alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Kamis, 01 Januari 2015

Sejarah Kristen Protestan di Pulau Timor

Pada tahun l9l6 oleh Ds.Groothuis, Kapan dijadikan pusat agama Protestan di pedalaman Timor. Pada tahun l9l6 pendeta di Kapan bernama Ds H.Kraijer  van Aasls. Dia mulai dengan usaha pekabaran Injil dalam bahasa Timor. Dalam hal ini ada bantuan dari dua pendeta keturunan pulau Roti, yaitu M.H.Pello dan J.Huandao. Beberapa istilah pokok dari Alkitab diterjemahkan dalam bahasa Timor. Demikian pun Doa Bapak Kami.(dr.P.Middelkoop,no.9, Atoni Pah Meto,l982,hal.l0).  Pada tahun l9l8 oleh Ds.Loef telah dibentuk semacam Synode  dalam arti persatuan (serikat pendeta) di Kapan (Timor), tahun l921 telah terjadi peristiwa penting yakni berhasilnya menarik raja pertama di pedalaman masuk agama Kristen. Pada waktu itu telah dipermandikan Raja Willem Fredrik Tabelak O’Ematan (Raja Molo). 
Pada tahun l922 Nederldsche Zendingsvereniging mengirim Ds. Pieter Middelkoop lahir di Amsterdam 6 Juli l895, diutus ke Timor dan tiba Oktober l922 dan langsung ke Kapan, dipedalaman Timor, pusat lingkungan hidup suku Timor.
Dalam permulaan pekerjaannya di Timor Middelkoop mendukung dan meneruskan dan memperkembangkan usaha pekabaran Injil dalam bahasa Timor. Pada tahun l928 ia dapat menghasilkan buah pertama dari usahanya di bidang bahasa dan kebudayaan Timor. Konperensi pendeta di SoE menyambut baik buku bacaan “Perjanjian Baru dalam bahasa Timor”. Sepuluh tahun berikut menyusullah buku bacaan Perjanjian Lama  (cerita dari Kitab Kejadian).

Pada tahun l937 Middelkoop di bebastugaskan dari penginjil dan menerima tugas khusus : memterjemahkan Alkitab dalam bahasa Timor.
Pada tahun l941 telah selesai terjemahan Kitab Injil Lukas dan Kisah Segala Rasul.  Sebelum ditahan oleh Jepang l942, Middelkoop dapat menyelesaikan terjemahan seluruh Perjanjian Baru, kecuali Kitab Ibrani.
Pada tahun l948 terbitlah  Perjanjian Baru dalam bahasa Timor.
Pada tahun l950 Middelkoop pensiun dari Gereja Protestan dan sebagai tenaga Nederlands Bijbelgenootschaap (Lembaga Alkitab Belanda).
Selama l950-l957 ia menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Timor, tetapi naskah ini tidak pernah dicetak.
Pada tahun l957 mengakhiri pekerjaannya di Timor.
Waktu ia datang l922 ada sekitar 500 orang Kristen di pedalaman Timor. Waktu ia berangkat /pulang ke Nederland tahun l957 sudah 80.000 orang Kristen di pedalaman Timor. Pada periode abat ke-l9 agama Kristen hanya berkembang di pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba. Sedang Pulau Flores merupakan daerah perkembangan agama Katolik.(dr.P.Middelkoop, Atoni Pah Meto, Nomor 9, l982 hal.9-13)
   

 Keadaan Gereja Kristen  & Katolik
Pada Zaman Jepang

Jepang masuk wilayah NTT pada tahun l942. Di Sumba (Waingapu) l4 Mei l942; Di Kupang tanggal 20 Pebruari l942 dibawah pimpinan Jenderal Hayakawa (Monografi NTT, l975, hal.70).
Di Rote pada bulan Mei l942 di Ba’A dan Papela di Rote Timur.
Di Flores lewat Manggarai yaitu tanggal 14 Mei l942 di-Reo dan Labuan Bajo. Dari Manggarai terus ke Ngada dan Ende.
Di pulau Timor daerah Belu pada bulan April l942, sedang tanggal l9 Pebruari l942 di Batulesa-Amarasi Pantai Selatan Timor.
Pada tanggal 20 Pebruari l942 menerjunkan Pasukan Payung di Penfui, Babau, dan o’Esao.
Di Timor adalah daerah terpusatnya Sekutu (Australia) dan dalam pertempuran ini pihak Australia menderita kekalahan dan mengundurkan diri kepedalaman Timor.
Pada tanggal 8 Maret l942 komando Belanda di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Wilayah Indonesia Bagian Timur, termasuk NTT berada dibawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang (“Kaigun)”  yang berkedudukan di Makassar.
Ø  Untuk wilayah bagian Timur di kepalai oleh  “(Minseibu)” yang berkedudukan di Makassar.
Ø  Di bawah Minseibu adalah Minseibu yang untuk daerah NTT, termasuk  kedalam (“Sjoo Sunda Shu”) yang berada dibawah pimpinan (“Minseibu Cokan”) yang berkedudukan di Singaraja-Bali.
Ø  Di samping  (“Meinseibu Cokan”) terdapat dewan perwakilan rakyat yang disebut (“Syoo Sunda Sukai Yin”).
Ø  Dewan ini berpusat di Singaraja (Bali) dan diantara anggota dewan ini yang berasal dari NTT adalah raja Amarasi H.A.Koroh dan I.H.Doko, A.S.Pello,.
Ø  Bekas wilayah afdeling diubah menjadi (“Ken”) dan di NTT ada tiga (“Ken”) yakni : Timor Ken, Flores Ken, dan Sumba Ken. Ken ini dikepalai masing-masing  oleh (“Ken Kan, Kanrikan”).
Ø  Sedangkan tiap Ken terdiri dari beberapa (“binken”) yaitu sama dengan wilayah onder afdeeling yang karikan”) dikepalai oleh (“Bunken Karikan”).
Ø  Di bawah wilayah bunken yang dikepalai (“bunken) adalah swapraja-swapraja yang dikepalai oleh raja-raja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat.
Ø  Sudah barang tentu bahwa pemerintahan pada zaman Jepang dengan struktur diatas tidak terlepas dari pengaruh militer Jepang.
Ø  Pihak militer mempunyai badan yang sangat terkenal dengan nama (“Kempe Tai”) yakni polisi Militer yang melakukan penangkapan-penangkapan terhadap orang-orang yang dicurigai dan tidak disukai.
Ø  Walau pun Indonesia bagian Timur di bawah kekuasaan Tentara Angkatan Laut Jepang (“Kaigun”), ternyata kemudian juga di datangkan pasukan Angkatan Darat juga (“Rikugun).
Pada bulan April l943 Sekutu mengadakan serangan balasan dengan serangan udara  dan pemboman-pemboman berikutnya. Kota Kupang hancur total atas pemboman dari pesawat udara Australia.
Sehingga banyak “romusa” dikerahkan untuk kepentingan pertahanan Jepang.
Diantara para romusa, banyak laki-laki asal pulau Rote  diangkut oleh tentara Jepang melalui pelabuhan laut “Pantai Baru di Rote” ke Tua Meko di Timor yang kemudian di pekerjakan dalam pembuatan gua-gua perlindungan Jepang dan gua-gua meriam di Nunbaundela Kupang (disitu sekarang terdapat makam Pendeta Bernabas Jermias Jacob sekeluarga) (orang tua dan keluarga penulis), serta di tempat-tempat lainnya di Timor. Para romusa asal pulau Rote,  waktu menunggu pengangkutan  di Pelabuhan Pantai Baru Rote yang akan di angkut ke Kupang-Timor (Tuameko) terjadilah “Hujan Air Mata” karena perpisahan seorang pemuda dengan Zusi Anna, tunangannya; itulah terciptalah sebuah lagu Rote yang sangat populer hingga saat ini ialah lagu “ Ofa Langga.”(kepala/haluan perahu).
Ceritanya  disajikan di bagian sebelumnya di atas.

Pemerintah Jepang semakin bertidak kejam dan tanpa prikemanusiaan.
Beberapa orang yang mempunyai kedudukan agak menonjol pada masa Belanda dicurigai antara lain : C.Frans, YoEl..S.Kedoh (Raja Rote), F.Runtuwene, A.Rihi dan I.H.Doko.  Tokoh C.Frans dianggap mata-mata Belanda yang paling berbahaya sehingga pada bulan September l943 di culik dari rumahnya oleh “Otari” (Jepang) beserta sekutu-sekutunya  kemudian dibunuh dan dibuang di laut.  Banyak petani dikerahkan menjadi tenaga “romusanya” keluar dari daerahnya yang jauh dari tempat asalnya dalam waktu yang lama.  Banyak diantara mereka yang mati ditempat pekerjaannya karena kelaparan tanpa makan dan yang lainnya dibunuh oleh pasukan tentara Jepang setelah pekerjaan selesai, (guna menjaga kerahasiaan Jepang), sehingga hanya sedikit dari mereka yang selamat pulang kekampungnya setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tahun l945.

Penangkapan Tokoh-Tokoh Agama  Kristen & Katolik
Oleh Tentara Jepang (1942 -1945)

Jepang juga  banyak melakukan penangkapan-penangkapan terhadap tokoh-tokoh agama. Di antaranya para Pastor dan Pendeta seperti di Sumba, pendeta H.Mbai yang ditangkap dan dibunuh. Para pastor dan bruder, suster di Flores yang terdiri dari Bangsa Belanda dan Jerman banyak yang ditangkap.  Disamping banyak pendeta yang ditangkap oleh Jepang terutama pendeta Belanda, pada masa Jepang ada beberapa pendeta yang dibunuh Jepang.  Di antaranya, pendeta Dekuana yang berasal dari Ringgou Rote Timur dan Pendeta Riwu berasal dari Sabu di bunuh di Alor. Barang-barang gereja banyak yang dirampas. Di Timor terdapat dua pastor Portugis yang dibunuh Jepang. Di Ende Lio terdapat tiga pastor dan delapan bruder yang ditangkap. Atas perjuangan P.Regional Bouma, pastor Detusoko dan Jopu (asal Jepang) yang berusia lanjut berhasil membebaskan.
Pada l5 Juli l942 di Flores tinggal 7 orang imam, 6 bruder dan 30 suster untuk melayani 300.000 orang Kristen (Sejarah Gereja Katolik Indonesia, 3b, l974,hal.ll37).

Pada 30 Agustus l943 tiba di Ende, uskup Nagasaki asal Jepang, Mgr.Paulus Yamaguchi Pr, Administrator Apostolik Hiroshima, Mgr.Aloysius Ogikara SY, dan dua orang Imam sekulir: Mikahel Iwanaga dan Felipus Kyono dengan giat sekali mereka mulai belajar bahasa dan membantu dimana saja mereka dapat. (Frank L.K. Soley. 1976, hal.24). Nampaknya Jepang menyadari bahwa para pendeta / pastor mempunyai peranan yang besar oleh karena itu supaya kehidupan agama dan masyarakat tidak terlalu goncang, Jepang mengirimkan pastor-pastor Jepang ke Flores untuk menggantikan yang ditangkap dan di interviuw untuk diangkut ke Makassar. Hal ini terbukti dari penegasan Kapten (“Tasuku Sato”) ke Flores untuk mengurus pengiriman para pastor yang ditangkap yang dianggap musuh dan berbahaya ke Makassar. (Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.