alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 11 Januari 2015

SEJARAH PEKABARAN INJIL DI JAWA MENURUT KORAN TUA 18 SEPTEMBER 1870



SEJARAH PEKABARAN INJIL Di JAWA

Menurut Koran Tua tahun 1870 tersbut di ceritakan bahwa kegiatan Perhubungan Utusan Injil Nenerland  terdapat juga di Jawa Timur sejak tahun l849.
1.      Utusan-utusan yang dikirim ke Jawa adalah Josep Kam, J.C.Super dan G.W.Bruckner.
2.      Kemudian Josep Kam di kirim ke Ambon,
3.      J.C.Super ke Betawi (sekarang Jakarta),  tetapi kemudian meninggal pada tahun l8l6, sedang
4.      G.W.Bruchner menjadi pendeta di Semarang. Ia menyalin/menterjemahkan  Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa, sehingga memudahkan pekerjaan Utusan-utusan lain dikemudian hari.
5.      Sebelum kedatangan  ke-tiga orang perutusan tersebut diatas, sudah terdapat juga sebagiannya telah mendapat pelayanan Injil oleh tuan yakni, Coolen, dan sebagiannya lagi oleh tuan Emde di daerah Jawa Timur.
6.      Tuan Coolen dan tuan Emde ini sebenarnya bukan pendeta atau utusan, hanya sebagai orang masehi saja, yang hanya mau memberi berkat Injil kepada orang Jawa.
7.      Coolen adalah seorang yang mengusahakan tanah (perkebunan) didaerah Ngoro yaitu dihutan-hutan Mojopahit, 75 pal dari Surabaya. Ia dilahirkan di Jawa. Ayahnya seorang Rusia, dan ibunya seorang wanita Jawa.
8.      Sedang Emde tinggal di Surabaya. Ia seorang Duits, yang pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang jam.
Semula di negerinya (Belanda) ia adalah seorang tentara dan meminta agar dia dikirim ke Hindia Belanda  (Indonesia). Setelah selesai dari tugas kemiliterannya dia bekerja sebagai tukang jam di Surabaya.
Selain itu ia juga ingin agar orang Jawa juga mempereoleh berkat Injil, dan meskipun pengetahuan akan Injil tidak terlalu mendalam, akan tetapi ia juga ingin memberikan kesaksian Kristus dan ajarannya kepada orang Jawa.
Bagi mereka yang telah menerima kabar Injil, Emde menganjurkan agar mereka meninggalkan adat Jawanya dan hidup seperti  adat orang Belanda.

Sebaliknya tuan Coolen , walaupun mereka telah menjadi orang masehi, namun jangan meninggalkan adat sebagai orang Jawa.
Yang boleh ditinggalkan adalah adat-adat yang tidak baik saja, sedang adat-adat yang baik jangan ditinggalkan.
Oleh karena itu sampai sekarang segala orang Jawa yang masuk agama masehi tetap berpakaian seperti adat mereka dalam segala hal, kecuali adat yang berdosa.
Ketika Perhubungan Utusan Injil di Rotterdam mendengar bahwa ada beberapa ratus orang Jawa sudah masuk agama masehi di Jawa Timur, maka diutuslah pendeta J.F.Jallesma ke Jawa Timur, yang sebelumnya telah bekerja di di Ambon tahun 1843 dan tahun 1847 di Ceram, Maluku.
Ia tinggal di Surabaya sekitar tahun 1851 dan sesekali mengunjungi kaum masehi yang bertempat tinggal diberbagai tempat yang terpencar dan jauh-jauh.
Oleh karena mereka tinggal berpencar-pencar, menyebabkan pendeta J.F. Jallesma harus berkali-kali menemui mereka diberbagai wilayah yang sangat melelahkan
Sebab itu Pendeta J.F.Jallesma mencari sebuah tempat yang khusus yang akan dijadikan sebagai suatu negeri masehi dimana mereka hidup berdampingan satu sama lainnya dengan damai sehingga memudahkan pelayanan Firman Allah.
Ditempat yang baru itu juga didirikan sekolah buat anak-anak mereka belajar agar dikemudian hari  dapat mengabarkan Injil.
Dan tempat kosong itu adalah Mojo Warno yang semula merupakan suatu kawasan  hutan yang belum pernah dihuni orang disitu, telah dijadikan sebagai negeri masehi oleh J.F.Jallesma. Jemaat Kristen yang semula terpencar diberbagai tempat yang jauh-jauh telah di pindahkan ke lokasi baru oleh Pendeta J.F.Jallesma ke Mojo Warno Jawa Timur. Di tempat yang baru ini di ajarkan cara-cara bertani dan beternak yang baik sehingga mereka hidup dengan berkecukupan dan sejahtera. Semua orang Jawa yang menjadi orang masehi didirikan sekolah untuk anak-anaknya, agar kelak menjadi pekabar Injil dikemudian hari. Setelah bekerja beberapa tahun di Mojo-Warno ia meninggal. Setelah 20 tahun kematiannya, maka pada tanggal l6 April l878 diperdirikan diatas kuburnya sebuah tanda peringatan sebuah batu nisan yang ditulis dengan bahasa Belanda dan tulisan Jawa yang bertuliskan :

” J.E.Jellesma”
h.b. Mei l8l6 – l6 h.b. April l858
Jang Telah Perdirikan Djemaat
di Mojo-Warno, 9 h.b. Juli l851,
II Kor. 8 : 23 – Wahyu 14 : l3

Perlu ditelusuri dimana kuburan tersebut berada sebagai suatu Sejarah yang telah menjadikan Orang Jawa menjadi Kreisten di Mojo Warno Jawa Timur. (Penulis).

Maka pada hari itu tatkala tanda peringatan itu diperdirikan, maka lima orang Jawa yaitu penolong-penolong Injil di Mojo-Warno, di Wiun, di Surabaya, dan Swaru (Waru?), juru tulis di Mojo-warno, telah datang dan mereka memberikan kesaksian, betapa muliannya dari pekerjaan tuan Jellesma telah timbul berkat bagi mereka dan bagi segala orang Jawa.
Pendeta Poensen menggantikan pendeta Smeding di Kediri. Kyftenbet, yang ditugasi pada tahun l863, minta lepas dari tugasnya. Diantara tahun l849-l864, diutus l0 utusan ke Jawa. Maka tinggal tiga saja yaitu W.Hoezoo, yang pulang ke Semarang, J.Krijt pindah ke Mojo-Warno dan C.Poenson di Kediri.
Adalah baik sekali bahwa tuan Coolen suka orang Jawa untuk tetap memegang adatnya sendiri dan tiada turut Adat Belanda.
Oleh karena itu sampai sekarang segala orang Jawa yang masuk masehi berpakaian juga seperti dahulu, dengan segala perkara adatnya, kecuali adat yang berdosa.
Barang yang diperbuat oleh roh Yesus di Mojo-Warno, itu akan diperbuat juga pada seluruh tanah Jawa. Pada hari permuliaan (peresmian)  gereja di Mojo Warno, banyak orang Jawa datang kesana dari tempat-tempat yang jauh juga.
Diantaranya ada seorang perempuan bernama Magdalena, yang umurnya 48 tahun. Dahulu Magdalena tinggal pada tuan pendeta J.F.Jallesma, yang mengetahui segala pekerjaan dan pengabdian, penuh kasih sayangnya kepada jemaat yang diperbuat oleh tuan Jallesma di Mojo-Warno sejak awalnya hingga ia meninggal dan dimakamkan di Mojo Warno. Disinilah dibangun gereja sebagai rasa hormat dan kasih sayang pendeta Jallesma kepada Jemaat binaannya.
Betapa sukacitanya Magdalena ini menyaksikan berdirinya gereja yang baru ini, sejak memulai orang memotong kayu, mengambil batu sampai berdirinya gereja itu.
Pada saat peresmian gereja baru itu, yang hadir bukan saja orang Jawa tetapi juga orang Belanda, yaitu asisten Resident Mojo-Warno, tiga pendeta dari Surabaya dan beberapa tuan lainnya.
(Sumber : “Tjahaja Sijang, Kertas Chabar Minahasa, Edisi tanggal 18 September l870-Majalah berbahasa Melayu Kuno; Terjemahan bebas. Koleksi Penulis.).

Penulis : Drs.Simon Aenold Julian Jacob

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.