DUA NELAYAN INDONESIA DIPENJARA DI HAKEA PRISON, AUSTRALIA

Dua Nelayan Indonesia Dipenjara di Hakea Prison, Australia

Minggu, 20 November 2005 09:25:00

Kapanlagi.com - Dua orang nelayan Indonesia, asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Ot Boru (Nakhkoda Kapal Tiberias) dan Simon Peto (awak Kapal Madona), sejak akhir Oktober lalu telah mendekam di penjara Hakea Prison, sekitar 100 kilometer Kota Perth Australia.

Keduanya divonis hukuman penjara, yakni selama 46 hari sebagai pengganti denda sebesar A$6.900 untuk Ot Boru dan 30 hari pengganti denda A$4.500 bagi Simon Peto berdasarkan putusan Pengadilan Central Court Laws Perth tanggal 21 Oktober 2005 karena terbukti melakukan pelanggaran maritim di negara itu.

Juru bicara Pemerintah provinsi NTT, Drs. Umbu Saga Anakaka mengemukakan hal itu, di Kupang, Sabtu setelah menerima surat dari Kepala Perwakilan Pemerintahan RI (Keppri) di Perth Australia, DR Aloysius L. Madja melalui faksimile. 

Keputusan Central Court Laws Perth itu disampaikan Keppri kepada Gubernur NTT dan pihak terkait di Jakarta antara lain Menteri Luar Negeri RI Up. Dirjen Protkons, Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI), Menteri Perikanan dan Kelautan Up. Dirjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Keppri menerima informasi dari Departemen of Fisheries Broome District Office di Australia.

Anakaka mengatakan, dua orang warga NTT yang dipenjara di Australia itu merupakan bagian dari total 196 orang anak buah kapal (ABK) yang ditangkap di wilayah Australia Barat dalam periode pelaksanaan Clear Water II oleh Pemerintah Australia.

Sebanyak 47 orang diantaranya telah dibuatkan surat perintah pelepasan (SPLP), sesuai permintaan DIMIA, sedangkan 83 orang lainnya masih ditahan di Detention Center 

Perth menunggu proses persidangan, sisanya berada di Broome untuk diperiksa sebelum diberangkatkan ke Perth.

"Proses persidangan terhadap nelayan Indonesia yang ditangkap di perairan Australia Barat itu, sebelumnya dilaksanakan di Broome namun telah dipindahkan di Perth," ujar Anakaka mengutip penjelasan Madja.

Anakaka menambahkan, Keppri juga melaporkan bahwa kapal nelayan yang ditangkap dalam periode Clear Water II yakni Ani Jaya dengan jumlah ABK 13 orang yang berangkat dari Kupang dan Basrawati dengan ABK 25 orang berangkat dari Manginti.

Putra 01 dengan lima orang ABK dan Nasri Jaya 03 dengan empat orang ABK berangkat dari Tanjung Pasir, Nasri Indah 01 dengan empat ABK dan Ripal S dengan lima ABK berangkat dari Papela Pulau Rote.

Tiberias dengan enam ABK, El Shaday dengan tujuh ABK,  Anugrah 3.1 dengan tujuh ABK, Asri Jaya dengan enam ABK dan Gema dengan enam ABK berangkat dari Ti dan Sandu.

Kapal nelayan lainnya dari Papela Pulau Rote yang juga ikut tertangkap yakni Bintang Harapan dengan tujuh ABK, Naluri Tulika dengan tujuh ABK, Mustika 02 dengan tiga ABK, Bale-Bale 02 dengan tiga ABK, Yamri dengan enam ABK, olan jaya dengan enam ABK dan Madona dengan enam ABK.

Adil Jaya lima ABK, Sensasi enam ABK, Dua Permata empat ABK, Lawunan tujuh ABK, Ramayana empat ABK, Dewa lima ABK, Aman Abadi tiga ABK dan Simpati empat ABK.

Kapal lainnya masing-masing Inul Fanas dengan tiga ABK yang berangkat dari Wanci Mola, Dua Putra dengan tujuh ABK dan Bunga Laut dengan delapan ABK serta Ani Jaya dengan tujuh ABK berangkat dari Oesapa Kupang. (*/lpk)

Sumber ; Arsip Politik Nasional 01-12-2005

Penuilis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob