alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 11 Januari 2015

SEJARAH MASUKNYA AGAMA ISLAM KE NUSA TENGGARA TIMUR

Sejarah Masuknya Agama Islam di NTT

Oleh : drs.simon arnold julian jacob



Agama Islam diduga masuk lebih dahulu ke wilayah NTT daripada agama Katolik dan Protestan. Perkembangan agama Islam dimulai di daerah-daerah pantai sekitar Pulau Solor, Alor, Ende, dan Manggarai. Daerah Solor dan sekitarnya yang merupakan bandar penting pada waktu Portugis datang kesana, telah dikuasi oleh orang-orang Islam.
Perkembangan orang Islam di Nusa Tenggara Timur berasal dari Ternate, Bugis, Makassar, Bima, Jawa, dan Minangkabau.
Di daerah Alor terdapat perintis Islam  yang belajar dari Ngampel Surabaya pada abad ke-15. Hal tersebut tidak jauh menyimpang dari pendapat HAMKA bahwa perkembangan agama Islam di Nusa Tenggara dan Maluku adalah dari Giri (Jawa Timur) dimana Giri pada saat itu sebelum Demak muncul sebagai kerajaan Islam yang kuat dan pertama dipulau Jawa. Dalam hal ini saudagar-saudagar Jawa, Bugis, dan Makassar sangat berperanan sebagai saudagar yang telah memeluk agama Islam (Hamka 1961,hal.741)
Seorang pejabat Belanda di Alor R.Rynders menyatakan dalam memorinya bahwa agama Islam dikepulauan Alor mula pertamanya dipesisir Kerajaan Pantar, yang dibawa oleh orang-orang dari luar daerah Alor, yakni orang Jawa, Makassar, Bugis, dan Maluku / Ternate.
            Berdasarkan cerita penduduk ternyata sangat bervariasi pendapat mengenai kedatangan Islam. Di Alor kecil yang berperan menyebarkan Islam adalah seorang Minangkabau dan saudagar dari Jawa bernama Saku Bala Ouli (M. Magang 1972,hal.89).
Sedangkan di Alor besar agama Islam datang melalui Alor kecil, kemudian datang pula orang Ternate yang bernama Ilyas Gogo dan Karim Yunus, dan Abdullah merintis peng-Islaman.(ibid,hal. 34).

            Didaerah Lamakera Solor pada tahun 1598 agama Islam telah berkembang (Mark Tennen 1957, hal. XVIII).
Ternyata berdasarkan sejarah  Gowa pada tahun 1926 daerah Flores Barat, Alor dan tahun 1640 daerah Timor telah diklaim sebagai wilayahnya.
Ternyata hal tersebut didukung pendapat lain. Pada mula sekitar tahun 1600, daerah Manggarai dan daerah Nusa Tenggara Timur  yang lainnya.
Dimana pengaruh kekuasan Makassar berakhir setelah perjanjian Bungaya tahun 1669.
Perkembangan agama Islam yang pada periode sebelumnya lebih terbatas pada daerah pantai di Flores, Solor, Adonara, Lomlen, Pantar dan Alor pada periode ini berkembang di pulau Timor, Sumba.
Diantara tokoh-tokoh agama Islam pada waktu itu adalah :
  1. Syarif Abubakar bin Abdurachman Al Qadri, Abdulrahim dari Benggala,
  2. Pangeran Surjo Mataram, (salah satu penglima Diponegoro) dari Jogjakarta,
  3. Pangeran Ali Basyah Abdul Machmud Gandakusuma,
  4. Depati Amir Bahren,
  5. Hamzah Bahren,
  6. KH.Muhammad Azzad bin Alwan.
  7. Syarif Abubakar bin Abdulrachman Al  Qadri adalah putra Abdulrahman Al Qadri  saudara Sultan Pontianak yang terlibat perdagangan budak.
Ia dibuang ke Sumba tahun l836. Ia menyebarkan agama Islam di Sumba.
Di samping itu pedagang-pedagang Bugis, Makassar, Buton, Bima berperanan juga dalam menyebarkan agama Islam.
Abdlrachman dari Benggala, datang ke Timor melalui Sumbawa.
Dia merupakan pendiri pertama Mesjid Batubesi, Kupang. Mesjid tersebut kemudian dipindahkan beberapa kali akhirnya dipindahkan ke kampung Airmata, Kupang tahun l812.
Pangeran Suryo Mataram, adalah bekas pejuang dalam perang Diponegoro yang dibuang ke Kupang tahun l830. Ia berhasil meng-Islamkan keluarga bangsawan Tanof, serta membawa salah seorang putra keluarga Tanof ke Jawa yakni Enus Tanof yang akhirnya masuk Islam.
Disamping itu terdapat bekas anak buah Diponegoro yang lainnya yang di buang ke Kupang-Timor yakni Pangeran Ali Basyah Abdul Makhmud Gandakusuma. Ia kawin dengan keluarga Bangsawan Oematan dari Kerajaan Molo, Timor Tengah Selatan, dan mempunyai pengaruh bagi perkembangan agama Islam di Timor.
Amir Bahren dan Hamzah Bahren adalah tokoh agama dari Bangka. Karena terlibat perang dengan pemerintah Belanda di Bangka ia dibuang ke Kupang pada tahun l860.
Ia berjasa menyebarkan agama Islam di Kupang dan mendirikan masjid Bonipoi Kupang.
KHM.Ahmad bin Alwan dan KM.Abdussalam bin M.Jailani asal dari Banten  karena terlibat perlawanan di Banten dan ia dibuang ke Kupang tahun l880. Ia berjasa menyebarkan agama Islam di Kupang. Keturunannya menjadi penduduk di Pelabuhan Papela Rote Timur, sebagai pedagang, pengusaha perahu jurusan Kupang-Rote dan nelayan tradisional yang sering berlayar ke Pulau Pasir (Ashmore Reef, mencari teripang, batu lola dan ikan).
Demikian juga pada tahun l930 Ahmad Dato Batuah dari Padang karena terlibat dalam perlawanan menentang Belanda akhirnya dibuang ke Kalabahi Alor. Ia termasuk anggota PSII beraliran kiri. Ia juga berjasa dalam menyebarkan agama Islam di pulau Alor-NTT.
            Agama Islam pada masa sesudah tahun 1900 semakin berkembang pula. Kalau dahulunya hanya terbatas didaerah-daerah pantai dipulau Flores,Solor, Alor, dan Kupang, Sumba mulai juga tersebar  di Rote, dan di Sabu.(Sejarah Daerah NTT,l978, hal.57 dan 10 )

Usulan Pemberian Penghargaan Bagi Tokoh-tokoh Agama Islam
Yang di buang Belanda ke NTT
(Oleh : Drs.Simon A.J.Jacob)

Tokoh-tokoh  Agama Islam yang disebutkan diatas selain telah berjasa dalam pengembangan Agama Islam di Nusa Tenggara Timur, juga termasuk Pejuang-pejuang Nasional Anti Penjajahan Belanda, yang perlu dicatat oleh Sejarah Bangsa Indonesia. Mereka ini tidak kalah pentingnya seperti Bung Karno yang di buang ke Flores, atau Muhammat Hatta yang dibuang ke Banda-Maluku. .Sebagian dari keturunan mereka masih tetap menjadi warga NTT hingga saat ini, dan bertempat tingga di kampung Airmata, Bonipoi, Airnona, Kupang, ada yang tinggal di Papela Rote Timur, kota Ba’a Rote dan sebagian lagi terdapat di Waingapu Sumba Timur dan berprofesi sebagai pedagang hewan antar pulau/eksport (sapi, kuda) wiraswasra, pengusaha Pelayaran Rakyat dan sejumlah kecil mengabdi sebagai Pegawai Negeri. (Penulis)***
Menurut data terakhir (l99l), jumlah penganut agama Islam di Nusa Tenggara Timur sebanyak 290.550 orang, dan jumlah tempat ibadah sebayak 786 masjid.
 Selasa, 22 Nov 2011

Menengok Saudara Minoritas di Perkampungan Muslim Kupang


Kupang (voa-islam) – Menurut masyarakat Muslim di Kupang, posisi umat Islam di sana ibarat wajan atau kuali, dimana umat Islam berada di tengah kuali yang disekelilingnya dihuni oleh mayoritas warga Kristen dan Katolik. Kebanyakan masyarakat muslim tinggal di Kelurahan Air Mata dan Kampung Solor. Itulah sebabnya, Masjid Baitul Qadim di Kelurahan Airmata dan Masjid Al-Fatah di Kampung Solor (keduanya berada di pemukiman Islam) merupakan benteng umat Islam di Kupang. Jika dua masjid ini diserang dan dilumpuhkan, entah bagaimana nasib umat Islam di Kota Karang ini.
Seperti diketahui, umat Islam di Kupang adalah masyarakat minoritas. Mayoritas penduduk di kota ini adalah pemeluk agama Kristen Protestan dan Katolik. Umat Islam yang minoritas itu bisa dirasakan di kelurahan Batu Plat (Kecamatan Alak) dan Batakte (Kupang Barat). Di Batu Plat misalnya, masyarakat Kristen di sini menolak rencana pembangunan Masjid Nur Musafir, setelah diprovokasi oleh pihak gereja.
Begitu juga di Batakte, tempat dimana Pesantren Hidayatullah berdiri, pada saat peristiwa kerusuhan Kupang pada tahun 1998, hampir saja masjid yang berada dikomplek pesantren tersebut dibakar oleh sekelompok orang dari pihak Salibis yang ketika itu diangkut oleh dua truk dengan menggunakan ikat kepala berwarna merah. Ini menunjukkan, diskriminasi terhadap komunitas Islam minoritas acapkali menjadi sasaran empuk pihak salibis yang dimotori gereja radikal.
Populasi penduduk di Kota Kupang terdiri dari banyak ras, yaitu: Atoni (orang pribumi lokal pulau ini yang mempunyai bahasa dawan), Rote (berasal dari pulau rote), Sabu (berasal dari pulau sabu), Cina, Flores (berasal dari pulau flores), Kiser, Adonara, Solor (berasal dari pulau alor), Ambon (berasal dari Maluku ), Jawa, Arab, orang ekspatriat dari Eropa dan lain-lain.
Asal Mula Kampung Islam Terbentuk
Menurut Abdul Kadir G. Goro dalam sebuah thesisnya yang berjudul “Sejarah Perkembangan Agama Islam di Kabupaten Kupang” (1977), Sejarah masuknya agama Islam di Kupang erat hubungannya dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Dari Ternate, Islam meluas meliputi pulau-pulau di seluruh Maluku, dan juga daerah pantau timur Sulawesi.
Dalam abad ke-16, dari Sulawesi Selatan muncul Kerajaan Gowa. Pengislaman dari Jawa disini tidak berhasil, akan tetapi berkat usaha seorang ulama asal Minangkabau pada awal abad ke-17, raja Gowa itu akhirnya memeluk agama Islam juga. Nah, atas kegiatan orang-orang Bugis, maka Islam masuk pula di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara, juga beberapa pulau di Nusa Tenggara.

Akibat meluasnya kekuasaan Kerajaan Tallo dan Goa di Nusantara Tenggara Timur, maka masuklah agama Islam di Nusa Tenggara Timur. Selain pengaruh dari Sulawesi Selatan, masuknya agama Islam di NTT disebabkan pula oleh masuknya orang-orang yang beragama Islam dari Ternate – Maluku ke daerah ini.
Menurut cerita rakyat di Pulau Alor, pembawa agama Islam yang pertama ke Pulau Alor adalah “Djou Gogo”, Kima Gogo, Salema Gogo, Iyang Gogo, Abdullah dan Muchtar yang berasal dari Ternate-Maluku.
Setelah masuknya agama Islam ke Pulau Solor sekitar abad ke XVI, maka dengan perantaraan orang-orang yang beragama Islam dari Solor, agama Islam masuk ke Batu Besi Kupang sekitar tahun 1613.
Melalui komunikasi laut, agama Islam berhasil dikembangkan di daerah-daerah pesisir Kabupaten Kupang yang strategis letaknya, sehingga terbentuknya masyarakat Islam di Kupang pada mulanya terjadi di daerah-daerah pesisir.
Dalam catatan sejarawan, masyarakat Islam yang berada di pesisir Pulau Timor telah muncul di Kupang, Toblolong (Kecamatan Kupang Barat), Sulamu (Kecamatan Kupang Timur), dan Naikliu (Kecamatan Amfoang Utara), Babau (Kecamatan Kupang Timur). Di tempat inilah, para nelayan, pelayar, dan pedagang menyinggahi dan menetap di daerah-daerah ini. Perkampungan Islam juga terbentuk di Pulau Sabu (Kecamatan Sabu Barat) di daerah pesisir.
Bila diurai satu per satu, Toblolong merupakan daerah pesisir yang strategis, karena letaknya sebagai jembatan penghubung antara Kupang dan Pulau Rote. Sebelum menyebrang ke Rote, para pendakwah yang juga pelayar dan pedagang terlebih dulu singgah di Toblolong untuk mempersiapkan perbekalan atau menunggu keadaan angin dan arus yang memungkinkan mereka untuk meneruskan pelayaran. Akibatnya, orang Islam yang singgah di daerah ini – kabarnya orang-orang Islam dari Solor-Lamakera -- menetap di Toblolong sekitar tahun 1.900, hingga terbentuklah masyarakat Islam di wilayah ini.
Adapun terbentuknya masyarakat Islam di Sulamu, berawal dari para nelayan yang beragama Islam dari Kaledupa yang memasuki daerah Sulamu sekitar tahun 1918, hingga terbentuklah masyarakat Isla di Sulamu.
Ihwal terbentuknya masyarakat muslim di Babau, bermula setelah masuknya para nelayan yang beragama Islam (berasal dari Pulau Butung-Sulawesi) untuk menangkap ikan ke daerah ini. Kemudian masuklah pedagang-pedagang Bugis, Makasar dan Solor untuk berniaga.
Masuknya Ahmad Horsan ke Tainbira untuk berniaga dan berdakwah, pada tahun 1952, ia berhasil mengislamkan masyarakat Tainbira. Begitupula, masyarakat Islam terbentuk di Camplong sekitar tahun 1955, setelah menetapnya Hamid dan Mahmud  yang datang untuk mencari nafkah. Masyarakat Islam juga terbentuk di Takari sejak 1955, saat masuknya keluarga Aqlis untuk membeli hewan untuk diperdagangkan. Sedangkan masyarakat Islam di Naikliu terbentuk ketika para pedagang dari Sulawesi memasuki wilayah ini sekitar tahun 1975.

Daerah Batu Besi Kupang pada mulanya merupakan tempat persinggahan dari dua orang nelayan Solor yang beragama Islam. Mereka terdampar di Kupang sekitar tahun 1613. Setelah itu menyusul datangnya orang-orang Islam dari Solor ke Kupang dan mereka ikut menempati daerah Batu Besi Kupang. Akhirnya sekitar tahun 1653, terbentuklah masyarakat Islam di Batu Besi Kupang.
Di luar Kupang, masyarakat Islam juga terbentuk di Oesalain (Pulau Semau) tahun 1920, Pulau Rote (Papela, Kecamatan Rote Timur) sekitar tahun 1850. Selanjutnya juga terbentuk di Oelaba (Kecamatan Rote Barat Laut), Batu Tua, Oenggae dan Ndao.
Pada tahun 1925, masyarakat Islam di Baa secara gotong royong membangun sebuah surau. Pada tahun 1930 di bangun Masjid An-Nur Baa berukuran  7x9 meter.  Pada tahun 1.900, masyarakat Islam di Papela membangun surau pertama atas inisiatif dari Habib Alwi Gudban.
Setelah masyarakat Islam terbentuk di Kupang tahun 1653, selanjutnya masuklah pedagang-pedagang turunan Arab yang beragama Islam dari Semarang ke Kupang (tahun 1812), pedagang Islam dari Sumba (1860), pedagang Islam dari Aceh (1885), nelayan-nelayan beragama Islam dari Pulau Butung (1895) serta pedagang-pedagang Bugis dan Makasar (1957), disusul pula dengan masuknya para pencari nafkah dari daerah-daerah lain di Indonesia, hingga terbentuk masyarakat Islam di Kota Kupang.

Syech Abdul Kadir bin Djailani sangat berperan dalam membentuk masyarakat muslim di Batu Besi Kupang. Selain itu ada pula Atu Laganama (berasal daro Solor Lamakera), Sengadji Susang dan Abdurrahman dari Benggala yang ketika itu ikut mendirikan surau dan mengadakan pengajian. Kemudian ada Imam Sya’ban bin Sanga dan Badaruddin.  Berkat kerjasama Imam Sya’ban dan Keluarga Badaruddin, maka terbentuklah dua kelompok masyarakat Islam di Airmata Kupang.  Desastian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.