alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Rabu, 14 Januari 2015

SEJARAH MASUKNYA PORTUGIS DAN BELANDA KE NUSA TENGGARA RIMUR




SEJARAH MASUKNYA PORTUGIS DAN BELANDA
KE NUSA TENGGARA TIMUR

1.Sejarah Masuknya Portugis
Ke Nusa Tenggara Timur

Masa jaya Portugal sejak masa pemerintahan Raja Manuel I  (l495 – l521), raja yang pernah dijuluki sebagai “Raja Rempah-Rempah” oleh rekannya Raja Prancis. Hasil dari perdagangan rempah-rempah telah ikut membiayai gedung Jeronimos yang tampaknya sangat anggun ini.
Menara Belem (dibangun antara  l515-l521), bagi kapal-kapal yang berangkat ke luar negeri pada waktu itu adalah gedung terakhir yang dilihat dari atas anjungan kapal  dan sebaliknya bagi pelaut yang pulang  merupakan gedung yang pertama dikenal melalui teropong.
Namun banyak juga diantara mereka  yang berangkat,  tidak pernah pulang. Ada yang terpaksa menetap di perasingan oleh faktor-faktor tertentu, misalnya karena,
·         meninggalkan sesuatu aib di kampung asalnya, atau
·          karena mau keluar dari  keadaan yang sulit di negerinya (sebagaimana makluk, tidak semua mereka berasal dari golongan fidalgo, tingkat atas):
·         sedangkan ada pula memutuskan tidak kembali karena sudah kerasan di tanah perantauan,
·         di samping itu  banyak juga yang menemui ajalnya di luar negeri karena kecelakaan kapal, karena penyakit, dan sebagainya.
Sebuah studi oleh V. Magalhaens Godinho, menghitung bahwa diantara tahun l500 – l635 telah,
  • berangkat 912 kapal ke wilayah Timur,
  • namun hanya, 768 yang tiba di tempat tujuannya,
  • sedangkan dari 550 kapal yang berangkat pulang hanya,
  •  470 buah yang tiba dengan selamat di Portugal (Sumber : Antonio Pinto Da Franqa, Pengaruh Portugis Di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2000, hal.7).
 Kapal-kapal Portugis berlayar sepanjang pantai,
  • Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, dan Flores di mana mereka merubah haluan ke utara dan mencapai Banda pada pertengahan tahun l512.
  • Dari sana Antonio de Abreu langsung kembali ke Malaka tanpa melanjutkan perjalanan ke Ternate, sebab kapalnya sedang dalam keadaan parah sekali.
  • Kapal Francisco Serrao karam, dan ia diselamatkan oleh penduduk Hitu di Pulau Ambon.
  • Dari sana ia dikirim ke Sultan Ternate, di mana ia menjadi penasihat akrab Sultan  dan tangan kanannya dalam persoalan peperangan. Kelihatannya bahwa surat-surat yang dikirim Francisco Serrao ke Malaka telah mendorong Magalhaens untuk membayangkan hipotesa mencoba mencapai Maluku melalui rute Barat.
  • Namun Serrao meninggal di Ternate pada tahun l521, beberapa bulan sebelum tibanya armada Spanyol pimpinan Magalhaes. Ia meninggalkan seorang janda wanita Jawa dan dua anak laki-laki.
  • Sesudah tahun 1453, pintu gerbang menuju Asia, yaitu kota Konstantinopel di pantai Bosporus, diduduki oleh tentara Turki, maka mulailah bangsa Barat, yang tetap memerlukan rempah-rempah, mencari jalan lain menuju Nusantara---Indonesia.
  • Portugis merupakan bangsa Barat tertua yang sampai di wilayah Nusa Tenggara Timur.
·         Rombongan anak buah Magelhaens yang menumpang kapal Victoria dalam perjalanan keliling dunia telah singgah di di Timor pada tahun l522. Walaupun Magelhaens sendiri terbunuh di salah satu Kepulauan Philipina tanggal 27 September l521, namun rombongannya dengan kapal Victoria tetap melanjutkan perjalanan mereka kearah selatan  Pulau Timor untuk  kembali ke Eropa.
·         Di antara anggota rombongan tersebut terdapat tokoh terkenal Antonio Pigafetta.
·         Pigafetta dan rombongan singgah di Batugede Timor dan melihat keadaan penduduk dan masyarakat pada masa itu. Banyak keterangan berharga kemudian diperoleh setelah Antonio Pigafetta membuat tulisan mengenai daerah-daerah yang pernah dikunjungi.
·         Pada tanggal 30 April l522 Antonio Pigafetta tiba di Pelabuhan Papela Rote Timur, sebuah pulau  terselatan Indonesia wilayah di Nusa Tenggara Timur,
Di sana ia menemui seorang nelayan dan dengan bahasa isyarat ia menanyakan nama pulau ini.
·         Oleh karena disangkanya pelaut asing itu menanyakan namanya, maka ia menyebut namanya “Rote”.
·         Kemudian Pigafetta mencatat nama Pulau itu, “Roti”, sesuai lafal ejaan bahasa Barat dalam peta pelayarannya.
·         Nama Roti itu kemudian tercatatat dalam peta dunia maupun peta wilayah Hindia Belanda dengan nama Pulau Roti.

Setelah tahun l980-an baru tertulis dalam Peta “Pulau Rote”.
·         Namun dalam berbagai buku masih tetap tercantum nama Pulau Roti.
·         Dari Pantai Papela Rote Timur, kemudian Antonio Pigafetta melanjutkan pelayarannya dan  menyinggahi Pulau Ndao di bagian barat Pulau Rote sambil menunggu angin dan arus, lalu dari situ  menunju Tanjung Harapan di Afrika Selatan balik ke Eropa, (lihat peta perjalanan Antonio Pigafetta dari Rote menuju Tanjung Harapan di Afrika Selatan ke Eropa pada tahun l522).    

Selain itu Columbus, Bertholomeus Diaz, Vasco de Gama, Barents, Houtman, Van Heemskerck, yang oleh perjalanan-perjalanan mereka  mempunyai arti penting dalam sejarah dunia dan sejarah Indonesia.

Sesudah mengalahkan Malaka dalam tahun l511, orang-orang Portugis mendatangi pulau-pulau  Nusa Tenggara Timur berusaha melakukan perdaganan kayu cendana  dan memusatkan perdagangannya di pulau Solor dan ke Maluku untuk usaha perdagangan rempah-rempah.
Pengetahuan jalan ke pusat penghasil rempah-rempah dan cendana diperoleh Portugis dari pedagang-pedagang Cina dan Indonesia yang berhasil ditangkap atau pun dipikat di pusat perdagangan Malaka.
Portugis dan Malaka secara periodik mengirim ekspedisi-ekspedisi untuk melakukan perdagangan dengan Solor (Flores)  dan Timor.

Mula-mula tidak mempunyai kediaman tetap di wilayah Nusa Tenggara Timur.
·         Namun dalam perkembangan kemudian ekspedisi-ekspedisi tersebut disertai pula dengan padri-padri orde Dominikus untuk melakukan misi agama Katolik l561 di Solor.
·         Guna melindungi diri dari serangan penduduk yang beragama Islam dan bajak laut, mereka mendirikan di pulau Solor itu sebuah benteng dalam tahun 1566 di Lahayong yang dipelopori oleh P.Antonio da Cruz.
·         Benteng tersebut dilengkapi dengan meriam dan dua puluh orang prajurit dengan seorang panglima.
·         Tahun l581 terjadi lagi usaha mengusir Portugis dan misionaris oleh kekuatan Islam di Lanahala Flores.
·         Pastor Simao dan Mantanhas memimpin perlawanan.
·         Pada tahun l590 kekuatan Islam berhasil membunuh seorang misionaris bernama F. Calassa.
·         Pihak Portugis di Solor di bawah Antonio Viegos memimpin pasukan ke Flores dan membakar kampung-kampung dan membunuh penduduk kampung untuk membalas dendam.
·         Pengganti penglima benteng Solor Antonio Andria menangkap dan menghukum orang-orang yang dicurigai dan melawan.
·         Di antaranya P.Diogo dan de Gomales. Kedua tokoh ini berusaha mengusir dan membunuh orang-orang Portugis.
·         Pada waktu pesta di Lewanama tahun l590, rencana akan dijalankan.
Tetapi rencana itu bocor sehingga gagal. Tetapi mereka  menyusun kekuatan menyerang benteng. Benteng diserang dan berhasil membunuh sebagian besar orang-orang Portugis.

Usaha pengusiran bukan saja terjadi di Solor tetapi juga di Ende.
·         Portugis telah mengirim orang-orang ke Ende dan membangun benteng di sana di bawah Simao Pacheo. Benteng ini diduga didirikan kurang-lebih tahun l595 (Sumber :Sejarah Gereja Katolik Indonesia, l, l974, hal.371-375).
·         Kekuatan Islam berusaha mengusir Portugis baik dari Solor mapupun Ende dan membunuh penghuni-penghuni benteng.
·         Pada tahun l594 dan l595 benteng Ende diserang dan banyak penghuni orang Portugis terbunuh, ditawan dan dijadikan budak.
·         Pada tahun l599 Portugis mengirim sembilan puluh kapal ke Solor. Portugis membakar kampung Lamakora untuk membalas dendam.
·         Seorang Raja di Muri, Flores bernama Ama Kera berusaha menguatkan kedudukan dari ancaman Portugis.
Oleh karena itu mereka mengangkat D.Joao Juang sebagai panglima armada dalam rangka penyerangan benteng Solor dan Ende yang direncanakan tempat-tempat lain yang dikuasai Portugis menyusul dengan tiga puluh tujuh buah kapal dan tiga ribu pasukan Makasar menyerang Solor.
Tetapi usaha ini tidak berhasil. Dari Solor dilakukan penyerangan ke pantai selatan Sikka, dan Ende.
Ternyata penyerangan ini juga kurang membawa hasil. Dengan demikianlah selamatlah kedudukan Portugis.
Namun ancaman dagangnya tidak semata-mata dari Makassar dan raja-raja di Flores yang menyadari bahayanya campur tangan Portugis, tetapi juga ada ancaman dari Belanda.
·         Pada tahun l613 di bawah Apolonius Scotte tiga buah kapal Belanda menyerang Solor.
·         Tanggal 21 April l613 benteng Solor jatuh.
·         Portugis terusir dari Solor lari ke Malaka dan Timor.
·         Pada tahun l640 yang mendapat ijin raja Kupang mendirikan bangunan dan benteng. Portugis berusaha pula menanamkan kekuasaan di pedalaman Timor.
·         Pada tahun l640 Raja Kraeng Talo dari Makassar mengirim ekspedisi untuk mengusir Portugis. Beberapa kota pantai yang merupakan pusat kedudukan Portugis dibakar dan penghuninya ditangkap.
·         Pusat Portugal di Solor di bawah “Captain Mayor” Fransisco Fernandes diperintahkan ke Timor dengan sembilan puluh anak buah dan tiga paderi dominikan pada bulan Mei l642.
Kekuatan Portugis berhasil membujuk Raja Batimau di pedalaman Amfoang, Servio di pantai Amfoang, dan Sonbai.

Dengan demikian mereka bisa menghimpun kekuatan untuk menghancurkann kekuasaan Wewiku Wehali di Belu.
·         Pada tahun l656 Belanda mengirim Arnold de Vlamingo ke Timor dengan pasukan untuk menghadapi Portugis.
·          Ekspedisi ke Amarasi sebagai langkah mengusir Portugis dilaksanakan. Raja di Timor tidak berdaya menghadapi kekuatan baru.
Baik Belanda maupun Portugis memakai taktik yang licin sehingga raja-raja berpihak kepadanya. Pada waktu itu ada dua tokoh terkenal Portugis Hitam (Tae passes) yakni tokoh,
·         Antonio de Ornay dan
·         Matheos da Cocta.
 Antonio de Ornay bersama Fransisco adalah anak Meri Joao d’Ornay seorang panglima Belanda yang menyeberang ke pihak Portugis.
Ia menjadi Katolik dan kawin dengan gadis Timor.
Sepeninggal ayahnya, ibunya kawin dengan peranakan  dari Macao.Kedua anak yang dibesarkan di Larantuka tersebut tumbuh menjadi pimpinan pasukan orang-orang Larantuka yang terkenal dalam melawan Belanda. Belanda mendapat banyak kekalahan akibat perlawanan Portugis Hitam di bawah pimpinan Antonio de Ornay dan Mathius da Costa.
Di Amarasi (di Timor)  Belanda kehilangan seratus tujuh puluh prajurit kulit putih. Sehingga Belanda terpaksa kembali ke Solor dan akhirnya meninggalkan benteng Solor yang rusak.
F.V.Fig Neirido seorang pedagang kayu Portugis berhasil menambah kekokohan kedudukan Portugis. Ia bersekutu dengan Antonio dan Ornay untuk memperoleh keuntungan besar di Timor dengan mengusulkan kepada raja muda Antonio Melo de Castro di Goa supaya Antonio de Ornay menjadi Kaptitan Mayor.

Dan usulan tersebut diterima oleh raja muda Portugis di Goa.
Namun akibatnya timbul rasa ketidak-puasan dari Matheus da Costa dan menimbulkan perlawanan.
·         Tahun l667 F.V. de Figneirido meninggal dunia di Larantuka. Raja muda Goa mengangkat Firnao Martius de Ponte sebagai Kapitan Jenderal di Timor. Namun karena bertindak kejam sehingga menimbulkan perlawanan yang sengit ia terpaksa melarikan diri ke Goa.
·         Terpaksa diangkat penggantinya Jose de Melo Castro, namun praktis yang menjalankan tugas-tugas Kapitan Mayor di Timor adalah Matheus da Costa yang dapat menguasai Timor.
·         Pada tahun l673 sepeninggal Matheus da Costa, Antonio de Ornay diangkat sebagai penguasa Timor dan Flores oleh raja muda Goa sampai ia meninggal tahun l693.
·         Sebagai gantinya pada tahun l695 diangkat P.Antonio de Madre de Deus.(Ibid,hal.403-405).

2.Masuknya Belanda
Ke Nusa Tenggara Timur

Di samping Portugis, Nusa Tenggara Timur juga mengadakan hubungan dengan Belanda. Belanda berusaha menyaingi Portugis di pusat rempah-rempah dan kayu cendana. Melaui perkawinan antara serdadu dan pedagang Portugis dengan penduduk asli, timbullah di sana suatu golongan Indo-Portugis yang beragama Kristen, yang kemudian dalam sejarah dikenal dengan nama “Topasses” atau “Portugis Hitam.”
Belanda tiba di pelabuhan Kupang dalam tahun l613 di bawah komando Appolonius Scot. Tiga bulan sebelumnya mereka telah menyerang benteng Portugis  di Solor;  sekitar 1000 orang Portegis Hitam mengungsi ke Larantuka dan kota ini dijadikan pusat terkuat dari orang-orang Portugis Hitam yang beragama Kristen.
Usaha Belanda menduduki Larantuka tidak berhasil. Benteng Solor yang sementara itu telah jatuh ke tangan Belanda diperkuat oleh Belanda dan diberi nama “Fort Henricus.”
·         Sesudah beberapa kali diserang, yaitu dalam tahun l625 dan l629, Fort Hendricus jatuh pula ketangan Portugis, tetapi akhirnya dalam, dahun l653 menyerah seluruhnya kepada Belanda dan terpaksa, Portugis meninggalkan pulau tersebut dan lari ke benteng di Kupang yang pada antara l640-l645 didirikan oleh beberapa pedagang dan Pastor Portugis.
·         Maka pada tahun l653 di Kupang dibangun benteng Concordia oleh capitan Johan Burger dan pada tahun l657, pusat Belanda pindah ke Kupang. Saat ini benteng tersebut dijadikan  Pos Penjagaan oleh TNI Angkatan Darat RI.
·         Setibanya Belanda dalam tahun l613 di Kupang, oleh Apollonius Scot telah diadakan persetujuan dengan Raja Kupang (Helong), agar kepada Belanda diberikan sebidang tanah yang sempit sekeliling teluk Kupang.
·         Belanda tidak menetap di Kupang, tetapi kembali ke Solor dan kemudian ke Batavia (Jakarta) Sesudah bertempur beberapa tahun untuk mengalahkan Portugis di Kupang, maka pada tahun l656 oleh VOC dikirimkanlah suatu pasukan yang kuat guna menghancurkan kekuatan Portugis di Kupang.
·         Fort Portugis di Kupang diduduki oleh Belanda, diperbesar dan diperkuatkan menjadi Fort Concordia, yang sejak itu, yaitu tahun l657 menjadi pusat perdagangan VOC Belanda di Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Pada abad 18 dan 19 Belanda mulai melaksanakan pengaruhnya dengan intensip di mana pemeritah Belanda bertindak sebagai penguasa tertinggi.

Pengaruh Belanda mulai masuk melalui sistem,
·         pemerintahan,
·         penyebaran agama Kristen, dan
·         pendidikan dan
·         unsur-unsur kebudayaan Barat ainnya.
Pada masa Belanda, masuk pula kesenian Barat yang memperkaya kesenian tradisional.
Dengan berpusat di Kupang, Belanda semakin mencampuri urusan raja-raja di Timor.
Wilayah Belanda semakin meluas dan wilayah raja-raja semakin sempit.
·         Belanda memakai taktik memecah-belah raja-raja.
·         Raja-raja kecil yang lemah segera dirangkul menjadi sekutunya dan diberi tanda penghargaan dan hadiah.
·         Walaupun secara tidak sadar akhirnya raja-raja terpaksa mengakui Belanda sebagai yang dipertuan dengan menandatangani korte verklaring.(Sumber:Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur, Dep.Dikbut, Jakarta, l989, hal.64-70).

Guna mendalami hubungan Portugis, Belanda, Bugis Makassar dengan Nusa Tenggara Timur, pembaca dapat membaca lebih lanjut kepustakaaan dari penulis-penulis sebagai berikut :
1.    JI. Gordon, l972, hal.5;
2.    Abd.Razak Pataury 1961 hal.123;
3.    H.G.Schulte Nordholodt l971, hal.164;
4.    Sejarah Gereja Katolik Indonesia l975, hal.392, 393,
5.    Monografi Nusa Tenggara Timur 1, l975, hal.42-53.
6.    Ch.Kana, l969, hal.49-51.
7.    I.H.Doko, Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Nusa Tenggara Timur, l973.

3.Pengaruh Kedatangan Orang Barat Terhadap
Susunan Pemerintahan Asli Di Nusa Tenggara Timur

Orang-orang Barat mula pertama datang kemari sebagai pedagang, yang untuk kepentingan itu mendekati atau berkenalan dengan pemuka-pemuka masyarakat.
Seperti diketahui, pemuka masyarakat di Timor terdiri dari,
·         Liurai, Loro, Nai, Fukun di Wehale (bahasa Tetun), sedang
·          di O’Enam/Sonbai yang berbahasa Dawan (Timor) terdiri dari Usif Ataupas (Liurai), Am Uf (Uispah) Amaf dan Lopo. Di Pulau Roe dengan Manek-manek (raja-raja).

Untuk kepentingan perdagangannya orang-orang Barat, khususnya orang-orang Belanda itu,
  • Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan penguasa-penguasa masyarakat tersebut.
  • Dalam perkembangan selanjutnya  perjanjian-perjanjian  itu akhirnya  menjadi suatu hal yang mengikat  bagi pemerintah asli dan penguasa-penguasa masyarakat itu.
  • Juga memberi kesempatan kepada orang Belanda untuk menanamkan pengaruhnya terutama dalam soal urusan pemerintahan, sehingga berubahlah sistem pemerintahan asli secara berangsur-angsur.
  • Apabila pada suatu tempat kedatangannya disambut dengan suasana damai, maka segera diadakan perjanjian, di mana bangsa Belanda itu mengakui Kepala Suku atau Kepala Persekutuan Suku sebagai Raja yang berkuasa absolut.
  • Dan jika kedatangannya itu menemui perlawanan, maka orang-orang yang membantunya diangkat dan diakui pula sebagai raja dan diberi kuasa atas wilayah yang ditaklukannya.
Dimasa itulah gelar “Raja” dilimpahkan kepada para Pemuka atau pemerintah adat, tidak perduli tingkat kedudukannya di dalam masyarakat pribumi.
Belanda seenaknya saja memberikan gelar “Raja”, ‘Liurai’, ‘Raja Besar’ atau Keizer, asal saja pemuka itu dapat berjasa untuk kepentingannya.
Dengan makin mendalamnya pisau devide et impera, Belanda memasuki tubuh pemerintahan asli, maka keadaan makin kocar-kacir di mana-mana. Tidak heran bila pada tanggal 6 Juni l755 Paravicini, seorang Komisaris Tinggi “Express Commisaris” VOC Belanda berhasil mengadakan perjanjian baru atau memperbaharui perjanjian kontrak dagang  dengan l5 Raja-raja dari Timor, Solor, dan Sumba, Rote,  yang sangat menguntungkan Belanda, karena memuat,
  • bukan saja pasal persetujuan dagang yang memberi hak monopoli kepada Belanda,
  • tetapi juga terselip ke dalamnya suatu pasal politik, dimana raja-raja tersebut  mengakui kedaulatan Raja Belanda atas wilayah pemerintahannya.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh disertai dengan penyelidikan yang mantap, maka dalam abat ke XIX Belanda mulai menjalankan politik kolonialnya di Timor dengan mendasarkannya pada prisip-prinsip berikut :
1.       Pemerintahan harus dijalankan atas dasar adat, karena tidak menguntungkan Belanda, bila dasar pemerintahan diganti dengan cara Eropa; tetapi tentu saja ‘ada,’ itu harus disesuaikan dengan tujuan politik yang menguntungkan Belanda.
2.       Belanda tidak perlu mengadakan ‘kontrak’ dengan raja-raja di Timor, seperti halnya dengan raja-raja besar di sebelah Barat yang bergelar ‘Vorsten’ atau Sultan. Raja-raja di Timor hanya merupakan pemuka-pemuka utama masyarakat dalam kerajaan (landchhappen) yang kecil-kecil.
Namun prinsip memberikan hak ‘Zalfbestuur’ (memerintah diri sendiri/otonomi) tetap berlangsung.
Di sinilah pangkal permulaan dari politik Zelfbertuur dari pemerintah Hindia Belanda, yang beraneka ragam dengan tingkat-tingkatan yang berbeda-beda pula, misalnya:
·         Lange Verklaring (kontrak panjang),
·         Korte Verklaring (kontrak pendek), Timor Verklaring, Model Ternate dan sebagainya.
Ketika Gubernur Jenderal Van Heutz pada permulaan abat ke XX berusaha memperkokohkan kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda, maka kepada pamongpraja-pamongpraja Belanda dan raja-raja di Timor diberi perintah agar :
  1. Pemerintahan harus dikembalikan pada dasar adat,
  2. Raja adalah pengusa tunggal dalam wilayahnya.
Apa yang ditetapkan pada (1) dengan sendirinya sangat bertentangan dengan apa yang disebut pada (2), karena dasar adat di Timor tidak membenarkan kekuasaan Raja orang-seorang, apalagi yang bersifat mutlak.
 Namun politik kolonial pemerintah Belanda,
·         tidak hanya memerlukan adat sebagai penambah kekuatan, tetapi juga
·         memerlukan kekuasaan seseorang guna memudahkan dan
·         melancarkan pelaksanaan politik kolonial tersebut.
Oleh karena itu, maka kepada setiap pamongpraja Belanda ditugaskan berusaha sedemikian rupa untuk menyesuaikan atau bila perlu membelokkan adat yang asli, agar dapat mengakui, bahwa sesungguhnya raja itu adalah satu-satunya orang yang berkuasa absolut dalam wilayahnya.
 Dengan demikian, maka kepala-kepala suku yang bergelar ‘fetor’ dan ‘temukung’ didesak sama sekali dari hak kedudukannya yang semula. Mereka kemudian juga hanya  bawahan ataupun menjadi suruhan atau pegawai-pegawai raja tanpa sesuatu jamin hidup.
Tanah milik suku (Hak Tanah Ulayat)  tidak lagi diakui oleh Undang-undang Pemerintah Kolonial.
·         Semua tanah adalah ‘Lands domein’, milik Zelfbestuur”, di bawah penguasa raja sendiri.
·         Dalam pengalaman tahun demi tahun ternyata, bahwa institut “Zelfbetuur” sangat menguntungkan Belanda.
·         Oleh karena itu makin banyak hak dan kekuasaan yang diberikan kepada Zelfbertuur itu, makin bertambah pula kekuasaan yang luas, yang memudahkan pemerintah Belanda untuk membendung dan menindas setiap pergerakan rakyat yang ingin mmembebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Pada tahun l938  datang pula Belanda dengan “Zelfbestuur regeling l938” Staatsblad No.529 yang lebih maju dan modern.
·         “Zelfbetuur–regeling” ini yang adalah seragam bagi semua Zelfbestuur, diseluruh Hindia Belanda,
·         menambah hak dan kekuasaan  Zelfbestuur, yang berati menambah  kekuasaan raja-raja tetapi menghilangkan kekuasaan kepala-kepala suku ataupun,
·          memusnakan hak-hak kerakyatan yang diwakili oleh tua-tua dan pejabat-pejabat adat.
Segala kekuasaan dalam Zalfbestuur, maupun eksekutif, legislatif dan yudikatif berada di dalam tangan raja seorang diri, entah dia seorang buta-huruf atau berpendidikan, entah pun ia seorang yang berbudi ataupun yang lalim.. Melalui kekuasaan raja yang absolut itulah Pemerintah Hindia Belanda menjalankan politik ‘devide et impera’nya untuk,
·         mendominir bangsa kita di bidang politik,
·         mengeksplotir kita di bidang ekonomi,
·         menghilangkan harga diri dan
·         mengadakan infiltrasi di bidang sosial-kebudayaan.
Zelfbestuur- regeling l938 yang telah menjadi dasar yang kuat-kokoh untuk susunan pemerintahan asing itu dan menjadikan raja-raja kita hanya sebagai pelayan utama belaka dalam pertuannannya terhadap Pemerintah asing (Belanda ) itu dengan menhancurkan seluruh sendi-sendi pemerintahan asli kita, di mana Kepala Suku/Pemuka masyarakat menjadi pelindung  rakyatnya dalam masa suka dan duka, berlaku terus hingga saat terhapusnya semua Swapraja di Nusa Tenggara Timur secara “Geruisloos” dalam tahun l962.

Adalah merupakan suatu keuntungan bagi perjuangan Nasional, bahwa raja-raja di Timor, Flores, Sumba, Alor dan Rote dan Sabu, banyak mempunyai jiwa Nasional, yang dalam sepanjang sejarah tidak berhenti-henti mengangkat senjata melawan penjajah.
Demikian pula dalam perjuangan politik mencapai kemerdekaan yang sejak dari muka perang dipelopori oleh,
·         TIMORSCH VERBOND dan kemudian
·          PERSERIKATAN KEBANGSAAN TIMOR yang menjelma menjadi
·         PARTAI DEMOKRASI INDONESIA (PDI) Timor.
Sesudah masa pendudukan Jepang, raja-raja di Timor turut aktif membantu dan olehnya mempunyai saham yang sangat besar, dalam perjuangan Nasional kita. Jika dalam perjuangan perlawanan bersenjata nama,
  • Keizer SONBAI tetap akan tercatat sebagai pahlawan daerah yang gagah perkasa.
  • Dalam perjuangan politik mencapai Indonesia merdeka hasil Proklamasi l945, nama, Raja Amarasi, H.A.Koroh Pengurus aktif dari Timorsch Verbond (anggota PPPKI) dan PDI Timor pasti akan dikenang sepanjang masa sebagai pejuang dan pahlawan yang berwatak “pantang mundur”, konsekwen, dan tak gentar menghadapi siasat dan ranjau-ranjau politik Belanda. (Sumber : I.H Doko, Perjuanagn Kemerdekaan Indonesia Di Nusa Tenggara Timur, PN.Balai Pustaka, Jakarta, l973, hal.42-48).

4.Bentuk – Bentuk  Pemerintahan Belanda

Di Nusa Tenggara Timur


Keresidenan Timor dan Daerah Takluknya.
 Wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu merupakan wilayah hukum dari “Keresidenan Timor dan Daerah Takluknya”(Residentie Timor en Onderhoorigheden ) yang dipimpin oleh seorang Residen.

Keresidenan Timor dan Daerah Bagian Barat (Timor Indonesia pada waktu itu), adalah :
·         Timor,
·         Flores,
·         Sumba,
·         Sumbawa, serta, pulau-pulau kecil lainnya,
·         Rote,
·         Sabu,
·         Alor,
·         Pantar,
·         Lomlen,
·         Adonara,
·         Solor.
Keresidenan Timor dan Daerah Takluknya berpusat di Kupang, yang memiliki wilayah  terdiri dari
·         3 (tiga) Afdeling,
·         l5 (lima belas) Onderafdeeling dan
·         48 (empat puluh delapan)  Swapraja.

Secara perinci adalah sebagai berikut :
A. Afdeling Timor dan pulau-pulau mempunyai pusat di Kupang.
Terdiri dari enam onderafdeeling:

1. Onderafdeeling Kupang, dengan ibu kotanya Kupang. Onderafdeeling Kupang terdiri dari daerah-daerah gubernemen  dan swapraja-swapraja yakni : Daerah gebernemen Kupang, daerah swapraja Amarasi, Kupang, Fatuleu, Amfoang.

2. Onderafdeeling Rote, dengan ibu kota Ba’a. Daerah onderafdeeling Rote terdiri dari Swapraja Rote dan Swapraja Sabu.

3. Onderafdeeling zuid Midden Timor ( Timur Tengah Selatan) dengan ibu kotanya So’E. Onderafdeeling  Timor Tengah Selatan terdiri dari tiga swapraja yakni Molo, Amanuban, dan Amanatun.

4. Onderafdeeling Noord Midden Timor (Timor Tengah Utara) dengan ibu kota Kefamenanu, Onderafdeeling Timor Tengah Utara terdiri dari swapraja Biboki, Insana, dan Miomafo.
Onderafdeeling Belu dengan ibu kota Atambua. Onderafdeeling Belu hanya memiliki satu swapraja yakni Belu.

5. Onderafdeeling Alor, dengan ibu kota Kalabahi, Onderafdeeling Alor terdiri dari tujuh swapraja yakni swapraja  Barnusa, Pantar, Matahari naik, Alor, Kui, Kolana, Batulolong, dan Pureman.

B. Afdeeling Flores dengan ibu kotanya di Ende. Afdeeling Flores terdiri dari lima onderafdeeling  yakni :
l.  Onderafdeeling Ende, ibukota Ende. Onderafdeeling Ende  terdiri dari swapraja Ende dan swapraja Lio.

2.  Onderafdeeling Flores Timur dan Kepulauan Solor dengan  ibukotanya Larantuka. Onderafdeeling ini terdiri dari swapraja Larantuka dan Adonara.

3.  Onderafdeeling Maumere dengan ibu kotanya Maumere. Oderafdeeling ini meliputi swapraja Sika dan daerah takluknya.

4.  Onderafdeeling Ngada dengan ibu kota Bajawa. Onderafdeeling Ngada terdiri dari tiga swapraja yakni Ngada, Riung, dan Nage-Keo.

5.  Onderafdeeling Manggarai dengan ibu kota Ruteng. Onderafdeeling Manggarai terdiri dari swapraja Manggarai.

C. Afdeeling Sumbawa dan Sumba dengan ibu kotanya Raba (Bima). Afdeeling ini terdiri dari empat onderafdeeling yakni:
1.  Onderafdeeling Bima dengan ibu kota Raba (Bima). Onderafdeeling Bima terdiri dari swapraja Bima dan swapraja Dompu.

2. Onderafdeeling Sumbawa dengan ibu kota Sumbawa Besar. Onderafdeeling ini terdiri dari swapraja  Sumbawa.

3. Onderafdeeling Sumba Timur dengan ibu kota Waingapu. Onderafdeeling Sumba Timur terdiri dari tujuh swapraja yakni: swapraja Kanatang,  Lewu Kambera, Tabundung, Melolo, Rendi Mangili, Waijelu, dan Masu Karora.

4. Onderafdeeling Sumba Barat dengan ibu kota Waikabubak. Onderafdeeling Sumba Barat  terdiri dari sembilan swapraja yakni: Swapraja Lauli, Laura, Waijewa, Waimangura, Kodi, Memboro, Umbu Ratu Nggai, Anakalang, Wanokaka dan Lamboja.

Keresidenan Timor dan Daerah Takluknya diperintah oleh seorang Residen.
·         Sedangkan afdeeling dikepalai oleh seorang Asisten Residen.
·         Asisten Residen ini membawahi Kontroler/ Controleur dan
·         Gezzaghebber sebagai pimpinan onderafdeeling.
Residen, asisten residen, kontroler dan gezaghebber adalah pamong praja Kolonial Belanda.  
Para kepala onder afdeeling yakni kontroler dibantu oleh pamong praja  bumi putra berpangkat Bestuurs assistent ( Sumber :Ch.Kana, l969,hal.49-51).

Terdapat 3 (tiga) swapraja dalam Keresidenan Timor dan Daerah Takluknya yaitu,
·         Sumbawa,
·         Bima, dan
·         Dompu.
menjalankan pemerintahan  berdasarkan kontrak politik yang disebut “Lange Verklaring yang diadakan masing-masing swapraja dengan pemerintah Belanda.
Sedang 45  swapraja yang lainnya termasuk yang di
·         Flores,
·          Sumba, dan Timor,
·          menjalankan pemerintahan berdasarkan “Zelf bestuur Regelen”
yakni,
  • Zelf bestuur Regelen tahun l909, l9l9, l927. dan l938 nomor 529 jo Byklad l4099.
  • Wilayah hukum Keresidenan Timor dan daerah takluknya serta pembagian daerah administratifnya seperti diatas ditentukan dalam  “Indiche Staatsblad l9l6 no 331 dan tahun l9l6 nomor 372.

Kontrol kontrak yang telah diadakan oleh pihak Belanda dan raja-raja setempat pada tahun l900 – l927 di Nusa Tenggara Timur adalah :

1.    Pada tahun l900 kontrol “korte verklaring” antara usi Amapoha, raja Siboki Timor, La usi/ Pua Notek raja Ende, Matahari raja Pureman Alor dengan Belanda melakukan kontrak pertambangan.
2.    Sedang pada tahun l90l, yang menanda tangani  “ korte verklaring” antara Umbu Yanggatra,  raja Kapunduk (Umbu Lai Dundu) dengan pihak Belanda. Raja Kodi Besar Sumba, Ratu Loge Kendua menanda tangani kontrak panjang.
  1. Pada tahun l90l juga Belanda telah mengadakan kontrak penaikan pajak dengan 20 (dua puluh) raja  daerah yakni: Liwu raja Lamakera, Kalake raja Lohayong, Pating Belo raja Terong, Adi raja Lamahala, Petor Pua Mamok bestuur Riung, Tulimao raja Alor, Kuhaman raja Barnusa, Go Amale I  raja Kui, Mau Tuku raja Kolana, Malakari raja Puriaman dari Alor. Lisi Manu Au Noni raja Amfoang Naikliu, Baki Manuk raja AmfoangTimau, Usi Amapaha raja Biboki, Rasi Koroh raja Amarasi di Timor juga menandatangani  kontrak penaikan pajak.
4.    Perjanjian yang sama dilakukan oleh raja-raja Umbu Lai Dundu dari Kapunduk, Umbu Tunibang dari Napu, Umbu Lai Sumbu Bestuur-Taaimanuk, Umbu Hina Hamasoke dari Melolo, Umbu Hina Marumata raja Rendah, Umbu Tangga Teol Attakawan dari Waiju, Umbu Pombu Sarmani dari Memboro, Ratu Ama Bulu dari Laura, Ratu Sumba Dondong dari Kedi, Melagar, Ratu Loge Kendua dari Kodi Besar dan Umbu Tunggu Namapazain dari Takundung.
  1. Ternyata dari tahun l900 sampai tahun l927 telah terjadi 73  buah kontrak “ korte verklaring” antara raja-raja kecil di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan pihak Belanda (Sumber :Mededeclingen, Seri A Nomor 3, l929, Hal.665-686).   

5.Dewan Raja-raja Timor & Pemerintahan
Pada Awal Kemerdekaan RI

Pada awal bulan Mei l949 Menteri I.H.Doko dari NIT (Negara Indonesia Timur), di Kupang Timor telah melantik,
·         Daerah Timor dengan
·         Badan Pemerintahannya.
Namun ada keonaran dan sikap reaksioner dari Pamongpraja Belanda dengan alat-alat kekuasaannya yang dipimpin sendiri oleh Residen Timor. Kemudian Pemerintah NIT mengutus I.H.Doko dan seorang staf Kemernterian Dalam Negeri,  Asisten-Residen Kiekerk, (yang kemudian menjadi warga negara Indonesia) mengumpulkan data-data dan bukti-bukti yang jelas dan nyata, bahwa Residen Timor dinyatakan sebagai biangkeladi keonaran dan tindakan-tindakan reaksioner yang berlaku di Keresidenan Timor dan Kepulauannya.
  • Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut, maka Residen Schuler dari Timor di kembalikan ke Nederland.
  • Kemudian  di ganti oleh Residen Verhoef, dari Makasar.
  • Kemudian Menteri Penerangan NIT di Makssar ke Kupang dan pada tanggal 20 September l949 melalukan penyerahan semua hak dan kekuasaan Asisten Residen dan sebagian hak Residen Timor kepada Dewan Raja-raja Daerah Timor.

Pada saat penyerahan tersebut turut hadir semua,
  • pembesar-pembesar Sipil , Militer,
  •  Kepala-kepala Jabatan Daerah dan Negara,
  • Raja-raja seluruh Timor,
  • Pemuka masyarakat,
dimana seluruh tugas Asisten Residen, Kepala Afdeling bersama sebagian besar tugas wewenang dari Residen Timor terhitung l Oktober l949 diserahkan kepada,
  • Dewan Raja-Raja Daerah Timor di bawah pimpinan Kepala Daerah (H.A,Koroh) dan
  • Anggota-anggota Badan Pengurus Harian.
Dengan penyerahan itu yang didasarkan pada Beslit Menteri Dalam Negeri NIT tertanggal 20 Agustus l949, maka terhitung 1 Oktober l949 terhapuslah susunan pemerintahan lama, dengan jabatan-jabatan yang bersangkut-paut, sebagai Residen, Asisten Residen, Controleur HPB, susunan mana telah beberapa abad berlangsung di kepulauan NTT ini.

Pada saat penyerahan pengalihan kekuasaan kepada Dewan Raja-Raja, Menteri Doko menyampaikan kata-kata kepada Residen Timor sebagai berikut,
“ Paduka Tuan Residen Verhoef, pada hari ini berakhirlah sudah pekerjaan Paduka Tuan di daerah Timor.
Dengan kepergian Paduka Tuan dari sini, maka ini adalah kepergian Residen yang penghabisan dari rentetan residen-residen bangsa Belanda di pulau Timor”.  (Sumber : I.H.Doko)

6.Mengenal Tokoh H.A.Koroh,

Raja Amarasi


Pemerintah Kolonial diganti dengan Pemerintahan Nasional, pemerintahan yang dijalankan oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri yang dipimpin oleh H.A.Koroh, Raja Amarasi, seorang tokok nasional NTT yang terkenal. Seorang Raja di masa penjajahan senantiasa mengikuti suara hati dan jiwa nasionalnya senatiasa berlaku dan bertindak  sebagai pelindung bagi kepentingan rakyat dan kerajaannya, sehingga harus mengalami beberapa kesulitan dan rintangan dalam hidupnya sebagai Raja.
Baru setahun mengikuti pelajaran AMS Bag. B di Yogyakarta, beliau dipanggil pulang oleh Residen Timor atas nama rakyat Kerajaan Amarasi untuk menjadi Raja Amarasi (Timor)  menggantikan kakaknya, A.Koroh yang telah diturunkan sebagai raja Amarasi oleh pemerintah Kolonial.
Pada 1 September l926 ia diangkat sebagai ‘tijdelijk waarnemend’ raja kerajaan Amarasi.
Berhubung karena sikap dan jiwa nasionalnya, maka pada tanggal 7 Nopember l940 (yaitu sesudah 14 tahun ) ia diangkat sebagai raja Amarasi. Namun sejak ia memulaikan tugasnya, ia telah menunjukkan diri sebagai seorang pamongpraja yang ulung.

Hal ini terbukti dari :
  1. Kerajaan Amarasi kacau-balau dan miskin melarat, lambat-laun menjadi taman teratur dan kemudian menjadi gudang makanan bagi penduduk dan rakyat kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
  2. Pada tahun l932 beliau merubah dan menghilangkan adat-adat kuno yang menghalang-halangi  kemajuan dan kepentingan rakyat umumnya.
  3. Ia merubah segala peraturan mas-kawin (belis)  yang begitu menekan rakyat kecil dan miskin.
  4. Ia membagi kerajaannya dalam (1). daerah tanaman dan (2). daerah hewan yang sangat menguntungkan para petani.
  5. Dalam tahun l939 ia mengadakan ‘landreform’ dan menghapuskan hak tanah perseorangan. Tanah yang dimiliki oleh para bangsawan dijadikan tanah Pemerintah kerajaan dan dibagi-bagikan dengan hak pakai setiap tahun kepada para petani, seluas menurut kemampuannya dan tenaga masing-masing. Dengan demikian terhindarlah perbantahan antara rakyat dengan rakyat mengenai tanah perladangan.
  6. Dalam tahun l932 dan l933 meskipun dihalang-halangi oleh Pemerintah Hindia Belanda, dibukanya jalan raya dari O’Esao ke Buraen dan Baun ke Buraen. Beliau sendiri menjadi opzichter, perencana dan pengukur jalan-jalan itu.
  7. Rakyat dipaksakan menyekolahkan anak-anaknya. Diadakannya semacam ‘sholplicht’ (wajib sekolah) dengan sanksi-sanksi tertentu.
  8. Ia memperbaiki cara rakyat bertani dengan contoh yang dilakukannya sendiri.
  9. Ia menstimulir penanaman kapas untuk penenunan rakyat dan penanaman lamtoro untuk makanan ternak.

Akibat semuanya itu :
v  Kerajaan Amarasi menjadi kaya.
v  Rakyat menjadi makmur,
v  Rajanya sangat dicintai

Pemerintah Belanda terpaksa mengakui jasa-jasanya dengan
menganuggrahkan kepadanya ‘de kleine gouden ster’ (bintang emas kecil) dalam tahun l939 dan dalam tahun l940 ia dinobatkan menjadi raja Amarasi dengan menandatangani surat kontrak (Korte Verklaring pada tanggal 7-11-l940).
Dimasa pendudukan Jepang beliau dengan penuh bijaksana telah memimpin kerajaan dan rakyarnya sedemikian rupa, sehingga terhindar dari penumpasan, kekejaman, dan penindasan tentara Jepang.
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI, H.A.Koroh merupakan tokoh nasional terpenting dan berpengaruh dari antara kurang lebih 20 orang raja di daerah Kepulauan Timor.
Sebagai Dewan Raja-raja  daerah Timor dengan kebijaksanaan yang luar biasa ia dapat mempersatukan semua raja-raja (115 raja) dalam pendirian politik mereka, dengan mendukung penuh, serta berdiri tegak di belakang Partai Demokrasi PDI (Timor).

Terutama dalam melawan propaganda NICA dan Partai “Lima Serangkai” pro Belanda yakni :
  1. “Domocratisch Bond Van Indonesia”,
  2. ”Persatuan Timor Besar”,
  3. “Persatuan Kebangsaan Maluku”,
  4. “Perkumpulan Selatan Daya”,
  5. Indo Europees Verbond”,
yang dijalankan dengan cara-cara yang ‘haram’.
Dewan Raja-raja Kepulauan Timor  yang dipimpin H.A,Koroh dan A.Nisnoni mempunyai saham yang sangat besar dan berpengaruh yang tidak ternilai dilihat dari sudut perjuangan nasional.

Dengan meninjau ke belakang dan melihat pada sejarah daerah ini di masa penjajah, sungguh banyak raja-raja kita yang turut menjadi motor dalam perjuangan nasional.
Mereka berani bersiasat terhadap susunan-susunan jajahan. Istimewa di masa antara l945-l950, di mana pergolakan dan perjuangan kita menghadapi titik-titik yang menentukan, senantiasa kita lihat dan alami adanya rasa seia-sekata-sepaham antara raja-raja, rakyat, dan pimpinan-pimpinan pergerakan kebangsaan, sehingga hasil perjuangan pasti dan terjamin adanya.
Dalam perjuangan kebangsaan selanjutnya di daerah ini sampai saat berpulangnya pada tahun l951, H.A.Koroh tetap mengambil dan memegang peranan yang penting.
Dalam kedudukannya sebagai Kepala Daerah Timor yang ke-I, ia meninggal dunia pada 30 Maret l95l dengan meninggalkan seorang janda dan 10 orang putra-putri, serta suatu sejarah perjuangan yang perlu dicontoh oleh generasi-generasi yang akan datang, sebagai seorang pimpinan, pekerja,  pejuang nasional yang konsekuen, yang memiliki watak dan kepribadian yang tinggi.
Untuk menghormati jasa-jasanya, kerangka jasadnya telah disemayamkan di Dharma Loka Pahlawan di Desa Pasir Panjang, Kupang, bersama-sama dengan kawan-kawan seperjuangannya : Tom Pello. (Sumber : I.H.Doko, l973 : 173-177)


Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.