APAKAH INDONESIA DITAKDIRKAN SELALU KALAH SOAL PERBATASAN? -- PENGARUH BUDAYA TRADISIONAL YANG MERUGIKAN

Apakah Indonesia ditakdirkan selalu Kalah  Soal 

Perbatasan & 

Pengaruh Budaya Tradisional Yang Merugikan

Pengantar

Indonesia saat ini  sedang menghadapi banyak masalah,  bukan saja di dalam negeri, tetapi juga dengan politik luar negeri terutama masalah perbatasan antara Indonesia dengan  negara-negara tetangga. 

Contoh konkrit  masalah, “Kekalahan”

1). Timor-Timur, akhirnya Merdeka menjadi Negara Timor Leste;  akhirnya kita “kalah”. 

2). Masalah Pulau Pasir (Ashmore Reef) salah satu wilayah dan tanah adat hak ulayat orang Rote (Kabupaten Rote Ndao)  di selatan NKRI (Ashmore Reef dan Cartier Reef Scot Reef) yang masih wilayah Pulau Rote (masyarakat Adat Suku Rote), yang diklaim oleh Australia, (kita “kalah lagi”).

3). Di utara masalah pulau Sipadan dan pulau Ligitan, kita “kalah” dengan Malaysia. 

4). Kini dengan Singapura soal Perjanjian Pertahanan yang lebih

menguntungkan Singapura, kita pun ditekan untuk mengikuti kemauan Singapura. 

(Kalah Lagi)

5). Singapura mencuri pasir dan batu di pulau-pulau kecil disekitar Batam, menimbun lautnya menjadi daratan hingga memasuki perairan Indonesia, pemerintah 

nampaknya tidak berdaya, menindak Singapura, (“kalah lagi”).

6). Kini Blok Ambalat menjadi tanda tanya, apakah nantinya kita “menang” atau 

”kalah lagi”?

6).Sumber MIGAS yang melimpah di Laut Timor dan Celah Timur, kini hanya 

dinikmati oleh Timor Leste dan Australia saja. (Indonesia Kalah lagi).

7). Beberapa wilayah milik Indonesia diperbatasan dengan Timor Leste , kini 

diserobot oleh warga Timor Leste dan hingga kini Pemerintah Pusat tidak bisa berbuat apapun. (Kita Kalah Lagi)

8). Ratusan nelayan Asing  mencuri ikan di perairan Indonesia, hingga kini tidak bisa diberantas (Kita Kalah Lagi).

9). Para konglomerat melarikan kekayaan Triliunan rupiah  ke luar negeri (BLBI) 

hingga kini belum ada yang dideportasi ke Indonesia. (Kita Kalah Lagi).

10).  Pesoalan dalam negeri tentang Pemberantasan Kemiskina tidak pernah tuntas

(Kita Kalah Lagi).

11). Pemberantasan Korupsi hingga kini  masih sulit diberantas. (Kita Kalah Lagi). 

Jika lebih diperinci lagi, maka akan mendapatkan sederetan panjang  Istilah (Kekalahan  Indonesia) yang tidak habis-habisnya. Semua ini karena kita kurang memiliki 

semangat “Patriotisme Bangsa” yang berani menghadapi pihak luar manapun juga, kurang berani mengambil resiko apapun yang bakal akan terjadi. (Istilahnya : “Ini Dadaku, mana Dadamu)”? Ini semua menandakan bahwa, Politik Luar Negeri kita kurang kuat , kurang  berani dan kurang tegas dan tanpa Nyali?

Ini sangat bergantung pada siapa  Presidennya dan Siapa Menlunya.

Diharapkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla, bertindak tegas 

dan berani mengambil resiko seberat apapun dalam mempertahankan kedaulatan NKRI dari berbagai rongrongan negara tetangga. Buku ini cukup memberi masukan tentang kondisi NKRI dengan berbagai masalah yang harus dihadapi baik tentang masalah perbatasan di belahan utara maupun belahan selatan NKRI  yang inti persoalannya adaklah bagaimana tetap mempertahankan kedaulatan Indonesia dalam mempertahankan 92 pulau perbatasan dan 12 pulau terdepan yang berbatasan dengan 10 negara TETANGGA. Semoga”

Penulis.  Drs.Simon Arnold Julian Jacob