Klaim Indonesia Dianggap Membingungkan
02 Aug 2011
Kupang -
Pemerhati masalah Laut Timor Ferdi Tanoni mengatakan, penandatanganan nota
kesepahaman (MoU) tentang penyelesaian klaim ganti rugi antara Pemerintah
Indonesia dan PTTKP Australasia terkait pencemaran minyak Montara di Laut
Timor, sangat membingungkan. "Saya melihat ada ketidakberesan dalam tubuh
Pemerintah Indonesia terkait klaim ganti rugi atas pencemaran minyak di Laut Timor,
karena masing-masing pejabat memiliki pandangan yang berbeda soal penyelesaian
klaim ganti rugi," kata Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat
(YPTB) itu di Kupang, Minggu malam.
neraca
Sebelumnya,
Ketua Tim Advokasi Pencemaran Laut Timor Masnellyarti Hilman (Deputi IV
Kementerian Lingkungan Hidup) mengatakan
pcndandatangan
MoU terkait penyelesaian klaim ganti rugi pencemaran minyak di Laut Timor
antara Pemerintah Indonesia dan PTTEP Australasia berlangsung 3 Agustus 2011 di
Jakarta. Namun di sisi lain. Kepala Pusat Pengelola.in Ekosistem Region Bali
dan Nusa Tenggara Kementeri an Lingkungan Hidup Rosa Vivien Ratnawati kepada
pers di Kupang, Sabtu (30/7), MoU tersebut akan ditandatangani di Singapura
pada 3 Agustus 2011. Sementara informasi \.ing diperoleh jaringan YPTB di
Australia dari PTTEP Australasia yang berkedudukan di Sydney, Australia Barat
menyebutkan jika penandatanganan Moi J .nu.Ti.i Indonesia dan NIM1 Australasia
untuk penyelesaian klaim ganti rugi atas pencemaran minyak Mum.ii,i ill I .iui
11 mor itu jadi dilaksanakan, maka akan dilangsungkan di Kupang, ibu koin Pro
vinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rosa Vivien
Ralnawali dalam pernyataan di Kupang menegaskan Indonesia akan memanfaatkan
momentum tersebut untuk mengajukan klaim ganti rugi pencemaran di Laut Timor
senilai Rp23 triliun kepada perusahaan pengelola blok minyak Mon-[ ni. ITTEP
Australasia asal Thailand itu.
Kelua Timnas
Penanggulangan Keadaan Darurat [tumpahan Mun.ik di Laut (PRDTM) Freddy Numberi
yang juga Menteri Perhubungan dan krui,i Inn \d vokasi Pencemaran Laut Timor
Masnellyarti I lilin,in mengatakan pengajuan klaim pencemaran senilai iriliun
kepada PTTEP Australasia im atas dasai sebuah penelitian ilmiah yang sud.ill
dilakukan sebelumnya
Rosa Vivien
Ratnawati menegaskan Indonesia belum pernah melakukan penelitian ilmiah di Laut
iiiinir sehingga perlu dibentuk Komite Netral atau Komisi Peneliti Indepenilrn
yang melibatkan pihak ketiga untuk menentukan benar-tidaknya terjadi pencemaran
akibat tumpahan minyak dari ledakan sumur minyak di blok Montara U Animus 2009
yang mencemari wilayah perail an Indonesia di l-aut Timor. Tanoni yang juga
mantan agen imigrasi Kedutaan Besar \umi.iIi.i hu menga takan pembentukan
Komi-te Netral seperti yang ditawarkan Ratnawati sangatlah tidak penting,
karena semua sudah terlambat. "Yang paling penting saat mi adalah mendesak
PTTEP Australasia dan Pe-merintah Australia untuk memberikan uang muka ganti
rugi kepada seluruh masyarakat korban antara Rp25 juta-Rp 100 juta," ujar
Tanoni yang penulis buku Skandal Laut Timor,
Sebuah
Barter Ekonomi Politi Canberra-lakarta" itu.
Ia
berpendapat perlu dibentuk tim peneliti gabungan yang terdiri dari Pemerintah
Indonesia, Pemerintah Australia, PTTEP Australasia dan YPTB untuk melakukan
identifikasi terhadap dampak pencemaran dalam tiga bidang utama, yakni sosial
ekonomi masyarakat, kesehatan masyarakat dan lingkungan. "Tidak perlu
membentuk Komite Netral karena pencemaran sudah terjadi Buktinya, secara kasat
mata, ribuan masyarakat dari 12 kabupaten/kota di NTT sudah menderita kerugian
bahkan sudah ada yang keracunan sampai meninggal dunia aid bat pencemaran
tersebut," katanya.
Menyikapi
keinginan Pemerintah Imlonesia un-tuk menerima dana Corporate Social
Responsibility (CSR) atau dana pertanggungjawaban sosial perusahaan yang
ditawarkan PTTEI1 Australasia senilai tiga juta dolar AS atau setara dengan
Rp25,5 mil-iai (kurs Rp8.500/satu dolar \s), adalah sebuah tindakan yang sangat
memalukan. Tanoni mencontohkan jika 12 kabupaten/kota terkena dampak pencemaran
dan hanya terdapat 50 ribu orang dari masyarakat pesisir yang terkena dampak
langsung maka jika dikalkulasi setiap orang hanya menerima Rp500 nim ...
Penulis
: Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.