Perkembangan Agama Kristen di Rote
Juga Jemaat-jemaat di Rote lama sekali tidak mempunyai pelayan. Hal itu sangat
disayangkan oleh,
1.
Le Bruyn, sebab Rote,
menurut dia, "banyak memberikan harapan untuk Kerajaan Kristus". Feodalisme di situ tidak begitu ketat seperti
feodalisme di Timor. Hal itu sangat "menguntungkan
pekerjaan pekabaran-injil" di Rote.
Karena itu ia segera membuka 8 buah
sekolah di situ. (**Di Baa, Termanu,
Dengka, Thi, Oenale, Lole, Landu dan Talae.).
2.
Dan untuk meyakinkan, Ter Linden -- yang diuntukkan bagi Rote -- akan kebenaran pendapatnya,
pada tahun 1827 mereka berdua
mengadakan suatu "kunjungan-keliling" di pulau itu. Di mana-mana
mereka disambut dengan gembira: mulai dari Ba’a,
melalui Dengka, Thie, Oenale, Lole,
Talae, Termanu, Korbafo, Landu, dan kembali lagi ke Ba’a. Ter Linden sangat
puas dengan kunjungan itu. Beberapa waktu sesudah itu -- yaitu pada tanggal 13 Juli 1828 -- ia diteguhkan di Thie. Dari situ ia belajar mengenal lebih baik Jemaat-jemaat di situ. Dan ia
segera melihat, bahwa kesannya selama perkunjungan mereka tidak benar:
"banyak orang Kristen di Rote hanya namanya saja yang Kristen".
Khususnya terhadap guru-guru sekolah ia sangat kecewa. Hidup mereka begitu
buruk (immoril), sehingga "orang-orang-tua tidak berani menyuruh anak
mereka ke sekolah". Karena itu ia terpaksa
memecat mereka dan menutup semua sekolah di Rote.
3.
Pada tahun 1829 Ter Linden pindah ke Kupang sebagai pengganti Le Bruyn. Dari Kupang ia berusaha
untuk "dua kali setahun mengunjungi Jemaat-jemaat di Rote", (**Dengan
kira-kira 9000 anggota. Bnd Brief van R. le Bruyn -- 27 October 1825 (dalam: Maandberichten van het Nederlandsch Zendelinggenootschap), 1827, blz. 48.) tetapi hal
itu hanya beberapa kali saja ia lakukan, karena ia telah meninggal pada tahun 1832.
4.
Heijmering, yang menggantikannya, mula-mula
tidak dapat melanjutkan kunjungan-kunjungan itu, karena ia terus-menerus sakit.
Baru pada tahun 1838 ia dapat pergi
ke Rote. Dan pada kesempatan itu ia
membuka lagi beberapa buah sekolah di Thie,
di Termanu, di Ringgo, di Bilba dan di Oepao. (**Bnd Coolsma, a.w., blz. 834.)
5.
Pada permulaan 1839 Hartig ditempatkan di Rote. Ia
mula-mula tinggal di Ringgow, tetapi
kemudian ia pindah ke Thie. Selama
berada di situ tidak banyak yang ia kerjakan.
6.
Pada akhir tahun 1839 ia meresmikan pemakaian sebuah
gedung-gereja di Termanu.
(**Didirikan oleh "manek/raja" Amalo,
yang baru saja dibaptis oleh Heijmering
di Kupang.) Sesudah itu ia berusaha mengreorganisir sekolah-sekolah di Rote,
a.l. dengan jalan mengintrodusir "pengajaran klasikal".
7.
Untunglah, bahwa pada
tahun 1841 -- seperti yang telah
kita dengar -- ditempatkan 2 tenaga
baru di Rote: Noordhoff di Termanu (tetapi beberapa bulan kemudian
ia telah meninggal) dan, Linemann di Bilba.
8.
Waktu timbul wabah dan
kelaparan di Rote, ia dan Hartig pergi
mencari "perlindungan" di Kupang. (**Tentang "malapetaka" ini, bnd Rotty bij Timor (dalam:
Maandberichten van het Nederlandsch Zendelinggenootschap), 1844, blz. 106-112.) Menurut mereka untuk sementara pekerjaan
di Rote belum dapat dimulai kembali. Karena itu Linemann dipindahkan ke Menado
(1845) dan Hartig -- sesudah 2
tahun tinggal di Kupang -- dipindahkan juga dari situ dan ditempatkan di Kema. (**Bnd Algemeene Vergadering (dalam: Maandberichten van het Nederlandsch
Zendelinggenootschap), 1845, blz. 139 v.)
9.
Pada tahun 1847 Van Rhijn juga mengunjungi Rote.
Sesudah melihat Jemaat-jemaat dan menginspeksi sekolah-sekolah di situ ia
mengusulkan untuk membuka kembali pos Baa
dan pos Termanu.
10. Selain dari pada itu ia meminta, supaya Heijmering sekali-sekali mengadakan kunjungan ke Rote dan mengawasi
sekolah-sekolah (=19 buah) di situ
dan Pelo, yang baru diangkat menjadi
pembantu pendeta-sending, ditempatkan di Rote.
11. Tetapi sesudah Van Rhijn
berangkat, Rote tidak pernah dikunjungi lagi oleh seorang pendeta-zending.
12. Pada tahun 1851 Pengurus N.Z.G. menulis: "Kita tidak
menyesal, kalau kita tidak banyak mendengar hal-hal yang baik tentang
pulau-pulau ini (=Timor dan Rote). Pekerjaan
Zending di situ tidak dirangsang oleh banyak buah yang kelihatan, sehingga
-- apabila kita mengundurkan diri dari situ -- kita tidak usah katakan: sangat
sayang, bahwa kita tidak akan melihat kelanjutan dari suatu permulaan yang
begitu menggairahkan". (**Bnd Timor en Rotty (dalam: Maandberichetn van het Nederlandsch
Zendelinggenootschap), 1851, blz. 18.)
13. Pada tahun 1858 sekolah-sekolah
di Rote, seperti juga di Timor, diambil-alih oleh pemerintah.
14. Tentang pekerjaan Jackstein,
yang pada tahun 1860 ditempatkan di
situ, kita tidak banyak ketahui. Yang pasti ialah, bahwa sekitar 1870 ia tidak ada lagi di Rote.
15. Untuk membantu pekerjaan di pulau itu U.Z.V.
mula-mula menempatkan De Bode di
situ. Tetapi sesudah De Bode
meninggal (1873) U.Z.V. menarik diri dari Rote.
16. Sesudah G.P.I. mengambil-alih
Jemaat-jemaat di Rote, Pennings ditempatkan di situ -- di Baa -- sebagai pendeta-pembantu (1877). Ia hanya 3 tahun bekerja di Rote.
17. Ia digantikan oleh pendeta-pembantu Van
Malsen. Perhatian Van Malsen
pertama-tama ia curahkan pada Jemaat di Ba’a.
Ia segera membentuk suatu Majelis Gereja di situ. Sesudah itu ia membangun
fundamen gedung-gereja dari Jemaat itu. Ia sangat merangsang pendirian
sekolah-sekolah swasta di beberapa desa di Rote. Sayang sekali, bahwa
ia cepat meninggal (1883).
18. Penggantinya,
De Vries (1885), hanya tinggal
setahun di Ba’a. Sesudah De Vries, Rote lowong lagi sampai 1890.
19. Pada tahun
itu “Le Grand”, yang banyak
"berjasa" di Rote, ditempatkan di situ sebagai pendeta-pembantu.Dalam
Jemaat-jemaat di pulau Roti (=18 buah)
ia mendapati kira-kira 7000 anggota.
Hampir semua Jemaat menyelenggarakan kebaktian mereka
dalam gedung-gedung sekolah. Secara umum hidup anggota-anggota Jemaat masih
mengecewakan. Banyak di antara mereka masih memelihara kebiasaan-kebiasaan kafir, supertisi, penyembahan berhala,
perzinahan, "belis"
-- yang ia sebut "pembelian
wanita" -- dan lain-lain. Karena itu
ia dan isterinya bertekad untuk -- dengan tenaga -- memperbaiki keadaan
Jemaat-jemaat itu. (**Bnd G.J.H. le Grand, De Zending op Rote
(dalam: Maandbericht van het Nederlandsch Zendelinggenootschap), 1901, blz.
17-28.) Pekerjaan yang ia hadapi, banyak dan berat: membangun kembali
Jemaat-jemaat di pulau itu, membimbing anggota-anggotanya untuk mendirikan
tempat-tempat kebaktian sendiri, menginspeksi sekolah-sekolah, baik
sekolah-sekolah negeri, maupun sekolah-sekolah swasta, mempersiapkan
tenaga-tenaga pendeta pribumi (Ia
mendapat tugas untuk mempersiapkan 4 orang),
dan lain-lain. Untuk membantu pekerjaannya di situ ia meminta kepada Balai Alkitab Belanda untuk menerbitkan Injil
Lukas, yang diterjemahkan oleh seorang guru
orang Rote dalam salah satu dialek
di Rote (1895). Ia sendiri lebih suka memakai bahasa Melayu dalam pelayanannya.
20. Selama 10 tahun di Rote, Le Grand banyak sekali berbuat untuk Jemaat-jemaat dan
sekolah-sekolah di situ, sekalipun harus di akui, bahwa pengaruh agama kafir belum terbasmi seluruhnya dari
hidup anggota-anggota Jemaat.Waktu Le
Grand -- pada tahun 1900 --
meninggalkan Rote, Jemaat-jemaat di situ mempunyai 8159 anggota, di antaranya 108
anggota sidi. (**Coolsma, a.w., blz. 836
v.) Le Grand digantikan oleh
pendeta-pembantu
21. Akkerman, yang dahulu bekerja
di Malang sebagai "pendeta militer".Gereja Kristen Protestan pada
masa itu adalah berada di bawah “Nederland
Zending Genootshchap” (NZG)
dari tahun l820 – l85l, yang
kemudian sesudah tahun l860 merupakan
bagian dari gereja negara.
22. Pada tahun
l917 ada peraturan dari pemerintah Belanda,
bahwa gereja VOC dipandang sebagai gereja pemerintah Belanda. Pada tahun l826 di pulau Rote sudah terdapat 10.000 orang manganut agama Kristen
Protestan (Sumber :Tjahaja Sijang, Kertas
Khabar Minanahasa September 1870- koleksi penulis). Namun
pada waktu itu gereja Timor selama dua tahun tidak mendapat perhatian.
23. Pada tahun
l843 – l847 di Kupang terdapat
Pendeta Heymering, tetapi pada tahun
l851 – l877 di pulau Rote tidak ada
pemeliharaan rohani.
24. Pada tahun
l860 terdapat dua pendeta Jerman dari Serikat Jerman yaitu pendeta
Nicks yang mengunjungi Kupang untuk
sementara guna membantu keadaan yang sulit.
25. Pada tahun l874 terdapat seorang
pendeta lagi di Timor yang meluaskan
gerja sampai Babau. Nama-nama
pendeta ini tidak disebutkan.
26. Karena
usaha residen Sluyter maka pada
tahun l875 – l900 di Sabu mendapat
seorang pendeta, yaitu Teffer
sehingga di Sabu didirikan gereja.
Sedangkan
di Rote pada tahun l877 mendapat seorang pendeta.
Dengan demikian pelayanan gereja di Timor, Rote, Sabu teratur.(P.E.Brenning s.v.d. l971, hal.2,3).(Sumber :Abineno,DR.J.L.Ch, Sejarah Apostolat
di Indonesia, II/1, BPK Gunung Mulia, Jakarta, hal.129-132).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.