Sejarah Masuknya Agama
Islam di NTT
Oleh : drs.simon
arnold julian jacob
Agama Islam diduga masuk lebih dahulu ke wilayah NTT
daripada agama Katolik dan Protestan. Perkembangan agama Islam dimulai di daerah-daerah pantai
sekitar Pulau Solor, Alor, Ende, dan Manggarai. Daerah Solor dan sekitarnya
yang merupakan bandar penting pada waktu Portugis datang kesana, telah dikuasi
oleh orang-orang Islam.
Perkembangan orang Islam di Nusa Tenggara Timur berasal dari
Ternate, Bugis, Makassar, Bima, Jawa, dan Minangkabau.
Di daerah Alor terdapat perintis Islam yang belajar dari Ngampel Surabaya pada abad ke-15. Hal tersebut tidak jauh
menyimpang dari pendapat HAMKA bahwa
perkembangan agama Islam di Nusa Tenggara dan Maluku adalah dari Giri (Jawa Timur) dimana Giri pada saat itu sebelum Demak muncul sebagai kerajaan Islam
yang kuat dan pertama dipulau Jawa. Dalam hal ini saudagar-saudagar Jawa,
Bugis, dan Makassar sangat berperanan sebagai saudagar yang telah memeluk agama
Islam (Hamka 1961,hal.741)
Seorang pejabat Belanda di Alor R.Rynders menyatakan dalam memorinya
bahwa agama Islam dikepulauan Alor mula pertamanya dipesisir Kerajaan Pantar,
yang dibawa oleh orang-orang dari luar daerah Alor, yakni orang Jawa, Makassar,
Bugis, dan Maluku / Ternate.
Berdasarkan
cerita penduduk ternyata sangat bervariasi pendapat mengenai kedatangan Islam.
Di Alor kecil yang berperan menyebarkan Islam adalah seorang Minangkabau dan
saudagar dari Jawa bernama Saku Bala Ouli (M. Magang 1972,hal.89).
Sedangkan di Alor besar agama Islam datang
melalui Alor kecil, kemudian datang pula orang Ternate yang bernama Ilyas Gogo
dan Karim Yunus, dan Abdullah merintis peng-Islaman.(ibid,hal. 34).
Didaerah
Lamakera Solor pada tahun 1598 agama
Islam telah berkembang (Mark Tennen 1957, hal. XVIII).
Ternyata berdasarkan sejarah
Gowa pada tahun 1926 daerah Flores Barat, Alor dan
tahun 1640 daerah Timor telah
diklaim sebagai wilayahnya.
Ternyata hal tersebut didukung pendapat lain. Pada mula sekitar
tahun 1600, daerah Manggarai dan
daerah Nusa Tenggara Timur yang lainnya.
Dimana pengaruh kekuasan Makassar berakhir
setelah perjanjian Bungaya tahun 1669.
Perkembangan agama Islam yang pada periode sebelumnya lebih
terbatas pada daerah pantai di Flores, Solor, Adonara, Lomlen, Pantar dan Alor
pada periode ini berkembang di pulau Timor, Sumba.
Diantara
tokoh-tokoh agama Islam pada waktu itu adalah :
- Syarif Abubakar bin Abdurachman Al Qadri, Abdulrahim
dari Benggala,
- Pangeran Surjo Mataram, (salah satu penglima
Diponegoro) dari Jogjakarta,
- Pangeran Ali Basyah Abdul Machmud Gandakusuma,
- Depati Amir Bahren,
- Hamzah Bahren,
- KH.Muhammad Azzad bin Alwan.
- Syarif Abubakar bin Abdulrachman Al Qadri adalah putra Abdulrahman Al
Qadri saudara Sultan Pontianak yang terlibat perdagangan budak.
Ia dibuang ke Sumba tahun l836. Ia menyebarkan agama Islam di
Sumba.
Di samping itu pedagang-pedagang Bugis,
Makassar, Buton, Bima berperanan juga dalam menyebarkan agama Islam.
Abdlrachman dari Benggala, datang ke Timor melalui
Sumbawa.
Dia merupakan pendiri pertama Mesjid Batubesi, Kupang. Mesjid
tersebut kemudian dipindahkan beberapa kali akhirnya dipindahkan ke kampung
Airmata, Kupang tahun l812.
Pangeran
Suryo Mataram, adalah bekas pejuang dalam perang Diponegoro yang dibuang ke Kupang tahun l830. Ia berhasil meng-Islamkan keluarga bangsawan Tanof, serta membawa salah seorang putra
keluarga Tanof ke Jawa yakni Enus Tanof yang akhirnya masuk Islam.
Disamping itu terdapat bekas anak buah Diponegoro yang lainnya
yang di buang ke Kupang-Timor yakni Pangeran
Ali Basyah Abdul Makhmud Gandakusuma. Ia kawin dengan keluarga Bangsawan Oematan
dari Kerajaan Molo, Timor Tengah Selatan, dan mempunyai pengaruh bagi
perkembangan agama Islam di Timor.
Amir Bahren dan Hamzah
Bahren adalah tokoh agama dari Bangka. Karena terlibat perang dengan
pemerintah Belanda di Bangka ia dibuang ke Kupang pada tahun l860.
Ia berjasa menyebarkan agama Islam di Kupang dan mendirikan masjid
Bonipoi Kupang.
KHM.Ahmad bin Alwan dan KM.Abdussalam
bin M.Jailani asal dari Banten karena terlibat perlawanan di Banten dan ia
dibuang ke Kupang tahun l880. Ia
berjasa menyebarkan agama Islam di Kupang. Keturunannya menjadi penduduk di
Pelabuhan Papela Rote Timur, sebagai pedagang, pengusaha perahu jurusan
Kupang-Rote dan nelayan tradisional yang sering berlayar ke Pulau Pasir
(Ashmore Reef, mencari teripang, batu lola dan ikan).
Demikian juga pada tahun
l930 Ahmad Dato Batuah dari Padang karena terlibat dalam perlawanan
menentang Belanda akhirnya dibuang ke Kalabahi Alor. Ia termasuk anggota PSII
beraliran kiri. Ia juga berjasa dalam menyebarkan agama Islam di pulau Alor-NTT.
Agama Islam pada masa sesudah tahun 1900 semakin berkembang pula. Kalau dahulunya hanya terbatas
didaerah-daerah pantai dipulau Flores,Solor, Alor, dan Kupang, Sumba mulai juga
tersebar di Rote, dan di Sabu.(Sejarah Daerah NTT,l978, hal.57 dan 10
)
Usulan
Pemberian Penghargaan Bagi Tokoh-tokoh Agama Islam
Yang
di buang Belanda ke NTT
(Oleh : Drs.Simon
A.J.Jacob)
Tokoh-tokoh Agama Islam yang disebutkan diatas selain
telah berjasa dalam pengembangan Agama Islam di Nusa Tenggara Timur, juga
termasuk Pejuang-pejuang Nasional Anti Penjajahan Belanda, yang perlu dicatat
oleh Sejarah Bangsa Indonesia .
Mereka ini tidak kalah pentingnya seperti Bung
Karno yang di buang ke Flores,
atau Muhammat Hatta yang dibuang ke
Banda-Maluku. .Sebagian dari keturunan mereka masih tetap menjadi warga NTT
hingga saat ini, dan bertempat tingga di kampung Airmata, Bonipoi, Airnona,
Kupang, ada yang tinggal di Papela Rote Timur, kota Ba’a Rote dan sebagian lagi
terdapat di Waingapu Sumba Timur dan berprofesi sebagai pedagang hewan antar
pulau/eksport (sapi, kuda) wiraswasra, pengusaha Pelayaran Rakyat dan sejumlah
kecil mengabdi sebagai Pegawai Negeri. (Penulis)***
Menurut
data terakhir (l99l), jumlah
penganut agama Islam di Nusa Tenggara Timur sebanyak 290.550 orang, dan jumlah tempat ibadah sebayak 786 masjid.
Selasa,
22 Nov 2011
Menengok Saudara Minoritas di Perkampungan Muslim
Kupang
Kupang (voa-islam) – Menurut masyarakat Muslim
di Kupang, posisi umat Islam di sana ibarat wajan atau kuali, dimana umat Islam
berada di tengah kuali yang disekelilingnya dihuni oleh mayoritas warga Kristen
dan Katolik. Kebanyakan masyarakat muslim tinggal di Kelurahan Air Mata dan
Kampung Solor. Itulah sebabnya, Masjid Baitul Qadim di Kelurahan Airmata dan
Masjid Al-Fatah di Kampung Solor (keduanya berada di pemukiman Islam) merupakan
benteng umat Islam di Kupang. Jika dua masjid ini diserang dan dilumpuhkan, entah
bagaimana nasib umat Islam di Kota Karang ini.
Seperti diketahui, umat
Islam di Kupang adalah masyarakat minoritas. Mayoritas penduduk di kota ini
adalah pemeluk agama Kristen Protestan dan Katolik. Umat Islam yang minoritas
itu bisa dirasakan di kelurahan Batu Plat (Kecamatan Alak) dan Batakte (Kupang
Barat). Di Batu Plat misalnya, masyarakat Kristen di sini menolak rencana
pembangunan Masjid Nur Musafir, setelah diprovokasi oleh pihak gereja.
Begitu juga di Batakte,
tempat dimana Pesantren Hidayatullah berdiri, pada saat peristiwa kerusuhan
Kupang pada tahun 1998, hampir saja masjid yang berada dikomplek pesantren
tersebut dibakar oleh sekelompok orang dari pihak Salibis yang ketika itu
diangkut oleh dua truk dengan menggunakan ikat kepala berwarna merah. Ini
menunjukkan, diskriminasi terhadap komunitas Islam minoritas acapkali menjadi
sasaran empuk pihak salibis yang dimotori gereja radikal.
Populasi penduduk di Kota
Kupang terdiri dari banyak ras, yaitu: Atoni (orang pribumi lokal pulau ini
yang mempunyai bahasa dawan), Rote (berasal dari pulau rote), Sabu (berasal
dari pulau sabu), Cina, Flores (berasal dari pulau flores), Kiser, Adonara,
Solor (berasal dari pulau alor), Ambon (berasal dari Maluku ), Jawa, Arab,
orang ekspatriat dari Eropa dan lain-lain.
Asal Mula Kampung Islam
Terbentuk
Menurut Abdul Kadir G. Goro
dalam sebuah thesisnya yang berjudul “Sejarah
Perkembangan Agama Islam di Kabupaten Kupang” (1977), Sejarah
masuknya agama Islam di Kupang erat hubungannya dengan penyebaran agama Islam
di Indonesia. Dari Ternate, Islam meluas meliputi pulau-pulau di seluruh
Maluku, dan juga daerah pantau timur Sulawesi.
Dalam abad ke-16, dari
Sulawesi Selatan muncul Kerajaan Gowa. Pengislaman dari Jawa disini tidak
berhasil, akan tetapi berkat usaha seorang ulama asal Minangkabau pada awal
abad ke-17, raja Gowa itu akhirnya memeluk agama Islam juga. Nah, atas kegiatan
orang-orang Bugis, maka Islam masuk pula di Kalimantan Timur dan Sulawesi
Tenggara, juga beberapa pulau di Nusa Tenggara.
Akibat meluasnya kekuasaan
Kerajaan Tallo dan Goa di Nusantara Tenggara Timur, maka masuklah agama Islam
di Nusa Tenggara Timur. Selain pengaruh dari Sulawesi Selatan, masuknya agama
Islam di NTT disebabkan pula oleh masuknya orang-orang yang beragama Islam dari
Ternate – Maluku ke daerah ini.
Menurut cerita rakyat di
Pulau Alor, pembawa agama Islam yang pertama ke Pulau Alor adalah “Djou Gogo”,
Kima Gogo, Salema Gogo, Iyang Gogo, Abdullah dan Muchtar yang berasal dari
Ternate-Maluku.
Setelah masuknya agama
Islam ke Pulau Solor sekitar abad ke XVI, maka dengan perantaraan orang-orang
yang beragama Islam dari Solor, agama Islam masuk ke Batu Besi Kupang sekitar
tahun 1613.
Melalui komunikasi laut,
agama Islam berhasil dikembangkan di daerah-daerah pesisir Kabupaten Kupang
yang strategis letaknya, sehingga terbentuknya masyarakat Islam di Kupang pada
mulanya terjadi di daerah-daerah pesisir.
Dalam catatan sejarawan,
masyarakat Islam yang berada di pesisir Pulau Timor telah muncul di Kupang,
Toblolong (Kecamatan Kupang Barat), Sulamu (Kecamatan Kupang Timur), dan
Naikliu (Kecamatan Amfoang Utara), Babau (Kecamatan Kupang Timur). Di tempat
inilah, para nelayan, pelayar, dan pedagang menyinggahi dan menetap di
daerah-daerah ini. Perkampungan Islam juga terbentuk di Pulau Sabu (Kecamatan
Sabu Barat) di daerah pesisir.
Bila diurai satu per satu,
Toblolong merupakan daerah pesisir yang strategis, karena letaknya sebagai
jembatan penghubung antara Kupang dan Pulau Rote. Sebelum menyebrang ke Rote,
para pendakwah yang juga pelayar dan pedagang terlebih dulu singgah di
Toblolong untuk mempersiapkan perbekalan atau menunggu keadaan angin dan arus
yang memungkinkan mereka untuk meneruskan pelayaran. Akibatnya, orang Islam
yang singgah di daerah ini – kabarnya
orang-orang Islam dari Solor-Lamakera -- menetap di Toblolong
sekitar tahun 1.900, hingga terbentuklah masyarakat Islam di wilayah ini.
Adapun terbentuknya
masyarakat Islam di Sulamu, berawal dari para nelayan yang beragama Islam dari
Kaledupa yang memasuki daerah Sulamu sekitar tahun 1918, hingga terbentuklah
masyarakat Isla di Sulamu.
Ihwal terbentuknya
masyarakat muslim di Babau, bermula setelah masuknya para nelayan yang beragama
Islam (berasal dari Pulau Butung-Sulawesi) untuk menangkap ikan ke daerah ini.
Kemudian masuklah pedagang-pedagang Bugis, Makasar dan Solor untuk berniaga.
Masuknya Ahmad Horsan ke
Tainbira untuk berniaga dan berdakwah, pada tahun 1952, ia berhasil
mengislamkan masyarakat Tainbira. Begitupula, masyarakat Islam terbentuk di
Camplong sekitar tahun 1955, setelah menetapnya Hamid dan Mahmud yang
datang untuk mencari nafkah. Masyarakat Islam juga terbentuk di Takari sejak
1955, saat masuknya keluarga Aqlis untuk membeli hewan untuk diperdagangkan.
Sedangkan masyarakat Islam di Naikliu terbentuk ketika para pedagang dari
Sulawesi memasuki wilayah ini sekitar tahun 1975.
Daerah Batu Besi Kupang
pada mulanya merupakan tempat persinggahan dari dua orang nelayan Solor yang
beragama Islam. Mereka terdampar di Kupang sekitar tahun 1613. Setelah itu
menyusul datangnya orang-orang Islam dari Solor ke Kupang dan mereka ikut
menempati daerah Batu Besi Kupang. Akhirnya sekitar tahun 1653, terbentuklah
masyarakat Islam di Batu Besi Kupang.
Di luar Kupang, masyarakat
Islam juga terbentuk di Oesalain (Pulau Semau) tahun 1920, Pulau Rote (Papela,
Kecamatan Rote Timur) sekitar tahun 1850. Selanjutnya juga terbentuk di Oelaba
(Kecamatan Rote Barat Laut), Batu Tua, Oenggae dan Ndao.
Pada tahun 1925, masyarakat
Islam di Baa secara gotong royong membangun sebuah surau. Pada tahun 1930 di
bangun Masjid An-Nur Baa berukuran 7x9 meter. Pada tahun 1.900,
masyarakat Islam di Papela membangun surau pertama atas inisiatif dari Habib
Alwi Gudban.
Setelah masyarakat Islam
terbentuk di Kupang tahun 1653, selanjutnya masuklah pedagang-pedagang turunan
Arab yang beragama Islam dari Semarang ke Kupang (tahun 1812), pedagang Islam
dari Sumba (1860), pedagang Islam dari Aceh (1885), nelayan-nelayan beragama
Islam dari Pulau Butung (1895) serta pedagang-pedagang Bugis dan Makasar
(1957), disusul pula dengan masuknya para pencari nafkah dari daerah-daerah
lain di Indonesia, hingga terbentuk masyarakat Islam di Kota Kupang.
Syech Abdul Kadir bin
Djailani sangat berperan dalam membentuk masyarakat muslim di Batu Besi Kupang.
Selain itu ada pula Atu Laganama (berasal daro Solor Lamakera), Sengadji Susang
dan Abdurrahman dari Benggala yang ketika itu ikut mendirikan surau dan
mengadakan pengajian. Kemudian ada Imam Sya’ban bin Sanga dan Badaruddin.
Berkat kerjasama Imam Sya’ban dan Keluarga Badaruddin, maka terbentuklah dua
kelompok masyarakat Islam di Airmata Kupang. Desastian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.