DPD-RI: Waspadai Warga
Australia di Pulau Mengkudu
Kamis, 01 Desember 2005 14:30:00
Kapanlagi.com - Dewan Pimpinan Daerah Republik Indinesia (DPD-RI) minta
instansi terkait di Nusa Tenggara Timur (NTT) mewaspadai eksistensi warga
Australia di Pulau Mengkudu, Kabupaten Sumba Timur, karena tidak tertutup
kemungkinan mereka dapat berperan sebagai spionase untuk kepentingan negaranya.
"Sangat mungkin warga Australia itu
berperan sebagai intelijen negara. Kecurigaan itu harus dibangun sebagai
langkah antisipasi terhadap jaminan keamanan bangsa dan negara. Karena itu,
instansi terkait perlu mewaspadai hal itu," kata Wakil Ketua Panitia Ad
Hoc (PAH) I DPD, Drs Jonatan Nubatonis, di Kupang, Kamis.
Nubatonis dan empat anggota DPD lainnya
sedang mengakomodir berbagai permasalahan seputar perbatasan NTT dengan negara
tetangga Timor Timur (Timtim) dan Australia.
Saat berdialog dengan unsur Muspida
NTT, Tim PAH I DPD mendapat laporan bahwa saat ini sejumlah warga Australia
terlibat perkawinan dengan warga lokal Sumba Timur kemudian hendak
"menguasai" Pulau Mengkudu.
Sempat merebak informasi bahwa warga
Australia itu tidak menghendaki warga Indonesia (para nelayan) menyinggahi
pulau yang sebelumnya dilaporkan tidak berpenghuni itu tanpa alasan yang jelas.
"Apa pun alasannya...keberadaan warga
Australia di pulau itu harus diperjelas. Apakah sebagai wisatawan atau sebagai
imigran (gelap). Jangan-jangan mereka sedang melakukan operasi intelijen,"
kata Nubatonis.
Anggota DPD asal Nusa Tenggara Barat (NTB),
Harun Al Rasyid juga menegaskan pentingnya upaya klarifikasi terhadap status
warga Australia itu demi kepentingan keamanan bangsa dan negara.
Mantan Gubernur NTB itu juga
mengkhawatirkan keberadaan warga Australia di Pulau Mengkudu bernuansa politis
yang mengarah kepada upaya perebutan pulau terluar milik NKRI yang kurang
mendapat perhatian.
"Mengapa warga Australia mudah mendiami
pulau milik kita, tentu perlu ditelusuri sebab-musababnya apalagi ada kesan
mengusir warga lokal. Setelah kembali ke Jakarta kami akan mengundang pimpinan
instansi terkait guna membicarakan masalah ini secara serius," katanya.
Sebelumnya, Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen
TNI Zamroni mendesak pemerintahan Gubernur NTT Piet A Tallo segera mengkaji
status sejumlah warga Australia yang mendiami Pulau Mengkudu di selatan Pulau
Sumba bagian timur itu.
Selain itu, jenderal berbintang dua itu juga
minta Gubernur NTT bersama jajarannya untuk memberdayakan potensi pulau-pulau
terluar Indonesia seperti Pulau Mengkudu dan Salura di Sumba Timur, Pulau
Dana di Rote Ndao serta Pulau Batek di Kabupaten Kupang untuk mencegah klaim
atas kepemilikan pulau itu oleh negara tetangga.
Secara keseluruhan NTT memiliki 566 buah
pulau namun baru 43 buah yang dihuni, selebihnya dibiarkan tanpa penghuni
sehingga memberi peluang terjadi perebutan pulau di kemudian hari jika
eksistensi pulau itu terabaikan. (*/rit)
Sumber ; Arsip Politik Nasional 01-12-2005
Penulis :
Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.