Petaka Montara diklaim PTTEP Australasia secara salah
| 5.074 Views
Tim tersebut telah mengabaikan makna dan nilai kemanusiaan dari penduduk di sekitar laut yang tercemari."
Kupang (ANTARA News) - Petaka tumpahan minyak di Laut Timor pada
Agustus 2009 selama ini diklaim secara salah oleh perusahaan pencemar
PTTEP Australasia hanya untuk menuduh ketidakseriusan pihak
Jakarta-Canberra dalam mengatasi masalah tersebut, kata Ketua Dewan
Riset Daerah NTT, Pater Gregor Neonbasu SVD, PhD.
"Meledaknya kilang minyak Montara tidak hanya memuntahkan minyak mentah, tetapi juga zat timah hitam bercampur bubuk kimia dispersant
jenis Corexit 9500 dan 9572 yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia dan ekosistem laut," kata rohaniawan Katolik itu kepada pers di
Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu.
Antropolog dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu
mengemukakan pandangannya untuk mengenang tragedi pencemaran Laut Timor
akibat meledaknya kilang minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor
pada 21 Agustus 2009.
"Sudah empat tahun tragedi pencemaran minyak terbesar di dunia ini
berlalu, tetapi belum nampak ada tindakan nyata dari pemerintah
Indonesia maupun Australia, serta perusahaan pencemar PTT Exploration
and Production (PTTEP Australasia) untuk mengambil tindakan pemulihan,"
ujar Neonbasu.
Ia mengemukakan, "Yang kita butuhkan sekarang
adalah upaya konkret untuk menelusuri berbagai ekses, terutama kesehatan
masyarakat di pesisir NTT yang telah bergejolak secara liar dan
memprihatinkan dewasa ini".
"Laut Timor yang tadinya bersahabat tiba-tiba menjadi ganas, bukan
karena kesalahan alam yang menghindari manusia sebagai sahabatnya,
melainkan karena ulah manusia ketika gagal mengendalikan sumur minyak
Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor," ujarnya.
Antropolog itu
menyatakan, petaka tumpahan minyak yang kemudian dikenal dengan sebutan
"Montara Timor Sea Oil Spill Disaster", ternyata diklaim seakan-akan
tidak ada yang berbahaya.
Padahal, ia menilai, hal itu hanya
untuk memperlihatkan ketidakseriusan dan usaha sungguh-sungguh pihak
Jakarta maupun Australia..
Nampaknya, kata Neonbasu, Pemerintah Australia dan PTTEP AA/PTTEP
Australasia selaku operator dan pemilik ladang minyak dan gas Montara
Sea Drill Norway Pty.Ltd mengambil sikap yang sama dengan Pemerintah
Indonesia.
Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan
Minyak di Laut yang dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 109 Tahun 2006
yang kemudian membentuk Tim Advokasi Pencemaran Laut Timor guna
menyelesaikan petaka tersebut, dinilainya, gagal total dalam menjalankan
misinya sebagai mediator.
"Tim tersebut telah mengabaikan makna dan nilai kemanusiaan dari
penduduk di sekitar laut yang tercemari. Pihak yang berwajib, semisal
pemerintah, tidak lihai memberi jaminan kesehatan kepada penduduknya,
yang telah selama empat tahun tenggelam dalam amukan petaka," ujarnya.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan petaka tumpahan minyak di
Laut Alaska, Amerika Serikat (AS) pada 1989 dan tumpahan minyak di Teluk
Mexico pada 2010, Montara yang telah mencemari sedikitnya 90.000 km2
Laut Timor itu, justru lebih hebat dan sangat dahsyat.
"Petaka Alaska, kendati tidak sedahsyat Laut Timor, namun serta
merta ditangani secara serius oleh Pemerintah Amerika Serikat yang
hingga kini sudah selama 24 tahun, masih terus diperhatikan untuk upaya
pemulihannya karena belum tuntas seratus persen," katanya.
Robert B. Spies, salah seorang ahli perminyakan dari AS dan utusan
khusus Presiden Barrack Obama untuk meneliti kasus pencemaran minyak di
Laut Timor, mengatakan bahwa hal yang menonjol dari petaka Alaska adalah
respek yang tinggi dari pemerintah AS dalam upaya pemulihan.
"Pemerintah AS lebih mengabdi pada nilai-nilai kemanusiaan penduduk
yang bermukim di kawasan yang terkena bencana untuk mendapat pelayanan
jangka pendek, menengah dan panjang sebagai percikan dari akibat
tercemarnya lautan pada kawasan yang kena musibah," katanya.
Dalam kasus pencemaran Laut Timor ini, ia menambahkan, tidak hanya
warga masyarakat yang terkena dampak langsung akibat pencemaran laut
itu, tetapi juga pemerintah Indonesia karena persoalannya sudah
mengglobal, dan telah muncul tanggapan miring dan cemooh dari mana-mana.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013
http://www.antaranews.com/berita/392207/petaka-montara-diklaim-pttep-australasia-secara-salah?utm_source=related_news&utm_medium=related
Penulis : drs.Simon Arnold julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.