Amerika Serikat kini resmi memasuki
resesi,
Kata komite pakar ekonomi terkemuka
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Pengangguran, salah satu faktor penentu
resesi di AS Biro Nasional Riset Ekonomi mengatakan, ekonomi Amerika telah
merosot sejak mencapai puncaknya pada Desember 2007. Kesimpulan komite pakar ekonomi
tersebut secara umum diterima sebagai kesimpulan resmi mengenai apakah resesi
telah mulai terjadi.
Para ekonomi di biro itu
mengukur bobot sejumlah faktor untuk menentukan apakah resesi telah mulai
berlangsung, termasuk angka pengangguran, produksi industri, penjualan dan
pendapatan riil. Ukuran tersebut berbeda dengan yang definisi yang dipakai di
banyak tempat lain, yaitu penurunan GDP dalam dua kuartal secara berturutan. Jerman,
Jepang, dan negara-negara di kawasan pemakai mata uang euro, Eurozone, telah
dinyatakan memasuki resesi beberapa pekan lalu.
Pengumuman bahwa Amerika Serikat mengalami
resesi menyebabkan harga saham di Amerika Serikat turun lagi setelah sempat
menunjukkan penurunan cukup subtansial. Setelah pengumuman ini, indeks Dow
Jones di bursa saham Wall Street New York turun lebih dari 5 persen.Sebelum
indeks saham utama di bursa London, Inggris dan Paris, Prancis, juga turun
hampir 5 persen saat penutupan.
Penurunan ini terjadi
setelah kenaikan besar harga saham pekan lalu.
Dampak Resesi Ekonomi AS bagi RI
Tak Akan Lama
Kategori Ekonomi
Pakar ekonomi dari Universitas Andalas Prof Dr Elfindri menilai resesi ekonomi yang dialami Amerika
Serikat saat ini tidak terlalu buruk, sehingga pengaruh negatifnya terhadap
pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia termasuk RI
diperkirakan tidak begitu lama. “Pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia
seperti Indonesia lebih banyak terpengaruh akibat melambungnya harga minyak
dunia,” katanya di Padang, Sabtu (12/4), mengenai hasil pantauannya terhadap
perkembangan ekonomi internasional terkait gejolak di pasar uang, pasar modal
dan melemahnya perekonomian AS.
Menurut dia, tahun 2008 merupakan tahun cukup berat bagi
perekonomian global akibat defisit yang dialami AS berkaitan dengan persoalan
utang-utang pinjaman bank swasta oleh sejumlah perusahaan dan macetnya kredit
perumahan (subprime mortgage) dan
infrastruktur. “Pinjaman AS ke bank-bank swasta di sektor properti domestik
negara adi daya itu, beberapa tahun terakhir telah mendorong terjadinya
lonjakan kebutuhan biaya perorangan yang memicu terjadinya kasus-kasus gagal
bayar (Non Performing Loan - NPL).
Dampak terpuruknya perekonomian AS, sambungnya, cukup terasa bagi
Indonesia secara langsung, khususnya di dalam kegiatan ekspor-impor, sedangkan
imbasnya yang tidak langsung mempengaruhi perekonomian Indonesia terkait dari
hubungan dagang antara raksasa-raksasa ekonomi dunia seperti antara AS dan
Jepang atau AS dengan RRC.“Jepang dan RRC adalah dua negara Asia Timur yang
cukup mempengaruhi kutub ekonomi Asia,” katanya, sehingga pada gilirannya
menurut Elfindri, konsekuensi akibat lesunya perekonomian Jepang dan RRC juga
mengimbas terhadap Indonesia.
Artinya,
perekonomian Indonesia ikut melemah, akibat resesi ekonomi yang dialami Jepang
dan RRC yang juga terpengaruh oleh resesi ekonomi AS. Namun demikian, kelesuan
ekonomi yang dialami AS, lanjut Elindri, diyakini tidak akan berlangsung lama,
karena belum sampai pada tingkat keterpurukan.
Ia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada 2008 mungkin bisa mendekati 1 persen,
atau jika terjadi kontraksi (tumbuh negatif), angkanya juga tidak terlalu
besar. Sedangkan, RRC tahun 2008, sedang merevisi
pertumbuhan ekonominya dari target semula sebesar 10 persen. Dalam kondisi
pereknomian dunia saat ini, pertumbuhan ekonomi RRC dan Jepang, bisa mencapai 8
persen saja sudah cukup bagus,” tuturnya.
Bagi Indonesia sendiri, katanya menyarankan, pemerintah perlu
membuat kebijakan moneter untuk mencoba menurunkan tingkat suku bunga dalam
jumlah lebih banyak, serta membiayai kegiatan ekonomi rill dan infrastruktur.“Kendati
pengeluaran pemerintah tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan dana
investasi ke masyarakat, kebijakan itu cukup mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
secara nasional,” katanya.(Internet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.