Hubungan antara
Australia dan Indonesia
Prasejarah
Indonesia adalah tetangga
Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah
yang panjang. Persamaan antara hewan dan tanaman yang ada di Australia, Irian
Jaya, Nusa Tenggara dan Sulawesi merupakan bukti adanya hubungan tersebut. Juga
terdapat hubungan sosial dan budaya. Cerita mengenai hubungan ini sudah lama
dimulai dalam sejarah manusia. Namun sulit untuk mengatakan kapan tepatnya
hubungan antara Australia-Indonesia itu dimulai.
Dalam Bab 4 kita telah dijelaskan sedikit
mengenai sejarah suku-suku bangsa Aborijin di Australia. Tampaknya orang-orang
ini datang ke Australia dari utara. Mungkin mereka melewati Indonesia dalam perjalanan
ke Australia. Pada waktu itu adalah Zaman Es.
Zaman Es
Selama Zaman Es, lautan antara
Indonesia dan Australia lebih dangkal dan lebih sempit daripada sekarang. Pada
saat itu Australia sebenarnya menyatu dengan gugusan daratan di Irian dan Papua
Nugini.
Australia, Irian Jaya dan Papua
Nugini membentuk sebuah benua yang disebut Sahul oleh para ahli geografi.
Hubungan fisik antara Australia dan Irian Jaya saat itu pasti lebih mudah
daripada sekarang.
Zaman Es itu berakhir kira-kira
10.000 tahun yang lalu. Lautan antara Australia dan Indonesia melebar dan
kawasan yang mengaitkan keduanya terendam di laut Arafura dan Laut Timor.
Dingo
Kira-kira 4.000 tahun yang lalu
muncul Dingo atau anjing hutan di Australia. Dingo serupa dengan Ajak di
Indonesia (anjing hutan). Konon, ada orang yang membawa Dingo itu dibawa ke
Australia. Tampaknya pengunjung ini datang dari Indonesia.
Cerita Baiini
Suku bangsa Yirrkala di Tanah
Arnhem bercerita mengenai suatu suku bangsa yang disebut Baiini yang datang
dari utara. Konon mereka datang dengan menggunakan perahu layar bersama
keluarganya, lama sebelum hunian Eropa di Australia.
Orang-orang Baiini tersebut
membangun rumah-rumah dari batu dan kayu di daerah sepanjang pantai. Mereka
menanam padi yang mereka sebut luda. Di samping itu, orang-orang
Baiini tersebut menenun kain yang berwarna cerah yang disebut jalajal dan
menggunakan sarung yang berwarna-warni.
Menurut cerita, suku Baiini
tersebut akhirnya meninggalkan Australia dan berlayar kembali ke utara, dan
meninggalkan tanaman padinya. Saat ini ada semacam tumbuhan sejenis rumput di
kawasan ini; tumbuhan itu digunakan sebagai makanan oleh bangsa Aborijin.
Cerita-cerita mengenai Baiini disampaikan dari mulut ke mulut. Sulit untuk
diketahui apakah cerita ini hanya merupakan dongeng ataukah bukan.
Perahu-perahu layar
dan angin monsun
Dimungkinkannya perjalanan
melalui laut terjadi sejak dikembangkannya perahu kano yang kemudian menjadi
perahu layar. Mungkin ini semakin memudahkan hubungan antara Indonesia dan
Australia. Angin monsun baratlaut membantu pelayaran dari Indonesia ke
Australia. Ketika angin berubah arah, yakni pada awal musim monsun tenggara,
maka dimungkinkan untuk berlayar kembali ke Indonesia.
Hubungan paling
awal yang tercatat
Para nelayan Bugis dan Makasar
secara teratur berlayar ke perairan Australia sebelah utara setidaknya sejak
tahun 1650. Pelayaran ini mungkin dimulai pada masa Kerajaan Gowa di Makasar.
Para pelaut Makasar dan Bugis ini menyebut Tanah Arnhem dengan sebutan Marege dan
bagian daerah barat laut Australia mereka sebut Kayu Jawa.
Tidak seperti legenda Baiini,
orang-orang Makasar dan Bugis tidak datang bersama keluarga mereka. Mereka
berlayar dalam bentuk armada perahu berjumlah 30 sampai 60 perahu, dan
masing-masing memuat sampai 30 orang. Tujuan mereka adalah untuk mencari ikan
teripang yang kemudian mereka asapi. Kemudian mereka membawa tripang itu
kembali ke Sulawesi, dan selanjutnya diekspor ke Cina. Perjalanan mereka itu
disesuaikan waktunya supaya mereka tiba di pantai utara Australia pada bulan
Desember, yakni awal musim hujan.
Mereka pulang di bulan Maret atau April,
yakni akhir musim hujan.
Para nelayan ikan teripang itu
membangun rumah-rumah sementara, menggali sumur dan menanam pohon-pohon asam.
Hutan kecil pohon asam tersebut masih ada sampai saat ini.
Banyak orang-orang Aborijin yang
bekerja untuk para nelayan tripang tersebut, mempelajari bahasa mereka,
menggunakan kebiasaan menghisap tembakau, membuat gambar perahu, mempelajari
tarian mereka dan 'meminjam' beberapa kisah yang mereka ceritakan.
Sebuah lukisan perahu yang dibuat
oleh orang Aborijin dapat dilihat pada Gambar 4.4; gambar itu diambil dari Groote
Elyandt.
Beberapa orang Aborijin ikut
berlayar dengan para nelayan itu pada saat mereka pulang ke Sulawesi, dan
kembali ke Australia pada musim monsun berikutnya, dan beberapa di antaranya
ada yang menetap di Sulawesi.
Pengaruh orang Bugis dan Makasar
masih dapat dilihat dalam bahasa dan kebiasaan yang digunakan oleh orang-orang
tersebut pada saat ini.
Pencarian ikan secara
tradisional pada masa kini
Para nelayan tradisional
Indonesia masih terus mengunjungi perairan Australia. Mereka mencari ikan di
sekitar karang dan kepulauan yang terletak di antara Australia dan Indonesia.
Meskipun perairan ini milik Australia, para nelayan tradisional Indonesia
diberi hak mencari ikan di sana. Hak ini diberikan asalkan mereka menggunakan
perahu layar tradisional dan teknik-teknik mencari ikan secara tradisional.
Peta pada Gambar 11.1 menunjukkan kawasan tempat dilakukannya
pemacingan ikan secara tradisional tersebut.
Ada gugusan tiga pulau kecil
bernama Karang Ashmore. Kawasan ini merupakan Suaka Alam Nasional, yang
dikelola oleh Dinas Margasatwa dan Taman Nasional Australia. Penangkapan ikan
tidak diizinkan di daerah suaka ini, tetapi para nelayan dibolehkan berlabuh di
Pulau Barat untuk mengambil air minum.
Gambar 11.1: Kawasan tempat dilakukannya penangkapan ikan secara
tradisional
Hubungan pada zaman
kolonial
Tahun 1788 sampai dengan tahun
1901 merupakan zaman penjajahan Inggris. Negara-negara bagian di Australia
diperintah oleh para gubernur yang ditunjuk oleh Pemerintah Inggris. Pada saat
itu, Indonesia berada di bawah jajahan Belanda. Hubungan antara Australia dan
Indonesia dikendalikan oleh Inggris dan Belanda.
Sejak tahun 1790 dan seterusnya,
Belanda dan Inggris memperluas perdagangan mereka di seluruh dunia. Mulailah
berkembang jalur palayaran tetap antara Australia dan Indonesia.
Perdagangan dengan
para pemukim Eropa di Australia
Pemukiman Eropa yang pertama di
Australia adalah di kawasan yang kemudian disebut Sydney. Persediaan makanan
merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup para pemukim pertama ini.
Pada tahun-tahun pertama pemukiman, para pemukim bergantung kepada persediaan
makanan yang dibawa dari Eropa melalui perahu layar. Pada saat itu persediaan makanan
seringkali dibawa dari Jawa. Oleh karena itu, mulailah terjadi hubungan terawal
antara orang Eropa di Australia dengan pulau-pulau di Indonesia.
Kapal pertama yang datang di
Sydney dari Indonesia adalah kapal Waaksamheyd pada tahun 1790. Kapal itu membawa
persediaan makanan dari Batavia (nama Jakarta pada saat itu). Persediaan
makanan itu mencakup:
- 171 ton daging sapi
- 172 ton daging babi
- 39 ton tepung
- 4.500 kg gula
- 31.000 kg beras
Pada pelayaran pertama yang
dilakukan oleh Waaksamsheyd ke Sydney ini, banyak awak kapal Indonesia yang
terkena sakit demam, dan 16 di antaranya meninggal. Pelayaran perdagangan ini
sulit dan berbahaya. Banyak kapal Belanda yang juga terdampar di sepanjang
garis pantai barat di Australia pada perjalanan mereka dari Eropa ke Batavia.
Perdagangan pada Abad
ke 19
Perdagangan teripang berlanjut
selama Abad ke-19, yang bebas dari pengendalian Inggris maupun Belanda. Ikan,
tiram mutiara, kerang jenis trokus, kura-kura, dan kayu dalam jumlah terbatas
juga telah dikumpulkan oleh para nelayan Indonesia tersebut.
Para pemukim Eropa di Australia
Utara mengimpor ternak banteng dari Indonesia dan mereka mencoba membuat
industri daging sapi. Usaha ini tidak berhasil. Kemudian kerbau diimpor juga.
Kedua jenis hewan ini sekarang masih ada di Australia bagian utara.
Kemerdekaan
Ketika bangsa Jepang menjajah
Indonesia pada tahun 1942, dibentuklah pemerintahan Kolonial Belanda dalam
pengasingan di Australia. Sebagai anggota tentara Sekutu, Belanda dan
pemerintahannya yang dalam pengasingan tersebut mendapatkan kekuasaan ekstra
teritorial serta dibantu oleh Pemerintah Australia.
Oleh karena adanya penjajahan
Jepang tersebut, banyak pengungsi Indonesia yang berkumpul di Australia. Di
antara pengungsi ini ada pelaut dan pramugara Indonesia dari kapal-kapal
Belanda, dan ada juga tentara Indonesia dari angkatan bersenjata Belanda, serta
petugas dan pegawai kesehatan.
Pada tahun 1943
Belanda mengangkut 500 orang lebih ke Australia, baik pria, wanita dan
anak-anak, dari perkampungan tawanan di Tanah Merah. Juga, Belanda bermaksud
untuk mengasingkan para tawanan ini di Australia.
Para tawanan ini berhasil
menyampaikan surat kepada seorang Australia pekerja pelabuhan dan kemudian juga
kepada seorang pegawai kereta api. Surat-surat ini berisi penjelasan mengenai
maksud Belanda tersebut di atas dan mereka meminta bantuan kepada masyarakat
Australia. Tanggapan terhadap surat ini cepat dan kuat. Serikat Buruh Australia
melakukan kampanye secara bersemangat dan berhasil membebaskan para tawanan
ini.
Mereka juga membantu orang-orang
Indonesia yang terdampar di Australia akibat Perang Dunia, untuk mengatur
pemberian dukungan bagi negaranya. Sesudah Indonesia menyatakan kemerdekaannya
pada tanggal 17 Agustus 1945, semakin bersemangatlah kampanye yang dilakukan
oleh Serikat Buruh di Australia. Serikat Buruh tersebut menekan Pemerintah
Australia agar mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Australia merupakan
salah satu dari negara-negara yang pertama mengakui hak Indonesia untuk
merdeka.
Usaha-usaha Pemerintah Belanda
untuk meneguhkan kembali kendali kolonialnya di Indonesia di antara tahun 1945
dan 1949 benar-benar dihalangi oleh Serikat Buruh dan oleh Pemerintah Australia
yang waktu itu dikuasai Partai Buruh. Kapal-kapal Belanda tidak diberi bahan
bakar, dan para pekerja pelabuhan tidak mau menaikkan muatan bahan persediaan
ke atas kapal Belanda.
Gambar 11.2: Demonstrasi di Australia untuk mendukung Kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945
Pada bulan Oktober 1945,
Pemerintah Indonesia mulai memulangkan orang-orang Indonesia ke beberapa daerah
di Indonesia yang dikuasai oleh tentara Republik, meskipun usaha ini ditentang
oleh Belanda.
Australia membantu para pejuang
nasionalis Indonesia dalam perjuangan mereka mencapai kemerdekaan. Pada tahun
1947, Indonesia meminta Australia untuk mewakili Indonesia dalam Komisi Tiga
Negara yang diusahakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Australia
mewakili Indonesia dalam perundingan-perundingan yang menuju ke pengakuan
Belanda terhadap Indonesia pada tahun 1949. Australia juga mensponsori masuknya
Indonesia ke PBB pada tahun 1950.
Australia dan Indonesia tetap
menjaga hubungan baik sejak saat itu. Namun, terdapat juga beberapa perbedaan
pendapat. Salah satu perbedaan tersebut berkenaan dengan perselisihan yang
terjadi antara pemerintah Indonesia dan Belanda atas Nugini Barat (Irian Jaya
sekarang).
Irian Jaya
Antara tahun 1959 dan tahun 1962
Pemerintah Australia berpihak kepada pemerintah Belanda selama perjuangan
Indonesia menentang pemerintahan Belanda di Irian Barat. Pada saat itu Partai
Komunis Indonesia mulai berpengaruh
dan ada kekhawatiran di Australia mengenai pengaruh itu. Dikhawatirkan bahwa
integrasi daerah jajahan Belanda yang dulu disebut Nugini Barat itu dengan
Indonesia akan memperluas pengaruh komunisme.
Masalah tersebut di atas menimbulkan
ketegangan terhadap hubungan antara Australia dan Indonesia. Akhirnya
dirundingkanlah penyelesaian pada tahun 1962, dengan bantuan PBB, dan Irian
Jaya menjadi propinsi Indonesia yang ke-26.
Sejak tahun 1962, Australia telah
mengakui Irian Jaya (yang sejak awal tahun 2002 disebut Papua) sebagai bagian
integral dari Republik Indonesia.
Konfrontasi dengan
Malaysia
Dalam periode tahun 1963-65
terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia. Australia dan Indonesia
mempunyai pandangan yang berlainan mengenai pembentukan negara Malaysia. Daerah
bekas jajahan Inggris ini meliputi Malaya, Sarawak, Sabah, dan Singapura.
Namun, pada tahun 1965 Singapura keluar dari Malaysia.
Sebagai sebuah negara
Persemakmuran, Malaysia mempunyai kaitan yang penting dalam hubungan militer
dan pendidikan dengan Australia. Angkatan Bersenjata Australia sebelumnya telah
membantu tentara Malaysia dan Inggris dalam perjuangannya melawan gerilya
komunis yang aktif di Malaysia. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soekarno
waktu itu menyebut Malaysia sebagai rezim ciptaan neo-kolonialis dan
menganggapnya ancaman bagi Indonesia.
Australia waktu itu terus
mendukung Malaysia dan semakin mengkhawatirkan perkembangan komunisme di
Indonesia. Australia juga mengkhawatirkan adanya pendekatan konfrontasi yang
digunakan Indonesia untuk menghadapi Malaysia. Akhirnya tentara Australia, yang
mendukung Pemerintah Malaysia, terlibat dalam pertempuran dengan tentara
Indonesia di Borneo (sekarang Kalimantan).
Masalah tersebut di atas terpecahkan
dengan adanya kudeta yang gagal di Indonesia pada tahun 1965, dan dengan
diangkatnya President Soeharto sebagai pemimpin. Sesudah tahun 1965 hubungan
antara Australia-Indonesia mulai berkembang lagi, dan menjelang tahun 1967
Australia memberikan dana bantuan untuk membantu membangun kembali ekonomi
Indonesia.
Hubungan Australia
— Indonesia sesudah tahun 1966
Masa Pemerintahan Orde Baru di
Indonesia merupakan suatu masa berkembangnya hubungan antara
Australia-Indonesia. Hubungan kita telah berkembang semakin luas dan semakin
dalam.
Wisatawan Australia
memilih Indonesia
Sejak awal 1970-an Indonesia
telah menjadi tujuan utama wisata bagi orang Australia. Penerbangan Garuda,
Qantas, Sempati dan Merpati mengangkut penumpang dari Australia ke Indonesia
dan sebaliknya. Australia telah menjadi sumber wisatawan yang penting bagi
Indonesia. Bali merupakan propinsi yang paling dikenal. Ada sebuah lagu populer
di Australia berjudul "I've been to Bali too" (Saya juga pernah ke
Bali).
Sekarang, orang Australia mulai
tertarik mengunjungi daerah-daerah lain di Indonesia. Semakin banyak yang mulai
mengunjungi kota-kota, seperti Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Ujung
Pandang dan Kupang, selain Denpasar. Kepariwisataan telah menjadi cara yang
penting untuk meningkatkan pengetahuan orang Australia tentang bahasa dan
budaya Indonesia.
Integrasi Timor
Timur
Peristiwa-peristiwa sekitar
integrasi Timor Timur dengan Indonesia pada tahun 1976 telah ikut memegang
peranan dalam hubungan Australia-Indonesia. Sesudah Portugis meninggalkan bekas
daerah jajahannya tersebut di tahun 1975, terjadi perselisihan di antara
berbagai kelompok politik di Timor Timur. Angkatan bersenjata Indonesia
memasuki Timor Timur pada bulan Desember 1975 dan kawasan ini menjadi satu
dengan Republik Indonesia di tahun 1976. Hal ini menyebabkan perdebatan di
Australia. Di samping itu, kematian lima wartawan Australia di Timor Timur di
tahun 1975 telah menjadi perhatian masyarakat Australia dan media. Australia
mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur secara de jure tahun 1979.
Kemerdekaan bagi
Timor Timur
Dinamika politik dalam negeri
Indonesia telah berubah secara dramatis dengan jatuhnya Pemerintahan mantan
Presiden Soeharto. Di bulan Januari 1999, diumumkan bahwa Indonesia akan
menawarkan otonomi kepada Timor Timur. Jika rakyat Timor Timur menolak tawaran
ini, maka Indonesia akan menerima pemisahan diri Timor Timur dari Republik
Indonesia. Pada tanggal 5 Mei 1999, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia
dan Portugis menandatangani Perjanjian Tripartit yang menyatakan bahwa PBB akan
menyelenggarakan jajak pendapat di Timor Timur. Rakyat diminta memilih apakah
Timor Timur tetap menjadi bagian dari Indonesia ataukah Timor Timur menjadi
negara merdeka. Pada tanggal 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih
merdeka (78.5%).
Pengumuman hasil pemilihan umum
tersebut diikuti dengan kekerasan yang meluas oleh unsur-unsur pro-integrasi.
Australia memainkan peranan pokok
dalam memobilisasi tanggapan internasional terhadap krisis kemanusiaan yang
membayang nyata. Jakarta menyetujui keterlibatan angkatan internasional
pemilihara keamanan di kawasan ini. Australia diminta oleh PBB untuk memimpin
angkatan tersebut, dan menerima tugas ini. Kekuatan internasional di Timor
Timur atau International Force in East Timor (disingkat
INTERFET) telah berhasil dikirim ke Timor Timur dan menjalankan tugasnya untuk
mengembalikan perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut. Pada tanggal 20
Oktober, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mencabut keputusan penyatuan
Timor Timur dengan Indonesia.
Peristiwa-peristiwa ini telah
menimbulkan ketegangan dalam hubungan Australia-Indonesia dalam jangka pendek
tersebut. Namun, kedua negara telah sepakat untuk memandang ke depan, bukan ke
belakang, disertai semangat yang positif, dan keduanya sepakat untuk membangun
hubungan yang saling menguntungkan.
Kerjasama semakin
meningkat
Kerja sama antara Pemerintah
Australia-Indonesia dan hubungan antara kedua bangsa telah semakin meningkat.
Pemerintah kedua negara bekerja keras untuk membina saling pengertian antara
bangsa Indonesia dan Australia. Sehubungan dengan hal tersebut, sedang
dikembangkan hubungan yang lebih akrab dalam perniagaan, politik, pendidikan,
kesenian, media dan komunikasi, olahraga dan profesi.
Kerjasama Kawasan
Celah Timor
Salah satu perkembangan yang
penting dalam hubungan Australia-Indonesia adalah ditandatanganinya Perjanjian
Celah Timor pada tahun 1989. Perjanjian tersebut adalah mengenai pemanfaatan
bersama minyak/gas alam di Laut Timor pada perbatasan Timor Timur dan Australia.
Perjanjian yang dibicarakan antara Indonesia dan Australia tersebut digantikan
dengan perjanjian baru yang ditandatangani oleh Australia dan Timor Timur
sesudah kawasan ini mencapai kemerdekaannya.
Lembaga
Australia-Indonesia
Lembaga Australia-Indonesia
didirikan pada tahun 1989.
Lembaga ini bertujuan untuk:
- ikut mengembangkan hubungan yang stabil antara
kedua negara kita;
- memberikan informasi kepada masyarakat
Indonesia mengenai keanekaragaman budaya di Australia, pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi dan ekonomi;
- mengembangkan pengertian masyarakat Australia
mengenai keanekaragaman budaya di Indonesia dan peluang kerja sama
ekonomi.
Lembaga ini mendorong adanya
hubungan antara orang Australia dan Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk pendidikan, media, perniagaan, ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga,
dan kesenian.
Wisatawan Indonesia
menemukan Australia
Sekarang Australia menjadi tujuan
wisata yang semakin populer bagi wisatawan Indonesia. Sejak tahun 1991, jumlah
orang Indonesia yang mengunjungi Australia telah meningkat rata-rata 55% setiap
tahun.
Lebih dari 106.000 orang
Indonesia yang mengunjungi Australia di tahun 1994/1995. Kebanyakan orang-orang
ini berkunjung sebagai bagian dari suatu kelompok orang yang sedang berlibur.
Tujuan utama bagi orang Indonesia yang mengunjungi Australia adalah untuk
berlibur, melanjutkan pendidikan, dan untuk berniaga.
APEC
APEC atau Asia-Pacific Economic
Cooperation (Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik) adalah kelompok 18 negara di
kawasan Asia-Pasifik. Negara APEC .
APEC pertama kali disarankan oleh
Australia pada tahun 1989. APEC bertujuan untuk mendorong kerjasama ekonomi,
penanaman modal dan perdagangan di kawasan ini.
Kawasan Asia-Pasifik menghasilkan
kira-kira 50% dari barang dan jasa di dunia dan merupakan 40% dari perdagangan
dunia.
APEC telah sangat didukung oleh
Australia dan Indonesia. Pada tahun 1994 para pemimpin APEC mengadakan
pertemuan di Bogor dan sepakat untuk melakukan penanaman modal dan perdagangan
bebas di kawasan tersebut menjelang tahun 2020.
Perkembangan dalam
perdagangan
Indonesia telah menjadi mitra
dagang yang berharga bagi Australia. Ekonomi Industri Indonesia yang berkembang
pesat dan tenaga kerja yang besar, digabung dengan teknologi tinggi Australia
dan sumber daya alamnya telah memberikan banyak peluang usaha.
Hubungan perniagaan
dan perdagangan
Perdagangan dan perniagaan antara
Australia dan Indonesia semakin tumbuh, sebagaimana telah digambarkan pada Bab 6. Perdagangan dua-arah telah
meningkat menjadi 25, 2% selama tahun 2000-2002. Lebih dari 400 perusahaan
Australia sedang melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha
pertambangan sampai telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai
mitra dagang dengan perusahaan dan pemerintah Indonesia.
Sejak berkembangnya hubungan
niaga, jumlah perdagangan antara Australia dan Indonesia semakin meningkat.
Jual-beli dalam
bidang jasa
Bidang terbaru dalam perdagangan
yang semakin meningkat tersebut adalah bidang jasa. Australia menyediakan
berbagai ragam jasa bagi usaha perniagaan di Indonesia. Beberapa dari jenis
jasa yang disediakan oleh perusahaan Australia mencakup:
- jasa perbankan dan keuangan
- pendidikan dan pelatihan
- perencanaan perkotaan
- rancangan arsitektur
Bantuan dari
Australia ke Indonesia
Pada tahun 2001–02 Australia akan
menyediakan bantuan pembangunan kepada negara-negara lain sejumlah 1,725 juta
dolar Australia. Indonesia akan menerima kira-kira 7,04% dari dana bantuan ini,
yang berjumlah 121,5 juta dolar, melalui Program Kerjasama Pembangunan.
Australia merupakan negara
pemberi donor terbesar kelima kepada Indonesia. Australia telah menyumbang 1.5%
sampai 6% dana bantuan luar negeri Indonesia.
Tujuan bantuan
Australia
Tujuan bantuan Australia adalah
pengurangan kemiskinan dengan bantuan yang melalui dua aliran:
- memperbaiki Pemerintahan termasuk administrasi
pemerintah, lembaga perbankan, keuangan dan keadilan.
- pengembangan sumber daya manusia masyarakat
yang miskin dengan memperbaiki pendidikan;
- kesehatan, khususnya ibu dan anak serta
pengendalian HIV/AIDS; dan penyediaan air minum.
Banyak sumbangan Australia yang
diarahkan ke Indonesia bagian timur, terutama ke Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur dan Irian Jaya sebab daerah-daerah ini merupakan daerah yang
paling miskin dan paling ketinggalan di Indonesia. Kebanyakan bantuan Australia
berbentuk program pendidikan dan pelatihan. Dalam sektor pendidikan di
Indonesia, Australia menyediakan program beasiswa yang terbesar.
Perjanjian
Australia-Indonesia di bidang Pertahanan Keamanan
Pada tahun 1996 Australia dan
Indonesia membuat Perjanjian Pertahanan Keamanan. Perjanjian tersebut dibuat
karena kedua negara ingin memperkuat persahabatan yang ada di antara keduanya.
Perjanjian itu juga mengakui pentingnya jaminan perdamaian dan stabilitas
kawasan sebagai cara untuk menjamin adanya pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan bagi kedua negara.
Kedua negara menyepakati bahwa:
- para menteri negara akan secara tetap
berkonsultasi mengenai masalah-masalah keamanan;
- mereka akan saling berkonsultasi jika terjadi
tantangan yang sifatnya bermusuhan terhadap kepentingan keamanan bersama,
dan mempertimbangkan tindakan individual atau tindakan bersama yang
mungkin diambil; dan,
- mereka akan bekerjasama dalam masalah-masalah
keamanan.
- Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal 15
Juli 1996.
Perjanjian ini tidak berlaku
terhadap komitmen internasional yang ada pada kedua negara. Perjanjian itu juga
didasarkan atas kesepakatan mengenai perlunya menghormati kedaulatan,
kemandirian politik, dan integritas kawasan bagi semua negara. Sumbr : Google -Internet
Penulis : Drs.Simon Arnolds Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.