Lukisan Mooi Indie yang Pudar
Indonesia yang dikenal toleran, pelan-pelan bergerak ke kanan. Inilah wajah kelam yang justru muncul 15 tahun setelah kebebasan.
Barat sering menatap Indonesia seperti mooi indie: gaya lukisan yang merepresentasikan romantisme barat dalam melihat timur sebagai negeri yang eksotik, tenang dan damai.
Begitu pula dengan Islam Indonesia yang dianggap mempunyai bentuk moderat, berbeda dengan Timur Tengah.
Perempuan muda berkerudung yang tersenyum ramah, atau anak-anak yang
bermain di surau adalah gambaran yang sering muncul tentang Islam
Indonesia. Tapi satu dekade terakhir, gambaran itu perlahan pudar.
Tak lagi toleran
Pertengahan Februari 2013, di Sulawesi Selatan, tiga gereja dilempari bom molotov.
Hanya 60 kilometer dari Jakarta, di Bogor, seorang Walikota menutup
sebuah gereja karena dianggap ilegal. Padahal Mahkamah Agung telah
menyatakan bahwa pendirian tempat ibadah itu sah.
Tahun 2012, di Bekasi, jamaat HKBP Filadelfia yang terpaksa beribadah di
pinggir jalan karena gereja mereka ditutup, dilempari kantung plastik
berisi kotoran manusia. Dua tahun terakhir lebih dari seratus gereja
diteror.
“Jujur saja, saya tidak lagi merasa cukup aman tinggal di Indonesia“
kata pendeta Albertus Patty, salah seorang pengurus organisasi Kristen
terbesar Persekutuan Gereja Indonesia PGI kepada Deutsche Welle.
“Banyak kekerasan yang terjadi begitu saja tanpa upaya polisi atau
pemerintah untuk mencegah“ kata pendeta Patty sambil menambahkan
“Indonesia bukan lagi negara yang toleran.“
Lebih keras ke dalam
Novriantoni Kahar adalah intelektual muda muslim yang juga Direktur
Yayasan Indonesia Tanpa Diskriminasi, sebuah lembaga yang memonitor
masalah toleransi di Indonesia.
“Survey kami menemukan bahwa ketegangan antar kelompok di dalam agama
lebih gawat ketimbang tensi yang terjadi dalam hubungan antar agama,“
kata Novriantoni kepada Deutsche Welle.
Jajak pendapat akhir tahun lalu yang dilakukan Yayasan Indonesia Tanpa
Diskriminasi mengungkapkan fakta: 46,6 persen orang Indonesia mengaku
tidak suka bertetangga dengan Ahmadiyah dan 41,8 persen tidak nyaman
hidup dengan pemeluk Syiah. Angka ini lebih tinggi dibanding sikap tidak
suka hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain yang angkanya 15,1
persen.
Hasil polling itu termanifestasi lewat fakta: paling tidak ada
tiga gubernur dan tujuh pejabat setingkat walikota atau bupati yang
melarang Ahmadiyah. Kelompok ini menjadi sasaran intoleransi mulai dari
larangan beribadah hingga pembunuhan. Terakhir, pada pertengahan
Februari 2013, Walikota Bekasi melarang total kegiatan kelompok ini.
Juru bicara Jamaah Ahmadiyah Indonesia Mubarik Ahmad menyebut bahwa
intimidasi dan teror semakin meningkat sejak Majelis Ulama Indonesia
tahun 2005 mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat.
Belakangan kelompok Syiah juga menjadi sasaran. Pertengahan
2012 di Madura, pulau yang terletak di timur pulau Jawa, seribuan orang
menyerang kampung yang dihuni pengikut Syiah dan mengakibatkan korban
tewas dan luka. Para pengikut aliran itu dianggap sesat, dan rumah
mereka dibakar.
Praktek intoleransi juga terjadi melalui jalur hukum. Tahun 2012 di
Padang, Sumatera Barat, seorang pegawai pemerintah divonis dua setengah
tahun penjara karena membentuk grup Ateis Minang di jejaring sosial
Facebook. Lewat pasal blasphemy, dia dinyatakan bersalah menghina Islam.
Transisi ke kanan?
Ahli Indonesia asal Amerika, R. William Liddle menyebut adanya kecenderungan yang mencemaskan dalam politik Indonesia.
“Partai tengah seperti Golkar dan Demokrat semakin ke kanan. Itu lebih
berbahaya, karena menyangkut perlindungan terhadap minoritas. Saya
melihat di masa depan, kelompok seperti Ahmadiyah dan Syiah semakin
terancam karena mereka tidak mendapat perlindungan, baik dari polisi
maupun sistem politik“ kata William Liddle kepada Deutsche Welle.
“Partai-partai politik tidak memberikan reaksi keras mengecam kasus-kasus intoleransi,“ kata Novriantoni Kahar.
The Wall Street Journal mencatat paling tidak ada 350
pemerintahan daerah Indonesia yang memberlakukan Peraturan Daerah
Syariat Islam. Produk hukum itu lolos di parlemen lokal karena antara
lain dukungan dari partai tengah yang ingin menarik simpati umat Islam.
Lebih mencemaskan lagi karena kecenderungan untuk bergerak ke kanan
diikuti sikap publik yang semakin bisa menerima kekerasan. Jajak
pendapat Yayasan Indonesia Tanpa Diskriminasi menemukan bahwa hampir
satu dari empat orang Indonesia bisa mentolerir kekerasan untuk
menegakkan apa yang mereka yakini sebagai prinsip agama.
Kekerasan transisional memang banyak terjadi di negara yang mengalami
transisi dari otoritarianisme menuju negara demokrasi, kata Novriantoni
Kahar sambil memberi contoh kekerasan sektarian yang kini marak di
Mesir, Libya atau Tunisia.
“Tapi masalahnya, kekerasan primordial ini terlalu lama terjadi di
Indonesia yang sudah lebih dari satu dekade mengalami transisi,“ pungkas
Novriantoni Kahar.
http://www.dw.de/lukisan-mooi-indie-yang-pudar/a-16621119
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.