Ambalat hanya Salah Satu Sengketa Perbatasan
RI-Malaysia
Sengketa mengenai garis batas antara Indonesia dengan Malaysia ternyata bukan
hanya di perairan Ambalat. Ada tiga persoalan garis batas lainnya yang masih dirundingkan dalam satu paket dengan sengketa Ambalat.
"Pertama di Selat Malaka dan Natuna mengenai garis batas Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE). Kemudian ada pula garis batas ZEE di Laut Cina Selatan dan yang terakhir garis batas di ujung Singapura. Perundingan ini satu paket dengan perundingan penentuan garis batas landas kontinen dan ZEE di Laut Sulawesi (Ambalat)," kata Menteri Luar Negeri, Hassan Wirajuda dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (22/6-2011).
Hassan mengatakan, perundingan tentang penentuan garis batas antara Indonesia dan Malaysia ini telah dilakukan sebanyak 13 kali, namun hingga kini belum dicapai kesepakatan. Menurut Hassan, permasalahan antara Indonesia dan Malaysia berangkat dari klaim Malaysia atas wilayah perbatasan berdasarkan peta tahun 1979.Hassan yakin bahwa peta tahun 1979 yang digunakan Malaysia itu tidak memiliki dasar yang kuat. Karena, saat sengketa dengan Singapura, Mahkamah Internasional tidak memenangkan Malaysia untuk kepemilikan Pulau Pedra Banca di Singapura.
"Mahkamah Internasional hakikatnya mengabaikan peta 1979 yang digunakan oleh Malaysia," imbuhnya.Ia menambahkan, sengketa antara Indonesia dan Malaysia prinsipnya adalah sengketa mengenai landas kontinen di permukaan bawah laut, di mana negara pantai berhak untuk mengelola dan mengambil sumber-sumber bawah laut di landas kontinen tersebut.Berdasarkan konvensi hukum laut tahun 1982, garis batas laut hanya mungkin ditentukan melalui perundingan dengan kesepakatan. Dan saat ini, Indonesia dan Malaysia sudah memasuki perundingan ke-13 soal penyelesaian Ambalat dan tiga persoalan garis batas lainnya.Sementara itu, anggota Komisi II DPR (FPDIP) Andreas Pareira mengaku kecewa dengan sikap Departemen Luar Negeri dalam menangani persoalan bilateral antara Indonesia dan Malaysia.
"Persoalan politik luar negeri dalam perkara Ambalat ini sudah masuk ranah publik.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia agak mengecewakan, ketika melihat bahwa Departemen Luar Negeri memberi reaksi yang berbeda terkait pelanggaran perbatasan," ungkap Andreas. Menurutnya, seharusnya Departemen Luar Negeri bisa bersikap tegas dan memberikan respon yang sama bahwa wilayah perairan Ambalat ini harus diperjuangkan dalam konteks hak berdaulat "Adanya empat wilayah batas negara yang sedang dalam perundingan, seharusnya kita jangan lagi bersikap terlalu sopan. Hak berdaulat ada di tangan kita dan harus diperjuangkan habis habisan," tukas
Andreasumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2...an-RI-Malaysia JAKARTA—MI
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.