Target
MDGs Sulit Tercapai
Ratusan
warga mengantre untuk mendapatkan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di
Kantor Kecamata Bubutan, Surabaya.
Artikel Terkait:
Target pencapaian rencana pemberantasan kemiskinan
global di bawah program PBB yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun
2015 tersisa enam tahun. Namun,
delapan target yang menjadi sasaran masih jauh dari harapan sehingga muncul
kekhawatiran target-target itu akan sulit tercapai.
Khusus mengenai angka
kemiskinan Indonesia, diharapkan berkurang hingga 7,5
persen pada tahun 2015. Namun, kenyataannya, pada tahun 2008 angka kemiskinan
masih 15,64 persen. Demikian terungkap dalam
dialog ”Evaluasi Anggaran Pencapaian MDGs (Tujuan Pembangunan Milenium) dan
Agenda Prioritas Pemerintah terhadap Pemenuhan Anggaran Pencapaian Target
MDGs”, Kamis (15/10) di Jakarta. Kebijakan, perencanaan, dan anggaran sejak
dulu memang tidak pernah nyambung sehingga akibatnya target tidak tercapai,”
kata Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) Yuna Farhan.
Selain kemiskinan,
tujuh target MDGs adalah jangkauan layanan pendidikan dasar, pengarusutamaan
jender dan pemberdayaan perempuan, penurunan angka kematian anak balita,
peningkatan kesehatan ibu, pemberantasan HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya, penanganan lingkungan berkelanjutan, serta kemitraan global untuk
pembangunan.
Kedelapan target MDGs
ini dikhawatirkan semakin tak tercapai jika kendala seperti bencana alam terus
terjadi.Selain bencana alam, menurut Analis Kampanye dan Advokasi di United
Nations Millenium Campaign Jakarta, Wilson Siahaan, perubahan iklim, krisis
pangan, krisis energi, dan krisis keuangan juga berpotensi jadi kendala utama.
Target sulit tercapai
sebenarnya juga akibat kebijakan pemerintah yang tidak difokuskan pada MDGs.
Yuna dan Wilson sepakat tidak optimalnya upaya pencapaian target MDGs adalah
karena belum ada komitmen dan kontribusi bersama dari berbagai pihak, termasuk
pemerintah, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, parlemen, media,
dan swasta. Kita harus terus-menerus mengingatkan pemerintah untuk jangan lagi membuat
komitmen tanpa memenuhi. Jika berkomitmen, penuhilah lalu terjemahkan menjadi
kebijakan yang masuk akal,” kata Wilson. (LUK)
Penulis : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.