita gangguan pada
pendengarannya disebabkan karena jam penyelamannya panjang dilaut dalam, maupun karena peralatan
penyelamannya juga masih sangat sederhana dengan mempergunakan alat pompa angin
dengan selang menghubungkan dari atas
kapal dengan penyelam didasar laut. Demikian sekilas tentang orang Rote di
Australia.
Ada diantara mereka yang
memilih tetap sebagai warga Negara Australia. Seperti diketahui juga, sepanjang
pantai pulau Timor sampai wilayah Timor Timur (Negara Timor Leste) dihuni oleh
orang Rote.
Dalam perjuangan
integrasi Timor Timur dengan Indonesia dikenal pejuang Timor Timur bernama Korbafo, yang berasal dari Pulau Rote. Marga Korbafo ini termasuk
marga-marga Rote lainnya yang ditempatkan pemerintah Belanda di bagian utara
pantai Timor (l812) sebagai pengawas pantai perbatasan, saat setelah
mengalahkan raja-raja di pulau Timor dan mengusir Portugis hingga ke TimorTimur
sekarang ini.
Ada istilah yang mengatakan “dimana ada pohon lontar
disitu ada orang Rote” (sebagai penyadap nira lontar yang handal untuk
kehidupan sehari-harinya}, dan “dimana ada tanah yang kaya sumber airnya, disitu ada orang Rote” (mengerjakan sawah)
dan kebun kelapa. Dengan demikian dimana terdapat pohon lontar dan sumber mata air di
Pulau Timor untuk persawahan, pasti disana ada orang Rote-nya. Hal ini
dapat disaksikan hingga sekarang.
Menurut Prof. DR James
Fox ( seorang penulis Inggris) dalam
bukunya tentang orang Rote berjudul “The Harvest of the Palam”(1975)
menyatakan, bahwa dalam usaha menghalau orang-orang Portugis dari
belahan Barat pulau Timor pada pertengahan abat ke- l9 yang lalu, Kompeni
Hindia Belanda telah menyewa laskar-laskar yang diambil dari berbagai
Nusak di pulau Rote. Setelah perang usai, Kompeni memberikan
seluruh dataran sepanjang pantai Timor bagian Barat dan Utara sejauh 7 pal ( l0,5 Km) ke darat, dihitung dari daerah pasang surut, kepada
para laskar Rote. Secara amat
singkat Fox menyebutkan bahwa pada
akhir abat ke-l9 seusai perang melawan
orang Portugis, terjadilah migrasi
orang Rote yang hidup dari penyadapan
lontar dan bersawah tadah hujan
dalam usahanya memanfaatkan rimba lontar dan dataran aluvial pantai di
pulau Timor, dengan menyusul
para laskar asal Rote yang telah menguasai kawasan 7 pal (10,5 Km) kedarat sebagai miliknya.
Kata James Fox : “ For a time, the humorous remark
circulated among the Rotenese that “TIMOR”
was an acrinym which stood for the Indonesian saying: “Tanah Ini Milik Orang Rote”.
(James Fox; 1975 :
148)-(Pdt.Drs.Max Jacob, MTH, Pendidikan dan Modernisasi, l992, hal,4).
Sejarah
singkat Orang Rote
Menguasai
Pantai-Pantai di Pulau Timor
Oleh : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
Belanda dibawah pimpinan Residen Hazaert mulai mengepung raja Sonbai dari jurusan laut. Pada antara tahun l812-l8l8, Residen Hazaert
mendatangkan orang-orang Rote dan, menempatkan mereka di sepanjang
pantai mulai dari Oepaha (Amarasi)
Samili, mengitari teluk Kupang, terus menyusur pantai utara sampai ke pelabuhan Atapupu.di perbatasan dengan Timor Timur.
Wilayah pantai yang diduduki oleh orang-orang Rote yang di datangkan dari
pulau Rote
ini disebut wilayah
“ Zes
Palen Gebiet”.
Amfoang
kemudian berpisah dari Sonbai dan segera diakui Belanda. Kemudian Pitai dan
Takaep juga melepaskan diri dari Sonbai. Amanuban, Mambait, Molo, Takaep,
Amarasi berulang kali bersama-sama atau
sendiri-sendiri menyerang kedudukan Belanda dan wilayah “Zes Palen Gebiet,” yang diduduki orang Rote.
1.
Pada
tahun 1822 melancarkan suatu serangan untuk
menundukkan Amanuban, tetapi tidak berhasil.
2.
Pada tahun l828 Residen Hazaert
dengan 3000 orang untuk menangkap
Sone Sonbait II di gua ‘Nefo’ tetapi gagal.
3.
Pada
tahun l836 Sonbai
dengan dibantu oleh Amanuban, Amfoang dan Amarasi menyerang kedudukan Belanda
di Kupang. Belanda membalas. Dicobanya terdahulu menundukkan Amarasi.
Pada
tahun l843 usahanya
berhasil dan memutuskan untuk menempatkan di Amarasi seorang Posthouder, namun
baru dalam tahun l847
maksud tersebut dapat dilaksanakan, berhubung keamanannya tidak terjamin.
·
Pitai menyerang pantai Pariti yang diduduki oleh
orang-orang Rote (Termanu).
·
Dengan
mempergunakan 2 kapal perang “Celebes” dan
“Lancier,” Belanda berhasil
mengangkut 1.300 laskar dari pulau Rote dan menyerang Pitai dan dalam tempo beberapa
hari saja ibu kota Takaep dibakar habis oleh laskar-laskar
Rote.
·
Berhasillah
taktik Belanda
mempergunakan serdadu-serdadu
dari Rote
dan untuk kekuatan pertahanan Belanda terus
mempertahankan orang-orang Rote yang ditempatkan di wilayah “Zes Palen Gebiet.”
·
Pada
tahun l847 Sonbai menyerang Babau. Belanda membalas serangan itu. Pada tahun itu juga Belanda
menyerang Camplong dibawah pimpinan Kapten Mardijker, De Rooy dengan kekuatan 3000 orang.
·
Pada
tanggal 30 Nopember l847 itu juga
Manbait menyerang desa Nunkurus yang diduduki orang-orang Rote (Dengka).
·
Sesudah
pemerintahan Residen Sluyter
beberapa tahun kemudian dibawah pimpinan Residen Baron van Lynden dengan pasukan sekitar 4000 orang bersenjatakan 2 pucuk meriam menyerang Sonbai.
·
Ia
dapat menawan mantu Sonbai dengan 80
orang serdadunya, tetapi tidak berhasil menangkap Sonbai. Belanda lalu
menjalankan poletik isolasi yang lain.
Dalam
tahun l854, Belanda menandatangani “Timor
Traktat” tentang pembagian pulau Timor antara Belanda dan Portugis
yang mulai dinyatakan berlaku pada tahun
l859.
Dengan
pembagian wilayah ini, Belanda dapat memusatkan seluruh kekuatannya untuk
menghancurkan Sonbai. Tetapi usahanya baru berhasil dalam tahun l905 ketika dengan jalan penipuan. Sone Sonbai III ditangkap di Kauniki,
dibawah ke Kupang dan dibuang ke Sumba. Kemudian
ia diangkut kembali ke Kupang dan meninggal dunia tahun l922.
Untuk
menjaga, agar makamnya tidak dijadikan tempat keramat oleh
pengikut-pengikutnya, maka jenazah Sonbai dimakamkan di sekitar benteng
Concordia (pekuburan orang Belanda). Dengan tertawannya Keiser Sonbai III, maka
selesailah perjuangan kemerdekaan bersenjata dari pada Raja Sonbai di Timor. (Sumber : Sejarah
Daerah NTT l978 : 76).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.